Seusai melaksanakan solat zhuhur dan menyelesaikan pekerjaannya, Alya pamit pada Reni dan pegawai lain untuk pergi ke klinik. Ternyata klinik itu adalah tempat ia dirawat semalam juga tempat praktek dokter kenalannya. Gadis itu akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut pada cedera kakinya.
Sambil menunggu ojeg online, ia mengirim pesan W******p pada Chandra, temannya yang seorang dokter, untuk memastikan keberadaannya.
Alya memang sering datang ke klinik untuk berobat bila ia sakit, tak heran para suster dan dokter di sana sudah sangat mengenalnya.
Me : Mas, hari ini ada di klinik ‘kan?
Chandra : Iya, kamu kenapa, Al? Penyakit kamu kambuh lagi?
Me : Ngga mas, aku mau periksa kaki aku.
Chandra : Kaki kamu kenapa?
Me : Nanti aku ceritain di klinik.
Chandra : Ya, udah cepat kemari, biar Mas periksa.
Me : Oke, mas.
Setelah mendapat jawaban dari Chandra, Alya segera menuju ke klinik menaiki ojeg online yang beberapa detik lalu sampai.
Sesampainya di klinik, Alya melakukan pemeriksaan. Chandra memberikan sedikit terapi pada kakinya, agar saraf kaki Alya tidak kaku.
“Coba putar kaki kamu ke kanan lalu putar ke arah sebaliknya, perlahan saja!”
Alya yang duduk di ranjang klinik dengan kakinya menjuntai ke bawah, mengikuti instruksi yang diberikan Chandra. Ia menggerak-gerakkan kaki kanannya.
“Masih sakit?”
”Sedikit.”
“Okeh, cukup!”
Alya turun dari ranjang dan duduk di kursi yang ada di depan meja Chandra.
“Gimana hasilnya, mas?”
“Untung kamu sudah diurut, jadi gak ada masalah pada saraf kakimu. Teman kamu pintar memijat juga, ya,” puji Chandra soal Reni, karena sebelumnya Alya bercerita sudah diurut oleh temannya itu.
“Mas kasih pereda nyeri aja, ya.” Chandra menuliskan resep untuk Alya bisa mengambil obatnya di depan.
“Makasih ya, Mas!” ucap Alya sambil beranjak menuju pintu.
“Cepat sembuh, ya, jaga kesehatan kamu! Kamu masih melakukan terapi yang mas sarankan, ‘kan?” tanya Chandra sekaligus mengingatkan.
Alya mengurungkan membuka pintu karena masih harus menjawab pertanyaan dokter yang merawatnya beberapa tahun ini.
"Iya, mas, kamu gak usah khawatir. Sedikit-sedikit aku mulai mengenal orang-orang di sekitarku, walau aku tidak bisa melihat ekspresi wajah mereka sebenarnya,” terang Alya
“Bagus kalo begitu, kamu sudah banyak perkembangan. Teruslah berusaha untuk sembuh!”
Alya tersenyum miris, mana mungkin sakitnya bisa disembuhkan, karena sejauh ini memang belum ada teknologi kedokteran yang dapat membantu penyembuhannya. Namun, Alya bersyukur. Ternyata orang-orang di sekitarnya begitu menyayanginya. Ia pun pamit keluar untuk menebus obat di counter depan klinik tersebut.
Alya tidak menyadari ada sepasang mata memperhatikannya saat ia keluar dari klinik, dan terus mengikutinya hingga ia sampai ke rumahnya sore itu.
*****
“Kamu ketemu dokter Chandra, kok gak ajak ibu?” gerutu ibu ketika Alya memberitahukan bahwa ia baru saja bertemu Chandra di klinik.
“Aku tadi sekalian pulang dari café, Bu, buat periksa kaki aku. Ini juga aku ijin untuk pulang cepat. Lagian ibu juga sibuk di rumah. Lihat! Begitu banyak pesanan kue ibu.” Alya mengitari pandangannya ke ruang keluarga yang penuh kotak dan kue-kue hasil buatan sang ibu.
Ibu memberengut. Ya begitulah ibu, selalu ingin bertemu dengan Chandra bila Alya ke kliniknya. Bu Rina tidak pernah lupa akan jasa dokter itu. Dokter yang telah merawat putrinya selama ini.
Saat Alya di rumah sakit, dokter muda itulah yang menangani Alya dalam kecelakaan dua tahun lalu. Ia yang merawat putrinya. Hingga saat ini pun, dokter muda itu masih memperhatikan perkembangan sakit yang diderita sang putri.
Sekarang ia tidak merasa khawatir bila terjadi sesuatu pada Alya, karena Chandra, dokter yang merawat Alya selama ini, berada di dekatnya. Dokter itu membuka klinik di daerah tempat tinggal Alya. Dengan bantuan Chandra pula, Alya belajar mengenali orang-orang di sekitarnya, sehingga ia dapat berinteraksi secara normal.
Alya sangat mengenal dokter Chandra. Karena memang Chandra -lah, dokter yang hanya ia kenali setelah dirinya sembuh. Walau hingga sekarang tidak mengetahui bagaimana rupa dokter laki-laki itu.
“Sepertinya ibu harus tambah pegawai lagi, Bu,” saran Alya kemudian.
“Ah… gak usah, Al! Diman sama Ayu juga udah cukup. Mereka juga cepat kerjanya,” tolak ibu.
Diman dan Ayu yang sibuk mengemas kue, mengalihkan pandangan pada Alya. Diman dan Ayu adalah pasangan muda yang belum lama menikah yang merupakan tetangga mereka juga. Bu Rina mempekerjakan mereka berdua untuk membantu kehidupan ekonomi mereka yang kekurangan.
“Iya, Al, kami masih bisa bantu, kok. Kamu tenang aja!” ucap Ayu meyakinkan, disetujui Diman dengan anggukan dan senyuman. Mereka kembali mengemas kue-kue untuk dihantar ke acara syukuran kelahiran cucu pertama Pak Rw malam ini.
Alya duduk membantu Diman dan Ayu mengemas kue. Sementara sang ibu membereskan dapur. Ia melihat Bu Rina menyeka keringat yang mengucur di dahinya, sambil membersihkan meja dapur dari sisa taburan terigu juga bahan kue lainnya.
“Aku tinggal ya,” ucap Alya pada Ayu dan Diman. Mereka berdua mengangguk.
Alya berdiri dan menghampiri sang ibu untuk membantunya.
“Biar aku aja, Bu.” Alya hendak mengambil lap di tangan ibunya, tapi Bu Rina menolaknya.
“Kamu duduk saja, kaki kamu masih sakit!”
“Aku sudah lumayan baikan, Bu. Gak usah khawatir. Reni sudah mengurut kakiku, Mas Chandra juga sudah kasih obat pereda nyeri.”
“Kamu ini. memang anak ibu yang pemaksa.”
“Aww… sakit, Bu!” Alya mengusap hidungnya yang dicubit sang ibu. Bu Rina memeluk putrinya hangat.
Diman dan Ayu terharu melihat kedekatan ibu dan anak yang begitu hangat. Mereka sudah melewati masa sulit sejak dua tahun tahun lalu.
Bu Rina sangat menyayangi Alya dan tidak ingin kehilangan putri semata wayangnya.
Kilatan bayangan kecelakaan itu muncul. Kecelakaan yang merenggut nyawa suami dan anak bungsunya, juga Alya yang harus menderita cedera pada otaknya, sehingga membuatnya tidak dapat mengenali wajah seseorang.
*****
Bantu like and vote, juga komennya. Tentunya masih banyak kekurangan dalam penulisan naskah cerita ini, mohon kritik dan saran agar lebih baik, makasih🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments
ennita
aku mampir membawa bom 5 like...
2021-08-05
1
AdeOpie
maksudnya gimana Thor mengenal tapi ngga tau tampang wajah kaya gimana?
2021-07-27
2