Setengah berlari, Ricky menyeruak masuk ke ruangan Arya. Ia tampak sumringah sang boss kembali masuk kantor. Willi yang menyusul di belakangnya hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan sahabatnya itu.
"Arya! Akhirnya kau datang juga. Teganya dirimu membiarkan pengantin baru lembur tiap hari. Harusnya kasih tiket honeymoon bukan ngelembur." Ricky langsung nyeroscos begitu tiba dihadapan Arya.
"Salah sendiri nikahnya barengan sama anakku lahir." Jawab Arya santai, tanpa mengalihkan perhatiannya dari berkas yang ia periksa.
Ricky hanya menggaruk kepalanya, beneran bingung nggak tahu harus membalas apa.
"Tambahin saja Ar kerjanya. Suruh jadi perwakilan ke Yogyakarta. Kamu pasti belum mau ninggalin si kecil jauh-jauh kan?" William mengompori Arya yang dari tadi memang sedang menimang-nimang antara berangkat atau tidak.
Arya selaku Direktur pusat, membuat kebijakan kepada setiap cabang untuk mengadakan acara amal dalam bentuk program Galaksi Charity yang diadakan setiap tahun. Kali ini cabang yogyakarta akan mengadakan acara khitanan masal. Pihak cabang telah meminta konfirmasi apakah direktur pusat bisa hadir tidaknya.
"Cerdas kamu, Will." Arya menjentikkan jarinya. Ide Willi membuat Arya menemukan solusinya.
"Wah-wah jangan aku lah. Willi saja--" Ricky melambaikan tangannya tanda menolak.
"Sorry, bro. Gue nggak bisa. Minggu ada acara gowes bareng komunitas dan finishnya di cafe gue. Schedule yang tak bisa dirubah lagi." Willi pun melambaikan tangannya tanda menolak.
"Sudah-sudah. Pokoknya keputusannya kamu yang berangkat--"
"Aduh tega bener Ar. Masa baru nikah seminggu harus ke luar kota. Kasihan Safa sendirian di apartemen. Bagaimana kalau Meta saja yang berangkat? Ricky balik mengusulkan sekretaris Arya saja yang berangkat.
"Denger dulu kalau aku ngomong, jangan maen potong aja!" Arya memukul bahu Ricky dengan bantal sofa karena jengkel dengan tingkahnya.
"Kamu harus jadi perwakilan pusat. Sampaikan pidato sambutan dengan wibawa dan berkesan. Kamu berangkatnya ajak Safa. Puas-puasin deh di sana sekalian homeymoon, dari sabtu sampai senin. Segala pengeluaran sampai bayar WC umum 2ribu pun, ditanggung oleh kantor. Asal ada kwitansinya," jelas Arya.
Ricky menjentikkan tangannya dengan berbinar. "Nah ini yang aku suka dari boss Ar, orangnya selalu pengertian. Makasih beb." Ricky tersenyum lebar. Ia mendekat dengan merentangkan tangan seolah mau memeluk.
"Ih jijik gue. Lo jadi ketularan gaya Andina sama Safa." Arya bergidik sambil memundurkan tubuhnya dan melemparkan bantal sofa ke badan Ricky.
"Tadi ngomel-ngomel. Sekarang muji-muji. Dasar bunglon. Nanti jangan lupa kalau ke wc umum minta dibuatkan kwitansi ke mamang wc nya ya!" Willi ikut meledek sahabat somplaknya itu.
"Eh diem kompor. Dari tadi kerjaan lo ngomporin melulu deh. Kira-kira aja harus minta kwitansi. Bisa jatuh harga diri pria ganteng seperti gue." sahut Ricky sambil bertumpang kaki dan membusungkan dada.
"Eh harusnya lo ucapin terima kasih ke gue. Gara-gara gue komporin lo bisa honeymoon. Awas saja kalau nggak ngasih oleh-oleh!" Willi yang duduk bersebrangan, mengepalkan tinjunya ke arah Ricky.
Ricky senyum-senyum sendiri. Benar juga, gara-gara ide Willi, dia jadi bisa jalan-jalan dengan Safa.
"Sudah sana kalian bubar, berisik tau. Ganggu konsentrasi saja!" Arya mulai pusing dengan tingkah keduanya yang selalu ribut.
****
Selepas magrib mobil Ricky berhenti di depan pintu gerbang tinggi rumah Arya. Ia turun dari mobil dan memencet bel yang berada di sisi pintu pagar kecil khusus untuk keluar masuk orang. Kedatangannya untuk menyusul mengantarkan laptop Arya yang tertinggal di meja kerjanya.
Seorang pria dengan pakaian serba hitam keluar dari pintu. Ia dengan ramah menyapa tamu yang datang itu.
"Selamat malam mas, mau ketemu siapa?" tanya Kang Adang yang mulai bertugas hari ini.
Ricky mengernyit, beberapa hari tak mengunjungi rumah Arya, ternyata ada perubahan.
"Akang security di sini?" Ricky bukannya menjawab malah balik bertanya.
"Betul sekali. Mas dengan siapa? Tidak bisa masuk sebelum menyebutkan nama, karena saya harus melapor dulu ke dalam."
"Saya, Ricky. Bukain saja gerbangnya Kang. Saya bukan orang lain, masih keluarga!"
"Oh maaf mas, tunggu dulu. Ini protokol keamanan, saya mau lapor dulu ke dalam!" Kang Adang dengan sopan meminta Ricky untuk menunggu. Ia mengambil Handy Talky (HT) yang disimpannya di pinggang.
"Bravo 2 masuk, Bravo 2!"
"Disini Bravo 2. Ada apa Bravo 1?" terdengar balasan dari sebrang, rupanya itu suara Ceu Edoh.
"Ada tamu bernama Ricky. Tolong laporkan kepada Alpha."
"Sepertinya Bravo 2 kenal dengan nama itu. Coba lihat, apakah di dekat hidungnya ada tahi lalat? "
Ricky hanya menganga mendengar percakapan yang memakai frekuensi radio itu. Kenapa rumah Arya jadi dihuni orang-orang aneh, pikirnya. Ia memundurkan tubuhnya saat Kang Adang memperhatikan wajahnya yang memang benar ada tahi lalat pemanis wajahnya Ricky.
"He he, sebentar ya Mas. Bravo 2 sedang melapor dulu ke Alpha."
Ricky tak mampu berkata-kata. Ia terlampau terkesima dengan kekonyolan standar keamanan yang berlaku di rumah Arya.
" Ada Om Iky--!" Athaya berteriak memasuki ruang makan dimana Mama Andin dan Papi Arya baru selesai makan malam.
Ricky yang akhirnya bisa melajukan mobilnya masuk ke halaman setelah 10 menit menunggu di depan gerbang tampak geleng-geleng kepala. Ia menarik kursi, ikut duduk bergabung di meja makan.
"Om Iky ayo sekalian ikut makan!" tawar Andina sambil menyiapkan makan untuk Athaya yang baru datang setelah menemani adiknya di kamar.
"Nanti saja teh di rumah. Kasihan Safa sudah masak." Ricky mengambil sebuah jeruk yang tersaji di meja.
"Ini sejak kapan sih pakai keamanan ketat banget, kayak mau berkunjung ke rumah jendral." Ricky mulai ngedumel sambil mengupas jeruknya. Ia menceritakan kejadian di depan tadi termasuk percakapan HT yang di dengarnya.
"Maklum orang baru. Dia belum mengenal siapa-siapa tamu yang biasa datang ke sini. Baguslah, dia bersikap waspada." Arya tertawa. Merasa lucu juga dengan pasangan Adang Edoh itu. Kemarin saat Kang Adang datang, ia minta dibelikan Handy Talky untuk komunikasi cepat, katanya.
"Ha ha, tapi lucu juga sih. Gaya komunikasinya kayak tim sergap. Pakai sandi segala, Alpha Bravo." Ricky ikut tertawa, di otaknya timbul ide untuk ngerjain William.
Setelah menyerahkan laptop, Ricky tak lama langsung pamit. Ia diantar oleh Arya sampai teras.
Arya memanggil Kang Adang yang sedang ngobrol dengan Pak Asep di bangku taman. "Kang Adang, ingat-ingat ya wajah orang ini. Dia bebas datang kapanpun ke rumah ini, dia keluarga saya."
"Siap Boss, laksanakan! Sudah saya pindai ke dalam memori kepala." Kang Adang berdiri tegak memberi hormat.
Ricky menepuk jidatnya, mulai hari ini ia harus menyesuaikan diri dengan orang-orang spesies baru di rumah Arya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
Eka Novariani
ckckck...wkwkwk...😂😂😂
2025-02-23
0
werdi kaboel
hahaha... ceu edoh.. ceu edohh
2024-09-02
0
Bunda_sarah
🤣🤣🤣🤣🤣😂😂😂
2024-07-10
1