Surprise

They say love is blind,

but it knows right where to hit you

(Anonymous)

---------

Jalanan utama di Madrid masih terlihat terang meski sudah dini hari. Diterangi lampu-lampu besar yang sebagian berkelap-kelip memendarkan bermacam warna. Puluhan gedung tinggi berderet dengan papan iklan besar juga bercahaya terang. Baik mobil yang memadati jalanan maupun orang-orang berjalan di trotoar ikut membuat kehidupan malam menjadi lebih marak. Sementara aku hanya bisa melihat semua itu dari balik kaca Mobil dengan Mata basah.

Aku baru saja bertengkar dengan Daniel.

Selama 3 minggu usai perilisan film  “Breakthrough 2”, aku telah terbang ke banyak negara untuk promosi. Interview disana sini, Tanpa Ada waktu beristirahat. Aku didera kelelahan fisik luar biasa. Wajar jika terkadang itu tampak di wajahku. Terutama saat nama "Casey" muncul di sela pembahasan.

Casey meminta agar kami tidak mengatakan perihal berakhirnya hubungan ini pada publik. Dia meminta waktu dengan alasan ingin fokus pada film barunya. Maka aku terpaksa menutupinya. Casey tahu pemberitahuan tentang kami akan sangat besar seiring dengan popularitasku yang sedang meroket. Berita itu akan sangat mengganggu.

Tetapi karena orang tidak tahu perpisahan kami, sejak awal Perilisan film ini, nama Casey selalu dibawa setiap mereka membahasku. Pertanyaan seputar dia terus mengejarku. Dan itu sangat kejam. Bagaimanapun aku cuma gadis biasa yang sedang patah hati.

Aku Tak sengaja menampakkannya di interview Hari ini. Membuat Daniel kesal. Seolah tidak memahami perasaanku, Daniel kemudian menceramahiku panjang lebar di perjalanan pulang.

Namun, Bukan cuma kesalahanku, Daniel juga mulai menyinggung secara pribadi.

“Kamu jangan seperti anak kecil. Tidak mau merelakan pria yang sama tidak benar-benar mencintaimu. Lagipula aku sudah prediksi ini bakal terjadi. kalau bukan setahun yang lalu ya setahun kedepan. Ternyata malah tahun ini putusnya”

Sepertinya Daniel juga merasa tertekan sepertiku. Sehingga begitu saja meluapkan isi hatinya. Tentu saja itu menyentil egoku. Aku sedang berusaha move on tapi semua butuh waktu.

Dan, meledaklah tangisku karena perdebatan kami. Casey tidak bisa dihubungi, orang tuaku tidak terlalu peduli pada keberadaan Casey, aku juga tidak bisa menunjukkan kesedihanku di depan fans. Sekarang satu-satunya teman yang kumiliki menanggapi dingin lukaku.

Melihatku menangis, Daniel sempat mencoba meminta maaf. Tetapi aku sudah terluka. Aku tidak mengatakan apapun lagi pada Daniel. Sampai di hotel langsung pergi Dan mengunci rapat pintu hotel. Mendadak aku membenci semua ini.

********

Aku masih mengunci diri di kamar hingga pagi datang. Menolak bicara dengan Daniel, menolak room service atau sarapan. Aku tidak mau diganggu.

Hari ini mestinya aku pergi keluar dengan Daniel. Sebelum menjadi manajerku, Daniel beberapa kali ganti pekerjaan. Salah satunya di Madrid ini, menjadi staff pemasaran sebuah perusahaan periklanan. Walaupun hanya bertahan 3 bulan. Dia meminta izin untuk bisa reuni dengan teman-temannya di sini. Mungkin juga karena mantan kekasihnya ada di antara teman-teman itu.

Sementara aku Akan ikut untuk mengambil beberapa foto di Madrid. Aku harus mengisi sosial mediaku dengan bahan baru untuk fans. Namun semuan batal. Anggap saja aku memang sedang ngambek.

Pukul 9 dari waktu janjian, Daniel mencoba mengetuk pintu. Tetapi aku tidak bergeming. Dia mengetuk 3x, setelah itu menyerah. Aku yang penasaran, mengintip pintu memastikan bahwa Daniel memang sudah pergi.

Saat itu aku menemukan amplop yang diselipkan Daniel di antara celah pintu. Isinya tiket pertandingan sepak bola Dan catatan. Daniel bilang tiket itu dari salah satu kenalannya. Dia menyuruhku datang daripada mengunci diri di dalam kamar.

Akhirnya tiket itu hanya kutaruh di meja. Aku bukan penggemar sepak bola. Untuk apa aku harus pergi menontonnya. Meskipun itu untuk pertandingan Paling terkenal di liga Spanyol sekalipun.

Kembali pada aktivitasku, tidur di kasur sambil bermain ponsel. Aku punya waktu membaca komentar fans di sosmed atau mencari berita terbaru. Tiba-tiba Ada notifikasi dari akun Casey. Sudah lama dia tidak pernah memposting foto semenjak kami berpisah.

Buru-buru aku melihatnya. Aku tidak memungkiri jika aku masih merindukannya. Namun bukannya memberikan Rasa senang, foto Casey justru membuatku geram. Video singkat yang menunjukkan bahwa dia sedang bersenang-senang dengan temannya. Aku bisa melihat wajah bahagianya. Belum lagi caption nya yang seolah menyindirku.

"Friend are the best"

Casey tidak tahu bahwa semalam aku harus bertengkar dengan Daniel karena dia. Juga tidak sadar bahwa aku begitu berduka selama hampir sebulan perpisahan kami. Dan dia tampaknya baik-baik saja.

Baiklah. Aku juga harus bersenang-senang. Akhirnya aku segera Mandi Dan bersiap. Tidak peduli pertandingan sepak bola atau apapun, aku harus menghibur hatiku Hari ini.

**********************

Euforia pertandingan sepak bola barusan masih terasa nyata meski aku sudah kembali ke kamar hotelku yang sepi. Ada rasa senang, greget, gelisah, entahlah masih banyak lagi keluar dari hatiku.

Padahal aku hanya berniat menghabiskan waktu. Dari tadi senyum kecil terus keluar dari bibirku. Aku tidak menyesal datang. tadi adalah 90 menit yang menyenangkan, lebih menarik daripada menontonnya lewat layar TV. Hingga terpikir, Kalau saja aku terlahir sebagai laki-laki, mungkin aku juga akan memilih profesi di lapangan hijau.

Namun yang Paling berkesan untukku adalah Drey. Aku tidak menyangka bisa menyaksikannya langsung. Imej nya berbeda dari yang pernah kulihat selama ini. Dia terlihat bersinar mengagumkan.

Selama ini aku hanya pernah mendengar bahwa dia adalah pemain bintang. Salah satu pesepak bola Paling berbakat saat ini. Semua kubuktikan sendiri Hari ini. Bagaimana dia mengambil perhatian seisi stadion. Bahkan untuk seseorang yang tidak pernah menyukai sepak bola sepertiku, aku tersihir oleh permainannya.

Ada sebuah ide yang terlintas di benakku. Drey pernah berbaik hati memberikan dukungannya padaku saat film-ku rilis. Jadi ini adalah kesempatan bagiku untuk membalas dukungannya.

Kuposting foto selfie yang sempat kuambil saat menonton pertandingan tadi. Ini adalah ucapan terima kasihku pada Drey. Menunjukkan bahwa Aku juga mendukungnya.

Usai mengirim foto, aku segera cuci muka dan ganti baju. Hari sudah larut malam tetapi aku belum bisa tidur. Selain pertandingan tadi, aku tidak kemana-mana hari ini. sehingga tenagaku masih penuh. Jadi aku mulai bermain game di ponselku. Berharap akan segera bosan jika tidak bisa naik level.

Aku juga menebak jika Daniel belum pulang. Padahal dia menyuruhku untuk tinggal dengannya karena khawatir sesuatu terjadi jika pulang sendirian. Tetapi dia bahkan tidak menghubungiku sama sekali meskipun tahu aku keluar sendirian malam ini.

Lamunanku dibuyarkan oleh panggilan yang muncul di layar ponselku menggantikan game yang sedang kumainkan. Ada nama Drey di sana. aku tidak menyangka jika dia akan menghubungiku. Dengan sedikit ragu, akhirnya kuangkat telfon itu.

**********************

Aku sedikit gelisah hari ini. berkali-kali aku melirik jam di tangan lalu keluar.  Masih ada 15 menit, tetapi waktu terasa berjalan begitu cepat. Bahkan sofa lobi hotel yang empuk tidak bisa membuatku merasa nyaman. Sesekali aku juga melirik kaca besar yang berada di antara pilar untuk memeriksa tampilanku.

Tidak ada rencana untuk keluar hari ini sehingga aku tidak membawa banyak pakaian ganti. Hanya ada one piece yang dihiasi lace di bagian kerah ini yang siap digunakan. Terlihat simpel karena memang aku berencana mengenakannya saat di pesawat pulang nanti.

Lima menit sebelum pukul 12 siang, sebuah Porsche 918 Spyder berwarna matte black terlihat di pintu masuk. Pengemudinya membuka kaca dan berbicara pada bell boy yang tak lama menghampiriku untuk menyampaikan pesan. Dengan jantung berdegup cepat aku segera keluar menuju mobil yang menungguku.

Pengemudi Porsche itu telah berdiri di samping pintu mobil saat aku datang. dia melemparkan senyum yang mulai familiar. Kegugupanku akan kepantasan riasanku sedikit hilang saat melihat pria itu. Dia juga tidak berdandan heboh. Hanya mengenakan kemeja hitam yang lengannya dilipat hingga siku. Memperlihatkan otot-otot di tangannya yang kekar. Dengan sigap dia membukakan pintu untukku.

Bibirku terkatup rapat setelah dia juga masuk ke mobil. Aku tahu harusnya aku basa basi menyapanya. Rasanya tidak sopan sekali setelah semua yang perlakuan manisnya barusan. Tetapi tidak ada kata yang bisa keluar dari mulutku. Aku hanya bisa memperhatikan dia yang sibuk dengan kemudi.

Semua ini berawal dari telfon semalam. Setelah fotoku muncul di sosmedku semalam, Drey memanggilku untuk bertanya apakah aku benar-benar menontonnya di pertandingan semalam. Aku tidak tahu kalau selama ini dia telah menjadi follower ku selama ini.

Sebagai ucapan terima kasih, dia memintaku untuk makan siang bersama. Harusnya aku menolak, malam ini aku harus terbang kembali ke LA. Tetapi Drey selalu berhasil membuatku mengikutinya. 

“you look so cute today”

Pujian Drey membuyarkan lamunanku. Aku masih belum terbiasa dengan pujian spontan ala dia meski sudah mendengarnya berkali-kali. Rasanya jantungku akan berhenti setiap saat.

“thank you”

Jawabku singkat dengan senyum yang canggung. Aku benar-benar merasa perlu belajar membaca pikiran pria ini. agar tahu apakah yang dia katakan itu tulus atau hanya sekedar basa basi.

Setelah itu seperti biasa, Drey akan memulai pembicaraan di antara kami. Dia selalu punya topik untuk dibahas. Cukup ampuh mencairkan kebisuanku. Bahkan berhasil membuatku menceritakan semua yang kualami selama masa promosi film. Padahal Daniel yang bersamaku selama hampir 24 jam sendiri tidak pernah mendengarnya.

Drey tidak langsung membawaku untuk makan siang. Dia melajukan Porsche-nya di jalanan Madrid untuk mengenalkan tempat itu padaku. ini memang kesempatan baik buatku. Kunjunganku di sini tidak akan sia-sia. Setidaknya aku tidak hanya pulang dengan cerita mengenai pekerjaan, namun juga pengalaman berwisata.

Drey membawaku ke tempat paling ramai di Madrid, Gran Via. Jalan ramai yang menjadi pusat perbelanjaan dan berbagai bangunan komersil lain. Tempat itu terlalu padat oleh pengunjung. Kami tidak mungkin berjalan di sana, jadi Drey hanya membiarkanku melihatnya dari balik kaca mobil yang lebih aman.

Dia juga dengan penuh semangat menceritakan berbagai hal tentang bangunan di sana. Begitu fasih membicarakan Madrid meski tidak berasal dari sini. Merangkum semua penjelasan itu semenarik mungkin. Kalau saja Drey tidak menjadi pemain sepak bola, dia bisa menjadi guru sejarah atau tour guide.

15 menit dari jalanan Gran Via, tur spesial Drey-pun berakhir. Kami telah sampai di restoran yang menjadi tujuan utama. Dia membawaku ke salah satu restoran paling terkenal di kota ini. mungkin juga di dunia.

Sepertinya Drey juga tahu cara membuat seorang wanita merasa istimewa. Hal-hal kecil seperti menarik kursi untukku hingga membiarkanku memutuskan menu makan siang kami. Dan itu mengingatkanku pada kencan pertamaku dengan Casey. Dia juga melakukan Hal yang sama. Menghamburkan uang di restoran mewah, lalu mencoba mengesankanku dengan sikap baik. Mungkin saja semua pria selalu seperti itu saat mengambil hati wanita.

Tetapi pria Akan berubah setelah mendapatkannya. Casey juga. Setelah kencan pertama yang manis itu, Casey, pria Paling baik yang pernah kutemui itu saja mulai berubah. Apalagi cassanova macam Drey. Aku tidak Akan jatuh ke padanya.

"Minuman Tanpa alkohol untuknya"

Ujar Drey pada pelayan yang hendak meletakkan wine di depanku. Sukses mengejutkanku.

"Bukankah kau tidak minum alkohol?"

Tanya Drey untuk memastikan. Dan aku hanya menjawab dengan anggukan.

Aku menatap Tak percaya pada Drey. Pria itu tahu Hal yang hanya diketahui orang terdekatku. Bahwa aku tidak menyentuh alkohol. Bahkan butuh beberapa lama bagi Casey menyadari hal ini.

Apalagi Drey langsung menebak bahwa aku memang tidak pernah minum alkohol. Berbeda dengan Casey, tidak pernah membiarkan aku menyentuh minuman itu karena dia tidak suka wanita yang mabuk.

Dalam sekejap, keyakinanku bahwa Drey Akan sama saja dengan pria lainnya sedikit goyah. Dia kembali membuatku terkesan Tanpa sadar.

*******************

Seperti janjinya, Drey mengantarku kembali ke hotel usai makan siang. Ini merupakan perjalanan yang menyenangkan untukku. Sejenak, aku bisa melupakan segala masalah Dan kesedihanku. Dan Drey pantas mendapatkan terima kasih untuk itu.

"Terima kasih sudah membawaku menikmati Madrid Hari ini. Ini cukup menyenangkan bagiku"

Ujarku jujur saat hendak turun dari mobil. Tidak ada maksud lain dari kata-kataku itu. Namun, akhirnya aku sangat menyesalinya.

Hanya sesaat setelah aku bicara, tiba-tiba Drey sudah memajukan tubuhnya tepat di depanku.

Hampir tidak Ada jarak di antara kami, hingga aku bisa merasakan nafasnya yang hangat telah menyapu wajahku. Sedangkan Mata Drey yang biru mengunci tatapanku. Membuat nafasku terhenti untuk sesaat.

"Apa aku Akan mendapat ucapan terima kasih yang lain?"

Bisiknya. Dia mengatakannya dengan bibir yang hampir menyentuh milikku. Dan entah sejak kapan, tangannya telah berada di pinggangku.

Aku sadar apa yang Akan terjadi selanjutnya. Dengan cepat aku memalingkan wajah dengan berusaha mendorong Drey.

Aku sangat ngeri.

Namun setelah itu aku justru mendengar tawa kecil dari Drey.

"Maaf sudah menggodamu"

Hanya itu yang dikatakan Drey Dan aku merasakan tangannya yang tadinya di pinggangku ternyata membuka seat belt.

Aku langsung merasa malu. Jadi Tanpa mengatakan apapun, segera kubuka pintu Mobil Dan keluar. Aku masih sempat mendengar ucapan perpisahan dari Drey.

"Sampai berjumpa lagi"

Aku tidak mempedulikannya Dan langsung berlari ke dalam hotel.

Kakiku langsung lemas sesampainya di kamarku. Jantungku berdetak Tak beraturan Dan wajahku langsung panas mengingat apa yang terjadi barusan. Entah itu lelucon atau apapun, Drey sudah membuatku merasakan pengalaman mengerikan sekaligus mendebarkan.

Sikap Drey benar-benar membuatku bingung. Dia sudah membuatku merasa nyaman sekaligus tidak Aman di saat bersamaan. Pperasaan yang tidak pernah ada dalam hidupku sebelumnya. Bahayanya, aku sama sekali tidak membenci perasaan ini.

********************

Terpopuler

Comments

Devi Nur Fitri

Devi Nur Fitri

lanjut kak

2021-08-01

0

ᴍ֟፝ᴀʜ ᴇ •

ᴍ֟፝ᴀʜ ᴇ •

vhmmm

2021-06-23

0

Noorhikmah

Noorhikmah

adakah visualnya thorr

2021-02-04

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog : Meeting
2 Reminiscing
3 Broken Wings
4 A Little Touch of Happiness
5 Surprise
6 Cloudburst
7 Confession
8 Fall into Him
9 Deal
10 Stay or Leave
11 Decision
12 Off Screen
13 Secret Message
14 Rose Effects
15 She (Drey POV)
16 Neighbor
17 The Color of The House
18 The Color of The House (Drey POV)
19 Jealousy
20 He Doesn't Like It
21 Big Day, Bad Day
22 Anxiety
23 Turn Over A New Leaf (Drey POV)
24 Tickled Pink (Drey POV)
25 Blessing in Disguise
26 Lovestagram
27 Lumiere
28 Fight
29 Petrichor
30 Unidentified First Love
31 Warm Memories
32 Night at The Hotel
33 Devil or The Deep Blue Sea
34 Bittersweet (Asli)
35 Beaming (Drey POV)
36 Training
37 The Risk
38 Author's note
39 A Blast from The Past
40 Sugar's Girl (Drey POV)
41 Author's note lagi
42 Uninvited Guest
43 Fulfilled Emptiness
44 Fulfilled Emptiness (Drey POV)
45 Pengumuman
46 Invitation
47 Brother
48 Shocking Impression
49 Family (Drey POV)
50 Exciting Time
51 Reddish Luna
52 Parent's Heart (Drey POV)
53 Purely Naughty (Drey POV)
54 Look at Me!
55 Lucas
56 Unfamiliar Relationship
57 Precious
58 Promising Sunset
59 Promising Night
60 Half Time
61 Farewell (Drey POV)
62 Departure (Drey POV)
63 Friction (Drey POV)
64 Regret
65 Fuzzy
66 The End of Friction
67 The Song
68 News
69 Sugar's Land (Drey POV)
70 Home's Trouble
71 Party (Drey POV)
72 A Gift (Drey POV)
73 A Simple Happiness (Drey POV)
74 (Water)Fall - Drey POV
75 Pengumuman
76 Back to Home
77 Back to Spirit
78 Rival
79 Promosi
80 Amsterdam
81 Confrontation
82 Mother (Drey POV)
83 Another Night
84 Disagreeable Reason
85 Lies (Drey POV)
86 Sincerity (Drey POV)
87 A Wish (Drey POV)
88 The Movie (Drey POV)
89 A Long Day (Drey POV)
90 One Quiet Day
91 Disturber
92 Healing
93 Winsome
94 Heroine
95 Confession (Drey POV)
96 Dinner
97 Rejected
98 Sweet Enemy
99 Broken Off (Drey POV)
100 Revelation
101 Lost Connection (Drey POV)
102 Slump
103 Desperation (Drey POV)
104 The Place Where I Saw You
105 A Banquet (Author POV)
106 The Promised Day (Author POV)
107 Night's Off
108 Decision
109 Another Path
110 Dean Charleville
111 King Charleville
112 Vella Charleville
113 Sugar - End
114 An Apology
Episodes

Updated 114 Episodes

1
Prolog : Meeting
2
Reminiscing
3
Broken Wings
4
A Little Touch of Happiness
5
Surprise
6
Cloudburst
7
Confession
8
Fall into Him
9
Deal
10
Stay or Leave
11
Decision
12
Off Screen
13
Secret Message
14
Rose Effects
15
She (Drey POV)
16
Neighbor
17
The Color of The House
18
The Color of The House (Drey POV)
19
Jealousy
20
He Doesn't Like It
21
Big Day, Bad Day
22
Anxiety
23
Turn Over A New Leaf (Drey POV)
24
Tickled Pink (Drey POV)
25
Blessing in Disguise
26
Lovestagram
27
Lumiere
28
Fight
29
Petrichor
30
Unidentified First Love
31
Warm Memories
32
Night at The Hotel
33
Devil or The Deep Blue Sea
34
Bittersweet (Asli)
35
Beaming (Drey POV)
36
Training
37
The Risk
38
Author's note
39
A Blast from The Past
40
Sugar's Girl (Drey POV)
41
Author's note lagi
42
Uninvited Guest
43
Fulfilled Emptiness
44
Fulfilled Emptiness (Drey POV)
45
Pengumuman
46
Invitation
47
Brother
48
Shocking Impression
49
Family (Drey POV)
50
Exciting Time
51
Reddish Luna
52
Parent's Heart (Drey POV)
53
Purely Naughty (Drey POV)
54
Look at Me!
55
Lucas
56
Unfamiliar Relationship
57
Precious
58
Promising Sunset
59
Promising Night
60
Half Time
61
Farewell (Drey POV)
62
Departure (Drey POV)
63
Friction (Drey POV)
64
Regret
65
Fuzzy
66
The End of Friction
67
The Song
68
News
69
Sugar's Land (Drey POV)
70
Home's Trouble
71
Party (Drey POV)
72
A Gift (Drey POV)
73
A Simple Happiness (Drey POV)
74
(Water)Fall - Drey POV
75
Pengumuman
76
Back to Home
77
Back to Spirit
78
Rival
79
Promosi
80
Amsterdam
81
Confrontation
82
Mother (Drey POV)
83
Another Night
84
Disagreeable Reason
85
Lies (Drey POV)
86
Sincerity (Drey POV)
87
A Wish (Drey POV)
88
The Movie (Drey POV)
89
A Long Day (Drey POV)
90
One Quiet Day
91
Disturber
92
Healing
93
Winsome
94
Heroine
95
Confession (Drey POV)
96
Dinner
97
Rejected
98
Sweet Enemy
99
Broken Off (Drey POV)
100
Revelation
101
Lost Connection (Drey POV)
102
Slump
103
Desperation (Drey POV)
104
The Place Where I Saw You
105
A Banquet (Author POV)
106
The Promised Day (Author POV)
107
Night's Off
108
Decision
109
Another Path
110
Dean Charleville
111
King Charleville
112
Vella Charleville
113
Sugar - End
114
An Apology

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!