Suamiku Adalah Mantan Kekasih Kakakku

Suamiku Adalah Mantan Kekasih Kakakku

Awal Cerita

Novia adalah salah satu mahasiswi di kampus Negeri di kota A, ia terlahir dari keluarga yang cukup mampu dimana dulunya kakek nya adalah tuan tanah dikampumg tempat ia tinggal. Ayahnya adalah seorang pegawai negeri sipil atau biasa disebut PNS dan ibu nya adalah ibu rumah tangga biasa.

Novia memiliki orang tua angkat yaitu kakak perempuan dari ibu nya, yang sering ia panggil dengan sebutan Mamah. Novia memiliki satu kakak kandung bernama Mutia. Novia adalah anak kedua dari dua bersaudara usia ia dan kakak nya pun tak beda jauh hanya sekitar berjarak tiga tahunan, itulah mengapa ia sangat dekat dengan kakak nya. Novia dan kakak nya tumbuh menjadi gadis dewasa dimana usia kakak nya yang menginjak 23 tahun sedangkan Novia ber umur 20 tahun.

Novia sering diperlakukan tidak adil oleh keluarga nya dimana keluarga nya lebih perhatian dengan kakak nya dibanding kan Novia.

Di suatu pagi Novia hendak pergi ke kampus dan berpamitan kepada ibunya.

"Bu Novia pergi ke kampus dulu ya mobil Novia bawa," ucap Novia.

"No, kamu naik ojol aja ya mobil mau kakak kamu bawa ke kampus," jawab ibunya dengan tegas.

"Oh okay." Memasang senyum palsu.

Novia pun dengan wajah sedih memesan ojol dan berangkat ke kampus.

"Hey sist, kok tumben muka nya sedih gitu kenapa?" tanya Caca sabahat dekat Novia.

"Eh elo ca ngagetin aja bikin jantungan,, hmmm enggak cuma lagi mikir aja," jawab Novia.

Caca adalah sahabat nya Novia yang tau sisi kehidupan Novia bahkan ia tahu bahwa Novia diperlakukan tidak adil oleh keluarga nya.

"Lebay deh, mikirin apa? mikirin pak dosen yang ganteng itu yah?" tanya Caca dengan isengnya.

"Dih, apaan si ca gak ada yang laen apa yang bisa di bahas." Memasang muka bete nya.

"Utututu............jangan ngambek dong say yuk kita ke kelas aja bentar lagi matkul bapak itu dimulai," ujar Caca sembari menarik tangan Novia.

Di dalam kelas, setengah jam kemudian dosen pun memasuki ruangan.

"Hallo bagaimana kabar kalian semua?" sapa Satrio kepada mahasiwa/i nya.

"Baik pak," jawab serentak.

"Oke kalo begitu silahkan maju untuk yang presentasi minggu ini," pinta Satrio kepada mahasiswa nya.

"Yuk maju nov," ajak Caca kepada Novia.

"Loh kita maju minggu ini ca?" tanya Novia dengan wajah polosnya.

"Ya iyalah elo pikir tahun depan?" jawab Caca dengan muka bete nya, ia tau bahwa shabatnya itu sangat pelupa.

"Mampus gue ca tamat gue belum baca sama sekali materinya, gue juga gak bawa copy an makalah nya." Dengan wajah paniknya.

"Kan suka kebiasaan deh, nih untung aja gua bawa lebihan fotocopy nya." Menyerahkan beberapa lembar kertas materi seraya memutar bola mata nya dan berwajah kesal.

"Maacih cayang." Bersikap manja kepada Caca.

Caca memasang muka bete nya. Mata kuliah pun berjalan dengan lumayan lancar sampai jam matkul pun habis.

"Baik mungkin sampai disini saja pertemuan kita minggu ini sampai berjumpa kembali minggu depan, tolong Novia bawa makalah kelompok kamu keruangan saya ya," pinta Satrio kepada Novia.

"Deg........eemmm ba......baik pak." Seketika Novia pipi nya berubah memerah.

Novia bingung karena Novia tau kalau pak Rio dosen nya suka bertingkah aneh dan menunjukkan rasa suka nya kepada Novia tetapi dia tidak pernah mengatakan nya kepada Novia karena sebagai seorang dosen ia harus tetap profesional mengajar

namun, dari tingkah laku nya bapak dosen ini menunjukkan perhatian yang lebih kepada Novia berbeda dengan cara ia memperhatikan mahasiswi lain.

Pak Satrio adalah dosen paling tampan di kampus nya, tubuh nya yang tinggi kulit putih serta badan yang gagah dan sixpack. Ia seorang dosen muda pintar dan cerdas pak Satrio juga sangat berwibawa dan karismatik. Itulah yang membuat seluruh wanita di kampus nya banyak mencari perhatian nya.

Di ruangan pak Satrio, dimana hanya ada Novia dan pak Satrio saja.

"Permisi pak, saya ingin mengumpulkan makalah yang bapak minta," ujar Novia.

"Silahkan duduk saya mau bicara." Satrio mempersilahkan Novia untuk duduk.

"Iya pak terimakasih." Novia pun duduk berhadapan dengan Satrio dan hanya ada meja yang membatasi mereka berdua, Novia pun semakin gugup jantung Novia terpacu sangat cepat ketika berhadapan dengan dosennya tersebut.

"Udah gak usah gugup, santai saja saya gak akan makan kamu kok hehe." Mencoba mencairkan suasana.

"Hehe bapak, saya gak gugup kok pak biasa aja. Hemmmm bapak mau ngomong apa ya sama saya? apa saya membuat kesalahan?" tanya Novia dengan menahan gugup yang teramat sangat.

"Enggak, sama sekali enggak. Saya cuma mau ngobrol aja sama kamu." Satrio memberi senyum ramah.

"Eh........bapak gak salah? saya mah apa atuh pak cuma remahan rengginang doang hehe. Masa iya bapak mau ngobrol sama saya, terus apa yang mau di obrolin kalo sama saya mah pak." Tertawa garing.

"Kamu nanti malem ada acara?" tanya Satrio dengan spontan.

"Nanti malem saya mau belajar pak besok saya presentasi mata kuliah pak Yuda soalnya saya takut gak nguasain materi nya ntar dikasih nilai C lagi kan sakit rasanya." Novia memasang muka sedih.

"Gimana kalo saya ajarin kamu sekalian kita ngobrol bareng di caffe x," ajak Satrio kepada mahasiswi nya tersebut.

"Hah? bapak serius?" tanya Novia dengan wajah terkejutnya.

"Iya nov, kenapa? kamu gak mau ya?" tanya balik Satrio melihat Novia yang bingung.

"Duh, bukan nya gak mau pak. Tapi saya mah takut ngerepotin bapak, bapak kan orang sibuk," ujar Novia.

"Enggak kok, kebetulan saya lagi gak ada acara." Tersenyum manis kepada Novia.

"Hem iya deh kalo emang bapak gak sibuk, kebetulan saya juga ada beberapa materi yang sulit dan saya gak faham," jawab Novia menyetujui ajakan dosennya tersebut.

"Oke nanti malem saya jemput, kamu sharelocation ya alamat rumah kamu," pinta Satrio.

"Tapi saya gak punya nomor wa bapak." Dengan wajah polosnya.

"Masa sih, unik banget satu kampus ini mahasiswi pada punya nomor saya masa kamu enggak." Dengan wajah keheranan.

"Yeee.......bapak cek aja sendiri nih hp saya, kalo ada bapak saya kasih hadiah deh." Novia menjulurkan hp nya untuk berusaha membuktikan ucapan nya.

"Yaudah sini." Mengambil hp nya dari tangan Novia, memasukkan nomor telfonnya.

"Nih udah, nanti jangan lupa shareloc okay," pinta Satrio.

"Oke pak, saya udah bolehin keluar belum pak dari ruangan bapak?" tanya nya dengan wajah polosnya.

"Hehe tentu silahkan." Satrio terkekeh melihat tingkah lucu Novia.

"Hehe okay pak terimakasih." Memasang senyuman.

Setelah keluar ruangan pak Satrio novia langsung memesan ojol untuk pulang kerumah nya.

"Assalamualaikum, Novia pulang," ujar Novia.

"Wa'alaikumsalam," jawab ibunya.

"Ibu masak apa? Novia laper belum makan nih," ucap Novia dengan wajah lelahnya sepulang kuliah.

"Ibu gak masak, kamu goreng telur aja ya kan udah gede bisa kan usaha sendiri kalo mau makan," sahut ibunya dengan cuek.

Ingin rasanya Novia menangis, ia lelah pulang dari kuliah berharap ibu nya memasak masakan yang enak seperti ibu teman teman nya tapi kenyataan nya berbanding terbalik.

"Hem yaudah deh Novia ganti baju dulu," ujar Novia dengan lemas.

Setelah berganti pakaian Novia pun masak dan makan siang tak lama ibu nya pun sibuk ingin memasak Novia pun heran melihat tingkah ibu nya lalu Novia melontarkan pertanyaan.

"Loh bu kata nya lagi gak mau masak, kok tiba tiba masak?" tanya nya dengan bingung.

"Iya ibu lupa kalo kakak mu bentar lagi pulang, pasti nanti dia ngambek kalo ibu belum masak buat dia," tukas ibunya tanpa memikirkan perasaan Novia.

"Hem gitu." Novia menahan air matanya.

Novia selalu diperlakukan tidak adil oleh orang tua bahkan keluarga nya, tapi tidak sedikitpun Novia mempunyai rasa benci atau ingin membalas nya. Bahkan seringkali dia mendapatkan plerlakuan tidak adil secara terang-terangan dan selalu membuat hati nya sedih. Novia adalah anak kandung tapi sering diperlakukan seperti anak tiri.

"Bu," panggil Novia

"Ya," jawab ibu nya singkat.

"Boleh gak malem ini via pergi sama dosen Novia ?" tanya Novia sembari menuangkan air di gelas.

"Dosen?" tanya ibunya seraya menoleh ke arahnya.

"Iya bu, Novia mau belajar kok gak aneh aneh, soalnya materi presentasi besok ada yang sulit dan ada beberapa yang via kurang faham," jelasnya.

"Yaudah, tapi jangan pulang terlalu larut nanti ayah bisa marah," tukas ibu nya dengan ketus.

"Iya bu," jawab Novia dengan nada yang rendah dan terlihat sedih.

Novia langsung meninggalkan meja makan lalu menuju kamar nya.

Terpopuler

Comments

Eman Sulaeman

Eman Sulaeman

semangat nivita

2022-07-09

0

Sari Haryanti

Sari Haryanti

nex

2022-01-12

0

Ummu Sakha Khalifatul Ulum

Ummu Sakha Khalifatul Ulum

Semangat thor lanjut 💪💪💪

2021-11-30

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!