"Sayang, aku mau ke cafe sekarang aja. Anterin ya!" Celine meminta ikut sekalian William berangkat ke kantor. Ia lagi malas membawa mobilnya sendiri. Celine memoleskan kembali lipstik di bibirnya selesai sarapan pagi.
William yang sedang menyesap kopi hitam yang masih mengepulkan asap panas menoleh ke sang istri. "Kenapa berangkat pagi?" herannya.
"Siang ini ada yang booking private room untuk birthday party. Orang decor akan datang jam 8."
William mengangguk mengerti.
Cafe Zero, yang baru launching sebulan yang lalu adalah ide pasangan suami istri tersebut. Celine memilih resign dari pekerjaannya sebagai asistant manager di salah satu perusahaan smartphone ternama karena tekanan pekerjaan membuatnya stres juga kurangnya quality time bersama William dikarenakan keduanya sama-sama sibuk. Celine dengan kesadaran sendiri memutuskan keluar demi keharmonisan rumah tangganya. Hingga akhirnya tercetus ide membuka cafe yang mendapat 100% persen dukungan dari William.
Selama 2 bulan sebelumnya, Celine menghabiskan waktu untuk riset dan belajar secara privat dari chef profesional untuk menciptakan menu yang menjadi andalan dan ciri khas cafenya.
Usaha tidak akan pernah menghianati hasil. Baru sebulan launching, cafenya sudah menjadi topik di media sosial karena memiliki spot-spot foto yang menarik juga menu food and bavarage yang khas.
Dengan saling berpegangan tangan, William dan istrinya meninggalkan apartemen tempatnya tinggal. Mobil melaju menembus jalan raya yang mulai padat di jam berangkat kerja.
"Nanti pulang kerja ke sini kan?" tanya Celine saat mobil sudah terparkir di depan cafe.
"Tentu, honey. Sejauh apapun aku melangkah, kamu adalah tempatku pulang." William menaik turunkan alisnya dengan senyum tipis tersungging.
"Hadeuh pagi-pagi sudah ngegombal," Celine memutar bola matanya jengah. Ia sudah tak aneh dengan gombalan receh yang dilakukan William, karena terlalu sering jadi tidak membuatnya klepek-klepek yang ada malah membuatnya gemas pengen nimpuk.
"Aku berangkat dulu ya. Hari ini akan lembur, paling sampai sini jam 8."
Celine menganggukkan kepalanya. Ciuman kilat di bibir menjadi kebiasaan keduanya sebelum berangkat kerja. Celine berdiri melambaikan tangannya saat mobil William bergerak meninggalkan parkiran.
...****...
Orang tua dan adiknya Safa ikut mengantar kepindahannya ke apartemen. Ricky mempersilakan keluarga barunya untuk melihat-lihat suasana di dalamnya. Kombinasi warna putih dan abu tegas menandakan sang pemilik adalah seorang pria.
"Hm. Ruang seluas ini cuma ditinggali sendiri, nggak takut apa, Ky?" tanya Bapak setelah mengitari semua sudut unit apartemen Ricky.
"Takut sih nggak, pak. Cuma nggak ada teman ngobrol aja. Lagian aku ada di rumah cuma malam aja. Kadang nggak pulang karena tugas ke luar kota," jawab Ricky.
"Bapak sama Mama nginap aja dulu. Di sini ada dua kamar kok." Ricky menawarkan mertuanya untuk menginap. Lain di mulut lain di hati. Duh semoga Bapak menolak, aku kan pengen berduaan dulu.
"Iya pak, kita nginap yuk. Mama pengen merasakan tidur di apartemen kayak apa. Pengen lihat juga pemandangan Bandung di malam hari." Mama Lilis langsung menyahut dengan semangat.
"Lain kali aja Ma. Nanti malam kan mau ada tamu ke rumah." Bapak mengedipkan matanya saat menantunya lengah. Ia memberi kode istrinya itu agar mengerti. Biarkan pengantin baru menikmati momen berduaan.
"Aa Iky, kalau mau main kelereng di mana? Della nggak lihat ada tanah."
Pertanyaan polos Della membuat semuanya tertawa. Anak bungsu itu memang tomboy, mainannya bukan boneka. Tapi mainan anak cowok. Ditambah Safa mengaturnya jadwal bermain gadget, tidak dibiarkannya memegang gadget seharian.
"Kalau apartemen nggak ada halaman Del. Ini ibarat rumah yang di susun ke atas." Jelas Ricky. Dia jadi ingat masa kecilnya dulu juga senang bermain kelereng.
Usai kebersamaan keluarga sampai sore, kini tinggallah Ricky dan Safa berdua. Ricky membantu Safa membereskan pakaiannya ke dalam lemari. Menata perlengkapan make up di meja rias.
"Mulai sekarang aku serahkan segala urusan dalam negeri sama kamu, Mofa. Setiap ruangan mau di tata ulang atau ganti cat atau mau membeli perabot dapur, pokoknya terserah Mofa." Ricky memeluk Safa dari belakang. Mencium wangi rambut sang istri yang menguarkan aroma segar apel.
"Mofa apa sih Aa?" Safa mengernyit. Dua kali Ricky mengulang menyebutnya Mofa. Ia menatap suaminya itu dari pantulan cermin, karena mereka masih berdiri di depan meja rias.
"Itu panggilan kesayangan aku untuk kamu. Mofa artinya mommy Safa. Keren kan?" Ricky tersenyum menaikkan kedua alisnya, balas menatap Safa dari pantulan cermin.
Safa malah terkikik. "Kerennya dimana ya, kok aku malah geli dengernya," Safa menahan tawanya dengan menutup mulut. Sehingga bahunya jadi terguncang-guncang.
"Mofa, kamu mah susah ya diajak romantis!" Ricky mendecih pura-pura kesal.
"Iya-iya maaf. Terserah Aa aja deh. Yang penting suamiku ini seneng--" Safa menolehkan wajahnya. Mengecup sekilas bibir Ricky agar tidak lagi mengkerut.
"Wah, udah mulai mancing-mancing ya. Ayo kita lanjut!" Tanpa aba-aba Ricky menggendong Safa menuju ranjang. Safa yang protes minta turun langsung terdiam karena mulutnya dibungkam oleh bibir Ricky.
"Aa, stop dulu. Sebaiknya kita sholat sunah dulu sebelum melakukannya ya?" pinta Safa dengan lembut. Ia menahan bibir Ricky dengan telunjuknya sebelum menjelajah ke area lainnya.
"Kamu benar Mofa. Ayo kita wudhu!" Ricky meraih tangan Safa untuk bangun dari posisi telentangnya.
Berjamaah, keduanya melakukan sholat sunah 2 rakaat, sebelum melakukan hubungan badan untuk pertama kalinya. Sepenggal do'a Ricky panjatkan kepada Allah, Yang Maha Pengasih dan Penyayang. Memohon kebaikan dan ketenangan untuk rumah tangganya.
Akhirnya, tidak ada lagi yang akan mengganggu.
Ricky berbaring sambil tersenyum lebar menatap langit-langit kamar. Ia menunggu Safa yang sedang mengganti pakain sesuai requestnya. Dua kali gangguan sudah dilaluinya. Mungkin memang harus ranjang ini yang menjadi saksi penyatuan cinta, pikirnya. Lampu temaram dihidupkan, menambah kesyahduan suasana ruang kamar.
Ricky duduk termangu saat tahu-tahu Safa sudah berdiri di dekat ranjang. Ia datang diharudung sarung, persis orang yang sedang keliling ronda, untuk mengusir hawa dingin. Padahal Ricky sudah membayangkan, Safa keluar dari kamar mandi berjalan bak model cat walk dengan lingerie yang menggoda iman.
"Mofa, kenapa malah pakai sarung gitu. Buka sarungnya!" Ricky geleng-geleng kepala dengan kelakuan konyol istrinya itu.
"Aku malu Aa, bajunya menerawang." Safa merajuk menahan sarung yang sudah terbuka sampai bahu. Tapi Ricky menggelitiki pinggangnya, sehingga sarung berhasil melorot ke bawah. Sejak kemarin, Ricky jadi tahu kelemahan istrinya itu. Safa tidak tahan dengan rasa geli.
Pemandangan indah terbentang nyata di depan Ricky. Ia terpaku mengagumi keelokan tubuh dibalik busana tertutup yang biasa membungkus tubuh gadis itu sehari-harinya. Busana wajib muslimah yang menjadi simbol kehormatan seorang wanita saleha.
"Aa, jangan diliatin terus. Aku malu--" Safa berusaha menutup dada dan mahkota bawahnya yang membayang di balik kain transparan, dengan kedua tangan. Wajahnya sudah sangat memerah karena malu dan gugup karena Ricky memandanginya dengan tatapan mendamba.
Tanpa kata, Ricky meraih kedua tangan Safa dan mengecupnya mesra lalu menuntunnya menuju ranjang.
Bismillah, Allahumma jannibnaasysyaithoona wa jannibi syaithoona maarozaqtanaa.
Dalam keheningan malam, keduanya melirihkan do'a sebelum berhubungan suami istri. Safa dengan pasrah menerima sentuhan-sentuhan lembut suaminya. Pelan tapi pasti, Ricky berhasil menembuskan tongkat saktinya. Menancapkan ciri di wilayah kepemilikannya. Dikecupnya mesra kelopak mata Safa yang terpejam dan tampak masih meringis menahan sakit karena upaya pembobolan tadi.
"Terima kasih Mofa sayang. Kamu sudah menjaganya untukku." Ricky mengelus lembut rambut Safa. Kembali mengecup pipi mulusnya penuh sayang. Ia kini berbaring memeluk sang istri, menyalurkan kenyamanan sampai keduanya terlelap dalam tidur yang tenang.
...Dengan menyebut nama Allah, Ya Allah jauhkanlah kami dari gangguan syaitan dan jauhkanlah syaitan dari rezeki yang Engkau anugerahkan kepada kami....
...000000000...
...Jangan lupakan jejak like, coment dan vote nya ya ! 😍😍😍...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
zian al abasy
😭😭😭😭😭😭trhuraaa sm psngan d crta ini smu coo cweet ..
2024-07-02
1
linanda eneste
ah timpuk jg neh bang wil
2024-06-04
0
Yuli Yuliani Natabraja
Mau ngerondain Aa Iky
2023-08-20
0