aku istrimu

Davin turun menuju ruang makan, disana ia menemukan Bibi dan juga Alexa namun tidak dengan Clara. Davin juga bergumam dimanakah Clara sekarang, ia merasa sedikit bersalah atas apa yang telah ia katakan kepada Clara semalam.

"Clara mana?," Tanya Davin pada bibi dan juga Alexa, Alexa hanya berbalik melihat kearah bibi karena ia juga tidak tau dimana Clara.

"tuan, nona Clara sudah pergi ke kampus tadi pagi pagi sekali katanya banyak yang harus dilakukan," jawab bibi dengan santun sambil menunduk dan menyiapkan sarapan.

"mh," jawab Davin singkat lalu memulai sarapan dengan Alexa, setelah beberapa saat akhirnya sarapan selesai, Davin duduk di depan televisi dan menonton berita di TV.

"sayang kamu ga ke kantor?," Alexa berdiri di belakang Davin sambil memegang pundak Davin, dan mengecup pucuk kepala Davin.

"aku lelah aku akan mengambil cuti hari ini," ucap Davin seraya membelai pipi Alexa yang memeluknya dari belakang.

"kalau begitu aku berangkat kerja dulu ya, love u," kecupan ringan mendarat di bibir Davin, untuk pertama kalinya Davin tidak membalas kecupan itu dengan ciuman panas, Alexa sedikit merasa aneh namun tetap berusaha berfikir positif mungkin saja Davin benar benar kelelahan.

Setelah Alexa pergi Davin melihat bibi yang sedang beberes, dan mengelap meja yang ada di depan Davin, Davin berfikir seribu kali dengan penuh ragu ragu ingin menanyakan tentang Clara kepada bibi. Namun pada akhirnya ia pun memutuskan untuk bertanya pada bibi, karena sikap ragu ragu bukanlah dirinya yang seperti biasanya.

"bibi, apakah nona Clara tidak berbicara apapun pada bibi? yah mungkin ada sesuatu yang terjadi?," bibi sempat mencoba untuk mencerna perkataan Davin yang mengandung pertanyaan yang tidak biasanya, terlebih lagi ini adalah tentang Clara.

Bibi pun tersenyum ia mengerti apa yang dimaksudkan oleh Davin.

"tuan maaf," pernyataan bibi membuat Davin mengangkat kan alisnya, sembari menunggu kata kata selanjutnya yang akan dikeluarkan oleh bibi.

"tuan nona Clara memang masih lah sangat muda, dia juga tidak se dewasa nona Alexa namun percayalah karena saya sangat percaya kepada nona Clara, dia adalah anak yang baik," ucap bibi lalu ia berjalan menuju dapur untuk mengambilkan kopi hangat pada Davin.

"kemarin adalah hari ulang tahun nona Clara, dan hari ulang tahunnya menyimpan duka yang teramat besar, di hari ulang tahunnya yang kedelapan kedua orang tuanya meninggal dunia karena kecelakaan, kemarin nona Clara pulang larut saya memang khawatir, tapi saya mengerti pasti ia sedang merasakan duka itu kembali, memperingati hari kematian orang tuanya, dan ingin menenangkan dirinya," sambung bibi setelah menghidangkan kopi pada Davin, Davin yang sedang menyeruput kopinya sedikit terkejut dengan yang dikatakan oleh bibi

"tapi saat kami di jodohkan saya bertemu dengan bapak dan ibunya," ucap Davin dengan heran.

"bapak dan ibunya bukanlah ayah dan mamahnya melainkan paman dan bibinya, baiklah jika tidak ada yang ingin ditanyakan lagi, saya permisi tuan," bibi pun berlalu meninggalkan Davin yang mengatupkan tangannya dengan ibu jarinya menyentuh bibirnya.

Davin merasa bersalah, karena pembantu dirumahnya ternyata lebih mengerti istri kecilnya daripada dirinya sendiri, dan dengan seenaknya ia melukai hati istri kecilnya bukannya memberikan ketenangan dalam duka yang mendalam.

Clara kini sedang makan siang bersama teman temannya, namun ia tak sepenuhnya fokus pada makanannya melainkan ia sedang memikirkan bagaimana model pakaian terkini yang akan dibuatnya untuk kontes pameran, dan Clara sangat mencintai budaya Indonesia oleh karena itu ia memilih memadukan dengan kain batik Indonesia.

"heh Kesamber juga lo ntar," Aulia membuyarkan fikiran Clara terhadap busana yang direncanakan nya itu.

"princess ku kenapa, ada masalah apa?," tanya Rudi yang duduk di sebelah Clara, bukannya menjawab Rudi atau membalas Aulia Clara justru berbicara pada farel.

"farel Lo kapan ada waktu? Lo ada perusahaan lain batik kan, gue pengen kesana gua udah ada ide untuk pembuatan busana gue,"

"kapan?," Farel menyeruput es nya dengan santai.

"secepat kalau bisa gue maksa besok sore sepulang dari kampus," jawab Clara dengan antusias.

" gampang , ntar gua ngomong Ama nyokap gua," balas farel dengan santai dan menatap Aulia yang di balas senyuman manis olehnya.

Clara pun merasa sedikit lega, dan ia akhirnya bisa memulai makanan nya.

hari sudah hampir petang Clara pulang kuliah ia bergegas masuk kamar tanpa menyadari adanya Davin di ruang TV yang ia lewati, Clara mengambil air dingin di kulkas lalu meminumnya dengan lahap karena kehausan. setelahnya ia bergegas menuju kamarnya tanpa memperhatikan seorang pun yang ada di sekitarnya.

Clara bergegas mandi, ia membersihkan dirinya karena sudah lengket oleh keringat, setelah itu Clara menggunakan celana pendek Chino yang dipotong sampai paha oleh Clara, dan atasan kaos. Clara kini sudah siap dengan pensil dan kertas serta alat tulis yang lainnya, ia akan membuat sketsa busana.

Tanpa disadari Clara, ternyata Davin sudah memperhatikan Clara sedari tadi mulai dari Clara baru siap untuk membuat sketsa gambar, setelah kurang lebih lima belas menit Clara pun melonggarkan tubuhnya dengan artian sketsanya sudah selesai, senyum ceria terukir di wajah Clara, Clara menoleh kebelakang dengan memutar kursinya karena ia mendengar suara ketukan pintu yang terbuka karena lupa ditutup oleh Clara tadi.

"haaah ya silahkan masuk," Clara sempat memutar bola matanya dan menarik nafas panjang karena yang ia lihat adalah wajah suami terhormat nya.

Davin pun duduk di sofa yang berdekatan dengan tempat meja belajar Clara. Ia duduk dan melihat sekitar, lalu ia memandang Clara.

"ada yang ingin saya bicarakan," ucap Davin masih dengan nada datar dan dingin seperti biasanya, tentu saja karena gengsi yang begitu tinggi.

"iya, silahkan," jawab Clara dengan lesu.

"saya minta maaf atas apa yang terjadi semalam,"

"hmmh,"

"kejadian semalam saya sungguh menyesalinya, tapi bagaimana pun juga kamu adalah istri saya,"

"ya ya ya, saya tau saya adalah istri anda, mmh uuuh mohon maafkan saya," Clara segera memotong perkataan Davin karena malas.

"bukan itu maksud saya, jika kamu pulang malam kamu bisa menghubungi saya, dan saya bisa menjemput kamu, bagaimana pun juga kamu adalah istri saya dan kami adalah tanggung jawab saya," Davin melihat Clara yang memasang wajah tak percaya nya atas apa yang dikatakan Davin, dan dengan canggung Davin pun permisi untuk keluar, setelah pintu tertutup Clara segera menyandarkan kepalanya di kursi putarnya ia menahan tawa dan geli nya, lalu tertawalah Clara dengan mengecilkan suara tawanya setelah diyakini Davin sudah benar benar pergi dari kamarnya.

tak berlangsung lama Clara memandang ke arah ponselnya ia melihat wallpaper ponselnya yang berisikan fotonya bersama Andrew, ia sungguh merindukan Andrew, tiga bulan sudah Clara menikah dengan Davin dan belum bisa bertemu dengan Andrew Kaka tersayangnya.

Terpopuler

Comments

Sukliang

Sukliang

istri?????

2022-08-16

0

Fay

Fay

lanjut thor

2022-07-31

0

❣️My Boo💕

❣️My Boo💕

mewek kalau bagian meninggal nya ortu Clara😢😢😢

2022-05-07

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!