Bab 4 | Name

"Heh! Lo mau bantuin manusia jalan apa anak curut kecebur comberan?" gusar Alpha saat ujung seragamnya ditarik, bukan apa-apa, Delta hanya tidak mau dianggap tidak bertanggung jawab karena semua orang menyalahkannya tadi.

Tidak ada jawaban, dia mencebik kesal. "Kalo gak ikhlas yaudah gak usah bantuin!"

Delta melepas ujung seragam Alpha, cewek itu mendengus kasar seraya menghentakkan kakinya di lantai. Sekarang berkat teman kampretnya, Alpha harus menderita. Seandainya ucapannya bisa ditarik, mungkin akan lebih baik. Alpha berbaring di UKS tanpa banyak bergerak.

Hening.

"Panas banget sih?!" dengusnya membalik badan, matanya melebar sempurna. "Eh buset! Ngapain lo di sini?"

"Temen lo maksa."

Alpha menggaruk dengkulnya gelisah, suasana canggung makin larut saja saat keduanya bungkam. Tanpa menunggu lama, Delta mengambil remote AC agar ruangan menjadi lebih dingin.

"Eh De, boleh nanya?"

"Gak."

"Seriusan gue mpret!"

Delta mengatup bibirnya, enggan menjawab. "Lo kenapa sih gak mau disentuh?"

Wajah datarnya berubah kusut, ia mendengus malas tanpa mengeluarkan sepatah katapun. "Gila aja nih manusia, bukan lagi irit ngomong lo De, malah pelit ngomong!"

"Bodo amat," ucap Delta membuang mukanya ke jendela, jauh di sana banyak anak cowok yang sedang bermain basket. Biasanya Pak Aji akan membebaskan muridnya untuk bermain apa saja setelah mengambil nilai.

"Nama lo," suara Delta samar, Alpha menautkan alisnya.

"Emang kenapa nama gue? Bagus yah? Hahah, muka gue gak kalah bagus kok, kayak Elsa prozen malah---"

"Nama lo siapa gue tanya."

"JADI SELAMA INI LO BELOM TAU NAMA GUE NYED?!!"

Delta mendelik kesal seraya menutup telinga, Saga yang kebetulan lewat memasuki ruangan sambil berceloteh.

"Eh buset suara lo Al! Udah kek suara curut tereak di toa masjid sumpah!"

"LO NGAJAK GUE BERANTEM, LO KIRA GUE AYAM?!"

"Nyoook kita berantem kuy! Laip striming noh di indosiar!" timpal Saga menaikkan lipatan lengannya.

"Ayo! Sini lo--- addaww!"

Alpha meringis kesakitan saat kakinya terkilir, belum sempat memegang kakinya tubuh Alpha hampir saja menabrak meja sebelum tangan Delta menahannya. Itupun hanya 2 detik, Saga menatap dengan binar bahagia lalu kocar-kacir ke lapangan memberi tahu para cecunguk di sana.

Tak lama terdengar desahan napas, Delta melirik Alpha dengan kesal. "Semua gara-gara lo."

"Kok salah gue?" tanyanya meski sedikit rasa bahagia menelusup di dalam hatinya, setidaknya setelah mengorbankan jidatnya untuk terkena bola, masih ada perkembangan dalam usahanya mendapatkan Delta.

"Lupa apa yang lo bilang kemarin sama mereka?" ujar Delta cepat, Alpha kembali bersorak dalam hati, ini termasuk record muri bagi Delta untuk berbicara sebegitu panjangnya.

"Gak, yang gue tahu gue suka sama lo," ucap Alpha spontan. Delta menatapnya datar, manik matanya mengunci tepat di bola mata Alpha membuat cewek itu cengengesan sambil melebarkan senyumnya.

"Hehe… Oh iya nama gue Alpha, kalau lo mau tahu," ucap Alpha menjulurkan tangannya. Delta hanya menatap dingin uluran tangannya tanpa niat membalas. Alpha yang sadar jika tangannya hanya menggantung canggung di udara kembali menariknya lalu tersenyum kaku.

"Gue tahu, hari ini mungkin lo gak mau sambut uluran tangan gue... Yakali besok lo kesamber geledek terus minta gue pelukin yekan?" kata Alpha sembari mencolek genit pinggang Delta, namun belum 30 senti tangannya langsung ditepis kasar.

"Awh, ish kasar banget... Gak apa deh gue suka gaya lo De!" ujar Alpha dengan semangat, membuat Delta menatap dengan ekspresi yang sulit diartikan. Baru pertama kali baginya, melihat tanggapan positif karena memukul tangan orang yang menyentuhnya.

"Gue balik kelas dulu De, ntar pas pulang gue samperin lo. Siapa tahu lo tiba-tiba kangenin gue yekaaan, ngehehe... Bye-bye Delta, lupyu muaaah!"

Alpha memberi ciuman jarak jauh, Delta bergidik ngeri melihatnya. Iris mata tajam miliknya mengamati punggung cewek itu dengan tatapan yang paling aneh.

¢¢¢

"Cieee yang dipeganging bwabwang guanteng ciyeee...." sorak Diana di depan kelas, Alpha menyengir ngenes dengan jalan lambat. Sampai di kelas banyak dari mereka yang bersiul jahil.

"Eh burung sape tuh, bunyi mulu?" komentar Alpha ketika terdengar bunyi siulan.

"Woi Saga! Resleting lo kebuka tuh! Burung lo kelayapan ke mana-mana, ahahahahha!!" tawa seisi kelas menggelegar, Saga mengecek ke bawah.

"Baik-baik aja tuh, dih... Lo Alpenliebe yah, kalau gue gak ada bisa mati membeku lagi lo satu ruangan sama es berjalan itu! Ngahahah!"

Tidak ada yang tertawa, bahkan atmosfer kelas mendadak bungkam seakan suara mereka lenyap ditelan kerak bumi. Berlebihan tapi memang begitu nyatanya, karena kelas ini penyandang record muri dengan nominasi kelas berbasis Bacoed is Life Style abad ini.

"Eh---? Ngapa dah ni pada manusia? Bengek jamaah yah, ikutan dungs!"

"Belakang lo nyet," bisik Joko padanya. Saga melirik sebentar dengan alis menyatu. "Lo ngatain gue monyet? Lo sendiri muka kek bekantan ketimpa longsor gak nyadar yah?!" geram Saga.

"DI BELAKANG LO MONYET!"

Saga menutup telinga sambil membalikkan badan. Seketika aura dingin yang melekat pada Delta membekukan tubuh Saga. Tatapan datar tanpa ekspresi namun mengintimidasi. Itulah Delta yang sebenarnya.

Hingga aura mencekam itu bertambah dua kali lipat, saat Pak Setyo memasuki kelas Ipa 4 dengan hentakan kaki kasar. Para murid berlarian ke meja masing-masing.

"Kumpulkan tugas yang Bapak kasih minggu lalu, sekarang."

"Bujugile, gue menggile! Alpha, buku lo pinjemin bentar gue belum selesai nyatat!" Saga memelas dengan mata yang dibuat-buat.

"Hari ini aja, Ga. Kita kagak sodara, behahahah mampus lu upil piraun, dipites pala lu jadi tahu bulet digoreng dadakan!"

Begitu ucapan Alpha merebut buku di atas meja Saga. Cewek itu melongos pergi mengumpulkan tugas.

"Jadi... Yang gak kumpul tugas," ucap Pak Setyo sambil menghitung jumlah buku.

"Dua orang, siapa yang belum mengumpul tugas?"

Seperti biasanya, jika Delta tidak suka dengan satu pelajaran maka dia tidak akan pernah mengerjakan segala tugas dan *****-bengeknya. Tanpa ragu cowok itu berdiri lalu meninggalkan tanpa disuruh.

"Delta! Keliling lapangan sepuluh kali!" perintah beliau tegas, ia hanya berdehem pelan, bahkan tidak terdengar sama sekali.

"Satu lagi, siapa? Ngaku sebelum Bapak panggil," ujar beliau penuh tekanan. Dengan takut-takut Saga mengangkat tangannya.

"Saya Pak!"

Sontak semua mata menatap heran di satu titik.

"Tapi bukumu ada di sini?"

"Itu Saga yang tulis pak! Dia baik sama saya, soalnya kami udah kayak sodaraan, Pak!" sergah Alpha dengan pasti.

Akhirnya Alpha dihukum keliling lapangan, Saga menyatukan kedua tangannya berterimakasih.

"Hehe mangsa gue di mana yah?" suaranya, manik matanya melihat pemandangan silau dari lapangan basket. Delta sedang menjalankan hukumannya dengan santai.

"Ambyar hati dedek, mas!"

Terpopuler

Comments

tukang nyimak

tukang nyimak

wkwkwkwk..
raganya pir aun aja udh jd fosil kaku abadi apa lg upilnya ya lebih alot..🤣🤣🤣🤣

2021-07-17

0

Lisa Aulia

Lisa Aulia

ada aja ulah si alpha...demi mendapatkan hati delta,panas..panas dah...yuhuiiiii

2021-06-14

2

Sri Keren Mutamimah

Sri Keren Mutamimah

dapet novel gesrek lagi....😁

2020-11-30

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!