Ice Breaker!
Bagi Delta, bersekolah layaknya murid biasa adalah sesuatu yang membosankan. Tugas-tugas menumpuk, kerja kelompok dan buku pelajaran harus menemani setiap harinya. Tidak, Delta tidak suka itu. Dia hanya menyukai alunan musik dari senar gitar yang dimainkannya.
Delta termasuk murid yang cuek dengan nilai akademik maupun peringkat. Bukan karena Ayahnya seorang pemilik yayasan, dia hanya murid biasa yang malas dihadapkan dengan peliknya mata pelajaran yang tidak dia suka seperti matematika dan biologi. Bahkan, jika awal semester akan sangat menyenangkan bagi beberapa murid, namun bagi Delta tidak. Dia lebih suka menghabiskan waktunya di rooftop dengan petikan senar menemaninya.
Delta hanya mencoba membiasakan diri dengan lingkungan yang ditempatinya hampir dua bulan ini, seperti sebelumnya, dia tidak memiliki teman. Bahkan kenal saja tidak dengan teman sekelasnya. Delta hanya kenal Pak Kadi satpam sekolah dan Buk Dara wali kelasnya, selebihnya dia tidak peduli.
Sekolah ini jauh lebih nyaman dari sekolah Delta sebelumnya, tidak terlalu mengekang meski ia harus jengah jika diceramahi berjam-jam. Bagi beberapa orang, Delta terlihat dingin dan cuek, apalagi melihat ekspresi datarnya yang tidak bisa ditebak. Bahkan sampai ada yang menjulukinya 'es batu berjalan'.
Padahal baginya, Delta hanya malas basa-basi atau berbicara yang tidak penting. Cukup diam dan bicara seperlunya.
Semua terasa begitu damai sebelum seorang gadis dengan suara nyaring memanggilnya.
"Delta! Woi pekak!"
Delta menilik tajam padanya, seorang gadis dengan baju kusut dan rambut awut-awutan.
"Lo satu kelompok sama gue, hari ini ada presentasi sejarah! WOI LO DENGAR GUE GAK?!"
"Gak usah ngegas." Delta mendengus kesal, berusaha menahan kekesalannya pada cewek itu. Kenal aja enggak, main gas aja. Pikir Delta.
"Gue gak mau tau pokoknya lo yang presentasi, keriting tangan gue ngetik bahannya semalam!"
"Yang lain?"
"Yah mana gue tahu!"
"Ha?" suara Delta singkat, membuat Alpha membuang nafas cukup kasar. "Gini ya Delta, Joko sama Reff gak kelihatan di kelas. Jadi cuma lo satu-satunya yang kelihatan," jelas Alpha dalam satu nafas. Rambutnya terlihat basah oleh keringat membuat Delta agak risih.
"Slebor banget sih jadi orang," ucap Delta tanpa sadar. Alpha membulatkan matanya kesal. "Bodo amat! Emang situ sempurna, woi badan kek tiang madrasah gitu masih bangga aja."
"Peduli."
"Lo peduli---"
"Monyet."
"SANGPAH LO DELTA!" pekik Alpha berniat menggaruk lengannya, Delta menjauh cepat membuat tubuh Alpha jatuh terjerembab di lantai.
"Gak usah nyentuh gue."
Singkat, padat, dan nyesek.
Alpha menepuk roknya sambil mengumpat. "Dasar cowok batu! Gue doain lo jadi Maling Kundang!"
Delta menuruni tangga sembari mengacuhkan cewek di belakangnya, tanpa sadar Alpha sudah berdiri di sampingnya sambil menggerutu samar.
"Bisa cepet dikit gak? Lo jalan udah kayak Putri Keraton aja," sinis Alpha yang kini membuat alis tebal milik Delta bergerak naik turun.
Delta mempercepat langkahnya, karena langkah kakinya yang panjang membuat Alpha sesak nafas hanya untuk mengimbangi langkahnya.
"Delta, oi tungguin," ujar Alpha tergesa. Mencoba memegang lengan Delta dan,
Plakk!
"Auuwwh!"
Alpha memekik nyaring saat lengannya ditebas kasar oleh Delta, iris matanya mengamati cowok di hadapannya seraya berjingkat kesal. "Kasar banget sih lo?"
"Serah."
"Udah batu, kek Putri Keraton, mana galak lagi. Gak akan ada cewek yang mau sama lo. Gue jamin!"
Delta menarik sudut bibirnya, sedikit, bahkan tidak seperti senyuman. "Ada."
"Hah? Gak salah denger gue, sama siapa emang? Oh... Curut di got tetangga gue kali, behahaha!"
"Emang lo ada yang mau?"
"Ada lah!" Alpha membusungkan dada bangga, sambil mengusap ujung hidungnya.
"Siapa?" tanya Delta tanpa ketertarikan sedikitpun, mengundang senyum jenaka Alpha untuk merekah sempurna.
"Elo."
Delta beralih menatap Alpha dengan wajah gak-salah-gue-nyed?
"Ogah. Gak akan pernah," sela Delta terselip nada tak suka dalamnya.
Sedangkan cewek di sebelahnya hanya menggendikan bahu, sedetik kemudian sebuah senyum terulas lagi di bibirnya. "Kalau ntar lo suka sama gue gimana?" celetuknya membuat ekspresi dingin Delta seketika berubah heran seraya menengok ke samping.
"Mana mau gue."
"Yakin?"
"Ehm."
"Ah masa?" goda Alpha berniat mencolek Delta lagi dengan genitnya namun ditebas habis-habisan oleh cowok itu.
"Gak usah sentuh gue!" tegasnya dengan sorot tajam. Delta tidak suka disentuh sembarang orang, pokoknya apapun yang ada sangkut-pautnya dengan Delta tidak boleh disentuh!
"Kasar banget sih! Lihat aja, ntar lo yang pengen nyolek gue," ujar Alpha bercanda.
"Jijik."
"Kalau gue bisa bikin lo suka sama gue gimana? Lo mau kasih apa?"
"Serah," jawabnya malas menanggapi. Jujur, ini record paling banyak bagi Delta untuk berbicara dalam 2 tahun ini.
"Em... Gue mau... Apa yak?"
Delta melirik Alpha dengan kesal, angin membuat rambut cewek itu berterbangan mengenai wajah tampannya.
"Ck! Rambut lo!"
"Alus yah?"
"Bau bangke." Delta menjawab, senyum sinis samar tercetak di sudut bibir tipisnya.
"Masa? Gue 'kan duta shampoo lain, dulu pernah pake odol sekarang pake wipol!" Alpha mengibas rambutnya hingga menampar wajah Delta.
"Sialan!" gerutuan kasar lolos dari bibirnya, baru kali ini ada yang berani berinteraksi dengan Delta, karena biasanya murid lain akan menjauh ketika melihat wajah dingin dan aura tajam di sekitarnya.
"Lihat aja De, gue bakal buat lo jatuh cinta sama gue! Ingat itu baik-baik!" seru Alpha nyaring sebelum memasuki kelas. Delta berjalan lambat sambil mengumpat dalam hati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
wkwkwk ngakak aku..Mampir thor🙋🏻♀️🙋🏻♀️🙋🏻♀️
2023-03-01
0
Lisa Aulia
baru mampir...mudahan seru...
2021-06-14
0
Kanjeng Netizzen
Anjrit gw ketawa 😂😂😂
2021-05-26
0