Perempuan….
Kau pasti tahu sakitnya cinta yang tak terkatakan.
Cinta yang hanya mampu didekap dalam bungkam, kata orang bahkan diam pun bisa berbicara.
Tapi, menurutku hal itu tidak berlaku dalam cinta.
Sebab cinta harus diekspresikan dan pantang dibawa diam.
Sebab cinta harusnya dinyatakan, lalu dibuktikan dengan sikap.
Begitu seharusnya cinta…..
Handphone Adel bergetar, mata Adel berhenti memandang laptopnya, bola matanya beralih melihat chat yang baru saja diterimanya.
‘Hai Mbak…. Makan siang bareng yuk’
tulisan dalam chat itu.
Adel mengernyitkan keningnya.
‘Ini anak lumayan juga nyalinya’
gumam Adel dalam hatinya, sambil tersenyum sendiri, tak urung dia pun membalas chat itu.
‘Hayu, bentar lagi aku selesai, mau kesini atau ketemu diluar ?’
balas Adelia,
‘Aku tunggu diluar aja ya Mbak’
jawab anak itu,
‘Siap’
balas Adel.
Kembali jari jemarinya menekan tuts laptop dan menyelesaikan pekerjaannya.
Bukan sekali itu dia bareng sama anak itu lagi, tapi hampir disetiap event perusahaan dia selalu bersama anak itu.
Diruangan itu hanya Adelia perempuan satu-satunya, jadi sudah dapat dipastikan dia selalu jadi pusat perhatian, secara semua yang ada disitu adalah mahluk berkelamin laki-laki.
Dia sering mendapatkan candaan dan gurauan dari teman-teman seruangannya.
Walaupun begitu, Adel tak merasa diistimewakan, dia hanya mau membaurkan diri dengan mereka jika memang suasananya sedang enak untuk bareng-bareng.
Jika tidak, Adel lebih banyak menyendiri.
Sejak kerjasama dengan Adelia, anak itu mulai menunjukkan perhatian dan keberaniannya dalam mendekati seorang Adelia Puteri.
Namun sayangnya Adelia bukan tipikal perempuan yang mampu luluh hanya dengan bujuk rayu dan gombalan laki-laki super alay.
Banyak sekali kata-kata manis yang selalu terkirim melalui chatingan, bahkan dari ucapan langsung anak laki-laki itu untuknya.
Tapi tak sedikitpun dapat menghangatkan hati dan mengisi kehampaan yang sudah dirasakannya sekian lama.
Semuanya dianggap sebagai canda gurau semata.
…..
“Mbak udah baikan sama suaminya ?”
Anak laki-laki itu memulai pembicaraan disela kunyahannya.
“Udah lah, ngga enak lama-lama musuhan sama orang yang serumah”
senyum anak itu terukir dibibir tipisnya.
“Ngapain senyum-senyum ?”
tanya Adelia, keningnya mengerut, hatinya sedikit tersinggung dengan senyuman itu.
“Maaf… Bukan maksud ngeledek Mbak, aku malah seneng ko kalian rukun lagi, semoga rukun terus ya Mbak”
ungkapnya lagi.
Adel hanya menjulurkan lidahnya.
Itu kata-kata klise yang selalu terucap dari mulut anak laki-laki itu.
Anak itu selalu tau ketika Adel sedang bertengkar dengan Geo, karena Adel sering curhat padanya.
Cinta bukanlah mencari pasangan yang sempurna, tapi menerima pasangan kita dengan sempurna….
Itu mungkin yang dimaksud olehnya, namun itu semua dinilai Adel hanya sebuah rangkaian kata saja, tanpa makna, tanpa ada yang sudah dapat membuktikannya.
Karena sejatinya setiap pasangan akan memiliki titik dimana kejenuhan dan rasa bosan menerpa setiap jiwa, tergantung bagaimana menyikapinya.
Hanya untuk jiwa yang memiliki mental baja yang dapat melewati semuanya.
Adelia terlalu banyak menerima luka.
Adelia terlalu banyak menerima kekecewaan.
Hingga tak ada lagi ruang dalam hatinya untuk meletakkan secercah cahaya yang dapat menerangi kegelapan dan kehampaan hatinya selama ini.
Belum ada yang mampu membuatnya luluh sampai saat ini.
Geo yang selalu terhindar dari kata perpisahan.
Dahulu karena materi yang selalu Geo bahas yang akhirnya mampu Adelia tuntaskan dengan tangannya sendiri.
Dan saat ini karena semata-mata kehadiran seorang Dwi Anggara Putri, yang menjadi sebuah benteng pertahanan bagi seorang Adelia untuk mempertahankan semuanya.
Walaupun akhirnya Adelia harus kehilangan semangatnya karena Dwi lebih dulu meninggalkannya.
Dulu Adelia layaknya seorang princes yang selalu mendapatkan perlakuan istimewa dari Geo.
Namun sejak Geo mengenal dunia luar dan sering bepergian ke luar kota, Geo mulai berubah.
Mungkin Geo menemukan hal-hal yang jauh lebih menarik daripada kebersamaannya dengan Adelia.
Hingga kini keistimewaan seorang Adelia sudah sirna.
Frustasi ???
Ya,. Adelia menutup rapat seluruh ruang dihatinya, tak ada lagi celah dalam hati seorang Adelia untuk cinta...
Dia nyaris tak mempercayai adanya rasa itu, walaupun dia dahulu merasakannya beberapa kali.
Untuk anak itu, Adelia sama sekali tak menganggap serius semua yang dikatakan dan dituliskannya.
Kenapa ???
Karena dia sudah beristri yang sudah melahirkan keturunannya.
Adelia hanya butuh teman untuk dia bercerita dan mengobrol mencari pelarian untuk rasa kesepiannya yang abadi, dengan anak itu saja dirasakan nyaman, tapi tidak lebih dari kenyamanan.
Walaupun mungkin anak itu menganggap semua lebih dari itu.
Entahlah…..
Yang jelas kebersamaan yang mereka jalin membuat Adel nyaman untuk bercerita dan sharing tentang apapun pada anak itu.
....
'Del... Tolongin temen aku, dia masuk Rumah Sakit, kecelakaan, tolong jagain sebentar sampai suaminya datang'
Geo mengirimkan chat pada istrinya.
Pulang dari tempatnya bekerja Adel bergegas menuju Rumah Sakit yang ditunjukkan Geo.
Sesampainya disana, terlihat seorang wanita sedang meringis kesakitan, Adel segera menghampiri wanita itu.
"Kakak... Kenapa bisa jatoh dari motor ?"
tanya Adel pada wanita yang terbaring lemah diatas ranjang Rumah Sakit itu.
Hany nama wanita yang dipanggil Adel dengan sebutan Kakak itu menerangkan kronologi kecelakaan yang menimpanya saat itu dengan sesekali dia meringis kesakitan.
Adel pun tak tega melihat keadaan teman suaminya itu.
Adelia menelpon Geo,
"Mas kamu dimana ?"
tanya Adel setelah sambungan telepon genggam nya diterima Geo.
"Aku lagi cari minum dulu buat Hany, kamu tungguin dulu dia, bentar lagi aku kesitu"
jawab Geo,
"Owh... Okey"
kata Adel singkat.
Setelah menutup sambungan teleponnya, Adel kembali menemani Hany.
Tak lama Geo datang diiringi suami Hany yang berjalan dibelakangnya.
Sony suami Hany menemui dokter dan menanyakan perihal keadaan istrinya, ternyata Hany harus dirujuk ke Rumah Sakit di Kota.
Mereka pun bersiap-siap untuk mengevakuasi Hany, termasuk Geo.
"Aku nganterin Hany ke Rumah Sakit Kota, kamu bisa pulang sendiri kan ?"
tanya Geo padaku.
Deggggg... Hati aku kesel dengan kalimat itu, kenapa mesti ikut sih, dia kan udah ada suaminya, gerutu Adelia dalam hatinya.
Tapi lagi-lagi Adelia tak dapat menahan kepergian Geo, dia hanya menganggukkan kepalanya.
Saat itu sudah pukul 21.00 Adelia kebingungan berada di sebuah Rumah Sakit sendirian, ojek udah ngga ada yang operasi saat itu.
Adelia mengeluarkan handphonenya, dia mencari-cari nama yang sekiranya bisa menjemput dia disana.
Jempolnya menekan satu nama...
Ya... Anak laki-laki itu... dia meneleponnya, berharap bisa menjemputnya dan mengantarkannya pulang kerumah.
"Kamu bisa jemput aku ngga ?"
tanya Adel.
"Iya Mbak, aku kesitu"
jawab anak laki-laki itu.
Adel tenang...
Dia menunggu kedatangan anak laki-laki itu.
Namun tak lama, anak laki-laki itu menelepon Adel,
"Mbak maaf aku ngga bisa jemput, istriku takut ditinggal sendirian"
dengan nada menyesal anak itu mengabarkan ketidak mampuannya untuk menjemput Adel.
Kembali hati Adelia terasa ada yang menonjok...
"Owh iya ngga apa-apa"
jawab Adel, dia berusaha untuk tetap tenang.
Adelia masih mondar mandir didepan ruang UGD,
'Duhhh gimana nihhh, gue nolongin orang, giliran gue sendiri ngga ada yang nolongin'
gerutunya...
Tiba-tiba dia ingat Adiknya.
Kembali Adelia menelepon, berharap kali ini adiknya menjadi penolong,
"Dek... Kamu jadi pulang ?"
tanya Adel pada Adik laki-laki nya.
"Jadi, ini lagi OTW, kenapa ?"
jawab Firman dengan suara gemuruh, jelas dia masih mengendarai motornya.
"Alhamdulillah... Jemput aku dong, aku di Rumah Sakit, mau pulang ngga ada ojek"
kata Adel dengan nada ceria, perbincangan dengan adiknya saat itu seakan mendapatkan sebuah hadiah.
"Lo ngapain dirumah sakit jam segini ?"
tanya Firman lagi,
"Udah nanti diceritain, pokoknya Lo jemput Gue okey"
Adel menutup teleponnya.
Setelah beberapa saat, terlihat motor Firman menghampiri Adel yang sudah berada dipinggir jalan raya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments
Moelyanach
perempuan yg sudah bersuami, walaupun sering disakiti dan pernah diselingkuhi, dia ttp bertahan krna bnyk yg dipikirkan, wlupun menyakitkn
2022-07-21
0
Neng Cusinovia
laki2 itu ga da nama ya?
2021-04-21
0
anggita
Adel~Geo.,
2021-02-13
1