3

"Assalamualaikum Waroh Matullahi Wabarakatuh" salam Marina

"Walaikumsalam Waroh Matullahi Wabarakatuh" jawab semua murid penuh semangat

"Selamat pagi semua!!" sapa Marina dengan semangat plus senyuman

"Pagi cantik" jawab semua murid semakin keras

Marina tersenyum lebar mendengar respon dari teman kelas barunya "Perkenalkan nama saya Marina Larasati Putri, saya pindahan dari kota C, saya harap kita bisa berteman dengan baik" ucapnya

"Kalian lanjut berkenalan nanti di jam istirahat, dan Marina silahkan kamu duduk di kursi yang kosong itu" ucap Pak Putra

"Baik, terima kasih Pak" jawab Marina dengan sopan dan tidak lupa tersenyum

"Gila mimpi apa gue semalam, pagi - pagi udah ketemu bidadari"

"Cantik banget tu cewek mana manis lagi"

"Nggak nyangka gue ternyata masih ada cewek kayak gitu"

"Harus di lestarikan"

"Cantiknya alami, bahkan tanpa make-up gue jadi iri"

"Mukanya halus banget dan bersih tanpa jerawat"

Kira - kira seperti itu lah bisikan - bisikan semua murid di kelas itu.

Marina duduk di kursi kosong barisan ketiga

"Sudah - sudah kita lanjutkan, karna hari ini hari pertama, jadi saya akan mencatatkan jadwal mata pelajaran kalian yang baru" ucap Pak Putra.

"Ssssttt.... Bima, fiks dia jodoh lo, Tuhan bener - bener berpihak ke elo" bisik Erfan

"Bener lo nggak boleh nyia - nyiain kesempatan ini, kesempatan nggak dateng dua kali bro" ucap Rey ikut berbisik

"Kita dukung lo" ucap mereka bersamaan tetap berbisik dan bertosria

Bima sangat senang karna mendapat dukungan dari 2 sahabatnya itu. Satu fakta lagi tentang Bima, dulu dia juga sering bertemu dengan berbagai bentuk gadis.

Tapi sebelum mendekatinya ia selalu bertanya dan meminta pendapat tentang gadis yang ingin di dekatinya, tapi kedua sahabatnya itu kurang mendukung dan merespon biasa saja tidak seperti sekarang.

Maka dari itu ia sangat bersemangat untuk mendapatkan Marina.

Dua jam pelajaran pertama akhirnya selesai dan sekarang waktunya istirahat. Semua murud keluar dari kelas untuk melakukan aktivitas mereka masing - masing.

Marina masih duduk di bangkunya merapikan buku - bukunya, ia melihat ada 2 orang yang berjalan menghampirinya.

"Hai..nama gue Anjani" ucap seorang gadis berkulit putih dan berambut panjang lurus sambil mengukurkan tangannya dan tersenyum

Marina membalas ulurannya dan ikut tersenyum "Hai..gue Marina Larasati Putri"

"Gue Lisa Safitri, panggil aja Lisa" ucap gadis di sebelahnya berambut panjang tapi sedikit carly dan melakukan hal yang sama

"Hai.. Marina Larasati Putri" sambil tersenyum

"Ke kantin yuk" ajak Lisa

"Emangnya boleh?" tanya Marina dengan polosnya keduanya tertawa

"Ya boleh lah, lo kan siswi sini juga" ujar Anjani, Marina tersenyum dan mengangguk

Sampai di kantin Marina dan Lisa mencari tempat duduk, sedangkan Anjani memesan makanan. Tak lama kemudian Anjani datang dengan nampan berisikan pesanan mereka.

Mereka melahap makanan masing - masing sambil berbincang dan saling bertanya tentang kehidupan masing - masing, meski tidak terlalu inci.

Marina adalah orang yang ramah dan cepat akrab dengan siapapun 'Jika orang baik padanya, dia akan lebih baik, tapi jika orang jahat padanya, dia akan tetap baik' itu prinsipnya dan pesan dari sang Bunda untuk tidak pernah menyimpan dendam kepada siapapun, termasuk sang Ayah.

Bel pulang sekolah yang selalu di dewakan akhirnya berbunyi. Semua murid keluar dari kelas dan pergi meninggalkan gedung sekolah menuju rumah masing - masing.

Marina berdiri di depan gerbang sekolah, sedang menunggu angkot atau Bus atau pun transportasi lainnya.

Tin....

Suara klakson dari motor yang datang tiba - tiba di sebelah Marin, membuatnya terlonjak kaget. Ia mengelus dadanya sambil mengatur nafas.

Marina menoleh pada pria yang ada di atas motor tersebut

"Masih inget gue?" tanya pria itu

Marina berfikir sejenak "Inget dong, lo yang kemaren jatoh keserempet motor itu kan?" ucapnya

"Yang keserempet itu lo, gue jatoh karna lo dorong lupa? Hm?" ucap Bima Marina terkekeh, ya pria itu Bima "Kenalin nama gue Bima Agustian Putra" mengulurkan tangannya di sambut hangat oleh Marina

"Nama gue Ma...."

"Marina Larasati Putri" potonya

Marina mengerutkan keningnya "Kok lo tau nama gue?"

"Yaiya lah kan kita satu kelas"

"Masa sih, kok gue nggak liat lo di kelas"

"Gue nggak punya kesempetan buat kenalan, di serobot mulu sama yang lain"

Marina terkekeh "Bisa aja lo" memukul pelan lengan Bima

"Tangan lo gimana?"

"Nggak papa kok, nih" melihatkan sikunya

Bima mengangguk "Oh ya ngomong - ngomong lo pulang naik apa?"

"Nunggu angkutan umum, tapi dari tadi nggak lewat - lewat mana udah sepi lagi"

"Bareng gue aja yuk" tawar Bima

"Nggak usah ntar ngerepotin lo lagi"

"Nggak ngerepotin, anggep aja sebagai tanda terima kasih, karna lo udah nolongin gue kemaren" Marina befikir sejenak "Udah nggak usah kelamaan mikir lo, ayok keburu sore"

"Yaudah iya" jawab Marina sambil tersenyum

Jantung Bima kembali berdetak melihat senyuman yang amat sangat manis di matanya.

Marina menaiki motor milik Bima dan langsung di lajukannya dengan kecepatan sedang. Di perjalanan Marina mengarahkan arah rumah nya.

Tunggu kemana sifat Bima yang dingin?

Kenapa dia bisa secepat itu akrab dengan orang?

Apalagi yang namanya cewek?

Bima bersikap dingin hanya kepada para gadis yang menjerit - jerit tidak jelas seperti sedang menonton konser musik oppa - oppa korea.

Hati dan sikapnya yang dingin seketika mencair hanya karna sebuah senyuman yang di miliki oleh seorang Marina Larasti Putri.

Motor gede berwarna hitam berhenti di depan rumah yang sederhana

"Masuk Bim" tawar Marina

"Lain kali aja, orang rumah udah nungguin"

"Oh...makasih ya udah anterin gue"

"Iya sama - sama, gue pulang dulu"

"Hati - hati lo"

"Hmm bye"

"Bye" melambaikan tangan

Marina memutar kenop pintu rumahnya, saat masuk ia memutar bola matanya. Seorang paruh baya sedang duduk di sofa ruang tamu

"Dari mana aja sih lo lama banget, gue nungguin lo dari tadi" ucap Marco, ya pria itu Ayahnya Marina

"Gue kan sekolah, lagian kenapa lo nungguin gue?" tanya Marina datar

"Gue mau jual lo, tuh bajunya udah gue siapin" ucapnya sambil menunjuk dres berwarna biru muda di atas meja

Marina melihat dres tersebut "Gue nggak mau jadi jalang" ucapnya

Marco berdiri "Gue nggak jual lo jadi jalang, pakek tu baju, dandan yang cantik, ntar malam jam 8 gue jemput lo" berlalu pergi

Marina menghela nafas, mau tidak mau ia harus menurut yang jelas tidak menjadi jalang.

Terpopuler

Comments

Dehan

Dehan

hallo kak.. salam kenal dari author penjahit cantik

2023-04-26

0

hi day

hi day

ada ya bapak kyk gitu?😪🙄

semangat kak author🥳🥰

2022-12-18

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!