Malam pun tiba, Novia sudah memberikan alamat rumah nya kepada Satrio. Novia pun bersiap siap untuk pergi Novia gugup bukan main karena akan bertemu bahkan kencan dengan dosen nya sendiri. Terdengar suara ketukan pintu dari arah ruang tamu, ibu Novia segera membukakan pintu dan melihat siapa yang datang.
"Assalamualaikum." Satrio mengucapkan salam.
"Wa'alaikumsalam, cari siapa ya?" jawab ibu dewi ibunya Novia seraya membuka pintu rumahnya.
"Permisi ibu Novia nya ada?" tanya Satrio seraya bersalaman dengan ibu nya Novia.
"Oh, pasti dosen nya novia ya?" menebak dengan spontan.
"Iya ibu saya dosen nya novia, novia nya ada?" tanya nya dengan memasang senyum ramahnya.
Ibu Novia pun melihat dari ujung rambut sampai ujung kaki.
"Seperti nya dosen Novia ini bukan orang biasa, kalau dilihat dari penampilan nya dan harga outfit nya ini bernilai sangat mahal" batin ibu Dewi.
"Bu Novia nya ada? " tanya Satrio ulang untuk memastikan.
"Ada......ada...masuk nak." Ibu Novia tersentak dari lamunan nya dan mempersilahkan Satrio untuk masuk.
"Iya ibu terimakasih." Tersenyum ramah.
Satrio pun menunggu Novia di ruang tamu.
Sedangkan ibu nya Novia menyusul anaknya yang masih bersiap di kamar.
"Nov dosen kamu udah dateng tuh. Ganteng banget loh, kamu pacaran sama dia?" tanya ibu Dewi kepada anaknya.
"Enggak ada niat buat kesitu bu, lagi pula pak Satrio juga gak mungkin mau sama Novia secara dia idola di kampus," jawab Novia.
"Kalo gitu jodohin aja dia sama kakak, mereka keliatan nya cocok kalo dijodohin." Dengan wajah yang penuh harap.
"Hemmm iya deh terserah ibu aja gimana baiknya." Novia tidak ingin meladeni pernyataan ibu nya tersebut karena jujur saja Novia sudah sangat lelah menghadapi sikap ibunya yang suka semaunya sendiri.
Novia langsung keluar kamar dan menemui satrio yang sudah sedari tadi menunggu di ruang tamu.
"Pak saya sudah siap," ucap Novia yang berdiri di persis di depan Satrio.
"Yaudah yuk kita pamitan," ajak Satrio.
"Bu saya pamit dulu ya, Novia nya saya pinjem dulu hehe." Satrio melempar candaan untuk mencairkan suasana.
"Iya nak, jangan pulang malem malem ya," tukas ibu Dewi
"Baik bu." Tersenyum manis.
Saat di dalam mobil suasana seketika hening tanpa suara.
"Kamu kok diem aja nov?" tegur Satrio yang melihat Novia hanya diam saja.
"eqh, iya pak lagi pengen diem aja abis bingung mau ngomong apa." Tertawa kecil.
"Yaudah deh saya yang nanya, kamu mau gak jadi istri saya?" tanya nya dengan spontan.
Pertanyaan itu langsung Novia tersentak dan lantas bengong, jantung nya berpacu saat dosen nya menanyakan pertanyaan yang menohok seperti itu.
"Hah? bapak ini apa si bercanda nya gak lucu tau." Dengan wajah nya yang seketika memerah.
Satrio menepikan mobilnya, Satrio memiringkan badan nya menghadap Novia dan langsung memegang kedua tangan nya dan menatap Novia dengan lekat.
"Maaf ya saya gak sopan, gak seharusnya saya sebagai dosen kamu seperti ini. Jujur saya gak bisa lagi pura-pura biasa aja di depan kamu nov, saya sayang sama kamu bukan sebagai mahasiswi tapi lebih dari itu. Kamu mau menikah dengan saya?" tanya nya lagi untuk memperjelas.
Novia membisu tanpa kata, ia kaget karena tiba tiba dipegang tangannya dan dipandang dengan begitu lekat. Dia tak bisa berkata apa apa, sejujurnya Novia juga memiliki perasaan kepada dosennya itu tapi hanya sebatas rasa kagum karena dia adalah dosen yang hebat di kampusnya.
"Pak, Novia rasa ini terlalu cepat. Kasih Novia waktu untuk mengenal bapak lebih jauh. Novia juga gak dibolehin sama keluarga nikah kalau belum wisuda," jelasnya.
"Baik, kita bisa saling mengenal dulu saya akan tunggu kamu sampai kamu siap jadi istri saya." Tersenyum penuh kesabaran.
"Iya pak." Membalas senyuman Satrio.
Satrio kembali melajukan mobil nya untuk melanjutkan perjalanan mereka.
"Jangan panggil pak dong tua banget kaya nya aku kan calon suami kamu." Goda Satrio.
Sebenarnya Satrio bukanlah tipe lelaki yang Genit atau suka menggoda perempuan sembarangan. Tapi entah kenapa dia jatuh hati kepada Novia dan rasanya Novia lah yang pantas untuk mendapingi nya kelak untuk menjadi pasangan hidupnya.
"Hehe takut gak sopan kalo mau manggil yang macem macem," sahutnya.
"Gak masalah, kalo di luar kamu panggil saya mas aja. Kalo di kampus kamu panggil saya pak, gimana? " tutur Satrio dengan suara yang sangat lembut.
"Hemmm iya pak eh mas." Novia pun menjadi sangat gugup dan salah tingkah.
"Hehe makasih ya." Mengelus kepala Novia.
Setelah sampai di caffe, mereka berdua langsung memesan minuman dan beberapa cemilan.
"Kamu nanti mau lanjut S2 gak?" tanya nya dengan lembut.
"Gak tau deh mas, bingung." Novia menjadi salah tingkah di depan Satrio.
"Kenapa bingung? sini pegangan aku biar gak bingung." Menggoda Novia.
"Ih gak gitu mas." Seketika wajah nya yang putih mulus itu langsung memerah karena di goda oleh Satrio.
"Hemmm, kamu katanya mau belajar mana yang gak ngerti sini aku jelasin."
"Oh iya mas, sampe lupa." Sangking gugup nya Novia sampai melupakan tujuan awalnya.
"Ini loh mas agak kurang faham." Sembari menyodorkan buku yang lumayan tebal dan menunjukkan materi nya yang ia tak faham.
"Oh yang ini, sini aku jelasin." Menjelaskan.
Tak terasa jam sudah menunjukkan pukul 21.00. Novia mengajak Satrio untuk pulang karena ia takut dimarah oleh ayahnya jika pulang terlalu larut malam.
"Mas pulang yuk aku takut nanti ayah marah kalau aku pulang terlalu larut malam," potong Novia di sela-sela percakapannya dengan Satrio.
"Iya ayo kita pulang," jawabnya seraya melontarkan senyuman.
Di perjalanan.
"Novia," panggil Satrio dengan kelembutan.
"iya mas," jawab Novia.
"aku sayang kamu," ucap satrio dengan spontanitas.
Novia hanya membalas dengan senyuman. Jantung nya berdegub kencang seperti ingin copot rasanya mendengar pernyataan dari Satrio.
Sesampai dirumah.
"Aku langsung pulang ya, salam sama ibu dan ayah," ucap Satrio.
"Iya mas, makasih ya hati-hati dijalan." Turun dari mobil Novia.
"Iya."
Mengetuk pintu rumah nya.
"Bu, Novia pulang." Novia mengucapkan salam.
"Pulang sampai selarut ini, anak gadis gak tau aturan!!!" jawab ayah nya Novia dengan nada membentak.
"Maafin Novia yah, Novia tadi abis belajar sama dosen kebetulan materi nya memang lumayan banyak." Novia memberi penjelasan kepada ayahnya.
"Alasan, masuk ke kamar sekarang!!! ayah gamau lagi kamu sampai keluar malam!!! bikin malu aja!!!!" bentak ayahnya kepada Novia.
"Maafin novia yah, Novia masuk ke kamar dulu," ucapnya dengan Nada lirih.
Novia menangis di kamar hingga larut malam, itu membuat mata nya bengkak. Pagi hari sebelum berangkat kuliah Novia biasanya sarapan bersama keluarga nya di meja makan.
"Novia mana?" tanya ayahnya.
"Ada yah lagi siap siap kayanya," jawab Mutia.
"Semalam ayah marahin dia." Dengan nada yang masih kesal.
"Loh kenapa yah, emang Novia salah apa?" tanya Mutia kepada ayahnya.
"Kamu jangan cotoh adikmu, dia semalam pulang larut malam, udah pergi gak izin lagi," ucap ayahnya dengan nada kesal.
"Loh yah semalam Novia kan udah izin sama ibu," sahut Novia sembari menuruni tangga.
"Mana ibu emang bilang mau ngizinin kamu," Jawab ibunya sembari meghidangkan makanan.
Ibunya lepas tangan karena takut ikut-ikutan kena marah oleh ayahnya. Padahal ibunya sendiri yang mengizinkan Novia pergi dengan Satrio.
"Tapi bu."
"Udah gausah tapi tapi, cepat sarapan!!!" Bentak ayahnya.
Selesai sarapan Novia pun berangkat ke kampus menggunakan taxi online. setelah sampai di kampus Caca pun memanggil nya dari kejauhan.
"Eh.......nov tunggu." Panggil Caca.
"Eh ca, seneng banget deh ngagetin orang," ucapnya dengan nada kesal.
"Eh nov mata elo kenapa sembab gitu? lo baik baik aja kan? jangan jangan lo ditindas lagi ya sama keluarga lo?" tanya nya.
Caca tau betul kalau setiap kali mata sahabatnya sembab pasti ulah keluarga nya.
"Iya, gue bingung kenapa ya mereka gak suka sama gue, padahal gue gapernah bikin mereka kecewa atau masalah yang bikin mereka malu." Bercerita kepada Caca dengan wajah sedihnya.
"Yaudah cuekin aja nanti juga ada saat nya mereka sadar sendiri, bahwa lo selalu berusaha buat keluarga lo bangga." Caca mencoba menyemangati sahabatnya.
"Eh iya hari ini lo ada presentasi matkul pak yuda kan? " tanya Caca.
"Iya," jawab Novia
"yaudah yuk ke kelas ntar telat lagi," ajak Caca seraya menggandeng tangan Novia.
Semua mata kuliah hari ini selesai, jam menunjukkan pukul 4 sore.
"Eh nov temenin gue ke toilet yuk kebelet nih." Sembari menggeret tangan Novia.
"Eh ca jangan geret geret dong nanti gue jatoh," tukasnya.
Toilet umum memang hanya ada di gedung khusus ruangan dosen dan kepala prodi karena toilet umum di gedung perkuliahan sedang rusak. Dimana jika ingin ke toilet harus melewati depan ruangan pak Satrio.
"Elo tunggu disini ya nov jagain siapa tau nanti ada yang ngetok-ngetok," pinta Caca.
"Iye, buruan ca males gue nunggu disini lama lama."
"Iyaa bawel banget dah, bilang aja lo takut bapak itu lewat kan haha." Ejek Caca.
"Udah sono buruan." Novia mendorong tubuh Caca untuk segera masuk ke toilet.
Saat menunggu Caca dengan kebetulan pak Satrio keluar dari ruangan nya, Novia pun jadi gugup dan tak tau harus berbuat apa.
"Aduh mampus gue." Batin Novia.
Pak Satrio pun menoleh ke arah novia.
"Eh nov ngapain disitu?" tanya Satrio.
"Enggak pak ini lagi nunggu temen lagi ke toilet" jawab Novia dengan wajah gugupnya.
"Ooo.....yaudah bapak ke kantin dulu ya mau makan siang," tukas Satrio.
"Emmm....iyaa pak silahkan." Novia mempersilahkan Satrio untuk ke kantin.
"Hehe lucu juga ya diluar kampus dia nyuruh aku panggil mas tapi di kampus dia malah dengan secara gak langsung nyuruh aku manggil dia bapak, pak satrio emang profesional banget kalo pas kerja." Batin Novia sambil senyum-senyum.
"Eh nov ngapain senyum senyum sendiri?" Caca mengagetkan novia.
"Eh ca kan kebiasaan suka banget ya ngagetin, meresahkan banget dah jadi bocah." Dengan nada kesal karena dikejutkan oleh sahabatnya itu.
"Lagian senyum-senyum sendiri kaya orang kurang waras ajaa, oooo.....gue tau." Berusaha menebak.
"Apaan?" tanya Novia dengan wajah curiga nya.
"Tadi gue denger ada suara pak Rio. Jangan jangan kalian abis ngobrol ya, cieeee......" Ledek Caca kepada sahabatnya itu.
"Apaan si ca, udah ah gue mau balik," ucap Novia dengan kesal karena digoda oleh Caca.
"Eh lu bareng gue ajee ngapa nanti dari rumah gue baru pesen ojol, kan lebih irit," ajak Caca.
"Gak ah, gue mau langsung kerumah aja," tukasnya
"Oh yaudah, hati hati dijalan nov."
"Iya lo juga ya."
Mereka pun sama sama pulang kerumah masing masing.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
Nova Carol Tampubolon
Baca dr awal shay... justru itu org tua kandung nya. 💖😅
2022-09-02
0
Eman Sulaeman
ada ya orang tua pilih kasiihh
2022-07-09
0
ratu adil
udh tau ortu angktx kyak bgtu msh ae brthn trus yg bodoh siapa.
2021-05-01
2