3. Yes Berhasil

"Sayang, aku mau ke cafe sekarang aja. Anterin ya!" Celine meminta ikut sekalian William berangkat ke kantor. Ia lagi malas membawa mobilnya sendiri. Celine memoleskan kembali lipstik di bibirnya selesai sarapan pagi.

William yang sedang menyesap kopi hitam yang masih mengepulkan asap panas menoleh ke sang istri. "Kenapa berangkat pagi?" herannya.

"Siang ini ada yang booking private room untuk birthday party. Orang decor akan datang jam 8."

William mengangguk mengerti.

Cafe Zero, yang baru launching sebulan yang lalu adalah ide pasangan suami istri tersebut. Celine memilih resign dari pekerjaannya sebagai asistant manager di salah satu perusahaan smartphone ternama karena tekanan pekerjaan membuatnya stres juga kurangnya quality time bersama William dikarenakan keduanya sama-sama sibuk. Celine dengan kesadaran sendiri memutuskan keluar demi keharmonisan rumah tangganya. Hingga akhirnya tercetus ide membuka cafe yang mendapat 100% persen dukungan dari William.

Selama 2 bulan sebelumnya, Celine menghabiskan waktu untuk riset dan belajar secara privat dari chef profesional untuk menciptakan menu yang menjadi andalan dan ciri khas cafenya.

Usaha tidak akan pernah menghianati hasil. Baru sebulan launching, cafenya sudah menjadi topik di media sosial karena memiliki spot-spot foto yang menarik juga menu food and bavarage yang khas.

Dengan saling berpegangan tangan, William dan istrinya meninggalkan apartemen tempatnya tinggal. Mobil melaju menembus jalan raya yang mulai padat di jam berangkat kerja.

"Nanti pulang kerja ke sini kan?" tanya Celine saat mobil sudah terparkir di depan cafe.

"Tentu, honey. Sejauh apapun aku melangkah, kamu adalah tempatku pulang." William menaik turunkan alisnya dengan senyum tipis tersungging.

"Hadeuh pagi-pagi sudah ngegombal," Celine memutar bola matanya jengah. Ia sudah tak aneh dengan gombalan receh yang dilakukan William, karena terlalu sering jadi tidak membuatnya klepek-klepek yang ada malah membuatnya gemas pengen nimpuk.

"Aku berangkat dulu ya. Hari ini akan lembur, paling sampai sini jam 8."

Celine menganggukkan kepalanya. Ciuman kilat di bibir menjadi kebiasaan keduanya sebelum berangkat kerja. Celine berdiri melambaikan tangannya saat mobil William bergerak meninggalkan parkiran.

...****...

Orang tua dan adiknya Safa ikut mengantar kepindahannya ke apartemen. Ricky mempersilakan keluarga barunya untuk melihat-lihat suasana di dalamnya. Kombinasi warna putih dan abu tegas menandakan sang pemilik adalah seorang pria.

"Hm. Ruang seluas ini cuma ditinggali sendiri, nggak takut apa, Ky?" tanya Bapak setelah mengitari semua sudut unit apartemen Ricky.

"Takut sih nggak, pak. Cuma nggak ada teman ngobrol aja. Lagian aku ada di rumah cuma malam aja. Kadang nggak pulang karena tugas ke luar kota," jawab Ricky.

"Bapak sama Mama nginap aja dulu. Di sini ada dua kamar kok." Ricky menawarkan mertuanya untuk menginap. Lain di mulut lain di hati. Duh semoga Bapak menolak, aku kan pengen berduaan dulu.

"Iya pak, kita nginap yuk. Mama pengen merasakan tidur di apartemen kayak apa. Pengen lihat juga pemandangan Bandung di malam hari." Mama Lilis langsung menyahut dengan semangat.

"Lain kali aja Ma. Nanti malam kan mau ada tamu ke rumah." Bapak mengedipkan matanya saat menantunya lengah. Ia memberi kode istrinya itu agar mengerti. Biarkan pengantin baru menikmati momen berduaan.

"Aa Iky, kalau mau main kelereng di mana? Della nggak lihat ada tanah."

Pertanyaan polos Della membuat semuanya tertawa. Anak bungsu itu memang tomboy, mainannya bukan boneka. Tapi mainan anak cowok. Ditambah Safa mengaturnya jadwal bermain gadget, tidak dibiarkannya memegang gadget seharian.

"Kalau apartemen nggak ada halaman Del. Ini ibarat rumah yang di susun ke atas." Jelas Ricky. Dia jadi ingat masa kecilnya dulu juga senang bermain kelereng.

Usai kebersamaan keluarga sampai sore, kini tinggallah Ricky dan Safa berdua. Ricky membantu Safa membereskan pakaiannya ke dalam lemari. Menata perlengkapan make up di meja rias.

"Mulai sekarang aku serahkan segala urusan dalam negeri sama kamu, Mofa. Setiap ruangan mau di tata ulang atau ganti cat atau mau membeli perabot dapur, pokoknya terserah Mofa." Ricky memeluk Safa dari belakang. Mencium wangi rambut sang istri yang menguarkan aroma segar apel.

"Mofa apa sih Aa?" Safa mengernyit. Dua kali Ricky mengulang menyebutnya Mofa. Ia menatap suaminya itu dari pantulan cermin, karena mereka masih berdiri di depan meja rias.

"Itu panggilan kesayangan aku untuk kamu. Mofa artinya mommy Safa. Keren kan?" Ricky tersenyum menaikkan kedua alisnya, balas menatap Safa dari pantulan cermin.

Safa malah terkikik. "Kerennya dimana ya, kok aku malah geli dengernya," Safa menahan tawanya dengan menutup mulut. Sehingga bahunya jadi terguncang-guncang.

"Mofa, kamu mah susah ya diajak romantis!" Ricky mendecih pura-pura kesal.

"Iya-iya maaf. Terserah Aa aja deh. Yang penting suamiku ini seneng--" Safa menolehkan wajahnya. Mengecup sekilas bibir Ricky agar tidak lagi mengkerut.

"Wah, udah mulai mancing-mancing ya. Ayo kita lanjut!" Tanpa aba-aba Ricky menggendong Safa menuju ranjang. Safa yang protes minta turun langsung terdiam karena mulutnya dibungkam oleh bibir Ricky.

"Aa, stop dulu. Sebaiknya kita sholat sunah dulu sebelum melakukannya ya?" pinta Safa dengan lembut. Ia menahan bibir Ricky dengan telunjuknya sebelum menjelajah ke area lainnya.

"Kamu benar Mofa. Ayo kita wudhu!" Ricky meraih tangan Safa untuk bangun dari posisi telentangnya.

Berjamaah, keduanya melakukan sholat sunah 2 rakaat, sebelum melakukan hubungan badan untuk pertama kalinya. Sepenggal do'a Ricky panjatkan kepada Allah, Yang Maha Pengasih dan Penyayang. Memohon kebaikan dan ketenangan untuk rumah tangganya.

Akhirnya, tidak ada lagi yang akan mengganggu.

Ricky berbaring sambil tersenyum lebar menatap langit-langit kamar. Ia menunggu Safa yang sedang mengganti pakain sesuai requestnya. Dua kali gangguan sudah dilaluinya. Mungkin memang harus ranjang ini yang menjadi saksi penyatuan cinta, pikirnya. Lampu temaram dihidupkan, menambah kesyahduan suasana ruang kamar.

Ricky duduk termangu saat tahu-tahu Safa sudah berdiri di dekat ranjang. Ia datang diharudung sarung, persis orang yang sedang keliling ronda, untuk mengusir hawa dingin. Padahal Ricky sudah membayangkan, Safa keluar dari kamar mandi berjalan bak model cat walk dengan lingerie yang menggoda iman.

"Mofa, kenapa malah pakai sarung gitu. Buka sarungnya!" Ricky geleng-geleng kepala dengan kelakuan konyol istrinya itu.

"Aku malu Aa, bajunya menerawang." Safa merajuk menahan sarung yang sudah terbuka sampai bahu. Tapi Ricky menggelitiki pinggangnya, sehingga sarung berhasil melorot ke bawah. Sejak kemarin, Ricky jadi tahu kelemahan istrinya itu. Safa tidak tahan dengan rasa geli.

Pemandangan indah terbentang nyata di depan Ricky. Ia terpaku mengagumi keelokan tubuh dibalik busana tertutup yang biasa membungkus tubuh gadis itu sehari-harinya. Busana wajib muslimah yang menjadi simbol kehormatan seorang wanita saleha.

"Aa, jangan diliatin terus. Aku malu--" Safa berusaha menutup dada dan mahkota bawahnya yang membayang di balik kain transparan, dengan kedua tangan. Wajahnya sudah sangat memerah karena malu dan gugup karena Ricky memandanginya dengan tatapan mendamba.

Tanpa kata, Ricky meraih kedua tangan Safa dan mengecupnya mesra lalu menuntunnya menuju ranjang.

Bismillah, Allahumma jannibnaasysyaithoona wa jannibi syaithoona maarozaqtanaa.

Dalam keheningan malam, keduanya melirihkan do'a sebelum berhubungan suami istri. Safa dengan pasrah menerima sentuhan-sentuhan lembut suaminya. Pelan tapi pasti, Ricky berhasil menembuskan tongkat saktinya. Menancapkan ciri di wilayah kepemilikannya. Dikecupnya mesra kelopak mata Safa yang terpejam dan tampak masih meringis menahan sakit karena upaya pembobolan tadi.

"Terima kasih Mofa sayang. Kamu sudah menjaganya untukku." Ricky mengelus lembut rambut Safa. Kembali mengecup pipi mulusnya penuh sayang. Ia kini berbaring memeluk sang istri, menyalurkan kenyamanan sampai keduanya terlelap dalam tidur yang tenang.

...Dengan menyebut nama Allah, Ya Allah jauhkanlah kami dari gangguan syaitan dan jauhkanlah syaitan dari rezeki yang Engkau anugerahkan kepada kami....

...000000000...

...Jangan lupakan jejak like, coment dan vote nya ya ! 😍😍😍...

Terpopuler

Comments

zian al abasy

zian al abasy

😭😭😭😭😭😭trhuraaa sm psngan d crta ini smu coo cweet ..

2024-07-02

1

linanda eneste

linanda eneste

ah timpuk jg neh bang wil

2024-06-04

0

Yuli Yuliani Natabraja

Yuli Yuliani Natabraja

Mau ngerondain Aa Iky

2023-08-20

0

lihat semua
Episodes
1 1. Tongkat Sakti, Bersabarlah!
2 2. Pagi Yang Hangat
3 3. Yes Berhasil
4 4. Hari Spesial Terlupakan
5 5. Orang Baru
6 6. Protokol Keamanan
7 7. Kena Kau !
8 8. Kabar Pagi
9 9. Masalah
10 10. Maafkan Aku
11 11. Kisah Hari Ini
12 12. Malam Hangat
13 13. Berkumpul
14 14. Gagahnya Laki-Laki
15 15. Belajar Hidup Dari Abah
16 16. Bayi Besar Butuh Perhatian
17 17. Penasaran
18 18. Pelet Penjaga Keharmonisan
19 19. Si Imin Gagal Meeting
20 20. Jangan Ragukan Kesetiaanku
21 The Wedding of Mauren & Dino
22 The Wedding of Mauren & Dino (2)
23 The Wedding of Mauren & Dino (3)
24 Marah
25 Pindah Kamar
26 Ide Gila
27 Selamat Berbuka
28 F4 Family
29 Meeting
30 Reuni
31 Reuni (2)
32 Bahaya Mengintai
33 Kekhawatiran Rendi
34 Siapa Dia?
35 Ayah Sang Pelindung
36 Masih Teka Teki
37 Saya Mau Bertemu Andina
38 Tamu itu, Satya
39 Pertemuan Tak Terduga
40 Pertemuan Tak Terduga (2)
41 Kegalauan Baru
42 Dia Datang Lagi
43 Tidak Ada Pertemuan yang Kebetulan
44 Tidak Ada Pertemuan yang Kebetulan (2)
45 Sharing and Caring
46 Sharing and Caring (2)
47 Menguak Masa Lalu
48 Kecolongan
49 Perasaan Kehilangan
50 Kucoba Sentuh Hatinya
51 Menyesal Dengan Masa Lalu
52 Feeling
53 Keluarga Tempatmu Pulang
54 Hati yang Menghangat
55 Happy Meet You
56 Ajari Aku
57 Senyummu Juga Indah
58 Malam Mingguan
59 Malam Mingguan (2)
60 Panic But Happy
61 Di sana Menanti, Di sini Menikmati
62 Dilema Kakak Beradik
63 Ya Nasib
64 Gara-Gara Telor Bebek
65 Kehidupan Baru
66 Resiko Muka Ganteng
67 Laki-Laki Harus Berani
68 Tanya Sahabat
69 Kisah Cinta dan Persahabatan
70 Bab 70. Aku memilihmu
71 Bab 71. Persekutuan
72 Bab 72. Reuni di Pesta
73 Bab 73. Musibah Malam Pertama
74 Bab 74. Kado Pelipur
75 Bab 75. Princess Lala
76 Bab 76. Plus-Plus or Pilus
77 Bab 77. Mengobati Si Kecil
78 Bab 78. Gara-gara Joko
79 Bab 79. Kelimpungan Mencari
80 Bab 80. Kalau Bulan Bisa Ngomong
81 Bab 81. Baiklah, Aku Maafkan
82 Bab 82. Keep Spirit
83 Bab 83. Tanya Hadiah
84 Bab 84. Perang Pagi
85 Bab 85. Caraku Menyayanginya
86 Bab 86. Weekend Party
87 Bab 87. Go Ikhtiar
88 88. I Stand by You
89 89. Beginikah Jealous?
90 90. Gerimis Melanda Hati
91 91. Ini Tentang Harga Diri
92 92. Wahai Pesona
93 Bab 93. Wahai Pesona (2)
94 94. Saat Para Laki Cemburu
95 Bab 95. Saat Para Laki Cemburu (2)
96 Bab 96. Skakmat
97 Bab 97. Good Friends are Treasure
98 98. Dampak Pilus
99 99. Panik
100 Bab 100. Satu Paket Ujian dan Cobaan
101 101. Villa on The Moment
102 102. Villa on The Moment (2)
103 Bab 103. Mata Aimashõ
104 Bab Pengumuman
Episodes

Updated 104 Episodes

1
1. Tongkat Sakti, Bersabarlah!
2
2. Pagi Yang Hangat
3
3. Yes Berhasil
4
4. Hari Spesial Terlupakan
5
5. Orang Baru
6
6. Protokol Keamanan
7
7. Kena Kau !
8
8. Kabar Pagi
9
9. Masalah
10
10. Maafkan Aku
11
11. Kisah Hari Ini
12
12. Malam Hangat
13
13. Berkumpul
14
14. Gagahnya Laki-Laki
15
15. Belajar Hidup Dari Abah
16
16. Bayi Besar Butuh Perhatian
17
17. Penasaran
18
18. Pelet Penjaga Keharmonisan
19
19. Si Imin Gagal Meeting
20
20. Jangan Ragukan Kesetiaanku
21
The Wedding of Mauren & Dino
22
The Wedding of Mauren & Dino (2)
23
The Wedding of Mauren & Dino (3)
24
Marah
25
Pindah Kamar
26
Ide Gila
27
Selamat Berbuka
28
F4 Family
29
Meeting
30
Reuni
31
Reuni (2)
32
Bahaya Mengintai
33
Kekhawatiran Rendi
34
Siapa Dia?
35
Ayah Sang Pelindung
36
Masih Teka Teki
37
Saya Mau Bertemu Andina
38
Tamu itu, Satya
39
Pertemuan Tak Terduga
40
Pertemuan Tak Terduga (2)
41
Kegalauan Baru
42
Dia Datang Lagi
43
Tidak Ada Pertemuan yang Kebetulan
44
Tidak Ada Pertemuan yang Kebetulan (2)
45
Sharing and Caring
46
Sharing and Caring (2)
47
Menguak Masa Lalu
48
Kecolongan
49
Perasaan Kehilangan
50
Kucoba Sentuh Hatinya
51
Menyesal Dengan Masa Lalu
52
Feeling
53
Keluarga Tempatmu Pulang
54
Hati yang Menghangat
55
Happy Meet You
56
Ajari Aku
57
Senyummu Juga Indah
58
Malam Mingguan
59
Malam Mingguan (2)
60
Panic But Happy
61
Di sana Menanti, Di sini Menikmati
62
Dilema Kakak Beradik
63
Ya Nasib
64
Gara-Gara Telor Bebek
65
Kehidupan Baru
66
Resiko Muka Ganteng
67
Laki-Laki Harus Berani
68
Tanya Sahabat
69
Kisah Cinta dan Persahabatan
70
Bab 70. Aku memilihmu
71
Bab 71. Persekutuan
72
Bab 72. Reuni di Pesta
73
Bab 73. Musibah Malam Pertama
74
Bab 74. Kado Pelipur
75
Bab 75. Princess Lala
76
Bab 76. Plus-Plus or Pilus
77
Bab 77. Mengobati Si Kecil
78
Bab 78. Gara-gara Joko
79
Bab 79. Kelimpungan Mencari
80
Bab 80. Kalau Bulan Bisa Ngomong
81
Bab 81. Baiklah, Aku Maafkan
82
Bab 82. Keep Spirit
83
Bab 83. Tanya Hadiah
84
Bab 84. Perang Pagi
85
Bab 85. Caraku Menyayanginya
86
Bab 86. Weekend Party
87
Bab 87. Go Ikhtiar
88
88. I Stand by You
89
89. Beginikah Jealous?
90
90. Gerimis Melanda Hati
91
91. Ini Tentang Harga Diri
92
92. Wahai Pesona
93
Bab 93. Wahai Pesona (2)
94
94. Saat Para Laki Cemburu
95
Bab 95. Saat Para Laki Cemburu (2)
96
Bab 96. Skakmat
97
Bab 97. Good Friends are Treasure
98
98. Dampak Pilus
99
99. Panik
100
Bab 100. Satu Paket Ujian dan Cobaan
101
101. Villa on The Moment
102
102. Villa on The Moment (2)
103
Bab 103. Mata Aimashõ
104
Bab Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!