BAB 4 Kabar Tentang Alya

Aku pastikan kita akan sering bertemu.

Satu pesan yang ditulis di secarik kertas diterima oleh Reni. Ia masih memegang kertas pesan itu. Meskipun tidak ada nama pengirimnya, namun Reni tahu, siapa yang mengirimkan pesan untuknya.

Sejak kedatangan pelanggan baru siang tadi, Reni tampak diam dan tak banyak bicara. Setidaknya itulah yang dilihat Alya dari sahabatnya itu.

Alya melangkah perlahan menghampiri Reni, karena masih merasakan sakit di kakinya.

“Pesan dari siapa, Ren?” tanya Alya saat sudah berada di dekat Reni.

Reni meremas kertas yang berisi pesan dari Dena kemudian membuangnya ke tempat sampah yang ada di bawah meja.

"Bukan dari siapa-siapa," jawab Reni.

"Kenapa kamu buang? Aku juga, kan, pingin tahu apa isi pesannya. Hayo dari siapa?"

“Dari pelanggan baru mbak. Cowo. Ganteng, deh, Mbak.” Asih yang berdiri di samping Reni menjawab, karena dialah yang menerima pesan itu untuk sahabatnya itu. Ia tampak bersemangat saat menceritakan lelaki dengan penampilan rapi dan cool, meski tangannya sibuk meracik minuman untuk pelanggan café.

“Oh, ya?” tanya Alya.

“Selesaiin aja kerjaan lo, Asih!” suruh Reni sinis.

Asih pun buru-buru menyelesaikan meracik minuman dan membawanya ke meja pelanggan.

“Cowo yang tadi duduk sendiri itu? Aku liat sih, pas kamu berdebat sama dia. Wah, sepertinya dia suka sama kamu!” goda Alya.

“Gue gak ada waktu ya buat ngeladenin dia, Al,” ujar Reni sambil melangkah ke arah dapur.

“Lho... memangnya kenapa? Aku penasaran apa isi pesannya. Sepertinya dia memang suka sama kamu, Ren. Apa dia ngajak ketemuan? Atau… kamu memang kenal sama dia ya?” Alya terus menerka-nerka dan berpikir tanpa menyadari Reni yang diajak bicara ternyata sudah masuk ke dapur.

“Ren… Reni!” teriak Alya memanggilnya.

Reni tidak mendengarkan ocehan Alya. Ia memilih ke dapur untuk membuat cake.

Biasanya, Alya yang akan membuat cake untuk dijual di café. Hanya saja saat ini dia butuh istirahat agar cedera pada kakinya cepat sembuh.

“Yaah… dia malah pergi,” ucap Alya lesu Merasa diabaikan teman baiknya itu, Alya pun kembali ke meja kerjanya untuk merapikan pekerjaan. Ia harus segera pulang selagi hari masih siang untuk menemui seseorang di klinik.

Seusai solat Zhuhur nanti, ia akan pergi ke klinik, tempat ia dirawat semalam. Ia pun akan membuat janji terlebih dahulu dengan dokter di sana melalui telpon.

* * * * *

“Dari mana aja, lo, jam segini baru balik,” omel Rendi. Ia tampak kesal karena orang yang ditunggunya sejak pagi, baru menampakkan batang hidungnya.

“Jangan marah dulu, bro! Tadi gue mampir dulu ke café buat isi perut gue. Ini ... gue bawain cake dari café itu. Lo pasti ketagihan makan kuenya,” ujar Dena sambil menyodorkan paper bag berisi kue yang dibelinya tadi.

Rendi mengeluarkan kotak berisi cake red velvet kesukaannya lalu membukanya. Ia mencubit sedikit bagian sudut cake itu dan memasukan ke mulutnya. Rendi tampak menikmati.

“Gimana rasanya, Bro? Enak?”

“Ini buat gue,” ujar Rendi seraya mengangkat kotak kue dan memakannya dengan lahap.

Dena berdecak melihat atasannya bertingkah seperti anak kecil saat menginginkan kue itu.

“Lo gak ada wibawanya ya kalo lagi makan cake kesukaan lo,” desis Dena.

Rendi tidak menghiraukan ucapan Dena. Ia fokus menikmati cake terenak yang baru ia makan. Dena tidak tau, ia sudah melewatkan makan siang karena menunggunya.

“Ya udah buat lo semua. Gue pamit ke ruangan gue,” ucap Dena.

Rendi hanya mengibaskan tangan sebagai tanda Dena boleh keluar.

“Hah…dasar pemuda itu!” umpat Dena sambil berlalu keluar dari ruangan atasannya menuju ruangan kerjanya.

Dena tergolek lemas dan menghempaskan tubuhnya di sofa ruangannya, untuk berbaring sejenak. Hari ini ia lelah sekali mencari tahu tentang gadis yang Rendi sukai.

Saat Dena akan memejamkan matanya, tak lama telpon di ruangannya berdering. Panggilan dari Winda, sekretaris Rendi. Ia bangkit untuk menerima panggilan.

“Ya, ada apa, Win?” tanya Dena malas.

“Mas Dena, ditunggu Mas Rendi di ruangannya,” ucap Winda.

Dena tampak kesal. Ditutupnya gagang telpon dengan kasar.

“Arrghh… Rendi sialan!” umpat Dena lagi. Dengan malas ia berjalan ke luar ruangan menuju tempat Rendi di atas. Ia harus melewati beberapa lantai untuk sampai ke sana dengan menggunakan lift.

“Kenapa lo tadi nyuruh gue keluar, kalo lo masih butuh gue?” tanya Dena ketika ia sudah berada di ruangan Rendi kembali. Ia mendaratkan bokongnya di kursi depan meja kerja Rendi. Dilihatnya kotak kue yang dibawanya tadi sudah ludes, tak bersisa.

“Cake sebanyak itu dia habiskan sendiri? Heh, banyak juga makannya lelaki ini,” sindir Dena pelan, tapi masih terdengar oleh Rendi.

“Gue masih bisa dengar lo ngomong apa,” tukas Rendi sambil membuka kulkas kecil dekat mejanya.

Dena memasang tampang tidak suka pada temannya yang pemaksa itu.

“Sebaiknya lo minum dulu, gue tau lo capek!” suruh Rendi sambil melemparkan softdrink kemasan kaleng ke arahnya, dan dengan sigap Dena menangkapnya.

Rendi kembali duduk di kursinya.

“Lo, mau apa lagi, Ren?” tanya Dena kesal.

“Lo punya hutang cerita sama gue tentang gadis yang gue cari. Gimana? Lo udah cari tau tentang gadis itu?”

Dena menggendikan bahu sebagai tanda ia belum berhasil mencari informasi tentang Alya.

Rendi menyandarkan punggungnya lesu, kehilangan kembali jejak gadis yang sudah menyita pikirannya selama ini.

“Tapi gue dapetin namanya.”

Rendi kembali bangkit bersemangat dan terduduk tegap.

“Really? Siapa nama gadis itu?” tanyanya tak sabar.

“ALYA”

“Alya…. Alya,” gumam Rendi sembari memegang dagu. “Hhm… nama yang bagus.”

Dena memberi tahu Rendi, bila ia sudah menyuruh orang untuk mencari informasi lengkap tentang Alya. Kalau bukan karena Rendi yang sudah mengangkatnya dari jurang kemiskinan hingga seperti ini, mungkin Dena tidak akan pernah mau membantunya mencari gadis itu.

Rendi merasa senang, walau ia baru mendapatkan nama gadis yang disukainya. Ia teringat kejadian semalam, ketika melihat ada orang yang mengikuti gadis itu. Ia pun memutuskan untuk menyewa jasa keamanan atau bodyguard untuk mengawasi dan menjaga Alya dari kejauhan, kemana pun gadis itu pergi. Dan pastinya, Dena yang menghubungi jasa keamanan itu.

“Thank you, sob!” ucap Rendi ketika Dena berhasil menelpon jasa keamanan yang disewanya untuk mengikuti sekaligus mencari informasi tentang gadis yang bernama Alya.

“Sob… sob, emang gue sobri,” ujar Dena masih dengan raut kesal.

Rendi tertawa melihat raut wajah temannya. Namun seberapa pun Rendi membuatnya kesal, ia tidak pernah bisa marah pada laki-laki itu. Tak lama tawa pun menular pada Dena dan menggema ke seluruh ruangan. Menghadirkan kehangatan dari dua sahabat yang sudah berteman sejak SMA.

* * * * * *

Terpopuler

Comments

lilis nuryanti

lilis nuryanti

Sudah kebayang pasti Rendi kaya Vincenzo 🙈🙈🙈

2021-04-14

1

Nuraeni Wahdah

Nuraeni Wahdah

aku suka..aku suka

2021-04-11

1

💞Khanza💞

💞Khanza💞

like.... 😊

2021-03-10

3

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 Mengikuti
2 BAB 2 Boss Cafe
3 BAB 3 Mencari Informasi tentang Alya
4 BAB 4 Kabar Tentang Alya
5 BAB 5 Dokter Chandra
6 BAB 6 Dua Tahun yang Lalu....
7 BAB 7 Penyakit yang Diderita Alya
8 BAB 8 Kedatangan Rendi di Cafe
9 BAB 9 Mencari Alya
10 Menemukanmu
11 Dia Tak Mengenaliku
12 Kedatangan Chandra ke Rumah Rendi
13 Prosopagnosia
14 Penjelasan Rendi
15 Lelaki Misterius
16 Panti Asuhan Bunda
17 Ungkapan Perasaan Rendi
18 Larangan Ibu
19 Ibu Sakit
20 Pengobatan Ibu
21 Permintaan Rendi
22 Bertemu Mama Rendi
23 Bertemu Mama Rendi (2)
24 Ada Apa dengan Papa
25 Rindu Alya
26 Kegundahan Alya, Kegelisahan Rendi
27 Kebenaran yang Menyakitkan
28 Sebuah Rahasia
29 Alya Hilang
30 Lelaki Itu....
31 Penculik Alya
32 Dendam Lama
33 Penyelamatan Alya
34 Kebenaran yang Lain
35 Anak Mama
36 Ibu Kritis
37 Benci Ayah
38 Kehangatan Keluarga
39 Malam Pertama
40 Masakan Alya
41 Pergi ke Butik
42 Menikah?
43 Wanita Masa Lalu Rendi
44 Anggun Puspa Dewi
45 Kejutan untuk Alya
46 Anggun dan Rendi
47 Mimpi yang Mengerikan
48 Seraut Wajah Itu...
49 Aku yang Bertanggung Jawab
50 Meminta Penjelasan
51 Hari Pertunangan
52 Tamu Tak Diundang
53 Rendi Kecelakaan
54 Alya Siuman
55 Melanjutkan Hidup
56 Berkunjung ke Makam Rendi
57 I'm Sorry, Alya!
58 Maruli Sagara
59 Bertemu Kembali
60 Bayang Ruly
61 Duma Cinta Abang
62 Fitnah Duma
63 Ingatan Maruli
64 Penyerangan Terhadap Maruli
65 Kembali Ingat
66 PULANG KE JAKARTA
67 Acara Lamaran
68 Rencana Rendi
69 Sopir Pribadi Alya
70 Lelaki Licik
71 Malaikat Penyelamat
72 Kenangan Rendi
73 Chandra Kembali Datang
74 Kedatangan Duma
75 73. Chandra Kembali Datang
76 74. Desiran
77 75. Kedatangan Duma
78 76. Makan Malam
79 Hari Pernikahan
80 Pernikahan Alya dan Rendi
81 Malam Ini Bersamamu
82 Kepergok
83 Minta Izin
84 Pertengkaran di Pagi Hari
85 Keputusan Rendi
86 Maaf
87 Penjambretan
88 Pertemuan di Proyek
89 Menemui Chandra
90 Mencari Tahu (1)
91 Mencari Tahu (2)
92 Perang Dingin
93 Sebuah Alasan
94 Keinginan Alya
95 Acara Syukuran
96 Salah Paham
97 Liburan
98 Bertanding
99 Jalan-Jalan (END)
100 Kata Author
101 Extra Part 1
102 Extra Part 2
103 Extra Part 3
104 Extra Part 4
105 Extra Part 5 (Beneran Ending)
Episodes

Updated 105 Episodes

1
BAB 1 Mengikuti
2
BAB 2 Boss Cafe
3
BAB 3 Mencari Informasi tentang Alya
4
BAB 4 Kabar Tentang Alya
5
BAB 5 Dokter Chandra
6
BAB 6 Dua Tahun yang Lalu....
7
BAB 7 Penyakit yang Diderita Alya
8
BAB 8 Kedatangan Rendi di Cafe
9
BAB 9 Mencari Alya
10
Menemukanmu
11
Dia Tak Mengenaliku
12
Kedatangan Chandra ke Rumah Rendi
13
Prosopagnosia
14
Penjelasan Rendi
15
Lelaki Misterius
16
Panti Asuhan Bunda
17
Ungkapan Perasaan Rendi
18
Larangan Ibu
19
Ibu Sakit
20
Pengobatan Ibu
21
Permintaan Rendi
22
Bertemu Mama Rendi
23
Bertemu Mama Rendi (2)
24
Ada Apa dengan Papa
25
Rindu Alya
26
Kegundahan Alya, Kegelisahan Rendi
27
Kebenaran yang Menyakitkan
28
Sebuah Rahasia
29
Alya Hilang
30
Lelaki Itu....
31
Penculik Alya
32
Dendam Lama
33
Penyelamatan Alya
34
Kebenaran yang Lain
35
Anak Mama
36
Ibu Kritis
37
Benci Ayah
38
Kehangatan Keluarga
39
Malam Pertama
40
Masakan Alya
41
Pergi ke Butik
42
Menikah?
43
Wanita Masa Lalu Rendi
44
Anggun Puspa Dewi
45
Kejutan untuk Alya
46
Anggun dan Rendi
47
Mimpi yang Mengerikan
48
Seraut Wajah Itu...
49
Aku yang Bertanggung Jawab
50
Meminta Penjelasan
51
Hari Pertunangan
52
Tamu Tak Diundang
53
Rendi Kecelakaan
54
Alya Siuman
55
Melanjutkan Hidup
56
Berkunjung ke Makam Rendi
57
I'm Sorry, Alya!
58
Maruli Sagara
59
Bertemu Kembali
60
Bayang Ruly
61
Duma Cinta Abang
62
Fitnah Duma
63
Ingatan Maruli
64
Penyerangan Terhadap Maruli
65
Kembali Ingat
66
PULANG KE JAKARTA
67
Acara Lamaran
68
Rencana Rendi
69
Sopir Pribadi Alya
70
Lelaki Licik
71
Malaikat Penyelamat
72
Kenangan Rendi
73
Chandra Kembali Datang
74
Kedatangan Duma
75
73. Chandra Kembali Datang
76
74. Desiran
77
75. Kedatangan Duma
78
76. Makan Malam
79
Hari Pernikahan
80
Pernikahan Alya dan Rendi
81
Malam Ini Bersamamu
82
Kepergok
83
Minta Izin
84
Pertengkaran di Pagi Hari
85
Keputusan Rendi
86
Maaf
87
Penjambretan
88
Pertemuan di Proyek
89
Menemui Chandra
90
Mencari Tahu (1)
91
Mencari Tahu (2)
92
Perang Dingin
93
Sebuah Alasan
94
Keinginan Alya
95
Acara Syukuran
96
Salah Paham
97
Liburan
98
Bertanding
99
Jalan-Jalan (END)
100
Kata Author
101
Extra Part 1
102
Extra Part 2
103
Extra Part 3
104
Extra Part 4
105
Extra Part 5 (Beneran Ending)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!