Bimbang

Ketika pembeli sudah mulai jarang, Madi mendekati Aulia, mengajaknya bercakap-cakap.

"Dek, sebaiknya mulai sekarang kita lebih waspada. Apalagi kalau berhadapan dengan orang asing. " Aulia agak terperangah mendengar perkataan Madi barusan. Kalau suaminya berkata demikian, pasti ada sesuatu yang mengancam keselamatan Aulia. Bisa jadi penyebanya adalah makhluk astral, tapi bisa juga manusia. Biasanya, firasat Madi jarang keliru, hampir seluruhnya benar.

"Iya Kang. Adek juga merasakan banyak hal yang aneh belakangan ini. Salah satunya mimpi-mimpi seram, yang sering sekali Adek alami. " Madi hanya mengangguk, memejamkan mata, mencoba menetralisir keadaan di sekitar mereka. Syukurnya, gangguan itu untuk sementara bisa dikendalikan. Apalagi, ternyata masih ada pelanggan yang berdatangan. Paling tidak, itu akan menghalangi pandangan sosok misterius itu.

Suasana pasar semakin siang semakin sepi akan pembeli, dan Madi beruntung karena dagangan mereka sedikit demi sedikit sudah mulai habis dibeli pelanggan yang rata-rata tukang sayur keliling. Melihat kondisi tersebut, Madi dan Aulia pun akhirnya memutuskan menutup kios. Memang masih ada sayur yang tersisa tapi tidak banyak. Biasanya mereka akan membawa sayur -sayur itu pulang lagi. Jika masih bagus, besok bisa dijual kembali. Kalau tidak, akan diberikan pada tetangga sekitar.

"Dek, kita pulang sekarang aja, ya...! ". Madi lantas mengajak Aulia pulang. Dengan tenang, mereka keluar dari pasar setelah berbasa -basi sebentar dengan beberapa pedagang yang juga bersiap pulang. Sesekali

Madi menoleh ke sekeliling. mencari tahu siapa laki-laki misterius itu muncul kembali. Namun, sampai tiba di halaman pasar, bayangannya tidak muncul. Membuat Madi bertambah penasaran dengan identitas dan keberadaan laki-laki itu.

"Akang tidak lupa kan, membayar Akang-Akang yang membantu mengangkut sayur kita?" Pertanyaan Aulia mengagetkan Madi. Beruntung Aulia mengingatkan. Ternyata para pengangkut sayur itu masih menunggu di sisi mobil. Menunggu upah yang belum diberikan. Sambil meminta maaf, Madi memberi mereka sejumlah uang sebagai balas jasa.

Setelah itu, Madi mengajak Aulia masuk ke dalam mobil. Sejurus kemudian mobil bak terbuka itu mulai meluncur. Rasa kantuk sedikit mengganggunya. Mungkin karena kelelahan dan kurang tidur akibat peristiwa malam tadi. Berulang kali Aulia memperingatkan Madi, agar tetap konsentrasi dan mengabaikan rasa kantuk yang terus menyerang.

"Kang, apa sebaiknya kita menginap dulu barang beberapa hari di rumah Bapak?. Menenangkan diri, biar nggak tegang diteror makhluk-makhluk itu," Tiba-tiba saja Aulia mengajukan usul tersebut, ketika mereka masih di perjalanan.

Sesaat Madi mempertimbangkan saran isterinya barusan. Namun, kalau mereka berdua menginap di rumah orang tua Aulia, para penghuni pohon tua itu akan semakin merajalela. Akan tidak mudah nantinya untuk membersihkan rumah ini kembali. Lagi pula masyarakat sekitar juga semakin banyak yang mengadakan ritual di sekitar pohon tua itu.

Banyak yang membawa sesajen seperti kembang tujuh rupa, kemenyan yang dibakar bahkan darah ayam hitam yang disebar di akar pohon tua itu. Semua itukan makanan favorit semua makhluk itu. Bagaimana, bisa mengusirnya, kalau hampir setiap hari mereka disuguhi makanan? Tentu saja itu akan membuat para penghuninya akan semakin merasa nyaman.

Lain halnya, jika tidak banyak lagi warga yang mengadakan ritual di bawah pohon tua itu, dan malah sering salat dan mengaji, tentu saja makhluk-makhluk itu akan merasa kepananasan dan tidak betah berada di sana. Paling tidak, jika belum bisa mengusir, itu bisa menyebabkan kekuatan penghuni pohon tua tersebut akan melemah, sehingga tidak bisa lagi mengganggu.

"Nggak usahlah, Dek. Nanti saja, kita menginap satu atau dua hari di rumah Bapak. " Madi menampik usul Aulia akhirnya. Dia bisa merasakan kekhawatiran Aulia terhadap kondisi rumah saat ini. Namun, sebagai isteri, Aulia hanya bisa pasrah, menurut apa kata suami. Lagi pula Madi akan tetap berusaha menjaganya dari gangguan makhluk -makhluk astral tersebut.

Tiba di rumah, Madi dengan cekatan menurunkan beberapa bungkusan sayuran yang masih bisa dijual besok. Sementara yang layu, sudah dibagikan pada tetangga tadi.

"Kang, Adek istirahat sebentar. Ngantuk, boleh ya? "

Madi tersenyum, mendengar ucapan Aulia. Mengangguk, tapi tetap mengingatkan agar membersihkan diri dulu sebelum rebahan.

Tanpa menunggu terlalu lama, Aulia segera menuju kamar mandi, membasuh wajah, tangan dan kakinya, kemudian mengganti pakaian dan kembali ke kamar tidur, membaringkan diri.

Belum terlalu lama, dengkuran halus Aulia, sudah terdengar, membuat senyum Madi semakin melebar. Sebenarnya Madi, juga sudah sangat mengantuk, tapi dia juga harus membersihkan diri, agar nyaman tidurnya nanti. Siapa tahu, ketika makhluk-makhluk itu usil, mengusik lewat mimpi, dia sudah siap, karena badannya dalam keadaan bersih dan berwudhu.

Tampaknya, tidak ada kejadian yang mengusik tidur Madi ataupun Aulia. Buktinya mereka bisa beristirahat dengan baik, tanpa ada pergerakan dari makhluk-makhluk tersebut. Namun, yang mengganggu Madi adalah suara ribut-ribut di luar, ketika bangun tidur. Penasaran laki-laki muda itu keluar menghampiri keributan itu.

"Permisi ... ada apa ya, Pak? Ramai sekali." Penuh keheranan Madi bertanya pada seseorang yang juga ikut berkerumun di situ.

"Itu ... Nak. Ada mayat ditemukan di depan pohon tua itu. Seorang perempuan, sepertinya sedang hamil muda. " Madi mengernyitkan dahi. Heran saja dengan penemuan mayat yang tiba-tiba ini. Sudah hampir satu bulan Madi menempati rumah ini, baru kali ini melihat ada mayat diketemukan di sana. Sangat mengherankan.

"Mayat siapa, Pak? tanya Madi ingin tahu.

"Sepertinya bukan berasal dari kampung kita. Tidak ada seorang pun yang mengenalnya. " Bapak itu menjelaskan, sesekali menggaruk kepalanya.

"Sudah sering ya, Pak, kejadian seperti ini? Madi kembali bertanya, ingin mengorek keterangan sebanyak-banyaknya perihal kejadian ini.

"Ada beberapa kali, Nak. Bahkan ada yang lebih tragis. Bentuk jasadnya ada yang tidak utuh lagi, seperti dicabik-cabik binatang buas," tutur bapak itu sambil menatap Madi. Berhenti sejenak, kemudian melanjutkan perkataannya. "Anak, juga tidak ada salahnya lebih waspada. Isterimu juga sedang hamilkan?"

Madi memandang bapak itu, penuh terima kasih. Benar juga kata bapak tua itu. Dia harus lebih berhati-hati mulai sekarang. Banyak orang-orang tidak bertanggung-jawab, menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuannya.

Kerumunan tadi terlihat sudah mulai sepi. Mereka membubarkan diri, setelah mayat perempuan hamil itu, dibawa petugas kepolisian setempat, untuk diotopsi di rumah sakit umum terdekat.

Sepintas, sosok misterius itu tiba-tiba saja melintas dalam pandangan mata batin Madi. Menyeringai, senang, dan tertawa puas melihat ada korban yang jatuh dekat pohon tua itu. Madi sendiri tidak bisa mengartikannya. Kenapa, sosok itu tertawa begitu puas. Mungkin saja, ini berhubungan dengan makhluk astral, penghuni pohon tua itu.

Terpopuler

Comments

Tika

Tika

makhluknya makin beringas

2020-09-17

2

Aqilla Nur Jannah

Aqilla Nur Jannah

terbawa suasana alur ceritanya
keren

2020-08-21

2

Neng nisa Adila

Neng nisa Adila

serammm

2020-08-10

1

lihat semua
Episodes
1 Masuk Rumah Baru
2 Perkenalan Dengan Penghuni Pohon Tua
3 Gangguan Penghuni Pohon Tua
4 Terus Diganggu dan diteror
5 Bimbang
6 Ada Penunggu Lain
7 Pertolongan Tak Terduga
8 Menyusun Rencana
9 Rencana Mencari Bala Bantuan
10 Rencana Tetap Berjalan
11 Berjalan Sesuai Dengan Rencana
12 Menuju Pondok
13 Godaan di Perjalanan
14 Masih Berjuang
15 Pengaruh yang Gagal
16 Kilas Balik
17 Bebas dari Pengaruh Jin
18 Membentengi rumah
19 Kegiatan di pondok
20 Gangguan kecil
21 Pertemuan Lewat Gawai
22 Pertengkaran Klasik
23 Seseorang yang Ternyata Musuh
24 Musuh DalamSelimut
25 Gerakan Tersembunyi
26 Mulai Terkuak
27 Perjalanan Tak Terduga
28 Pengalaman Tak Ternilai
29 Malam yang Panjang
30 Melawan Jin Lagi
31 Perjalanan Pulang
32 Masih dalam Perjalanan
33 Bayangan Misterius
34 Mencari Bayangan Misterius
35 Masih dalam Gudang
36 Dilema
37 Kembali Berhadapan
38 Masih Berhadapan
39 Sama-sama Bertarung
40 Pertarungan Sengit
41 Terus Bertarung
42 Akhir Pertarungan
43 Mulai lagi
44 Terus Berlanjut
45 Sesuatu yang Tak Diharapkan
46 Menemukan Sesuatu
47 Pertarungan dengan Penghuni Lukisan
48 Sebuah Langkah Kemenangan
49 Semakin Percaya Diri
50 Tetap Yakin
51 Menghadapi Masa Sulit
52 Berusaha Bertahan
53 Tak Gentar
54 Semakin Seru
55 Membuat Nang Jera
56 Tetap Ingin Membuat Nang Jera
57 Mencoba beristirahat
58 Selalu Siaga
59 Menanti Pergerakan
60 Sebuah Harapan
61 Masih Mencari
62 Mulai Siaga
63 Terus Siaga
64 Menahan Serangan Jaka
65 Mulai Membuat Perhitungan
66 Tak Gentar
67 Menyingkir Sementara
68 Sementara Aman
69 Pulang
70 Persiapan Kembali ke Rumah
71 Saatnya Pulang ke Rumah
72 Gangguan itu Masih Ada
73 Satu Per Satu
74 Keadaan Kembali Tenang
75 Mrnyimpan Amarah
76 Terus Bertahan
77 Masih Bertahan
78 Menjelang Fajar
79 Lega
80 Ada Apa Gerangan
81 Menuju Pencapaian
Episodes

Updated 81 Episodes

1
Masuk Rumah Baru
2
Perkenalan Dengan Penghuni Pohon Tua
3
Gangguan Penghuni Pohon Tua
4
Terus Diganggu dan diteror
5
Bimbang
6
Ada Penunggu Lain
7
Pertolongan Tak Terduga
8
Menyusun Rencana
9
Rencana Mencari Bala Bantuan
10
Rencana Tetap Berjalan
11
Berjalan Sesuai Dengan Rencana
12
Menuju Pondok
13
Godaan di Perjalanan
14
Masih Berjuang
15
Pengaruh yang Gagal
16
Kilas Balik
17
Bebas dari Pengaruh Jin
18
Membentengi rumah
19
Kegiatan di pondok
20
Gangguan kecil
21
Pertemuan Lewat Gawai
22
Pertengkaran Klasik
23
Seseorang yang Ternyata Musuh
24
Musuh DalamSelimut
25
Gerakan Tersembunyi
26
Mulai Terkuak
27
Perjalanan Tak Terduga
28
Pengalaman Tak Ternilai
29
Malam yang Panjang
30
Melawan Jin Lagi
31
Perjalanan Pulang
32
Masih dalam Perjalanan
33
Bayangan Misterius
34
Mencari Bayangan Misterius
35
Masih dalam Gudang
36
Dilema
37
Kembali Berhadapan
38
Masih Berhadapan
39
Sama-sama Bertarung
40
Pertarungan Sengit
41
Terus Bertarung
42
Akhir Pertarungan
43
Mulai lagi
44
Terus Berlanjut
45
Sesuatu yang Tak Diharapkan
46
Menemukan Sesuatu
47
Pertarungan dengan Penghuni Lukisan
48
Sebuah Langkah Kemenangan
49
Semakin Percaya Diri
50
Tetap Yakin
51
Menghadapi Masa Sulit
52
Berusaha Bertahan
53
Tak Gentar
54
Semakin Seru
55
Membuat Nang Jera
56
Tetap Ingin Membuat Nang Jera
57
Mencoba beristirahat
58
Selalu Siaga
59
Menanti Pergerakan
60
Sebuah Harapan
61
Masih Mencari
62
Mulai Siaga
63
Terus Siaga
64
Menahan Serangan Jaka
65
Mulai Membuat Perhitungan
66
Tak Gentar
67
Menyingkir Sementara
68
Sementara Aman
69
Pulang
70
Persiapan Kembali ke Rumah
71
Saatnya Pulang ke Rumah
72
Gangguan itu Masih Ada
73
Satu Per Satu
74
Keadaan Kembali Tenang
75
Mrnyimpan Amarah
76
Terus Bertahan
77
Masih Bertahan
78
Menjelang Fajar
79
Lega
80
Ada Apa Gerangan
81
Menuju Pencapaian

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!