Sekarang Bima sedang berbaring di kasur ternyamannya menatap langit - langit kamarnya sambil tersenyum.
Hatinya sangat bahagia karna ia sudah mengetahui tempat tinggal gadis incarannya, gadis yang berhasil membuat jantungnya berdetak hebat hanya karna senyuman.
"Bang, mama sama papa manggil tu" ucap seorang gadis kecil yang berdiri di ambang pintu, membuyarkan lamunan Bima
"Kenapa?" tanyanya sambil duduk
"Nggak tau katanya mau ngomong sesuatu, cepet lah udah di tungguin" gesaknya diangguki Bima
Mendengar itu Bima bergegas turun ke bawah. Ketika sudah sampai di ruang keluarga, ia melihat orang tua dan sang adik sudah duduk di sana. Bima duduk di hadapan keluarganya.
"Mau ngomongin apa?" tanya Bima
"Ekhem...Papa sama Mama berniat ingin menjodohkan kamu dengan anak temen Papa" ucapan Alex membuat senyuman Bima luntur
Ia menunduk dan mendengar ucapan selanjutnya dari mulut Papa
"Nama anak temen Papa itu Marina Larasati Putri" tambah Amanda
Mendengar nama itu Bima kembali mendongak dan senyumnya kembali merekah. Tidak salah lagi nama itu, nama gadis yang dia inginkan
"Mau, Bima mau di jodohkan dengan anak temen Papa" jawab Bima dengan semangat
Alex dan Amanda saling pandang dan mengerutkan dahinya melihat tingkah sang anak sulungnya yang begitu semangat.
"Kapan kita ketemu sama mereka?" tanya Bima antusias
"Kalo kamu bisa nanti malam kit...."
"Bisa, Bima bisa, yaudah kalo gitu Bima ke kamar dulu mau siap - siap" potongnya kemudian langsung berdiri dan berlari menuju kamarnya meninggalkan Alex dan Amanda yang melongo
Lagi - lagi mereka saling pandang kemudian tersenyum
"Pilihan kita tidak salah kan?" tanya Amanda
"Tidak, itu sudah benar" jawab Alex
"Bang Bima aneh, pertama waktu denger mau di jodohin cemberut, trus tiba - tiba langsung seneng gitu" komentar Ruby
"Emang gitu abang kamu" balas Amanda
Flashback on
"Woy....cepet serahin tas itu" bentak salah satu preman dengan suara tinggi
"Pergi kalian, saya tidak akan memberikan tas ini pada kalian" ucap Alex
"Cepat serakan tas itu, atau kau akan mati" ancam preman yang satunya lagi
"Saya tidak takut, saya akan laporkan kalian ke kantor polisi" tantang Alex
Para preman itu hendak menyerang Alex tapi tiba - tiba terdengar suara sirine polisi. Para preman tersebut ketakutan dan langsung pergi. Alex bernafas lega.
"Bapak tidak apa apa?" tanya seorang gadis
Alex langsung menoleh "Saya tidak apa - apa, kenapa kamu ada di sini? Dan mana polisinya?"
"Hehe...maaf pak, tadi saya yang membunyikan sirine itu, untuk mengusir preman tadi"
"Oh...terima kasih ya, karna kamu sudah memyelamatkan saya"
"Sama - sama pak, kalo begitu saya permisi dulu, mari" pamitnya berlalu pergi
Alex ingin memanggilnya tapi gadis itu sudah jauh. Ia dan asistennya kembali masuk mobil
"Cari tau tentang gadis itu, serinci mungkin" titahnya
"Baik pak"
*****
"Ini data yang Bapak inginkan" ucap asistennya sambil menyerahkan selembar kertas pada Alex
"Atur pertemuan saya dengan pria ini"
"Baik Pak"
Di kediaman Abraham
"Mah" panggil Alex yang duduk di sofa
"Iya, kenapa Pah?" ucap Amanda sambil menutup pintu lemari pakaian
"Papa ingin menjodohkan Bima dengan gadis ini" ucapnya sambil menunjukkan foto pada Amanda
Amanda mengambil foto tersebut dan melihatnya, lalu ia tersenyum pada Alex "Papa inget nggak yang Mama cerita waktu Mama di hadang sama preman, terus di tolongin sama seorang gadis" ucapnya Alex mengangguk "Nah ini gadisnya"
Alex terkejut atas perkataan sang istri "Mama serius?" tanyanya
"Serius Pah, Mama juga ingin menjodohkan gadis ini sama Bima, tapi Mama nggak tau dia siapa?"
Alex berdiri mengambil selembar kertas lalu memkannya pada Amanda "Ini data - data tentang gadis itu"
"Papa serius?" Alex mengangguk "Kasian dia Pah, gimana kalo kita cepet - cepet temuin orang ini, Mama nggak tega"
"Papa udah hubungin orangnya, besok kita ketemu sama orangnya"
Flashback off
******
Marco dan Marina sudah duduk di sebuah cafe yang terdapat di dalam mall, sedang menunggu keluaraga Abraham. Tak lama kemudian yang di tunggupun akhirnya datang, Marco dan Marina berdiri untuk menyambut mereka.
Mereka saling bersalaman dan sekedar berbasa basi kemudian kembali duduk.
"Maaf saya telat" suara yang tidak asing di telinga Marina
Marina mendongak dan membulatkan mata melihat sang pemilik suara yang tidak lain adalah Bima.
Bima mematung di tempatnya, ia terpesona melihat Marina yang menggunakan dress selutut berwarna biru muda, make - up natural dan alami, rambut yang di gerai, bagian samping kanan di tarik ke belakang di tambah dengan hiasan yang terlihat menggemaskan.
"Udah kali liatinnya" sindir Alex membuat pipi Marina merona
Bima yang tersadar langsung menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Bima ayo duduk di sini" ucap sang Mama sambil menepuk sofa di sebelahnya, Bima pun menurut
Mereka mulai melahap makanan yang baru datang. Bima sesekali mencuri pandang ke arah Marina
"Marina" panggil Amanda, Marina pun mendongak "Kanalin ini anak tante, namanya Bima" lanjutnya
Marina tersenyum "Ina udah kenal sama Bima, kita satu kelas" jawabnya
"Oh...satu kelas, bagus dong itu artinya Bima bisa jagain kamu terus"
Marina mengerutkan keningnya "Maksud tante?" tanyanya hati - hati
"Ekhem...baik saya mulai saja, begini Marina saya sama Ayah kamu punya kesepakatan untuk menjodohkan kamu dengan anak saya Bima, kamu maukan?" jelas Alex
Marina terdiam mencerna perkataan yang keluar dari mulut Alex.
Ia menatap Marco yang juga menatapnya seolah - olah menyuruhnya untuk menerima perjodohan tersebut.
'Jadi dia jual gue untuk jadi istri orang, bener - bener nih orang, apa sih yang di otaknya sampe - sampe tega menjual anaknya sendiri' batinnya sambil menatap Marco sinis, kemudian melihat Alex, Amanda dan Bima 'Tapi nggak papa deh, kayaknya mereka orang baik, apa lagi gue udah kenal sama Bima' batinnya, ia mengangguk - mengangguk pelan
"Marina, bagaimana kamu mau kan di jodohkan dengan Bima?" tanya Alex
Marina menghela nafas pernahan "Iya Ina mau di jodohin sama Bima" ucapnya membuat semua orang bernafas lega.
"Kamu Bima, Papa tanya sama kamu, kamu mau kan di jodohkan dan menikah dengan Marina?" tanya Alex menatap Bima serius
"Iya Pah, Bima mau dibjodohkan dan menikah bahkan Bima akan selalu menjaga Marina apapun keadaannya" jawab Bima mantap
"Kalo gitu, karna semua sudah setuju, pernikahannya diadakan 1 minggu lagi" ucap Amanda lagi - lagi Marina terkejut
"Hah!!! Me - menikah? Sat - satu minggu lagi?" tanya Marina terbata - bata
"Iya Marina, kamu sama Bima akan menikah satu minggu lagi, kamu jangan khawatir pihak sekolah tidak akan tau, yang datang hanya beberapa rekan bisnis dan kerabat dekat untuk menjadi saksi, hanya ijab kabul kok, resepsinya setelah kalian lulus sekolah" jelas Amanda
Marina hanya ber - oh dan mengangguk pasrah, ia menunduk lalu memejamkan mata 'Bunda apa keputusan Ina benar? Untuk menikah dengan Bima' batinnya.
Semuanya kembali melanjutkan makan malam dan membicarakan tentang pernikahan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
Dehan
sudah aku masukin fav ya kak.. bagus ceritanya
2023-04-26
0
Heni Yuhaeni
bagus, marina jatuh pada irang yg baik, semoga bahagia marina bersam bima.
2021-02-27
0
mrs.Lu
suka
2020-06-11
0