Ceo Vs Sekretaris Barbar

Ceo Vs Sekretaris Barbar

Dipecat

"Abang makan dulu ya, biar cepat sembuh. Baby mau lihat abang sehat kembali" air mata Baby mengalir dengan sendirinya. Marvel yang melihatnya pun merasakan kesedihan dan penderitaan yang dialami adiknya itu

"Jangan menangis, Abang janji untuk segera sembuh. Abang tidak bisa melihat kamu menangis."

"Janji ya?"

Marvel menganggukkan kepalanya seraya tersenyum. Ia sangat bangga dengan adiknya itu. Di usia nya yang 23 tahun, dia harus bekerja banting tulang untuk membiayai pengobatannya.

"Kalau begitu, ayo buka mulut abang. Baby suapin"

Marvel mengacak acak rambut Baby dengan gemas, kemudian membuka mulutnya lebar lebar untuk menerima suapan bubur dari adiknya. Baby menyuapi buburnya pada Marvel. Hanya satu suapan, karena sebelum Baby sempat menyuapinya Marvel langsung mengatakan sesuatu.

"Maafkan Abang Dek, seharusnya Abang yang membiayai hidup kita. Seharusnya saat ini kamu masih bersenang senang dengan teman sebayamu. Bukan banting tulang seperti ini"

Baby menaruh mangkok buburnya pada Nampan yang ada di meja. Kemudian ia mengambil tangan Marvel dan mengelus tangannya. "Abang jangan bicara seperti itu? Lagian Baby bahagia kok. Baby sudah tidak bisa berbakti sama Mama papa, tapi Baby masih punya abang. Jadi Baby mau berbakti sama Abang"

Senyum Marvel semakin lebar mendengarkan jawaban Baby. Ia merentangkan tangannya dengan lebar. "Peluk engga?"

Baby terkekeh kemudian Baby memeluk Marvel sekuat mungkin, Marvel mengecup kening Baby dengan cepat.

.

.

Leon Pradipta xington, turun dari mobilnya dan berjalan menuju ke ruangannya. Sepanjang ia berjalan banyak karyawan wanita yang membicarakan karena ketampanannya. Bahkan sampai ada yang berani memotretnya.

Leon melepas kaca matanya dan menatap mereka dengan datar, Leon tidak suka jadi pusat perhatian. Apalagi bagi kaum hawa seperti mereka. "Jangan pernah menatap saya lebih dari dua menit kalau masih ingin gaji utuh. Wajah saya Mahal, sekali kalian menatapnya maka gaji kalian yang akan dipertaruhkan"

Selepas mengatakan itu Leon dengan cepat melangkahkan kakinya, sedangkan karyawan wanita yang tadi sedang menatap dan membicarakannya kini hanya misuh misuh tak jelas.

Leon masuk ke dalam ruangannnya dan menghempaskan tubuhnya di kursi kebesarannya. Leon menyibukkan diri dengan memikirkan sesuatu. Entah sesuatu itu apa, biarkan menjadi rahasia Leon.

Tok tok tok

Suara ketukan mengalihkan perhatian Leon. Leon memperbaiki posisi duduknya dan menyuruh orang itu masuk. "Masuk!"

Orang yang mengetuk pintu itu  tak lain adalah orang kepercayaannya. Leon berusaha menetralkan wajahnya agar terlihat dingin dan cuek di hadapannya.

"Ada apa? Jika ini sesuatu yang penting cepat katakan, namun bila tidak lebih baik tidak usah dikatakan saja. Saya tidak mau menghabiskan waktu hanya dengan pembicaraan yang tak penting" ucap Leon dengan nada datar.

Bobi mengganggukan kepalanya, ia sudah biasa mendengar jawaban seperti itu. Jadi ia sudah kebal. Dulu pada awalnya Bobi sempat sakit hati karena perkataan Bos nya yang ceplas ceplos.

"Ini tentang pencarian sekretaris buat Bapak, saya sudah membuka lowongannya. Dan saya ingin bertanya, apakah nanti bapak yang akan meng interview nya?'

Leon mengangkat kaki sebelah kanannya dan diletakkan di atas paha sebelah kirinya. Ia menyandarkan tubuhnya. "Iya, saya yang akan melakukannya nya. Saya tidak ingin mendapatkan sekretaris yang otak nya otak udang"

"Pak, itu mulut apa cabe. Pedas ama kek nya" batin Bobi.

Bobi menggangguk. "Kalau begitu saya akan mengurus semuanya pak"

"Harus, kamu tahu kan saya tidak bisa percaya pada siapa siapa selain kamu? Jadi lakukan tugasmu dengan baik"

"Baik pak"

.

.

Baby mengoleskan bedak yang tipis di wajahnya, kemudian memasangkan lipstik berwarna pink cerah di bibirnya. Setelah semuanya selesai Baby menyemangati diri sendiri.

"Semangat Baby" ucapnya di depan cermin.

Baby mengambil tas dari dalam kamarnya kemudian segera bergegas keluar dari rumah dan mengunci pintunya. Baby akan pergi bekerja sebagai pelayan di sebuah cafe. Gaji nya memang tidak cukup banyak tapi masih bisa untuk memenuhi kebutuhannya dan Marvel.

Baby membayar ongkos taksi dan segera masuk ke dalam cafe. Ia tersenyum ramah pada semua orang yang menatapnya. Baby masuk ke dalam cafe dan bersiap untuk mulai bekerja.

Namun tiba tiba langkahnya dicegat oleh Miska, sang pemilik cafe. "Kamu ngapain disini?" tanya nya sambil mengangkat kedua alisnya secara bersamaan.

Baby kebingungan, mengapa Miska berbicara seperti itu. "Bukan kah saya harus bekerja Bu?"

Miska bersedekap dada dan menatap wajah Baby dengan angkuh. "Kamu tidak baca email dari saya, saya sudah memecatmu. Gaji bulan ini juga sudah saya kirimkan. Jadi tidak ada lagi alasan kamu untuk datang ke cafe ini lagi"

Mendengar ia dipecat, Baby sangat terkejut. "Tapi Bu, apa salah saya? Kenapa saya harus dipecat. Tolong jangan pecat saya Bu, saya benar benar membutuhkan pekerjaan ini"

"Saya tidak ingin memberi tahumu alasannya Baby dan kamu juga tidak perlu tahu, yang perlu kamu tahu saya sudah memecatmu dan sudah mendapatkan karyawan pengganti dari kamu yang tentunya juga lebih baik dari kamu" setelah mengatakan itu Miska segera pergi tanpa harus mengatakan apa apa lagi.

Baby menundukkan kepalanya, ia sangat bergantung dengan pekerjaan ini tapi malah dipecat. Baby tidak tahu harus mencari pekerjaan dimana lagi. Karena mencari pekerjaan di sebuah kota besar itu sangat sulit baginya.

.

.

.

"Jadi kamu dipecat tanpa alasan?" Suara itu adalah suara Sierra, sahabat Baby.

"Iya begitu lah, Aku gak tahu harus mencari pekerjaan dimana lagi. Kamu tahu sendiri kan Sier aku harus membiayai hidupku dan Bang Marvel"

Setelah dari Cafe Baby memang datang pada rumah sahabatnya, tujuannya untuk menceritakan masalah yang ia alami.

Sierra menatap sahabatnya dengan prihatin. "Kamu tenang saja, temanku ada yang bekerja di sebuah perusahaan. Kalau tidak salah namanya Xington group, dan disana sedang membuka lowongan pekerjaan. Mungkin kamu bisa melamar pekerjaan disana"

"Kamu..beneran Sier?'

Sierra mengangguk mantap. Baby turun dari kasur milik sahabatnya dan meloncat loncat kegirangan. Baby juga memeluk Sierra dengan kencang. "Terima kasih Sier"

"Sama sama, nanti aku tanyain alamatnya dulu. Ntar malam ku kirim lewat whatsapp" lanjut Sierra. Baby yang terlanjur bahagia hanya mengangguk saja.

.

.

"Jalan Keraton no 17, itulah alamat perusahaannya. Lakukan yang terbaik, tetap optimis. Kamu pasti bisa. Fighting sahabatku

Baby tersenyum saat membaca pesan dari sahabatnya itu. Ia menghempaskan tubuhnya di atas kasur dan memandang langit langit kamarnya. "Aku harap besok aku bisa melakukan yang terbaik" Baby memejamkan matanya dan tidur dengan wajah yang masih tersenyum.

Jangan pernah menyerah karena sesuatu yang memang bukan untukmu

Tapi coba lah menerima sesuatu yang memang tuhan memberikannya padamu dan bersyukurlah karena hal itu.

-Baby Grezyca Aurora

Terpopuler

Comments

Lady Navier👸

Lady Navier👸

karya nya hebat🤩

Jangan lupa mampir di novel ku juga ya~ Judulnya cinta kedua

Terimakasih🤗

2022-11-24

0

guest1053676979

guest1053676979

misuh-misuh (bhs jawa) = mengumpat (bhs indonesia)

2021-12-08

1

dzusi😘

dzusi😘

kok namanya baby sih thoor

2021-08-25

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!