Sore ini hujan sangat lebat, mengguyur kota Jakarta yang panas. Sungguh menyegarkan dan berkah bagi Izza, membuat Izza mengurungkan niatnya untuk pulang. Ia menunggu di ruang kerja hingga saatnya hujan berhenti.
"Alhamdulillah ya Allah, hujan yang turun ini semoga berkah bagi kami semua." Ucap Izza sambil terus melihat hujan dari jendela kantornya.
Ia melihat jam tangannya, waktu menunjukan pukul lima sore. Ia menghembuskan nafasnya pelan, kemudian ia duduk di kursi kerjanya. Izza langsung merapihkan berkas dan juga laptopnya, hari ini tidak sesibuk hari sebelumnya.
Izza berdiri mengambil kunci mobil dan tas, Ia bergegas pergi pulang, karena hujan sudah reda. Menurutnya hujan kayak gini enak minum susu jahe, Ia masuk ke dalam mobil. Sebelum sampai rumah Izza sengaja membeli empat bungkus susu jahe di langganannya.
"Duh sudah rasanya tidak sabar pengen minum susu jahe hangat di rumah" ujar Izza. Ia menepi di pinggir jalan dan langsung keluar untuk membeli susu jahe di langganannya.
"Bang beli empat bungkus ya?" ucap Izza sambil duduk di kursi yang sudah tersedia.
"Wah, Alhamdulillah, langsung saya bungkus neng! hujan gini enak banget neng minum susu jahe yang masih angat." Ujar Abang susu jahe.
"Iya bang, kedua orang tua sama adik saya suka banget, pasti mereka senang aku bawain susu jahe ini." Ucap Izza sambil meraih susu jahenya.
"Terima kasih ya neng?" ucap abang susu jahe.
"Sama-sama, semoga laris manis ya bang jualannya?" ucap Izza tersenyum.
"Aamiin neng!" jawab Abang susu, ia langsung duduk kembali menunggu pembeli datang.
Izza kini kembali masuk ke dalam mobil, rasanya ia sudah tidak sabar ingin menegug susu jahenya.
Tak berselang lama, Abang susu jahe di datangi Ricko, ia menanyakan Izza. Ternyata Ricko menguntit Izza di sepanjang perjalanannya. Ia sengaja pergi ke kantor Izza dan menunggu di luar kantornya, karena ini memang Ricko sengaja mencari tau sosok Izza di masyarakat seperti apa!
"Bang, beli susu jahenya satu ya, pake gelas saja" ujar Ricko.
"Baik mas, sebentar ya saya buatkan dulu." Abang tukang jahe itu langsung memberikan satu gelas susu kepada Ricko.
Menurut Abang susu jahe, ia heran dan tumben banget ada orang serapih Ricko mau mampir ke tempat jualannya. Ia langsung duduk di samping Ricko yang tengah meniup susu jahenya.
"Bang boleh tanya gak?" ucap Ricko.
"Tanya apa bang?" jawab Abang susu jahe penasaran.
"Tadi ada wanita yang berhijab ke sini beli susu jahe! nah dia orangnya bagaimana sih bang?kelihatannya orang itu baik ramah dan juga sopan? terang Ricko.
"Ih Abang menguntit neng Izza, iyakan? Dia orangnya baik banget, sering ke sini hampir setiap hari beli susu jahe Abang." Ujar Abang tukang jahe sambil terus melihat ke arah Ricko.
"Oh begitu yah, terima kasih ya bang infonya? Awas lho bang jangan bocorin pertanyaanku ini sama orangnya?" ucap Ricko serius.
"Lah si mas, kenapa gak langsung ke neng izza-nya? Dia baik kok mas?" Seru Abang tukang susu jahe sambil cengir. Ia mengerti bahwa Ricko yang ada di tempat dagangnya itu menyukai Izza.
"Ah, malu bang, nanti saja, kalau saya sudah berani!" ujar Ricko, ia langsung menaruh gelas susu jahe yang sudah habis di minumnya.
Ia memberikan uang lima puluh ribu, sambil berkata.
"Jangan bilang sama orangnya? terus ini uang kembaliannya buat Abang saja oke?" ucap Ricko sambil berlalu pergi.
Abang itu kemudian tersenyum sambil berteriak.
"Terima kasih mas, semoga berkah" ujar Abang susu jahe sambil melihat mobil Rey yang kian menjauh dari pandangannya.
🌸🌸🌸
Sesampainya di rumah Izza mengetuk pintu, dan langsung di buka pintu rumahnya. Nampak wajah ibunya yang berbinar, ketika Izza membawakan susu jahe kesukaan keluarganya.
"Assalamualaikum?" ucap Izza
Sambil mencium tangan ibunya.
"Waalaikumsalam, duh, ibu sudah tidak sabar, sini ibu siapkan dalam gelas! Kamu bersihin dulu badan dan jangan lupa ganti pakaian mu?" ujar ibunya sambil mengambil kresek yang berisi susu jahe.
"Assiap Bu" ucap Izza becanda kepada ibunya sambil hormat.
Ibu Hanna tersenyum anaknya selalu ceria dan juga suka becandain dirinya. Termasuk yang bungsu, tya apalagi, dia suka jahil kepada ibu Hana ataupun Izza.
Rumah mereka sangat sederhana, kehidupan keluarganya sangat rukun, walaupun mereka keluarga pengusaha kaya raya yang cukup terkenal. Namun kedua orang tua Izza berpenampilan sederhana, dan juga rumah yang sama sederhana. Ia tidak menganggap dirinya bos di komplek perumahannya.
Menurut ayah Izza, semua manusia sama saja di hadapan Allah. Tidak ada yang harus di sombongkan di dunia ini. Semua manusia di ciptakan dari tanah. Makan kita pun akan kembali ke tanah lagi, Harta tahta semua hanya titipan sang kuasa manusia cuma tolak ukur saja.
🌸🌸🌸
Di rumah Ricko
"Benar kata Izza bila kita ikhlas memberi hati kita terasa nyaman dan juga bahagia. Tidak akan hampa dan juga kosong, Sungguh gue beruntung kenal sama wanita berhijab itu." Ucap Ricko sambil membaringkan badannya di tempat tidur miliknya.
Ia menyadari baru dua Minggu 4 hari mengenal Izza tapi perubahan yang ia alami sangat banyak. Mulai dari yang suka ke bar nongkrong sama wanita sexsi, sekarang ia jadi malas. Lebih menyibukan diri di kamar sambil search google mengenai agama Islam.
Hatinya sangat adem ketika ia mendengar suara adzan yang ada di YouTube. Sungguh hatinya tersentuh dan terketuk, bagi Ricko semuanya sanggat damai, pikiran tenang dan tidak stres.
"Izza aku sangat menyukai mu, dua hari lagi kita bertemu di lampu merah itu lagi. Rasanya ah mantap, hatiku selalu bergelojak di dalam dada. Izza kamu harus tanggung jawab, gue jadi begini itu semua karena kamu,?" Ujar Ricko sambil tersenyum senang.
Di sisi lain ia takut orang tua dan juga keluarga tau, bahwa Ricko sedang jatuh cinta. Menurutnya ini sangat rahasia. Bisa-bisa semua keluarga besarnya langsung menyuruhnya untuk melamar Izza.
Ricko bangun dari tempat tidur, kemudian ia berdiri dan mengambil peci, serta sarung yang ia beli kemaren. Ricko mulai belajar mengenakan sarung dan memakai peci, Ricko pun langsung bercermin.
Senyuman kagum membuat ia menohok melihat dirinya berpakaian muslim. Membuat ia langsung girang, betapa bahagianya ia mengenakan baju Koko sarung serta peci.
Hatinya sangat adem melihat ia berpakaian rapih dan sederhana itu. Hatinya sudah mantap untuk berhijrah, dan ingin menjadi mualaf.
Tapi di sisi lain ia harus mencari sosok ustad yang harus mendampinginya. Ricko berpikir besok ia harus ke masjid untuk membicarakan hal yang sangat penting ini.
Suara pintu nyaring membuyarkan lamunan Ricko yang kini tengah berdiam diri di depan cermin. Ia bergegas melepas semuanya, dan langsung memasukan ya ke dalam lemari pakainya itu.
Menurut Ricko ini bukan saatnya, untuk membicarakan hal yang menurut Ricko sensitif untuk keluarganya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 136 Episodes
Comments
Rara_Octa
org kaya mah bebas yaaa,,susu jahe az beli & punya Langganan,,lah klo Q yaaaa bwt sndiri dirumah 😬🤭
2023-01-24
0
Amanah Amanah
suka banget thoor,next
2022-07-05
0
sahabat syurga
bgus thor alurnya aku suka
2021-08-18
0