Menjalani hari baru setelah kejadian menyakitkan~El
Setelah seminggu me-restart ulang pikiran dan hatinya, hari ini El memutuskan untuk kembali bersekolah. Walaupun berat, dirinya harus bisa move on dari Sifa. Mengingat bahwa wanita tersebut telah menjadi sang pujaan hatinya selama 2 tahun terakhir hingga saat ini, dan telah memberikan warna di hidupnya.
***
Dikelas 12 IPA 3
Dikarenakan guru yang sedang rapat, hari ini seluruh siswa-siswi kelas 12 belajar mandiri mereka bebas. Namun, belum diizinkan untuk pulang sebelum jam pelajaran berakhir. Pengumuman yang disampaikan oleh ketua kelas pada teman-temannya, membuat anak-anak di kelas tersebut bersorak bahagia.
Hanya satu orang yang tidak bahagia, karena memang raganya berada di kelas, sedangkan jiwa dan pikirannya berada entah kemana.
“Udah deh El, jadi cowok jangan lembek gitu. Ibarat pepatah bunga tak setangkai kumbang tak seekor. Lagian yah, sekarang kita sebagai cowok harus bersyukur, soalnya populasi cewek makin banyak, jadi mau pasang dua sampai empat pun boleh kok, mulai dari yang gadis hingga janda ada tersedia. Itung-itung bagi-bagi rezeki...,” saut Alan yang sudah senyum-senyum mesem membayangkan dirinya dikelilingi cewek-cewek cantik bak raja.
“Huss! Kalau lo mau sama janda ya buat lo aja!! Jangan lo racuni si El dengan otak udang lo itu!” Ucap Kevin seakan serius.
“Seenggaknya nih El gara-gara lo di tolak, si Alan ada temen jomblonya El. Kalau lo sama Sifa nah dia pulang sekolahnya mau numpang sama siapa, kan kasian nih anak pungut lo tinggalin. Nggak mungkin kan kita kasih sama om-om ojek depan?” Tambah Kevin menaik turunkan alisnya pada El, dan tertawa lepas. Kemudian, menoyor kepala Alan ke depan.
“Kok lo KDRT terus sih pin sama gue? Perlu gue ingetin kalau lo juga jomblo gemblek! Jones malahan! Sesama jomblo dilarang menghina mamen,” menepuk-nepuk bahu kevin dari depan.
Tawa Kevin pun terhenti karena ucapan polos yang dikeluarkan oleh Alan.
“Lo pada bisa diem nggak sih!!! Gue butuh ketenangan, kalau kalian mau ribut mending gue cabut!” Marah El meninggalkan dua orang tersebut.
Ck, dosa apa gue sampai bisa memiliki teman kayak Tom and Jerry versi manusia setiap bertemu. Akan tetapi, bagaikan punuk merindukan bulan kalau salah satunya ada yang ngilang, batin El
“Kan kita cuman mau menghibur lu doang El. Ah babang El nggak asik! Aku ngambek nih. Aku mau duduk sama Aa Kevin ajah!” tukas Alan meninggikan suaranya merangkul bahu Kevin dengan suara yang dibuat seperti cewek.
“Idih najong...ogah gue duduk sama kaleng rombeng kayak lo!" sanggah Kevin, membuat para wanita di kelas tersebut tertawa.
Bagaimanapun keanehan dua manusia ini tidak akan membuat para wanita jijik, justru menganggap bahwa tingkah dua lelaki tampan tersebut lucu. Kekonyolan dua orang ini sudah ditutupi oleh kelebihannya.
Kevin yang merupakan keturunan cina memiliki tubuh tinggi, putih, mata sipit, senyuman manis, dan atletis seperti El membuat banyak wanita menggilainya.
Tak setampan El dan Kevin, Alan memiliki perawakan India walaupun bukan keturunan India asli, lelaki ini berkulit sao matang, mata indah dengan bulu mata yang lentik, dan terdapat lesung pipit di kedua pipinya menimbulkan kesan manis dan mampu membuat kaum hawa melayang karena senyuman lebarnya yang bagai sinar mentari pagi.
Puas dengan drama yang mereka ciptakan di kelas, Alan dan Kevin pun mengejar El ke luar kelas. El yang sadar diikuti oleh kedua temannya melambatkan langkah panjangnya.
Yah, walaupun kedua orang tersebut menyebalkan tetapi merekalah yang sudah menemaninya hingga saat ini, persahabatan mereka sudah lekat bak perangko.
El yang memang sejak kecil sudah mengenal Alan karena tinggal di lingkungan yang sama. Dan baru bertemu dengan Kevin saat masuk SMP. Kemudian, saat masuk SMA lah mereka bertiga dipertemukan, menjadi sahabat yang lengket. Mereka saling mendukung dan menghibur satu sama lain.
***
Di lapangan Voli SMP 1 Kota Batus
“Hyaa............” teriakan seorang gadis yang sedang melakukan smash pada bola voli nya. Diiringi dengan sorakan karena bola tersebut mencetak skor.
“Baiklah pertandingan hari ini dimenangkan lagi oleh tim Rani. Sudah saya putuskan bahwa tim Rani juga yang nantinya mewakili sekolah untuk perlombaan voli puteri antar sekolah 2 hari lagi. Dan untuk tim kamu Rani, anggap ini permainan terakhir kalian sebelum fokus ujian nantinya, karena kalian sekarang sudah kelas 3!” ucap Pak Putra pada kedua tim voli di depannya.
Ucapan guru magang itu yang memang sudah mengetahui dari guru olah raga senior bahwa tim Rani akan selalu mewakili sekolah setiap adanya perlombaan voli putri.
Ia hanya ingin menguji ulang kemampuan gadis-gadis yang selalu dibanggakan oleh guru senior tersebut. Kebahagiaan yang terpancar di wajah Rani, membuat seseorang menatap tajam ke arahnya yang sedang berpelukan dengan teman-teman timnya.
Saat Rani mengurai pelukan dengan teman-temannya, orang tersebut menabrak keras bahu Rani membuat Rani terjatuh dari tangga lapangan voli yang 5 ubin ke bawah. Sontak membuat orang di lapangan kaget dan marah. Rani mengaduh kesakitan di pergelangan kakinya. Teman-teman Rani pun membantu Rani.
“Maksud kamu apa sih Ras? Kenapa nambrak Rani sampai jatuh gini!!” marah Resti salah satu sambil mendorong bahu Laras.
“Udahlah Ti, biarin aja. Lebih baik kamu bantuin aku,” lirih Rani melarang Resti untuk tidak berdebat dengan Laras. Pergelangan kakinya keseleo, sehingga tidak bisa melerai temannya.
Melihat keributan Putra pun menemui kerumunan tersebut.
“Ada apa ini? Dan apa yang terjadi pada kakimu Rani?” tanya Putra pada murid emas sekolah ini.
“Dia di dorong Laras pak,” jawab Mumut pada gurunya.
“Kamu (tunjuk Putra pada Laras) ikut saya ke kantor guru!! Dan kalian bawa Rani ke UKS, segera obati kakinya!” perintah Putra pada murid-muridnya.
***
Di kelas Sheijin
“OMG, Rani sayang gue....kaki lo kenapa digulung-gulung gini?” panik Keke, melihat sahabatnya yang baru saja diantarkan oleh Resti dan beberapa anggota tim voli Rani. Ia pun segera menghampiri Rani yang sudah duduk di samping Zia.
“Siapa yang berani dorong my honey gue??” lantang Akbar yang duduk di kursi depan Rani.
“Dia di dorong sama mak lampir Ke, Pi!” ucap Resti yang memang anak kelas sheijin.
“Si*lan tuh mak lampir! Apa sih maunya gangguin lo aja dari dulu? Gue habisin juga tuh anak lama-lama.” kesal Zia yang memang heran kenapa si Laras sangat suka mengusik hidup Rani.
“Habisin aja Zi, kesal aku sama dia. Gara-gara si mak lampir, Rani nggak bisa ikut tim kita tanding dua hari lagi. Dia nggak boleh beraktifitas berat seminggu, tulang pergelangan kakinya geser. Ini aja dari UKS langsung dibawa ke RS!” jawab Resti yang sedari tadi sudah emosi melihat temannya terjatuh dari tangga lapangan.
“Udahlah, biarin aja sih...Mungkin gue disuruh istirahat dan manja-manja sama kalian, makanya dikasih begini sama Allah lewat Laras,” cenges Rani dengan senyuman pada teman-teman yang perhatian padanya.
“Kamu itu manusia honey bukan malaikat. Kalau kamu jadi malaikat yang terlalu baik,aku nggak bisa gapai kamu. Jadi kalau ada yang jahatin kamu harus balas bukan diem aja!" jawab Akbar dengan nada manisnya. Teman-temannya memutar bola mata karena kata-kata Akbar.
“Mual gue bar! Nggak usah ngegembel. Tambah nggak laku lo!!” Rani memukul lengan Akbar, karena selalu bercanda tanpa tau kondisi.
“Balik dah pi ke bangku lo! Eneg gue dengerin rayuan lo yang nggak abis-abisnya.” titah Zia kepada papinya di sheijin ini.
“Katanya mau cepat punya mami? Ini lagi usaha.” tutur Akbar dengan menahan tawanya.
“Kalau maminya Rani, lo denger yah pi... BIG NO!!!” ucap Keke, Zia, dan Resti kompak. Rani yang hanya bisa geleng-geleng kepala melihat kekonyolan temannya.
.
.
.
.
Terima kasih udah mampir
Jangan lupa like, komen, dan vote yaa......🤗🤗🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 129 Episodes
Comments