Akulah Orang Ketiga

Akulah Orang Ketiga

Dia kekasih suamiku

Crrrrrttt

Deg

Terngiang kembali kenangan masa kecil seorang gadis, yang membuat luka begitu dalam, dimana kenangan itu telah merenggut kedua orang tua nya, kenangan kelam yang begitu gelap dan kusam.

Kenangan itu kembali terngiang saat ada sebuah mobil yang melaju dengan kecepatan tinggi dan hampir menabraknya

"Nona maaf, maafkan saya, saya terburu buru barusan, maaf saya tidak sengaja," ucap wanita yang keluar dari mobil, wanita yang cantik menggunakan gaun pengantin.

Clara masih memegang pelipis nya, hatinya terasa hancur, kenangan buruk itu kembali tergores kan di hati setelah puluhan tahun lamanya.

"Woylah mbak bisa lihat jalan ga sih, untung temen gua ga kenapa Napa," Aulia berteriak dengan penuh emosi sembari membantu Clara bangun.

"Maaf saya sungguh minta maaf, mari saya bantu, kita kerumah sakit ya," ujar Alexa dengan ramah mengulurkan tangannya

"Gapap, gak perlu makasih" jawab Clara dengan berusaha menjernihkan penglihatan nya, lalu ingin beranjak pergi dari tempat kejadian, namun Clara berbalik lagi, dan melihat wajah Alexa dengan jelas, lalu mengulurkan jari telunjuk seraya berkata.

"Lain kali hati hati, nyawa anda atau nyawa orang lain sangatlah berharga," setelah mengatakan Clara berlalu pergi dari tempat itu.

"Nih minum dulu," Aulia memberikan sebotol air putih, sambil mengelus pundak Clara.

"Makasih,"

"Gua ga habis fikir dah, pake mobil ngebut bener, pengen gua gepok kepalanya,"

Clara disuguhkan Omelan Aulia yang tiada habisnya.

"Dahlah pusing tau ga kepala gua denger celotehan lu,"

"Dih, Bagong, gua sepak juga lu, lain kali hati hati lah Clara,"

"Iya makasih ya, ya udah gua balik dulu ya, bye" Clara mencium pipi Aulia dan bergegas pergi.

"Kagak mau gua anterin?," Tawar Aulia yang khawatir pada sahabat nya itu.

"Kagak!," Teriak Clara sambil memunggungi Aulia.

Hari sudah malam Clara sedang beberes di kamarnya, dan merapikan desain yang akan ia presentasikan di kampusnya esok hari, setelah lelah ia pun membaringkan dirinya di kasur lalu melihat ponselnya, dan telah menunjukkan jam 12.30 malam.

Dengan sendu Clara menghadap ke arah pintu kamarnya.

"Si Bos besar belum pulang juga ya?," Ujarnya dengan lesu. Lalu setelah beberapa detik berselang, Clara mendengar suara mobil terparkir kan di garasi halaman rumahnya. Clara bergegas bangun, dan mengintip melalui jendela.

"What the fu*k, who was that woman?," Clara bergegas turun kebawah, dan benar saja ia disuguhkan oleh pemandangan yang tak sedap, melihat suaminya pulang membawa seorang wanita dengan gaun pengantin.

"Halo tuan Davin siapakah... Yah?," Clara bersandar pada anak tangga sambil mengangkat bahunya kepada Davin Ricolas suaminya.

"Dia Alexa, istriku kita menikah hari ini, semoga kamu mengerti," ucap Davin dengan dingin terhadap Clara.

"What?!!"

Clara berjalan cepat ke arah kamarnya, mencoba untuk membuat suara setenang mungkin, menutup pintu kamar dengan rapat, lalu memasuki kamar mandi dan berendam untuk menenangkan dirinya.

"Davin apakah yang kita lakukan ini sudah benar?" Alexa memeluk sebelah tangan Davin, lalu Davin membelai lembut tangan Alexa dan tersenyum.

"Tidak, yang kita lakukan sudah benar, kita saling mencintai, dan tidak ada yang bisa menghalangi kita, bagaimanapun keadaannya kita tetap akan menikah,"

"Tapi, kalian baru menikah satu Minggu yang lalu, dan dia masih anak anak," ujar Alexa dengan perasaan iba.

"No, she is not a child, dia sebentar lagi akan menjadi seorang sarjana, dan aku akan membiayainya, jadi jangan khawatir," Lalu Davin membawa Alexa ke kamar mereka, dimana kamarnya bersebelahan dengan kamar Clara.

Flashback on

"Clara sayang!!"

"Iya mah sebentar," Clara kecil berlari dari anak tangga menghampiri kedua orang tuanya.

"Pelan pelan sayang, kamu bisa terjatuh," ucap Olivia Jonathan yang memeluk Clara saat Clara mencapai anak tangga yang terakhir.

"Sekarang kita akan pergi, ke Pantai disana ayah sudah menyiapkan pesta yang meriah untuk ulang tahun anak ayah," Marco Jonathan mengambil dan menggendong Clara.

"Anak kita udah besar ya, Clara mamah tanya, umur Clara sekarang berapa?,"

Clara melihat jari jemarinya, lalu berhitung, dan membuat senyum sumringah di wajahnya.

"Delapan tahun," Clara menunjukkan jarinya yang mungil

"Pintarnya anak ayah," Marco mencubit pelan hidung Clara.

"Baiklah mari kita berangkat , keluarga sudah menunggu disana, hayoo," sorak ceria Marco sambil menggendong putri tercintanya.

Namun di tengah perjalan.

Crrrrtttttt Dhuar

Mobil Marco mengalami kecelakaan, karena ada pengendara mabuk yang melintas di depannya. Asap dari mobil keluar, untuk sejenak mereka tak sadarkan diri, lalu karena asap dan kurangnya udara, terlebih lagi mobilnya terbalik, dengan terbatuk batuk, Olivia mencoba keluar, saat ia berhasil keluar dari mobil ia berusaha mengeluarkan Clara secepat mungkin dari mobil. Lalu ada beberapa yang membantu untuk mengeluarkan Clara, setelah berhasil mereka berlari membawa Clara, dan saat Olivia ingin melangkah ia melihat kearah suaminya yang tak berdaya lalu. Olivia ikut terbakar oleh mobil yang meledak.

"Maa," lirih Clara melihat ibunya yang tak kunjung datang dari arah api.

"Maa!!," Teriak Clara di dalam gendongan seorang pria yang tak di kenalnya.

Ini adalah hari pemakaman kedua orang tua Clara, Clara kini tinggal bersama Tante dan om nya yang bernama, Jennifer jonathan dan Aniston Jonathan

"Sekarang Clara ga boleh bilang mama dan ayah Clara udah gada, karena masih ada om dan Tante yang jadi orang tua Clara, ya sayang ya," Jennifer memeluk Clara yang terisak tangisnya.

Mulailah pada saat itu Clara memanggil Jennifer dan Aniston dengan panggilan bapak dan ibu, Clara tumbuh tentu saja dengan perasaan rindu yang teramat sangat kepada kedua orang tua nya, namun Clara mencoba untuk bisa menjalani hidup dengan lebih baik lagi, dengan penuh ceria di wajahnya tanpa ada seorang pun yang tau isi hatinya. Jennifer dan Aniston tentu saja menyayangi Clara seperti anaknya sendiri, belum lagi Aniston hanya memiliki satu orang putra yang kini menjadi Kaka untuk Clara.

"happy birthday my little pony," Bisik Andrew Jonathan di telinga Clara yang hampir terlelap dalam tidurnya, Clara pun dengan sigap dan terkejut membuka matanya.

Clara menutup mulutnya terkejut dengan telapak tangannya.

"happy nine teen baby," Andrew mengecup pipi Clara.

"gua fikir Lo lupa bang," Clara memeluk Andreas, mereka sudah seperti saudara kandung bahkan lebih. Mereka pun menghabiskan malam bersenang senang.

setengah tahun berlalu, Clara kini sedang berada di ruang keluarga bersama dengan Jennifer, Aniston, dan Andrew dengan seorang pengacara. Clara terkejut ternyata yang dibicarakan adalah tentang pernikahan Clara, Clara lalu mendongak ke arah atas dimana Andrew berdiri di belakang tempat Clara duduk.

"it's ok, gue bakal jaga Lo gada yang bisa nyakitin Lo, trust me, kalo ada apa apa tinggal ngomong sama gue, ok?," Andrew menunduk dan membelai pipi Clara, Clara pun mengangguk apa lagi dengan atas bakti yang harus ia tunjukan, Clara pun memenuhi perjodohan tersebut.

Dan ternyata pengacara yang ada disana ingin memberikan surat wasiat atas warisan Clara dari kedua orang tuanya, dan akan diserahkan pada Clara saat Clara sudah menikah nanti, namun Clara menginginkan agar om dan tantenya yang mengurusnya terlebih dahulu, karena ia masih belum siap, terlebih lagi Clara memilih jurusan busana dalam kuliahnya, karena itu memang sudah hoby nya.

Terpopuler

Comments

Sri Wahyuni

Sri Wahyuni

suka klau bca cerita yg sprti ini apalgi gereget bca y ada ksel nya ada emosi nya ada bucin nya jg ada penghianat dan pnyesalan seru deh

2022-11-15

1

Fay

Fay

lanjut baca

2022-07-31

0

Indhi Nabilla

Indhi Nabilla

nyesek banget😭

2022-03-04

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!