A Meet

Teeettt...teeetttt...teeeetttt

Bel tanda berakhirnya jam pelajaran bergema ke seluruh penjuru sekolah SMA Cahaya Harapan Jakarta Barat.

Tak lama berselang suara gemuruh siswa-siswa yang bersiap pulang terdengar di tiap-tiap ruang kelas hingga ke lorong-lorong.

Sebagian siswa buru-buru pulang ke rumahnya masing, sebagian lagi masih memiliki kegiatan tersendiri di sekolah, ada yang mengikuti ekskul, ada yang berkumpul untuk membahas PR dan tugas ada pula yang hanya iseng-iseng mengobrol, sedang Afri bergegas ke perpus di susul Miya di sebelahnya.

"Fri, mau ngambil tugas laporan lo yang ketinggalan ya?" tanya Miya. Melihat sahabatnya itu bergegas ke arah perpustakaan.

"Hmm" jawab Afri dengan gumaman. Sesampainya di perpus Afri langsung menghampiri buku yang masih tergeletak di atas meja tempat tadi ia menyimpannya.

"Itu buku tebel lo baca pas jam istirahat ampe tamat Fri?" tanya Miya menunjuk ke buku yang kini di pegang Afri.

"Nggak lah, udah dari minggu kemaren," jawab Afri sambil memilah-milah lembaran buku itu. Tak di temukan apa yang di cari, ia mulai cemas, sekali lagi ia memilah lembaran demi lembaran dengan teliti tapi kertas itu tidak ia temukan.

"Kok gak ada Fri? Lo taro dimana?" tanya Miya pura-pura tak bersalah.

"Kamu yang naro, kabayan nyungseb!" ketus Afri menyubit pipi Miya dengan kencang.

"Aw aw.. maaf.. maaf.. ampun Fri" kata Miya kesakitan hingga pipinya kemerahan.

"Ya udah lah, untung aku inget tiap kata per katanya."

"Ih? Serius Fri? Gue gak tau lo sejenius itu Fri!"

"Hehe... Iya dong!" jawab Afri. Ia mengeluarkan jari telunjuk dan ibu jarinya yang menyilang membentuk hati.

"Hmm... lo udah salin ke komputer kan?!" kata Miya lagi, sadar ia sedang di permainkan.

"Nah tu tau!" Afri tersenyum geli, "yuk! Pulang aja, gak ada ekskul kan?"

Miya mengangguk setuju dan mereka pun bergegas pulang.

***

Surya belum menampakan diri, dan bulan masih terlihat indah menyinari langit yang gelap gulita.

Jam menunjukan pukul 3:30 dini hari namun Afri sudah tersungkur dalam sujudnya. Di atas sajadah yang menggelar, shalat tahajjud ia tegakkan seperti biasanya.

Setelah salam tak lupa ia bertasbih mengingat keagungan Tuhan yang Maha Esa. Kemudian ia menadahkan tangannya, pasrah dan meminta ampunan kepada penciptanya atas kekhilafan-kekhilafan yang pernah ia lakukan selama hidup di dunia fana ini.

Ia pun bersyukur atas nikmat hidup, nikmat rezeki dan semua nikmat tak terhingga yang telah ia rasakan. Tidak terlewat ia pun mendo'akan kedua orang tuanya, saudaranya, sahabatnya, lalu menutup do'anya dengan surat Faatihah.

Setelah itu ia membaca ayat suci Al-Qur'an hingga subuh menjelang. Sesudah shalat subuh ia tunaikan, Afri melanjutkan dengan membaca buku pelajaran sekaligus menyiapkan perlatan untuk kegiatan sekolah hari ini.

Saat jam sudah menunjukan pukul 5:30, Afri bersiap mandi dan sarapan. Begitu setiap hari kegiatan remaja berusia 16 tahun yang berada di kelas XI (2 SMA) IPA ini.

Setelah rapi menggunakan seragam yang lengkap dengan hijab putih, Afri menghampiri meja yang telah tersedia makanan.

Di sana terlihat seorang wanita paruh baya tengah menuangkan susu ke dalam gelas. Di sebelahnya, duduk seorang pria berusia selaras, sedang membaca koran harian dengan segelas kopi di hadapannya.

"Sarapan dulu, na!" kata ibu Afri setelah melihat kemunculannya.

"Iya, bu" ia pun duduk dan mulai menyantap nasi goreng yang sangat ia gemari dengan lahap.

"Makan cepat! Abah ada tamu penting hari ini," ujar Ayah Afri yang selalu disebut Abah tanpa lepas dari jajaran huruf-huruf yang berderet padat.

"Iya, bah" jawab Afri, ia pun mempercepat suapannya.

"Jangan cepat-cepat, nanti kamu keselek, ini kan baru jam 6, masih banyak waktu kan bah, jangan terlalu keras sama anak semata wayang abah sendiri!" ujar ibu Faridah Gulnar.

Abah Afri yang tak lain adalah Gulnar Darma Wijaya memang mendidik Afri dengan keras dan disiplin. Afri hanya bisa menurut dengan ikhlas mengingat hal itu adalah untuk kebaikan dirinya.

"Gak apa-apa bu, udah mau selesai kok, masakan ibu enak sih, jadi nana cepet makannya, hehe" kata Afri yang selalu dipanggil nana oleh kedua orang tuanya, panggilan sayang, sambil mengambil suapan terakhir. Ibu Afri yang melihat tingkah putrinya yang penurut itu hanya menghela napas dan membelai kepalanya dengan lembut.

"Kalau sudah selesai ayo kita berangkat!" ajak Abah yang mulai berdiri setelah meminum kopinya hingga habis.

Mendengar ajakan Abahnya, Afri pun bergegas meminum susu nya lalu berpamitan pada Ibunya yang telah mencium tangan Abahnya kemudian mencium kening Afri.

Setelah meraih tangan Ibunya dan menciumnya, Afri menyusul Abahnya yang telah berjalan keluar rumah menuju mobil hitam yang terparkir didepan rumahnya. Setelah mengucap salam kepada Ibu Faridah, keduanya pun masuk kedalam mobil dan segera meninggalkan halaman rumah dengan serta mengucap basmallah.

***

Lorong sekolah masih sepi saat Afri berjalan melaluinya. Keheningan pun ia rasakan di dalam kelas IPA 1A tempat ia menuntut ilmu.

Setelah duduk di tempat duduknya Afri membuka beberapa buku pelajaran dan mulai membacanya. Helai demi helai, lembar demi lembar. Mulai terasa bosan, ia pun berdiri dan meregangkan tubuhnya.

Didekatinya jendela kelas yang terbuka dan membawa angin sejuk dari pepohonan. Matanya menjelajahi pemandangan pagi hari itu dari balik jendela kelas yang berada di lantai tiga gedung sekolah.

Dari atas ia melihat sebagian jalanan masih tertutup kabut putih, sinar mentari masih terasa lembut seperti sutra yang membelah kabut hingga sang kabut berkenan memperlihatkan wajah sang pagi hari.

Pohon-pohon melambaikan daun-daunnya dengan perlahan sebab tertiup angin sepoi-sepoi seakan mewakili suasana damainya pagi hari ini.

Matanya beralih ke lahan parkir sekolah, beberapa siswa sudah terlihat berdatangan. Bibirnya tersenyum setelah melihat sahabatnya turun dari sepeda motor biru yang penuh stiker PERSIB.

Setelah memarkirkannya, Miya menengok kearahnya lalu melambai. Ia pun balas melambai. Setelah itu Miya berjalan memasuki gedung sekolah.

"meong...meong..."

Tiba-tiba ia mendengar meongan anak kucing samar-samar dari luar kelas lewat jendela itu.

Penasaran ia pun mengikuti arah suara itu. Suara anak kucing itu semakin kencang saat ia menuruni tangga ke lantai paling bawah.

"Apa anak kucing itu lagi butuh pertolongan ya?" pikir Afri, semakin bergegas ia mengikuti suara kucing itu hingga ke semak-semak di halaman sekolah.

Semak itu tumbuh lebat dan hijau setinggi sekitar hampir dua meter.

Tak lama kemudian, seekor anak kucing belang muncul dari dalam semak. Kucing itu mengeong dan mendengkur dengan sangat lucu hingga membuat Afri tergoda untuk menyentuhnya.

"Wah... ternyata kamu gak apa-apa" Afri jongkok untuk meraihnya, saat ia mengulurkan tangannya tiba-tiba sepasang tangan telah lebih dulu meraih kucing itu dari dalam semak. Lalu seorang lelaki muncul dari semak itu dan terkejut mengetahui bahwa ia tidak sendirian.

Afri terlihat lebih terkejut di banding dirinya, dalam terjongkok ia bersiap membuka mulitnya untuk berteriak. Namun seketika lelaki itu menutup mulut Afri.

"Ssssstttt...!" katanya. Untuk beberapa lama mereka terdiam menatap satu sama lain. Sejenak Afri memandang wajah lelaki itu dan menyadari parasnya yang tampan dengan mata coklatnya yang berkilauan, rambut hitamnya sedikit acak-acakan dan beberapa daun semak menempel padanya, hidungnya yang mancung, kulitnya yang putih, bibirnya yang kemerahan, membuat jantungnya berdetak lebih cepat...

"Astagfirullah..." jerit Afri dalam hati. Ia tersadar lalu dengan cepat berdiri menjauh dari hadapannya, melepaskan dekapan tangan lelaki itu dari bibirnya.

Sedang lelaki itu pergi sambil sedikit berlari. Afri masih terkejut, terdiam dan memandangi ke arah perginya lelaki itu, dengan jantung yang juga masih berdegup kencang. Di lihatnya lelaki itu menoleh dan tersenyum manis sambil membawa anak kucing itu, lalu ia berbelok menghilang di tikungan ujung lorong.

"Daaarrr !"

"Astagfirullah!" teriak Afri lagi-lagi terkejut saat Miya menyentuh pundaknya.

"Lagi ngapain di sini? Liatin apa sih?" tanya Miya dengan wajah cueknya.

"Ih! Kebiasaan ih! Ngagetin mulu!" Afri melengos meninggalkan Miya dengan wajah cemberut. Miya mengikutinya sambil kebingungan.

"Yeee... nona ngambek?" tanya Miya sembari duduk di sebelah Afri yang sudah lebih dulu sampai di kelas dan duduk di tempat duduknya tanpa berkata-kata, hanya tersenyum tipis terkesan tidak tulus, lalu kembali membuka buku pelajaran B.Indonesia.

"Eh eh... Liat PR laporan novel B.Indonesia nya dong Fri" kata Miya tiba-tiba berganti topik sendiri dengan antusias.

"Kenapa? PR itu gk bisa nyontek, kan gak boleh sama, Mi, nanti ketauan Pak Sumanto" jawab Afri dengan sedikit acuh.

"Nggak nyontek... cuma bandingin doang... gue takut salah!" kata Miya beralasan.

"Kamu takut ama pak Sumanto?"

"Takut Fri, namanya sama kayak orang yang makan daging orang itu! Hiiiii..." jawab Miya pura-pura bergidik ngeri. Afri hanya mengerlingkan matanya.

"Halah... kemaren juga gitu liat doang, tapi ternyata dicontek juga, terus nama pengarang ama judulnya kamu ganti, hmmm... Nyontek aja pinter!" omel Afri, namun ia tetap mengeluarkan buku PRnya dan memberikan kepadanya.

Karena ya... Begitulah dua sahabat itu. Terkadang anak-anak yang lain menyebut mereka seperti Upin dan Ipin, putri kodok dan kodoknya, dan lain sebagainya. Itu pantas saja karena mereka sudah berteman semenjak SMP hingga sekarang selalu bersama.

Mereka bertemu di kelas pertama SMP dan setelah menyadari mereka dari daerah yang sama yaitu Bandung, mereka pun mulai berteman.

Miya saat kecil tinggal di Bandung dan pindah ke Jakarta saat ia mulai bersekolah dasar, ia besar di Jakarta sehingga bahasa lo gue nya itu terpengaruhi oleh orang-orang suku betawi di sekitarnya. Sedang Afri pindah ke Jakarta saat ia mulai memasuki kelas satu SMP.

"Nih Fri! Makasih yaa... baik deh! Hehe" Miya menyodorkan buku PR Afri.

"Iya kabayan... nanti traktir bakso ya pas istirahat!"

"Ok! Bakso ama sayur doang, pedes gak pake cuka, ekstra bawang goreng, kan?!"

Afri tersenyum dan mengacak-acak rambut Miya, "pinterrrr..."

"Hehe iya dong! Eh eh... Fri, Pak Sumanto itu mirip ama Sumanto yang kanibal itu gak ya? Gue gak pernah liat muka nya sih cuma denger berita doang," Miya mulai mengoceh. Afri mengelingkan matanya lagi.

"Gak tau... tapi nih, gosipnya... Pak Sumanto itu sodaraan ama dia looo...hiiii" kata Afri menakut-nakuti.

"Tuh kan..tuh kan.."

Mereka pun terus mengoceh dan berhenti seketika ketika Pak Sumanto memasuki kelas dan memulai pelajaran. Miya sekejap-sekejap berbisik pada Afri, membuatnya terus tersenyum menahan tawa. Sampai-sampai Miya dapat peringatan dari Pak Sumanto untuk fokus pada pelajaran.

Begitu cerianya saat itu, namun dalam hati Afri, ia masih berdebar dengan kejadian semak dan kucing tadi. Pikirannya terus bertanya-tanya, orang aneh tampan dari manakah dia dan sebenarnya apa yang sedang dilakukannya.

**author**

assalamu'alaikum...

terimakasih buat yang bersedia baca karyaku yang masih banyak kekurangan ini ^^

mohon sarannya ya, agar author bisa berkembang...

terimakasih buat author senpai novel legenda pendekar naga- shujinkourin, dabz, rubah kecil, juga author lainnya yang sudah membantu saya... lop yuh ❤

Terpopuler

Comments

UCHI °OFFICIAL°

UCHI °OFFICIAL°

Hadir kak

2020-12-03

1

ARSY ALFAZZA

ARSY ALFAZZA

👍👍

2020-11-19

2

lihat semua
Episodes
1 A Name
2 A Meet
3 Second Meet
4 A Statement
5 To Know Who You Are
6 Your Attention
7 Surprising Meeting
8 Red Hair Incident
9 Destiny
10 As if Only for Me
11 Strange Feeling
12 Whisper
13 Hero
14 Troublemaker
15 Revenge
16 Change
17 Pengumuman (ada bocoran ceritanya baca ya!)
18 Just for a Number
19 Just for a Number part 2
20 The Call
21 Don't Leave Me
22 Wind
23 ANDA
24 From a Love Story
25 Kiss Scene
26 MOM?
27 Syukurlah... ini benar kamu
28 Him and a Swear
29 COWARD
30 COWARD PART 2
31 I Wish...
32 SUSPECT
33 OverSight
34 SUSPECT PART 2
35 SQUID
36 Jealous
37 Jealous Part 2
38 Jealous Part 3
39 Jealous Part 4
40 Jealous Part 5
41 Beginning
42 TRAGEDY Part 1
43 TRAGEDY Part 2
44 TRAGEDY Part 3
45 TRAGEDY Part 4
46 TRAGEDY Part 5
47 TRAGEDY Part 6
48 The TRAGEDY
49 BLOOD
50 SHOLEH
51 ORDER
52 BLOODY HOUSE
53 BLOODY HOUSE Part 2
54 The SWEAR
55 HOSPITAL
56 HOSPITAL Part 2
57 HOSPITAL Part 3
58 Miya-Rian-Kim
59 Miya-Rian-Kim Part 2
60 HEAL
61 HEAL Part 2
62 WHISPER CHAIN
63 WHISPER CHAIN Part 2
64 ESCAPE
65 ESCAPE Part 2
66 CURIOUS
67 CURIOUS Part 2
68 MADE A MISTAKE
69 CURIOUS Part 3
70 CURIOUS Part 4
71 MADE A MISTAKE Part 2
72 MADE A MISTAKE Part 3
73 LAST
74 A GIRL WHO HAS A DISTINY
75 A GIRL WHO HAS A DISTINY Part 2
76 A GIRL WHO HAS A DISTINY Part 3
77 A GIRL WHO HAS A DISTINY (End)
78 Bonus Episode -End-
Episodes

Updated 78 Episodes

1
A Name
2
A Meet
3
Second Meet
4
A Statement
5
To Know Who You Are
6
Your Attention
7
Surprising Meeting
8
Red Hair Incident
9
Destiny
10
As if Only for Me
11
Strange Feeling
12
Whisper
13
Hero
14
Troublemaker
15
Revenge
16
Change
17
Pengumuman (ada bocoran ceritanya baca ya!)
18
Just for a Number
19
Just for a Number part 2
20
The Call
21
Don't Leave Me
22
Wind
23
ANDA
24
From a Love Story
25
Kiss Scene
26
MOM?
27
Syukurlah... ini benar kamu
28
Him and a Swear
29
COWARD
30
COWARD PART 2
31
I Wish...
32
SUSPECT
33
OverSight
34
SUSPECT PART 2
35
SQUID
36
Jealous
37
Jealous Part 2
38
Jealous Part 3
39
Jealous Part 4
40
Jealous Part 5
41
Beginning
42
TRAGEDY Part 1
43
TRAGEDY Part 2
44
TRAGEDY Part 3
45
TRAGEDY Part 4
46
TRAGEDY Part 5
47
TRAGEDY Part 6
48
The TRAGEDY
49
BLOOD
50
SHOLEH
51
ORDER
52
BLOODY HOUSE
53
BLOODY HOUSE Part 2
54
The SWEAR
55
HOSPITAL
56
HOSPITAL Part 2
57
HOSPITAL Part 3
58
Miya-Rian-Kim
59
Miya-Rian-Kim Part 2
60
HEAL
61
HEAL Part 2
62
WHISPER CHAIN
63
WHISPER CHAIN Part 2
64
ESCAPE
65
ESCAPE Part 2
66
CURIOUS
67
CURIOUS Part 2
68
MADE A MISTAKE
69
CURIOUS Part 3
70
CURIOUS Part 4
71
MADE A MISTAKE Part 2
72
MADE A MISTAKE Part 3
73
LAST
74
A GIRL WHO HAS A DISTINY
75
A GIRL WHO HAS A DISTINY Part 2
76
A GIRL WHO HAS A DISTINY Part 3
77
A GIRL WHO HAS A DISTINY (End)
78
Bonus Episode -End-

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!