Siang itu, di saat terik matahari sedang ganas-ganasnya murid Ipa 3 terpaksa berjemur di pinggir lapangan untuk mengambil nilai olahraga dalam permainan bola volly. Banyak yang membolos sedangkan para siswi dengan suka rela panas-panasan karena suatu alasan.
Delta Azriya Pratama.
Memiliki wajah kalem dan tampan, disertai figurnya yang tinggi dengan kulit putih bersih membuat para cewek gemas. Ingin nyentuh takut ditabok, serba salah.
"Adiba dan Lara, kalian maju!" Pak Aji memberi isyarat maju. Dua sejoli itu menatap sinis satu sama lain. Karena sebelumnya mereka sempat adu bacoet mempermasalahkan bolpoin. Adiba yang notabene-nya hobi nyolong bolpoin dan Lara korbannya. Adiba mengelak Lara memberontak.
Terjadilah perang Shinobi ke-3.
Selang beberapa menit, Pak Aji kembali bersuara, "Saga dan Reff, giliran kalian!"
Semua orang bertepuk tangan heboh, giliran dua kubu yang dicap sebagai Tom and Jerry di SMA Adibraka. Reff yang kelihatan santai dengan postur jangkung dan rambut kuncir kuda sedangkan Saga si kampret dengan gigi taring seperti setan bohlam.
Terjadi persaingan sengit, bola sama sekali belum jatuh ke tanah. Kedua kubu saling mempertahankan harga diri hingga suara mengggelegar Saga membuat lawannya terkejut.
"EH ENCOK GUE ANYING!" pekik Saga setelah membalas serangan Reff. Bola jatuh tepat di daerah lawan dan Saga menang angka.
"Curang lo," cibir Reff tanpa memperlihatkan ekpresi kesal sedikitpun, masih kalem seperti biasanya.
"Hoho, kadang seneng suara gue mirip knalpot bajay hahha! Terkejut juga nih anak," ledek Saga menertawai cewek di hadapannya itu, dia hanya menggendikan bahu lalu kembali ke pinggir lapangan.
"Pokoknya Delta harus sama gue!" batin Alpha sembari melotot ke Delta, yang dipelototi menatapnya dengan datar, hanya sedetik dan dia langsung berpaling muka.
"Alpha dan... Diana!"
"Yaaah...." sontak beberapa murid mendengus kecewa. Pak Aji menatap terheran-heran. "Ada yang salah?" tanya beliau.
"Gak pak," jawab mereka.
Sebelum memulai bertanding Diana mengedipkan matanya ke Alpha, ia hanya menatap bingung sebelum bola volly berpacu cepat mengenai jidatnya.
"Adddauuuww!!!" pekik Alpha memegang jidatnya, tubuhnya terhempas di lapangan. "Woi Delta tolongin Alphaa oi!! Eh bujug mati bespren gue itu, alahmakjang!" histerisnya tanpa bergerak sedikitpun untuk membantu Alpha.
"Males," jawab Delta membuang muka, Alpha terjatuh tepat di hadapannya.
"Woi lo lebih dekat tuh, Ya Allah... Kalau dia mati gue gak mau tahu, pokoknya lo harus kafanin dia!" seru Diana lagi sambil membantu Alpha berdiri.
"Auwh, sakit nyed!" bentaknya sembari menempeleng Diana.
"Lo berat go block ehh---"
Alpha kembali jatuh karena Diana tidak bisa menahan bebannya.
"Delta! Bantuin kek! Lo punya hati gak sih biarin cewek kesakitan begini?!" hardik Reff dengan tajam. Sebenarnya dia bisa langsung mengangkut tubuh Alpha ke UKS, tapi mereka punya rencana.
"..."
Diana memelas pada Pak Aji, guru itu menangkap maksud Diana lalu membuka mulutnya. "Delta, bantuin Alpha bangun. Kamu jadi cowok harus gentleman dong!" ucap Pak Aji mengobarkan jiwa mudanya. Kalau masih muda bolehlah diangkatnya tuh bocah, kalau sudah tua yang ada dimutilasi istri di rumah.
"Oi!"
Merasa terdesak Delta memanggil seorang cowok berkacamata, cowok itu mendekat. "Kenapa bang?"
"Lo angkat dia." Delta memberi uang biru pada cowok dengan gaya culun itu.
"Yoi bang, hayok sini kak," ajaknya sembari merentangkan tangan seperti hendak memeluk.
"OGAH GUE OGAAAH!! PELUK TIANG KANTIN SANA!!!"
"Oh gak jadi, balikin," ujar Delta kembali mengambil uangnya, semua orang menatap nanar terutama cowok culun itu. Masih menatap Delta dengan nanar, Alpha berjingkat kesal.
"Ngeselin," gumam Alpha sangat pelan.
"Emang." Delta berbicara tanpa sedikitpun emosi dalam setiap katanya. Hanya berbicara tanpa perasaan.
"Kita lanjut... Oke, kamu Delta dengan Joko," suara Pak Aji dengan lantang. Joko maju berhadapan dengan Delta. Terjadi grasak-grusuk, para siswi memperhatikan setiap pergerakan mereka.
Di pinggir sana, Diana sibuk memberi kode pada Joko dengan mulut mangap-mangap.
"Oke siyap Nyai Kanjeng!" seru Joko.
"Nyai Kanjeng sempak lo nyangkut! Inget Ko, your time your gold!"
"Sok inggris juga lo, makanan di rumah masih sayur asem juga," sindir Adiba hingga sebuah tangan mengenai tulang pelipisnya. "Weh, anak saiton, lo mau gue tampol pake kaki lo?"
"Hih," dengusnya seraya memfokuskan pandangannya ke depan. Adiba menatap Diana lama hingga sebuah suara memecah gendang telinga mereka. "Ciiee pedekate cieee..."
"Si Lara cemburu cuk! Laki dia digebet Diana, ahayde!" seru Saga dengan gigi taring yang timbul di ujung bibirnya.
"Salah paham lo curut!"
Pertandingan dimulai, Joko memberi umpan pada Delta, dengan santai dia membalas memberikan operan tinggi sebagai kesempatan pada Joko untuk menyerang. Bola datang dan Delta menepis tangkas.
Pertandingan seru membuat siswi bersorak ricuh, terkecuali Alpha yang sibuk mengelus jidatnya. Diana sempat meminta maaf tadi, tapi tetap saja cewek itu merencanakan semuanya sendiri.
"Haha udah lama gue gak main begini," ujar Joko seraya memblocking bola, dari arah Delta, bola hampir jatuh ke tanah. Dengan terpaksa ia memukul bola itu terbang tinggi ke atas.
Joko mengambil ancang-ancang, memukul namun tangannya tergelincir hingga bola berubah haluan. Terjadi jeda sampai terdengar pekikan nyaring di sebelah Delta.
"WUANJIR SAKET KEPALA PERINSES!!!"
Delta menoleh ke sampingnya dan benar saja. Bola itu memang menyukai si slebor, Delta harus terdesak lagi seperti tadi.
"Salah lo, Ko." Delta menyela, membuat para penonton menyimak. Padahal daritadi bersorak supaya Delta menggendong Alpha dengan bridal style. Aura mak comblang mereka seperti membatasi ruang gerak Delta.
"Lo yang gak nangkap bola... Eh gue kebelet nih, dadah~"
Joko berlari dengan tralalala-trililili.
"Dijemur mulu gue perasaan. Hoi Diana bantuin gue kek!" pekik Alpha pada temannya itu tapi yang dicari tidak kelihatan batang hidungnya. Yang lain mengangkat tangan seperti tidak mau ikut campur.
"Ish kampret!" hardiknya kesal, dengan susah payah tangannya menopang berat tubuhnya hingga bisa berdiri tegak. Dengan perlahan kaki Alpha berjalan, pusing membuat tubuhnya oleng menabrak seseorang.
"Gak usah nyentuh!"
"Ngapain juga gue sentuh lo kalo kepala gue gak puyeng gini, ck! elo yang lempar bola juga gak minta maaf lagi!" umpatnya berjalan terseret-seret.
Semua orang menatap geli dua manusia itu, Alpha yang mengomel gak jelas sedangkan Delta yang...
Memegang ujung seragam Alpha agar tidak jatuh.
"Azzeeekk! Geli deh gue liat mereka," timpal Saga setelah kedua orang itu menjauh.
"Haha! Kok lucu yah?"
"Auwwwh~ co cwit...." komentar Diana sembari tersenyum merekah, banyak yang bersorak kagum hingga kedua orang itu makin menjauh.
Dari satu sisi, sepasang mata menatap dengan tajam. Sirat kebencian terselubung dibalik sorak-sorai murid Ipa 3.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
tukang nyimak
hm..
berantakan bgt dialognya siapa yg lg ngomong dan siapa yg nyautin, bentrok mataku nyimak,, tp setelah baca lg si delta megangin ujung baju alpha ko ya imut gtu ya😃😄
2021-07-17
1
Khalisah Rochman
gue jatuh cinta pertama kali padamu thor berkat galaksi... gue suka gaya loe thor
2021-05-12
0
Neno
bola voly x lope lope kali ma Alpa,habisx kena kiss mulu😂😂😂
2021-04-14
0