Terkejut

Senin pagi.

Semua orang sibuk mempersiapkan acara wisuda kakak nya Novia. Novia pun membantu ibu nya beres beres dirumah.

Setelah selesai beres beres novia pun bersiap siap untuk pergi bersama keluarganya ke acara wisuda kakaknya.

Setelah selesai acara di gedung, Novia dan keluarga nya pun mampir ke studio foto untuk mengambil foto keluarga. Setelah semua acara selesai Novia dan keluarga nya pun pulang kerumah.

"Nov, kapan kamu wisuda kaya kakak kamu?" tanya tantenya.

"Doa kan aja te tahun depan bisa nyusul kak mutia," jawab Novia dengan santai.

"Tapi kata nya kamu udah dilamar ya sama dosen kamu?" tantenya spontan langsung menanyakan hal tersebut karena mendapat berita gosip dari saudara-saudaranya yang sudah diberi tahu oleh ayahnya.

"Hemmm, iya tan tapi masih di pertimbangkan." Tersipu malu menjawab pertanyaan dari tantenya.

"Udah terima aja kali nov, siapa tau kamu bisa buktiin sama orang tua kamu kalo kamu juga hebat sama kaya kak mutia, bukti nya dosen aja sampe tergila gila sama kamu apalagi sampe mau nguliahin kamu sampe S3," ucap Celin sepupu Novia.

"Kok kamu bisa tau si?" Novia yang heran kenapa Celin bisa tahu sedetail itu info tentang cerita sebenarnya.

"Iya tadi ayah kamu cerita sama mama ku." Jawab Celin dengan wajah imutnya.

"Oh gitu, yaudah bantuin aku siapin kue kue untuk keluarga besar yuk," ajak Novia langsung mengalihkan pembicaraan Celin.

Celin adalah adik sepupu Novia, Novia sangat akrab dengan celin dan sudah menganggap celin sebagai adik kandungnya sendiri.

Setelah acara selesai Novia membereskan rumah.

"Novia bersihin kamar kakak ya nanti," ucap ibunya memerintah Novia dengan seenaknya.

"Iya bu." Novia mengangguk patuh dengan perintah ibunya.

Setelah selesai membereskan ruangan dirumahnya, Novia pun lanjut membereskan kamar kakak nya. Ketika sedang membereskan kamar kakak nya alangkah terkejut nya novia karena dengan tidak sengaja menemukan alat test pack kehamilan.

Tangan Novia gemetar kaki Novia lemas, ia heran kenapa ada test pack dikamar kakak nya, tanpa basa basi novia pun menaruh kembali test pack itu ke tempat semula dan lanjut membereskan kamar kakaknya novia berlagak seperti tidak tau apa apa.

Setelah selesai membereskan kamar kakak nya, novia masuk ke dalam kamar nya.

novia mengambil handphone dan langsung serching di google apa arti garis satu dalam test pack kakaknya. Setelah melihat google Novia tau bahwa kakaknya tidak hamil karena garis satu itu artinya negatif, tetapi Novia bingung kenapa kakak nya mengecek kehamilan sedangkan dia belum menikah.

Novia saat itu mencoba untuk positif thinking kepada kakak nya. mungkin kakaknya iseng atau hanya sekedar mencoba alat test pack itu

Ke esokan hari nya Novia berangkat ke kampus untuk mengerjakan tugas, hari ini matkul sedang kosong karena dosennya sedang pergi keluar kota.

"Hey Andri yang laen mana?" tanya Novia kepada teman sekelasnya itu.

"Gatau belum pada dateng kali gua juga baru dateng." Andri tertawa garing.

"Oh, lo ngetik tugas udah sampe BAB berapa?" tanya Novia seraya mengeluarkan buku catatan dari tas nya.

"Sampe BAB 2 nov otak gua udah mentok." Tertawa.

"Haelah." Novia ikut tertawa.

"Oh ya nov, tadi lo di cariin loh sama pak satrio," ucapnya seraya menunjuk kantor jurusan.

"Hah? mau ngapain pak satrio nyariin gue?" tanya Novia dengan keheranan.

"Ya mana gue tau lah." Mengedikkan bahunya.

"Terus tadi dia bilang apa?" tanya Novia mencari tau.

"Oh iya dia tadi bilang kalo ketemu elo, disuruh keruangan nya," jawab Andri dengan santai sembari mengeluarkan laptop di dalam tas nya.

"Hemmm yaudah gua ke ruangan pak satrio dulu ya nanti kalo misalnya yang laen udah pada ngumpul telfon gua aja," pinta Novia ke Andri dan langsung pergi menuju ruangan pak Satrio.

"Oke," jawab andri sambil mengacungkan jempolnya.

Di ruangan pak Satrio.

"Permisi pak, bapak manggil saya?" tanya nya dengan nafas yang masih berusaha di atur.

"Iya silahkan duduk dulu disana ya, saya lagi ada mahasiswa yang bimbingan skripsi." Bersikap profesional.

"Baik pak," jawab Novia patuh dan langsung duduk di sofa yang ada di ruangan Satrio.

Sedang bimbingan skripsi.

"Emmmm, bagian ini tolong di revisi, BAB 1 nya juga masih banyak yang salah tolong di perbaiki lagi." Dengan wajah serius menandai setiap bagian yang salah menggunakan pulpen nya.

"Baik pak." Mahasiswanya hanya bisa mengangguk patuh.

"Dan maaf saya rasa kamu harus memperbaiki judulnya karena menurut saya judul yang kamu buat kurang sinkron dengan isi nya." Dengan wajah yang teduh dan sama sekali tidak terlihat galak.

"Baik pak." Mengangguk patuh kepada dosen nya.

"Okee sudah, saya tunggu minggu depan revisi nya." Memberikan skripsi yang sudah ia koreksi.

"Baik pak terimakasih, saya permisi dulu." Pamit dan meninggalkan ruangan.

"Ya, silahkan." Mempersilahkan.

Mahasiswa itu pun meninggalkan ruangan pak satrio, tinggal Novia dan pak satrio di dalam ruangan itu. Sedari tadi novia memandangi pak satrio dari arah kursi tunggu.

"Pak satrio ini pintar, ganteng, udah gitu baik lagi pantes aja banyak yang suka, aku sungguh beruntung kalo bisa nikah sama dia," batin Novia, melamun sambil memandangi Satrio.

"Hey, masih belum puas mandangin aku nya?" tanya Satrio meledek Novia yang sedari tadi memandanginya lekat.

"Eh.......enggak siapa juga yang liatin bapak."

Novia pun tersadar dari lamunan nya langsung memalingkan wajah nya, pipinya nampak memerah.

"Sini duduk nya pindah ke depan meja aku," pinta Satrio sambil menunjuk arah kursi di depan nya.

Novia pun pindah dan beralih posisi menjadi berhadapan dengan Satrio.

"Bapak manggil saya tadi?" tanya Novia dengan wajah polos nya.

"Iya, aku mau ngomong sama kamu. Nanti sore temani aku ke gedung ya, ada acara pesta pernikahan temanku." Dengan senyum nya yang teduh.

"Eh, kenapa bapak ngajak saya?" tanya Novia merasa sangat heran sekaligus gugup.

"Lah kamu kan calon istri aku." Menjawab dengan santai seraya tersenyum.

"Kenapa? gamau?" bertanya dengan lembutnya.

"Emmmm ya mau." Menjawab dengan malu-malu dan membuat pipi nya merah merona.

"Kamu ini lucu." Mengelus kepala novia sembari tersenyum.

"Bapak ini di kampus." kaget dan Novia mencoba mengingatkan Satrio.

"Oh iya lupa." Terkekeh,Satrio memang sengaja meledek Novia.

Mereka pun mengobrol dan bersenda gurau.

Tok..... tok..... tok.......

Membuka pintu.

"Satrio diajak pak David (ketua jurusan) kami mau makan keluar, kamu mau bareng gak?" tanya sekretaris jurusan.

"Emmm nanti pak saya menyusul masih ada urusan dengan mahasiswa," jawab Satrio dengan santai.

"Oh sedang bimbingan skripsi ya?" tanya sekretaris jurusan itu kepada Satrio dengan senyum meledeknya.

"Iya ni pak, paling sebentar lagi selesai duluan saja nanti saya menyusul," jelas Satrio seraya melihat jam tangan nya.

Satrio sengaja berbohong karena ia ingin menjaga nama baik Novia dan tidak ingin satu kampus heboh karena hubungan mereka. Tapi sebenarnya Satrio kerap kali dijodoh-jodohkan oleh pak David dan sekretaris jurusan nya, tapi Satrio tak pernah menggubris nya.

"Oke kami duluan ya." Seraya menutup pintu ruangan Satrio.

"Iya pak." Tersenyum manis.

Menutup pintu.

"Ih bapak kan saya gak lagi bimbingan skripsi, bapak bohong," ujar Novia sambil memasang muka sebal nya.

"Ya masa aku harus bilang kalo aku ada urusan sama calon istri aku, nanti dia jantungan lagi kalo tau kamu calon istri aku." Tertawa meledek.

"Ih bapak ini." Pipi Novia merah merona tapi berusaha ia tutupi dengan wajah kesalnya.

"Kamu kalo lagi kaya gitu lucu banget." Terkekeh.

Tiba-tiba telfon novia berdering.

Panggilan on.

"Hallo nov."

"Iya andri, gimana udah pada ngumpul?" tanya Novia.

"Udah nih, buruan lo kesini," pinta Andri kepada Novia karena teman-temannya sudah menunggunya.

"Oke gua otw kesana."

"Oke."

Panggilan of.

"Siapa yang telfon nov?" tanya Satrio penasaran.

"Hem.....ini teman saya pak, boleh gak pak saya izin mau mengerjakan tugas bareng teman-teman saya," ucapnya dengan wajah imutnya.

"Tentu boleh dong." Tersenyum bahagia melihat wajah imut Novia.

"Nanti sore jangan lupa ya," ucapnya lagi seraya mengelus-elus kepala Novia.

"Okee siap bapak dosen." Sikap hormat dengan wajah yang tetap imut.

"Yaudah sana nanti teman kamu nunggu lama lagi"

"Oke pak, saya permisi." Mulai berjalan keluar ruangan.

"Iya sayang, silahkan." Sengaja meledek Novia.

"Ih suka ngeledek, awas aja nanti diluar kampus aku sentil ginjalnya." memasang rawut wajah yang kesal karena terus di goda oleh Satrio.

"Aku kasih nilai c mau?" tanya Satrio, spontan membuat Novia tak berkutik.

"Hehe enggak........enggak, huh dosen memang maha benar." wajah nya semakin frustasi dengan bibir yang di monyongkan.

"Iya dong." Tertawa meledek.

"Udah ah gak keluar keluar ini aku dari sini kalo di ledek terus."

"Yaudah sana gih kasian teman kamu nunggu," ucap Satrio seraya mengelus kepala Novia.

"Okee pak, saya permisi." Meninggalkan ruangan Satrio.

Di taman kampus.

"Hey guys aku datang," ucap Novia yang baru saja tiba di taman kampus tempat teman-temannya menunggu.

"Ya ampun nov kemana aja si? lama banget," ucap Andri frustasi karena menunggu Novia.

"Ya maaf orang baru boleh pergi sama pak Satrio," ujar Novia dengan wajah bersalah nya.

"Cie ngapain lo nov, tiati fans nya pak satrio banyak loh," ucap stella teman sekelas Novia seraya tertawa meledek Novia.

"Apaan si kalian udah ah yuk lanjut kerjain lagi." Pipi Novia memerah dan langsung mengalihkan pembicaraan.

Novia pun mengerjakan tugas kuliah bersama ke-empat teman nya hingga siang. Setelah selesai Novia bergegas untuk pulang dan beristirahat terlebih dahulu sebelum ia harus pergi untuk menemani Satrio.

Terpopuler

Comments

ratu adil

ratu adil

akshan novia

2021-05-01

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!