Leon tersenyum sinis sambil menatap sebuah foto dari gadis yang sempat mencaci makinya tadi, siapa lagi kalau bukan Baby.
Leon mengambil telepon kantornya kemudian menekan beberapa angka dan menghubungi nomor tersebut "Cepat ke ruangan saya, saya beri kamu waktu satu menit"
Bobi, yang mendapat telepon seperti itu langsung saja berlari. Tapi S*al nya ia saat ini berada di lantai satu sedangkan ruangan Leon ada di lantai lima.
Bobi masuk ke dalam lift sambil mengatur nafasnya yang tersengal sengal karena berlari.
Leon mengetukkan tangannya pada meja sambil melirik jam tangannya. Sepuluh detik lagi, jika Bobi masih belum hadir, maka gajinya akan dipotong 10%.
"Saya disini pak haahh hahh" Bobi langsung menerobos masuk ruangan Leon tanpa mengetuk pintu seperti yang biasa ia lakukan. Tanpa memberi waktu Bobi untuk bernafas Leon langsung melemparkan foto Baby pada Leon.
"Apa ini pak?" tanya Bobi sambil menatap Leon dengan tanda tanya di kepalanya. Leon memberinya tatapan mengerikan. "Sepertinya kamu tidak terlalu bodoh untuk mengetahui nama barang itu" ucap Leon
"Ini foto" polos Bobi.
"Bodoh, cepat kamu cari tahu segalanya tentang dia. Jangan sampai ada yang terlewati satu pun."
"T..."
"Jangan banyak tanya, cepat lakukan, dan berikan pada saya" Leon tahu apa yang akan dikatakan Bobi.
"B..baik pak"
Setelah keluar dari ruangan Leon, Bobi bernafas lega. "Pantes aja namanya Leon wong orangnya galak kayak Lion(singa)" Gumamnya.
.
.
Baby saat ini sedang mengadukan kelakuan Leon pada Marvel. Mulutnya terus nyerocos sedari tadi membuat Marvel jadi bosan mendengarnya.
"Abang dengerin Baby gak sih" kesal Baby ketika melihat wajah Marvel yang menahan rasa bosannya.
"Iya Abang dengerin Kok. Kalau abang jadi kamu mungkin abang juga akan melakukan hal yang sama" ucap Marvel sambil menatap Baby.
"Tapi Bang, sekarang Baby bingung harus melamar pekerjaan dimana lagi. Padahal satu satunya harapan Baby cuma di perusahaan itu tapi malah kayak gini kejadiannya"
Marvel menatap wajah sang adik yang kini mulai murung. Marvel mengulurkan tangannya pada wajah Baby sehingga mata mereka bertatapan.
"Semangat dong, masa gini aja nyerah. Abang yakin di luar sana ada pekerjaan yang sedang menunggumu. Yang tentunya bisa menghargai kamu" ucap Marvel berusaha memberi semangat untuk Baby.
Baby tersenyum cerah. "Abang benar, Baby tidak boleh menyerah. Apapun yang terjadi Baby akan terus mencari pekerjaan sampai dapat"
"Nah itu baru adik abang"
Baby memeluk Marvel dengan erat kemudian melepasnya. "Terima kasih ya Bang, Baby sangat beruntung memiliki kakak seperti Abang."
Marvel terkekeh. "Abang juga beruntung punya adik seperti kamu" keduanya saling tersenyum.
.
Beberapa jam kemudian, Leon sudah memegang data data Baby. Leon membukanya dan membacanya satu persatu. Keningnya mengerut sama melihat nama Marvel pratama. kenapa nama sahabatnya ada dalam daftar riwayat hidup Baby. "Mungkin dia Marvel yang lain" pikir Leon.
Leon meletakkan kembali kertas yang berisi semua fakta mengenai Baby Grezyca Aurora. Ia tersenyum puas dengan cara kerja Bobi yang dengan cepat dan begitu mudahnya mendapatkan itu semua.
Leon melirik jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul empat sore. Leon memutuskan untuk pulang, sebelum pulang ia memasukkan kertas itu ke dalam tas miliknya dan membawanya pulang.
.
.
Hari ini Leon tidak akan pulang ke rumah orang tuanya, Melainkan ke Apartemennya sendiri. Leon tidak betah jika harus berada di rumah orang tuanya karena mereka pasti akan menanyakan sesuatu yang sangat dibenci Leon. Seperti, sudah dapat pasangan atau belum? Mau mama jodohin dengan anak teman mama? Dan masih banyak lagi.
Selama ini Leon memang tidak pernah berhubungan dengan wanita, karena dirinya hanya ingin fokus mengembangkan perusahaannya yang kini telah berkembang.
Leon menuliskan paswordnya untuk membuka Apartemennya. Kemudian ia masuk ke dalam.
Leon menghempaskan tubuhnya di atas kasur dengan keadaan masih memakai sepatunya.
Kemudian saat teringat sesuatu, Leon buru buru menegakkan badannya dan mengambil sebuah kertas dari dalam tasnya.
"Permainan baru saja dimulai" ucapnya.
.
.
Baby baru saja pulang dari rumah sakit, ia menaruh sepatunya di tempat sepatu dan segera ke kamarnya. Baby memilih untuk mengistirahatkan dirinya terlebih dahulu daripada langsung membersihkan diri.
Saat Baby sedang tiduran di atas kasur, ia tiba tiba memikirkan tentang Leon. Kemudian baru lah ia sadar tentang pikiran konyolnya itu. Baby mengetahui nama Leon karena ia sudah diberi tahu oleh Sierra tadi pagi.
"Haiss otakku mulai gila karena si Leon itu, kenapa pula aku harus mikirin laki laki itu" Baby mengeyahkan pikirannya tentang Leon.
Tiba tiba ponselnya bergetar, Baby mengambil dan membuka ponselnya.
Mata Baby membelalak melihat isi pesannya. Ini bukan pesan biasa. Melainkan keajaiban. Bagaimana bisa disebutkan keajaiban? Tentu karena Leon yang mengiriminya pesan. Terlebih lagi ia menerima Baby menjadi sekretarisnya.
"Haha gara gara mikirin si Leon nih pasti aku, makanya halu" Baby mengucek matanya dan kembali melihatnya. Tapi yang dilihat tetap sama, hanya pesan dari Leon.
Baby tidak tahu harus senang atau sedih. Di sisi lain ia sangat membutuhkan pekerjaan itu dan di sisi lainnya lagi adalah Baby tidak suka dengan Ceo nya yang sombong itu.
Baby membalas pesan Leon dengan stiker wajah seseorang yang sedang memeletkan lidah. Biarlah ia melepas pekerjaan itu, lebih baik ia memilih bekerja di tempat lain daripada dengan singa galak itu.
Leon yang mendapat balasan seperti itu sangat geram dengan Baby. Selama ini tak ada wanita yang berani berbuat seperti ini selain Baby. Karena setiap kali ia melihat wanita, pasti mereka memuji dan menyukainya.
"Dalam 5 menit, jika kamu tidak menjawab pertanyaan saya. Saya akan mendatangi rumah kamu besok" Leon menekan tombol send dan melempar ponselnya ke atas kasur.
"Dia bilang begitu kayak tahu rumahku dimana saja" ucap Baby. Ia tak lagi membalas pesan Leon. Baby memutuskan untuk segera mandi dan menyegarkan tubuhnya yang seharian ini harus tersengat matahari.
.
.
.
Keesokan harinya, Baby tak lagi bangun pagi seperti kemarin. Kali ini ia bangun pada jam enam pagi seperti kebiasaannya yang dulu. Hari ini Baby tidak membuat makanan untuk Marvel karena semalam Marvel menyuruhnya untuk tidak memasak untuknya. Marvel menyuruh Baby istirahat saja.
Baby hanya menurut saja, tapi ia tetap akan mengunjungi abangnya di rumah sakit. Bagaimana pun sehari tanpa melihat abangnya
Di depan Mata bikin Baby tidak tenang. Tapi setelah melihat abangnya baru Baby tenang.
Baby memakai rok selutut dan kemeja seperti pakaian ketika ia bekerja di cafe dulu. Setelah itu ia memakaikan bando di rambut panjangnya. Setelah puas dengan penampilannya Baby segera keluar dari rumah dan bersiap untuk pergi.
Baby mengunci pintu rumahnya kemudian menyimpan kuncinya di dalam tas nya. Saat Baby berbalik, ia melihat sebuah mobil Lamborgini dengan pemilik mobilnya yang tengah bersender di halaman rumahnya.
"Kenapa dia ada disini?" batin Baby.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
arin
hehe gtau knp sy suka sama cwe yg bar"🤣
2021-07-19
1
Cinta Sunarti
marvel.sakit apa ya thor...permainan leon dan.baby baru dimulai
2021-05-17
0
Hervi
sampe segitunya si Leon 😂😂
2021-04-23
5