Kau Dan Aku Dipertemukan Tanpa Bisa Bersatu
Setiap manusia dapat memilih dengan siapa dia bisa menikah.
Tapi manusia manapun takan pernah bisa menentukan pada siapa dia jatuh cinta…
Seperti itu peribahasa yang dapat aku jadikan sebagai kalimat kiasan untuk kisah ini.
Adelia Puteri, itu namaku…
Aku yang kembali jatuh cinta untuk yang ke sekian kalinya…
Cinta dan hangatnya kasih sayang, kembali dapat ku rasakan setelah kebekuan hati dan kekosongan fikiranku selama ini.
Sayangnya semua kehangatan dan perhatian itu bukan dari laki-laki yang sudah menikahiku, semuanya itu terjadi tanpa bisa aku hentikan, rasa yang tumbuh dengan sendirinya tanpa ku tanam.
Walaupun aku selalu tersakiti sebab pilihan jalan hidupku sendiri, tapi aku selalu tak memiliki keberanian untuk mengakhiri semuanya.
Aku yang harus kuat menahan rasa cemburu, ketika dia sedang bersama pemiliknya.
Aku yang harus selalu menahan rindu, karena tak dapat melampiaskan segalanya setiap waktu.
Salah ???
Iya memang salah, tapi aku tak dapat menolaknya, karena semua yang dia berikan adalah sesuatu yang aku butuhkan, yang tak dapat aku rasakan lagi dari orang yang aku harapkan.
…
Jika laut membuat ombak,
Maka pantai menjadi akhirnya.
Jika langit turunkan hujan,
Maka tanah kan jadi penampungnya.
Cinta yang selalu diagung-agungkan banyak orang itu tak selalu menghasilkan kebahagiaan, walaupun ketika jatuh cinta semua terasa indah.
Beberapa diantaranya merasa tertekan dan tersiksa oleh cinta yang dirasakan.
Maka definisi cinta adalah rasa yang tak selalu tentang bahagia, karena sengsara pun ada didalamnya, yang sudah pasti keluar diwaktu yang tepat.
Adelia sudah menjalani rumah tangga selama belasan tahun lamanya, jelas dia sudah tau tentang pribadi suaminya juga sifat dan kebiasaannya.
Adel pun sudah hatam cara untuk menghadapi dan mengatasinya harus bagaimana.
Yang dia belum tau dari suaminya adalah sisi lain suaminya ketika berada diluar rumah, karena Adel selalu menanamkan kepercayaan yang kuat pada Geo sejak awal pernikahan mereka.
Geo, menurut penilaian istrinya adalah bukan tipikal cowo yang gampang ditebak, dia seorang laki-laki pendiam.
Jarang sekali mereka berbincang jika tak ada hal yang memang harus dibicarakan.
Geo adalah mahluk pekerja keras yang tak pernah menyerah dalam segala hal, apapun itu, jika dia ingin lakukan pasti dia usahakan, sesulit apapun resiko yang harus dihadapinya.
Romantis ???
Ngga sama sekali,
Jarang Adel mendapatkan keromantisan dari seorang Geo Anggara Putra.
Geo berwajah tampan, bermata tajam, berkulit putih, nilai perfect untuk seorang cowo berumur 40 tahun itu….
Dari dulu Geo bukan tipikal cowo yang neko-neko, penampilannyapun ngga pernah aneh-aneh, selalu tampil apa adanya dan itu adalah nilai plus yang dimiliki Geo, hingga Adelia mau dinikahinya.
Adelia adalah wanita pertama dan satu-satunya wanita yang berhasil membuat Geo bertekuk lutut, tapi bukan karena Geo ngga punya pacar, jangan salah, Geo dulu termasuk jajaran cowo ideal dikampusnya, dia juga berpacaran seperti cowo yang lain, bahkan mantan pacar Geo berderet dari timur ke barat.
Hanya saja dari deretan gadis-gadis itu, Adelia lah yang mampu membuat Geo merasa sempurna dalam hidupnya.
Mereka memutuskan untuk menjalani hidup bersama dengan landasan cinta yang mereka rasakan di kedua belah pihak saat itu.
Malam itu Geo sudah terlelap dalam tidurnya, Adelia masih anteng dengan drama kesukaannya, tiba-tiba handphone Geo bergetar, terlihat notifikasi whatsapp dilayar, Adelia yang sedang duduk bersantai, iseng dia membuka chat itu, Sea nama orang yang mengirimkan chat itu.
“Aku kangen kamu….”
kata Sea dalam tulisan whatsapp nya.
Mata Adel terbelalak membacanya, tapi dia berusaha mengendalikan dirinya.
Sebenarnya hal seperti itu bukan kali pertama dia temukan, bahkan Adelia sering membaca chatingan suaminya bersama nama itu dan nama-nama yang lainnya.
‘Sebelum aku lihat dengan mata kepalaku sendiri, aku masih mempercayainya’
Gumam Adelia didalam hatinya.
Selama usia pernikahan, mereka tak pernah mengusik kehidupan pribadi masing-masing.
Geo dengan kesibukan dan sisi lainnya.
Demikianpun dengan Adelia.
Tapi untuk kali ini Adelia merasa geram dengan tingkah wanita bernama Sea itu, mungkin karena terlalu seringnya dia menemukan chat dari nama itu, dibalasnya chat itu.
“Anda kangen sama siapa ?”
balas Adel dalam chatnya.
Sea tak membalas, sampai Adel tak sabar dan mengirimkan kembali chat berikutnya.
“Suami saya ?”
tulis Adel kembali.
Sea langsung off dari whatsapp nya.
‘Coba saja anda lawan saya kalo berani’
ancam Adelia dengan geram, dia berbicara pada handphone suaminya itu.
Malam itu Adel tak dapat memejamkan matanya, fikirannya mulai terganggu dengan chat dari wanita bernama Sea itu, tapi dia tak berani menanyakan perihal siapa Sea itu kepada suaminya, karena Adelia sudah tau apa yang akan terucap dari mulut suaminya.
……
Keesokan harinya, seperti biasa, aktivitas Adelia yang harus berjibaku dengan urusan perabotan dan pakaian kotor sebelum berangkat ke tempat kerjanya.
Setelah rapih didaerah rumah yang merupakan kewajibannya, barulah Adel berangkat menuju tempat dimana dia mengais rupiah, bukan untuk mencari nafkah, dia hanya perlu mengisi waktu untuk melupakan semua hal yang selalu mengganggu fikirannya.
Aku harus punya kesibukan biar otakku selalu normal, katanya dalam hati.
……
Hari itu saat aku berjibaku dengan segala rutinitas dimeja kerjaku, seorang anak laki-laki datang menghampiri,
“Mbak sendirian aja…sibuk yah ?”
tanya anak itu padaku,
Umurnya sudah dapat ku pastikan bahwa dia jauh lebih muda dariku, dia juga termasuk anak baru disini, belum lama dia masuk ke perusahaan.
“Iya nih, nyiapin laporan bulanan biasa”
jawabku tanpa menolehnya,
Aku terus mengerjakan laporan yang udah mepet harus segera diserahkan ke atasan.
“Owh iya Mbak”
katanya sambil membuka-buka dokumen yang berserakan dimeja,
”Kamu sengaja kesini ?”
tanyaku lagi, ku lirik wajahnya yang masih terlihat unyu-unyu.
“Aku kesini disuruh Mbak Mega, disuruh bantuin Mbak disini”
jawabnya.
Belum juga sempat aku balas kata-kata anak itu tiba-tiba,
Treeeerrrttttt…..treeeerrrrrtttt…..
Handphone ku berbunyi, notifikasi whatsapp terlihat dilayar, kubuka chatnya, ternyata dari rekananku yang juga sedang bekerja digedung sebelah.
‘Del…lo sibuk banget ngga ? bisa kesini dulu sebentar, urgent nih’
Katanya dalam chat itu,
tanpa berfikir lagi aku berdiri dari tempat dudukku,
“Aku ada perlu dulu, kayanya besok aja diterusin lagi ngerjainnya, kamu besok kesini lagi yah, kan mau bantuin katanya”
kataku sambil ku berikan senyum alakadarnya.
“Mbak mau kemana ?”
Dia malah balik bertanya,
“Aku mau bantuin dulu kerjaan di gedung sebelah, katanya urgent”
jawabku sambil membereskan semua berkas yang masih berserakan dimeja. Anak itu pun membantuku merapihkan semuanya.
“Mau aku anterin Mbak ?”
tanyanya lagi.
Gedung satu dan Gedung dua emang agak jauh jaraknya, aku berfikir sejenak,
“Kamu ngga mau pergi kemana-mana lagi emang ?”
Aku bertanya lagi,
“Ngga Mbak, ayo aku anterin”
ajaknya lagi, tanpa berfikir panjang aku langsung naik ke motornya berangkat menuju ketempat dimana rekanku menunggu kedatanganku.
Tak membutuhkan waktu yang lama untuk seorang Adelia membereskan semuanya.
Sepulang dari pekerjaan yang terkadang sangat melelahkan, Adelia disambut dengan teriakan buah hatinya,
“Momy…..”
Pratama Anggara Putra memanggil Ibu nya.
Seketika rasa capek yang tadi menguras tenaga dan fikirannya hilang.
Adelia yang terkenal dengan ketomboyannya waktu sekolah, berubah jadi wanita anggun ketika dia sudah menjadi Ibu dari anak-anaknya.
Perubahan itu pun yang membuat Geo tak dapat melepaskan seorang Adelia.
Di dalam rumah Adelia layaknya seorang Ibu Rumah Tangga yang lainnya, membersihkan rumah, memasak dan mengurus anaknya.
Baginya wanita karir itu adalah wanita yang bisa menyeimbangkan antara pekerjaan dan kewajibannya.
Itulah keseharian seorang Adelia Puteri.
….
Deru nafas memburu menyeimbangkan gerakan yang dilancarkan seorang Geo, nafasnya mulai terengah, menahan gemuruh ombak yang bergulung dari dalam kalbu, mencoba menyelesaikan semuanya agar tercapai klimaks yang dapat melepaskan segala rasa dan hasrat dari segara kenikmatan yang tengah dinikmatinya berdua bersama dengan wanita yang sepertinya sudah lebih dulu berada dilangit ke tujuh.
Hening sesaat setelah erangan dari Geo menandakan finishing dari pelepasan semua gejolaknya…
Brukkkkk…. Badan tegap itu terlentang diatas kasur, tubuhnya basah berpeluh, nafasnya tak beraturan seperti habis marathon, saat itu sudah tengah malam, hanya denting jam dinding yang terdengar selain hembusan angin yang semilir.
Adelia bangkit lebih dulu dari tempat tidurnya.
Tangan Geo menarik kembali Adel kepelukannya,
“Disini dulu sebentar, aku masih kangen”
bisik Geo ke telinga istrinya itu.
Adel hanya tersenyum, dia membalas pelukan suaminya itu, Adel diam tak bergerak dalam pelukan, sampai akhirnya Geo terlelap.
“Kangenmu itu cuma sebulan sekali Mas”
kata Adel sambil memandangi wajah tampan yang sudah terlelap itu.
Terdengar dengkuran halus Geo, kelelahannya setelah berjibaku dengan rutinitas pekerjaannya dan baru saja Geo melakukan tugasnya memberikan nafkah batin untuk istrinya.
Walaupun intensitas pemberian itu sekarang sudah mulai jarang didapatkan oleh Adelia. Dan itu juga yang jadi pertanyaan Adelia sampai saat ini.
Perlahan Adel melepaskan pelukan suaminya itu, dia bergegas masuk ke kamar mandi, membersihkan tubuhnya.
Ketika kekhusuannya membersihkan tubuh, sekilas Adel mengingat tentang bagaimana Geo memperlakukannya dahulu yang sekarang sudah tak lagi dirasakannya.
Pertanyaan-pertanyaan yang selalu mengganggu fikirannya selama ini kembali muncul, wanita-wanita itu, chatingan-chatingan itu…..
Aaaaaarrrgggggghhhhhh…..
Lagi-lagi Adel berusaha untuk menyingkirkan semuanya, dalam hatinya berkata,
‘Aku harus bertahan untuk sebuah janji yang sudah aku tanamkan’.
Cepat Adel mengakhiri mandinya.
Tubuhnya sudah terasa segar dan wangi.
Segera dipakainya piyama tidur yang baru saja diambil dari lemari pakaiannya.
Setelah itu Adel membaringkan tubuhnya bersama anaknya yang sudah terlelap lebih dulu.
Waktu menunjukkan pukul 02.00, Adel memejamkan matanya, mengistirahatkan tubuh dan fikirannya.
…..
“Hai Mbak…”
Anak itu kembali menyapaku,
“Ayo kita berkolaborasi” kataku, sambil membawa setumpuk berkas laporan yang belum terselesaikan.
Dia mengikutiku dari belakang, sampai dimeja kerjaku kami duduk berdampingan mengerjakan laporan yang harus terselesaikan hari ini juga.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments
anggita
mampir sbentar 👍
2021-02-13
1