To Know Who You Are

Hari ini seperti biasa Afri berangkat sekolah bersama Abahnya. Seperti biasa pula suasananya hening. Hanya satu dua percakapan saja yang terjadi, itu pun hanya pertanyaan basa basi.

Keduanya memang memiliki sifat yang sama, tidak pandai berbincang dan keras kepala. Seperti hal nya dua kutub magnet yang sama, mereka pun saling menolak satu sama lain.

Setelah sampai, Abah Afri hendak berbelok masuk ke gerbang sekolah, namun tiba-tiba seorang siswa meloncat ke depan mobil mereka, seketika Abah Afri menginjak rem hingga mereka terhentak ke depan.

"Subhanallah! Kenapa siswa bengal itu? Bikin orang jantungan! Hampir saja!" keluh Abah dengan marah.

Afri memandang siswa yang hampir saja tertabrak itu dengan seksama. Tak lama ia pun mengenali sosok itu dengan jelas.

Itu Zayne!

Zayne menatap kaca mobil yang gelap tanpa bisa melihat wajah sang pemilik lalu merapatkan kedua tangannya meminta maaf. Kemudian ia merunduk untuk mengambil sesuatu dari atas jalan.

"Anak ayam?" Abah terheran melihat apa yang diambil lelaki itu.

"Mungkin dia mau nyelametin anak ayam itu, Bah! Makanya dia loncat ke depan," tebak Afri.

"Anak siapa orang gila ini? Hampir ke tabrak cuma gara-gara anak ayam!" Abah Afri menggeleng dan menghela napas, sepertinya amarahnya reda. "kenapa juga ada anak ayam di sekolah? Ya Allah..."

Sedang Afri masih menatap anak lelaki itu sambil tersenyum.

Ini anak, baby sitternya bayi-bayi hewan ya? Afri dalam hati.

Abah Afri terlihat tidak senang saat Afri tersenyum, matanya menyipit lalu sekali lagi menatap tajam pada siswa itu yang kini beranjak pergi.

"Siswa itu teman sekelas kamu?" tanya Abah sambil kembali menyetir.

"Eh...? Ng...gak, Bah" jawab Afri kikuk, sadar sedang diperhatikan oleh orang yang paling ia segani itu.

"Kamu kenal dia?" tanyanya lagi dingin.

"Cuma... tau dari gosip, Bah, katanya dia murid pindahan dari luar negeri," papar Afri.

"Siapa namanya?"

"Namanya... Zayne Ikram, Bah"

Abah Afri memarkirkan mobilnya lalu mematikan mesin dengan mendengus. Di tatapnya anak semata wayangnya itu dengan dingin.

"Kamu tidak boleh meluangkan waktu hanya untuk bergosip masalah laki-laki! Sebentar lagi kan ujian, fokus pada pelajaran! Abah tidak mau ada nama baru di peringkat pertama sekolah semester kali ini, mengerti?" tegas Abah.

Afri menunduk kemudian mengangguk pelan.

"Na masuk kelas dulu ya, Bah... Assalamu'alaikum..." Afri berpamitan dengan mengambil tangan Abah untuk kemudian ia kecup.

Abah pun menjawab salam Afri yang kemudian bergegas keluar dengan menyembunyikan matanya yang berkaca-kaca.

***

Lorong kelas terasa lebih hening dari biasanya, pagi itu, sinar mentari seperti enggan memasuki ruang-ruang kelas yang sepi. Ubin-ubin putih yang mengkilap berdecit ketika sepatu kets hitam putih Afri menginjaknya. Jendela-jendela kelas merefleksikan bayangan Afri yang berjalan menunduk dengan murung. Perlahan langkah kakinya sampai diambang pintu kelas.

"Daaarrr!"

"Astagfirullah! Miya, ah!" teriak Afri terkejut lalu segera meninggalkan Miya untuk duduk di tempat duduknya dengan kesal.

"Kenapa? Gue kan baru sekali jailin lo, biasanya kan pagi gini gue udah lima kali jailin lo" tanya Miya heran.

Afri acuh menyibukan diri dengan membaca buku pelajaran. Melihatnya Miya pun duduk disampingnya.

"Abah lo ya Fri?" tanyanya lagi dengan lembut dan penuh perhatian.

Afri menjawabnya dengan anggukan pelan yang pilu. Ia menggigit bibirnya sendiri menahan tangis.

"Kenapa lagi sih, Fri?" Miya merangkul Afri hingga kursinya bergeser mendekat. Kepalanya kini menempel ke bahu Afri.

"Maaf, Mi, aku lagi gak mau bahas," jawabnya lirih.

"Oke..." kata Miya mengerti.

***

Jam pelajaran ketiga sudah usai, Guru Geografi pun sudah meninggalkan kelas yang mulai berisik dengan obrolan, decitan kursi yang bergerak, bunyi gadget yang menerima pesan singkat, ada pula bunyi siswa yang membuka bungkus makanan ringan.

Afri, ikut berisik cekikikan karena melihat Miya dan Sholeh yang mulai menjahili satu sama lain. Sementara Rio sang ketua kelas sedang berdiri didepan mengetuk-ngetuk meja guru.

Tok tok tok !

"Perhatian! Perhatian!" teriak Rio kencang membuat kelas seketika hening.

"Horeee... Fisika libur! Bisa pulang cepet!" tiba-tiba Miya memotong. Kelas pun kembali riuh gembira.

"Diaaaammmm!" teriak Rio lagi yang habis kesabarannya. Sekali lagi kelas kembali hening, "gak ada libur-libur! Gak ada yang pulang cepat!"

"Huuuuu....!!!" seluruh kelas menyoraki Miya, bahkan ada yang melemparinya dengan gulungan kertas. Miya hanya garuk-garuk kepala.

"Guru Fisika kita Bu Mahesa sedang workshop di luar kota selama dua minggu, untuk itu bu Siska akan menggantikannya mengajar, tapi karena bu Siska juga mengajar di IPA 2, maka kita akan mengikuti pelajaran gabungan dengan IPA 2 di aula, makanya ayo siap-siap bawa tas kalian menuju aula dengan tertib! Mengerti ?" papar lelaki agak pendek berkaca mata itu tegas.

"Mengerti..." jawab anak-anak dengan lesu. Kecuali Tina dan gengnya yang kegirangan.

"Itu kan kelas Zayne! OMG...! Kita bakal sekelas ama pangeran sekolah!" Tina histeris.

Ke tiga temannya setuju. Mereka ikut menjerit kegirangan, membuat seluruh kelas melirik ke arah mereka. Sebagian siswi ikut senang sedangkan para siswa meneriaki mereka.

"Huu...gatel!"

"Ulet bulu!" ejek mereka.

"Biarin weee" kata Hani teman Tina yang berkaca mata tebal.

"Sudah! Sudah! Cepat ke aula!" suruh Rio yang sudah terlebih dahulu melangkah ke luar kelas. Diikuti siswa siswi lainnya.

Afri pun ikut mengantri di belakang. Benaknya menyimpan banyak tanya, ingin tahu seperti apa si pengasuh bayi hewan itu di kelasnya. Yang di gadang-gadang sebagai pangeran sekolah itu.

***

Zzz...zzz...zzz...

Di atas bangku kelas itu dia menelungkup tertidur pulas, diam-diam seluruh siswa dan siswi meliriknya kemudian tertawa pelan, tak ingin Bu Siska yang tengah sibuk menulis rumus-rumus Fisika di depan papan tulis mendengarnya.

Pangeran sekolah apanya? Dia itu cuma pengasuh bayi hewan tukang tidur! ejek Afri dalam hati.

Sudah 15 menit Zayne tertidur tanpa ada yang mau membangunkannya, Tina yang gemas mengambil handphonenya lalu memotret Zayne yang sedang terpejam.

Ckrik...

Efek suara kamera terdengar nyaring membangunkan Zayne dari tidurnya, melihat sumber dari suara itu, Zayne menatap Tina yang mulai merasakan keringat dingin dalam tubuhnya yang tiba-tiba kaku tidak bisa bergerak.

Alih-alih marah, Zayne malah tersenyum manis lalu mengeluarkan jari manis dan telunjuknya. Melihat respon Zayne, Tina kegirangan dan kembali memotretnya hingga beberapa kali.

Mendengar suara kamera yang mulai sangat nyaring dan mengganggu, Bu Siska berbalik dan menemukan Tina tengah berdiri memotret Zayne di bangkunya.

"Kamu! Yang sedang memotret!" panggil Bu Siska mengagetkan Tina yang kemudian menyembunyikan ponsel miliknya.

"Siapa nama kamu ?" tanyanya.

"Ti...ti...ti..." Tina gelagapan.

"Tikus bu...!" teriak Miya menyalip. Seketika seluruh kelas riuh dengan tawa.

"Tina bu!" jawab Tina kemudian dengan wajah merah padam.

"Apa kamu tidak lihat ibu sedang mengajar?" tanya Bu Siska lagi.

"Mmm..." mulut Tina tidak bisa berkata-kata.

"Kamu tidak memperhatikan ya?" desak Bu Siska, guru muda dengan tubuh yang sedikit gempal.

"Sa..saya memperhatikan ko bu..." jawab Tina lesu.

"Oh, ya? Coba kamu jelaskan percobaan yang dilakukan Huygens pada bola bilyar untuk menjelaskan hukum kekekalan momentum yang sesuai dengan pernyataan hukum Newton yang ke 2!"

"Eh, hah? Eng...eng..." Tina kembali membisu.

"Kamu lagi!" Bu Siska berpaling dan menunjuk Zayne dengan penggaris panjang, "kamu anak baru itu kan, siapa nama kamu ?"

"Zayne, bu" jawab Zayne menegakan tubuhnya yang tadinya masih tertelungkup.

"Kamu memperhatikan atau tidur?"

Seluruh kelas kembali riuh dengan tawa.

"Tidur tu bu..."

"Bikin pulau bu!"

Para siswa memprovokasi.

Zayne menendang kursi Rian sahabatnya yang duduk di depannya karena ikut memprovokasi.

"Saya memperhatikan ko bu!" jawabnya tenang.

"Begitu? Coba kamu jelaskan percobaan yang dilakukan Huygens pada bola bilyar untuk menjelaskan hukum kekekalan momentum yang sesuai dengan pernyataan hukum Newton yang ke 2!" tanya Bu Siska kembali. Membaca apa yang sudah ia catat di atas papan tulis.

"Saya gak bisa bu!" jawab Zayne. Diikuti ejekan teman-temannya.

Afri yang melihat itu menggeleng pelan. Dasar pengasuh bayi kucing! benaknya kembali mengejek.

"Kenapa tidak bisa jawab? Katanya kamu memperhatikan?" desak Bu Siska lagi.

"Saya tidak bisa menjawab karena percobaan itu tidak ada, bu!" jawab Zayne yakin.

"Apa maksud kamu tidak ada?" tanya Bu Siska sambil mengerutkan dahi.

"Karena tidak ada percobaan Huygens yang menggunakan bola bilyar yang sesuai dengan pernyataan hukum Newton yang ke 2, melainkan yang ke 3 " papar Zayne lagi.

Bu Siska memandang hasil tulisannya di papan tulis yang tertera hukum Newton ke ll (dalam tulisan romawi) lalu mengambil buku Fisika yang tergeletak di atas meja guru dan membukanya untuk membandingkan serta mencari kebenaran dari pernyataan Zayne.

Sedang Zayne menghela napas untuk kemudian menguatkan pernyataannya.

"Hukum Newton ke 2 berbunyi, percepatan dari suatu benda akan sebanding dengan jumlah gaya atau resultan gaya yang bekerja pada benda tersebut dan berbanding terbalik dengan massanya, sedangkan hukum Newton ke 3 berbunyi Jika suatu benda memberikan gaya pada benda lain maka benda yang dikenai gaya akan memberikan gaya yang besarnya sama dengan gaya yang di terima dari benda pertama tetapi arahnya berlawanan" terang Zayne, kemudian ia mengambil napas lagi.

"Percobaan Huygens pada bola bilyar memperlihatkan jika bola bilyar A dan bola bilyar B datang dari arah yang berlawanan dan saling mendekat dengan kecepatan dan masa yang sama pada lintasan yang sama lurus akan bertabrakan lalu kedua bola akan saling menekan dengan gaya yang sama besar tetapi arah yang berlawanan. Kemudian kedua bola tersebut akan saling melepaskan diri dengan kecepatan yang sama besar pula," jelasnya lagi, kemudian Zayne kembali mengambil napas namun Bu Siska sudah menemukan apa yang dicarinya dalam buku dan menghentikannya.

"Cukup... cukup... Zayne, Ibu sudah salah tulis," kata Bu Siska yang kemudian mengganti angka ll di papan white bor itu dengan angka lll.

Miya berbisik ke telinga Afri, "waaahhh... Saingan kamu Fri, jeniusnya."

Afri terdiam sama tertegunnya dengan Miya. Pikirnya mengira-ngira, apakah orang ini masih sama dengan orang bodoh yang masuk ke semak pohon untuk mengambil kucing kemarin?

"Ehem...Tina, Zayne, duduk yang benar dan perhatikan!" perintah Bu Siska.

"Iya Bu" kata mereka berdua bersamaan.

"Terutama kamu Zayne! Meskipun kamu sudah pintar, bukan berarti kamu boleh tidur di kelas sembarangan!" tegas Bu Siska.

"Siap bu! Maaf ya Bu..." jawab Zayne dengan mengangkat tangan kanannya hingga menempel ke pelipis sambil tersenyum manis.

Pipi Bu Siska sekilas memerah di balik kerudung coklatnya.

"Ehem... baik, kita lanjutkan pembahasan yang tadi," katanya berpaling kembali ke papan tulis.

Zayne kini terlihat memaksakan diri untuk memperhatikan, meski sesekali tetap menguap ketika Afri melihatnya.

Orang seperti apa kamu sebenarnya pengasuh bayi kucing? Jangan-jangan... Dia tidur karena bosan dengan pelajaran yang menurutnya mudah? bisik Afri dalam hati.

Selepas menguap, tiba-tiba Zayne menoleh pada Afri, ketahuan sedang memandang dirinya, Zayne melambai dengan senang. Merasa tertohok, Afri berpaling untuk kembali memperhatikan papan tulis.

"Tina, Tina, si Zayne ngelambai ke kamu kali ya?" Kata Hani menyenggol Tina.

"Eh masa sih?" Tina yang duduk tepat di depan Afri pun mencoba balas melambai. Namun Zayne menggeleng lalu menunjuk ke arah Afri.

"Afrina? Eh, putri kodok, Zayne ngelambai ke lo tuh... lo ada hubungan ya ama dia?"

"Iya" jawab Afri.

"Masaaa? Hubungan apa sih?" Tina dan Hani terkejut.

"Iya, hubungan antara manusia dan makhluk hidup!" jawab Afri lagi asal.

"Pppfftt..." Miya menutup mulutnya hampir tertawa lepas.

"Udah, jangan liat kesono terus, kamu gak kapok Tina?" ujar Afri sambil acuh.

"Huh !" Tina berpaling dengan sebal.

"Baik, anak-anak, karena minggu depan Bu Mahesa masih berhalangan hadir, maka kelas IPA 1 akan bertemu lagi dengan Ibu dalam mata pelajaran Fisika minggu depan, dan untuk PR minggu depan, Ibu akan berikan tugas kelompok, sekarang akan Ibu bagi menjadi beberapa kelompok ya..."

Bu Siska menjelaskan panjang lebar. Kemudian hendak membawa daftar absen dan menulis di papan tulis. Namun geraknya terhenti saat seorang siswa mengangkat tangannya.

"Iya? Zayne?" tanya Bu Siska, seluruh kelas pun menatap ke arah Zayne yang sedang mengangkat tangan kanannya.

"Saya ingin satu kelompok dengan Afrina Tara Gulnar, dari kelas IPA 1, Bu!" pintanya. Seketika semua mata tertuju pada Afri, kemudian seluruh kelas pun bising dengan suara bisikan.

"Kenapa harus begitu Zayne?" tanya Bu Siska lagi.

"Saya kan anak baru Bu, saya khawatir ada beberapa soal yang tertinggal, saya dengar Afrina adalah murid terpandai di sekolah, jadi saya ingin belajar darinya!" Zayne mengarang. Tak ketinggalan senyumannya yang meluluhkan Bu Siska.

"Baiklah, Afrina? Bagaimana?" tanya Bu Siska kali ini pada Afri yang terkejut dan sempat melongo tidak menyangka.

"Saya... itu... tapi saya mau sekelompok sama Miya, bu" katanya mencoba menghindar.

"Baik, Zayne, Afrina, Miya..." tulis Bu Siska pada papan tulis, padahal bukan itu yang di maksudkan Afri. "kemudian siapa lagi ?"

"A...a...hhhhh" Afri membuang napas pasrah "Miya..." panggil Afri mengadu.

"Hm?" wajah Miya bertanya-tanya tidak mengerti, "Sholeh aja bu" katanya kemudian, tidak seperti yang Afri harapkan.

"Lah kok gue, dok?" Sholeh menggubris.

"Biar gue ada temen beloon nya! Hehe" jawab Miya.

"Ok, tinggal satu orang lagi" kata Bu Siska, lalu kelas pun tiba-tiba ramai.

"Saya bu, saya aja!" teriak seorang siswi.

"Nggak bu, saya aja!" seorang siswi sampai menghampiri meja guru.

"Fri, Miya, gue ikut kelompok kalian ya? Plisss..." Tina memohon.

"Eh kok kamu tega ninggalin kelompok kita sih, Tina?!" kata Hani, "aku aja ya Fri yang masuk kelompok kamu!" katanya kemudian.

Afri dan Miya diam kebingungan.

"Berhenti semua nya! Duduk di tempat kalian masing-masing! Sekaraaang.....!!" perintah Bu Siska setengah berteriak. Para murid pun menurut dan kelas pun kembali tenang.

"Zayne? Satu orang lagi?" tanya Bu Siska yang mulai capek.

"Rian aja Bu!" jawab Zayne dengan santai.

Rian yang sejak tadi diam tak bersuara menoleh pada Zayne yang mengangkat kedua jempolnya. Zayne menggerakan bibirnya "temenin gue ya" katanya tanpa bersuara.

"Modus lo!" jawab Rian juga tanpa bersuara hanya bibirnya saja yang bergerak. Zayne tersenyum memamerkan gigi rapinya.

Namun Afri yang telah sadar sudah terlanjur menjadi sorotan hanya bisa pasrah.

Terpopuler

Comments

Anita

Anita

aku mampor

2020-12-08

1

Syala Yaya (IG @syalayaya)

Syala Yaya (IG @syalayaya)

Zaine cerbas banget yaa

2020-11-22

1

ARSY ALFAZZA

ARSY ALFAZZA

👍👍👍👍👍

2020-11-19

1

lihat semua
Episodes
1 A Name
2 A Meet
3 Second Meet
4 A Statement
5 To Know Who You Are
6 Your Attention
7 Surprising Meeting
8 Red Hair Incident
9 Destiny
10 As if Only for Me
11 Strange Feeling
12 Whisper
13 Hero
14 Troublemaker
15 Revenge
16 Change
17 Pengumuman (ada bocoran ceritanya baca ya!)
18 Just for a Number
19 Just for a Number part 2
20 The Call
21 Don't Leave Me
22 Wind
23 ANDA
24 From a Love Story
25 Kiss Scene
26 MOM?
27 Syukurlah... ini benar kamu
28 Him and a Swear
29 COWARD
30 COWARD PART 2
31 I Wish...
32 SUSPECT
33 OverSight
34 SUSPECT PART 2
35 SQUID
36 Jealous
37 Jealous Part 2
38 Jealous Part 3
39 Jealous Part 4
40 Jealous Part 5
41 Beginning
42 TRAGEDY Part 1
43 TRAGEDY Part 2
44 TRAGEDY Part 3
45 TRAGEDY Part 4
46 TRAGEDY Part 5
47 TRAGEDY Part 6
48 The TRAGEDY
49 BLOOD
50 SHOLEH
51 ORDER
52 BLOODY HOUSE
53 BLOODY HOUSE Part 2
54 The SWEAR
55 HOSPITAL
56 HOSPITAL Part 2
57 HOSPITAL Part 3
58 Miya-Rian-Kim
59 Miya-Rian-Kim Part 2
60 HEAL
61 HEAL Part 2
62 WHISPER CHAIN
63 WHISPER CHAIN Part 2
64 ESCAPE
65 ESCAPE Part 2
66 CURIOUS
67 CURIOUS Part 2
68 MADE A MISTAKE
69 CURIOUS Part 3
70 CURIOUS Part 4
71 MADE A MISTAKE Part 2
72 MADE A MISTAKE Part 3
73 LAST
74 A GIRL WHO HAS A DISTINY
75 A GIRL WHO HAS A DISTINY Part 2
76 A GIRL WHO HAS A DISTINY Part 3
77 A GIRL WHO HAS A DISTINY (End)
78 Bonus Episode -End-
Episodes

Updated 78 Episodes

1
A Name
2
A Meet
3
Second Meet
4
A Statement
5
To Know Who You Are
6
Your Attention
7
Surprising Meeting
8
Red Hair Incident
9
Destiny
10
As if Only for Me
11
Strange Feeling
12
Whisper
13
Hero
14
Troublemaker
15
Revenge
16
Change
17
Pengumuman (ada bocoran ceritanya baca ya!)
18
Just for a Number
19
Just for a Number part 2
20
The Call
21
Don't Leave Me
22
Wind
23
ANDA
24
From a Love Story
25
Kiss Scene
26
MOM?
27
Syukurlah... ini benar kamu
28
Him and a Swear
29
COWARD
30
COWARD PART 2
31
I Wish...
32
SUSPECT
33
OverSight
34
SUSPECT PART 2
35
SQUID
36
Jealous
37
Jealous Part 2
38
Jealous Part 3
39
Jealous Part 4
40
Jealous Part 5
41
Beginning
42
TRAGEDY Part 1
43
TRAGEDY Part 2
44
TRAGEDY Part 3
45
TRAGEDY Part 4
46
TRAGEDY Part 5
47
TRAGEDY Part 6
48
The TRAGEDY
49
BLOOD
50
SHOLEH
51
ORDER
52
BLOODY HOUSE
53
BLOODY HOUSE Part 2
54
The SWEAR
55
HOSPITAL
56
HOSPITAL Part 2
57
HOSPITAL Part 3
58
Miya-Rian-Kim
59
Miya-Rian-Kim Part 2
60
HEAL
61
HEAL Part 2
62
WHISPER CHAIN
63
WHISPER CHAIN Part 2
64
ESCAPE
65
ESCAPE Part 2
66
CURIOUS
67
CURIOUS Part 2
68
MADE A MISTAKE
69
CURIOUS Part 3
70
CURIOUS Part 4
71
MADE A MISTAKE Part 2
72
MADE A MISTAKE Part 3
73
LAST
74
A GIRL WHO HAS A DISTINY
75
A GIRL WHO HAS A DISTINY Part 2
76
A GIRL WHO HAS A DISTINY Part 3
77
A GIRL WHO HAS A DISTINY (End)
78
Bonus Episode -End-

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!