Ta'Aruf Bersamamu ( Wanita Shalehahku )
Izza seorang anak pengusaha yang cukup sukses, ia membantu ayahnya bekerja di kantor. Setiap hari juma'at sudah kebiasaan bagi Izza, Ia sering membagikan nasi kotak buatannya sendiri, mulai dari pengemis maupun lansia yang sedang berjuang mencari nafkah.
Usia Izza sudah dua puluh lima tahun. Namun ia belum siap untuk menikah, Izza masih asyik dengan kehidupan masa lajangnya. Pria luar banyak yang yang menggoda ataupun datang ke rumah secara terang-terangan, sedikitpun Izza tidak tertarik.
Izza tidak mau pacaran, ia siap menikah jika ada pria yang sudah bersedia menerima kekurangan bukan kelebihannya.
Ricko seorang pengusaha yang meneruskan pewaris keluarga besarnya. Ricko kini sudah berusia tiga puluh tahun, namun ia belum tertarik untuk menikah. Ricko suka bergonta ganti perempuan untuk mengisi relung hatinya yang kosong, mungkin sudah kebiasaanya.
Ia sering datang ke bar, untuk mengisi waktu luang, prilaku Ricko jauh dari kata shaleh, ia suka bermain bersama wanita malam bersama teman-temannya.
nongkrong di bar itu sudah kebiasaan Ricko setiap malam. Mungkin untuk dirinya sudah hal biasa, Orang tuanya selalu bilang segeralah menikah, namun tanggapan Ricko selalu saja melencang.
Ia belum menemukan wanita yang pas di hatinya, namun seiring berjalannya waktu. Ricko bertemu sesosok wanita yang mencuri perhatiannya. waktu itu Ricko sedang menunggu lampu hijau di jalan raya.
Ia tidak sengaja melihat seorang wanita yang sedang membawa kardus membagikan nasi kotak. Terlihat sekali wajahnya yang ayu berseri dan tentunya sangat cantik, Ia mengenakan hijab yang sangat rapih. Membuat Ricko terpukau dan kagum.
Tidak terasa lampu merah telah berganti, kini Ricko menjalankan mobilnya. Ia memukul stir mobil karena belum puas melihat wanita yang tadi mencuri perhatiannya.
Izza, kini telah selesai membagikan nasi kotak buat para pengemis dan juga lansia yang masih bekerja. Izza merasa puas nasi kotaknya telah habis.
Ia langsung masuk mobil putihnya, menuju kantor. Izza kini menempati posisi sebagai manager di perusahaan ayahnya.
Sering kali ayahnya bicara supaya Izza jangan terlalu fokus sama urusan kerjaan. Ayahnya sangat khawatir karena Izza belum punya pasangan.
Di sisi lain, Ricko yang kini di kantor, sedang memikirkan Izza yang sempat mencuri perhatian pagi tadi. Ia mulai mencari tahu siapa wanita itu yang sedang membagikan makanan.
Ricko merasa penasaran, ia balik lagi ke tempat lampu merah. Ricko berkeliling ke sana ke mari, namun ia tidak menemukan Izza. Ia mulai bertanya kepada bapak-bapak pengemis yang sedang duduk menekuk di bawah pohon agak rindang.
"Permisi pak, apa bapak kenal sama wanita tadi pagi yang sedang membagikan kotak nasi?" tanya Ricko sambil membungkukan badannya.
"Oh, dia seorang wanita yang sering ke sini tiap hari juma'at membagikan makanan yang ia buat sendiri. Ia wanita shalehah mas, karena sering banget membantu kita yang kelaparan ataupun perlu bantuannya." Ucap Pengemis itu memuji Izza.
"Oh, baiklah terima kasih ya pak" Ricko langsung memberi uang lima puluh ribu dan berlalu pergi. Ia tidak menghiraukan bapak pengemis yang telah mengucapkan terima kasih kepada dirinya. Ricko langsung berjalan menuju mobil, dan berlalu pergi.
"Terima kasih mas, uangnya cukup untuk keluarga saya makan malam nanti." Ucap pengemis itu sambil menatap mobil Ricko yang kini tengah berjalan dan mulai menjauh dari pandangannya.
Di kantor, Izza terkenal ramah kepada karyawan bawahan maupun atasannya. Ia tidak merasa berkuasa, malahan ia selalu merendah, dan sering kumpul bersama bawahannya.
Semua karyawan di sana menyukai sipat baik dan ramah tamah Izza. Mereka sering menanyakan pria mana yang Izza sukai.
Namun hal itu di tepisnya karena Izza belum menemukan pria pilihan hatinya.
Sekarang Izza sudah waktunya pulang dari tempat kerjanya. Ia pamit kepada ayahnya karena malam ini ada pengajian rutin di panti asuhan bersama anak yatim piatu dan juga ada santunan.
Kedua orang tuanya sangat bangga kepada Izza, namun berbalik kepada adiknya Sintya, ia tidak mau menutup auratnya, dan juga sering keluyuran tengah malam.
Hal itu membuat kedua orang tua Izza sangat khawatir, nasehat selalu ia hiraukan terutama nasehat Kakaknya Izza. Sintya selalu mengabaikan ajakan Izza pergi ke panti asuhan untuk menghadiri santunan ataupun pengajian.
Ricko kini tidak seperti biasanya, sekarang ia banyak melamun, dan merasa bengong sendiri, Ricko harus mencari kemana sosok wanita yang telah mencuri pandangan pertamanya. Yang ia tahu lampu merah kali terakhir melihat wanita berhijab itu. Dan harus menunggu lagi minggu depan untuk melihat wajah cantik wanita berhijab itu.
"Aahh, sial banget masa gue harus menunggu satu minggu sih, ini gak bisa! gue harus secepatnya mencari tau tentang wanita muslimah itu." Ucap Ricko dan berlalu pergi meninggalkan kantornya.
Seluruh Karyawannya cukup takut, karena sikapnya yang dingin dan juga arogan membuat semua yang di kantor enggan untuk sekedar basa-basi.
Dua Minggu sudah, Ricko kehilangan jejak Izza, ia putus asa dan tidak akan mencarinya lagi.
Hal tak terduga, ia bertemu Izza di restoran ternama, terlihat Izza sedang sibuk, dengan laptop yang kini ada di hadapannya, terlihat juga kertas yang lumayan banyak.
Mata Ricko membulat, ia tidak percaya akan bertemu lagi di waktu yang sangat tepat, Menurutnya ini di luar dugaan.
Ricko mulai menghampiri Izza, dadanya berdegup kencang hingga ia tidak bisa mengatur debaran yang kian memuncak.
"Hai, apa aku mengganggu mu?" tanya Ricko mungkin ucapannya tidak masuk akal.
Izza melihat ke arah wajah Ricko dan tersenyum ramah, ia langsung membereskan laptop dan juga kertas yang berserakan di atas meja.
"Maaf, anda siapa ya? apa aku mengenal mu?" ucapan Izza membuat Jantung Ricko berdebar lebih cepat, suara yang lembut membuat tubuhnya melemas.
Ia baru pertama kali mendengar suara lembut seorang wanita, terlihat ramah dan terdengar merdu. Izza menundukan kepalanya ke bawah setelah melihat Ricko ada di hadapannya.
Hal ini yang membuat Ricko semakin penasaran sama Izza. Terlihat Izza bergegas, membereskan lembaran kertas dan juga laptop. Kini Izza berdiri dan langsung melangkah pergi, tapi tangannya di tahan oleh Ricko. Tangan Ricko memegang tangan Izza, sontak saja Izza langsung merebut lagi tangannya.
"Maaf?" ucap Ricko
"Kita bukan mahram, jadi kita tidak boleh bersentuhan, Maaf saya mau pergi!" ucap Izza, tapi Ricko terus mengejar Izza, Ricko berhasil menghentikan langkah kaki Izza. Ia kemudian meminta nomor ponselnya.
"Apa saya boleh meminta Nomor ponsel kamu? ada yang mau saya bicarakan sama kamu, jika kamu tidak keberatan?" Tanya Ricko penuh harap sambil tersenyum ramah.
Tidak berselang lama, Izza memberi nomor ponselnya, Ia mengingatkan jika tidak ada kepentingan yang sangat mendesak, Izza tidak akan merespon.
"Baiklah, tapi untuk hal yang termasuk penting bagi saya, ini kartu nama saya, mohon maaf saya permisi pulang!" Ucap Izza berlalu pergi meninggalkan Ricko yang mematung sambil melihat Izza masuk ke dalam mobilnya.
Kartu nama Izza ia langsung simpan dan menyalin nomor ponsel Izza, Hatinya bersorak senang.
"Akhirnya gue bisa mendapatkan nomor ponsel kamu? jadi namanya Izza Pertiwi! cukup menarik." ucap Ricko kembali ke tempat duduknya lagi.
Di jalan Izza memasang wajah bingung, ia baru pertama kali melihat pria itu di hadapannya. Dan terlihat baik dari sisi wajahnya.
Ia terus fokus menyetir mobilnya, tak lama ponselnya berdering dan terlihat nomor baru yang menghubunginya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 136 Episodes
Comments
Amanah Amanah
baru baca rsanya g ikhlas ya thooor klo wanita yg menjaga drinya hrus dpt jodoh laki2 Kya dia,ccoknya tuh SMA Sintya adiknya izA
2022-07-05
0
𝕚𝕟𝕚 𝕚𝕣𝕞𝕒
awal😆
2022-06-04
0
Cinta Aini
nengok thor baru baca critax
2022-01-17
0