Tempat pengalaman pertama bagi setiap orang. Masa-masa indah yang merupakan masa peralihan kanak-kanak menuju remaja ~ Masa SMP
SMPN 1 Kota Batus merupakan SMP terfavorit di kota tersebut. Murid yang bersekolah di sana pun beraneka ragam, ada yang dibedakan berdasarkan kekayaannya, kepintarannya, kecantikan atau ketampanannya. Tidak hanya itu,
mereka juga dibedakan dari tingkah konyol serta keaktifan mereka.
Rani yang baru saja sampai di gerbang sekolah segera menyalami guru piket di sana.
"Assallamualaikum pak Ucup dan buk Des," ujar Rani.
"Waalaikumussalam Rani," saut kedua guru piket tersebut.
"Akhirnya saya ketemu kamu juga," tambah Pak Ucup.
"Kenapa memangnya pak, bapak ada perlu sama saya atau mau ngasih saya hadiah pak?" heran Rani diiringi mata yang berbinar seakan mendapat undian.
"Iya saya mau ngasih kamu hadiah, dan hadiahnya adalah saat waktu istirahat nanti kamu bersihkan buku-buku Bahasa Indonesia yang ada di perpustakaan. Dan nanti jangan ulangi lagi untuk cabut saat jam pelajaran saya!" Ancam Pak Ucup.
"Hehehe, ampun pak. Rani nggak cabut kok pak minggu kemarin, cuman pergi jajan aja ke kantin soalnya belum sarapan pak. Eh setelah itu ketiduran di mushola pak," cengir Rani dan segera memasang tampang polos diiringi puppy eyes-nya.
"Hoo begitu, kamu kira bisa membodohi saya dengan wajah polos mu itu? Pokoknya kamu tetap saya hukum! Atau maunya saya panggil kedua orang tuamu ke sekolah?" menatap tajam pada Rani.
"Yaa.... jangan dong pak. Oke nanti saya bersihkan, tapi nggak semuanya ya pak? Kasian mang Dadang kerjaannya jadi berkurang," sanggah Rani.
Sebelum kemarahan pak Ucup bertambah Rani sudah lari duluan ke dalam sekolah menuju lokalnya.
"Ada aja jawab anak itu. Untung Pinter, saya jadi keinget masa saya muda dulu bu. Dulu saya juga begitu" ujar Pak Ucup berusaha menarik perhatian bu Des.
"Oo iya pak. Untungnya dia murid berprestasi," ujar bu Des. Mereka memang sudah hapal dengan perilaku Rani yang akan melarikan diri saat jam pelajaran Bahasa Indonesia, alasannya ya kalian bisa baca dibawah...
***
Di kelas 98 "Sheijin"
"Alhamdulillah bisa lari dari Guru bahasa Indonesia itu, heran gue lama-lama. Nggak cukup apa dari baru lahir belajar Bahasa Indonesia sampai segede ini pun masih aja belajar! Kapan khatamnya sih kalau belajar mulu?" omel Rani sambil meletakkan peralatan belajarnya dari dalam tas ke atas meja.
"Awas Ran, ada cicak...!!!" teriak Keke yang melihat Rani mengomel sejak masuk kelas.
"Cicak kodok eh cicak., Huaaaa... mana cicaknya?? Buang jauh-jauh dari gue!" Panik Rani yang mengibas-ngibaskan tangannya dan secara tidak sadar dirinya telah berada di atas meja.
"Ada di loteng noh Ran...Masih pada molor mereka, belum niat gangguin lo! Palingan sekarang sedang ke ganggu karena suara lo," tukas Zia yang membuat seisi kelas tertawa.
"Sialan...kesini lo berdua!!" Marah Rani yang turun dari meja dan menatap dua sahabatnya masih tertawa.
"Piss Ran...becanda doang✌damai itu indah, ya kan Ke?" ucap Zia yang di angguki oleh Keke.
Mereka berusaha menahan tawanya karena kelatahan sahabatnya apabila dikaitkan dengan cicak ataupun kodok. Rani memang sangat membenci dua hewan tersebut.
Kalau sama cicak sih wajar Rani benci banget, karena cicak adalah hewan jahat yang ngomporin api pas Nabi Ibrahim AS dibakar. Selain itu, cicak juga tu yang pada ribut pas Nabi Muhammad SAW sedang sembunyi di gua Hira. Yang author dengar sih katanya kalau kita bunuh cicak langsung mati dapat tiga pahala. Kalau traumanya sama kodok ya, jawaban Rani karena kodok itu jelek. Nggak bakalan ada tuh kodok jelek bisa jadi pangeran kayak di FTV.
Tapi author juga kurang tau ini fitnah atau fakta. Mungkin readers bisa jawab di kolom komentar 😁. Oke sekian tentang cicak dan kodok. Next...kembali ke Rani.
Rani yang masih mode on kesalnya melempar kedua sahabatnya itu dengan penghapus serta pensil yang akan ia gunakan untuk menggambar.
"Aduh, siapa nih yang lempar gue??" tanya seseorang.
"Mampus lo Ran bangunin singa tidur! Hahaha...." sahabatnya kembali menertawakan Rani.
Rani yang mendelik tajam ke dua orang yang melengkapi penderitaannya pagi ini selain mamanya dan Pak Ucup.
Ketika ia ingin meminta maaf kepada orang tadi, guru jam pelajaran pertama telah masuk. Seperti biasanya kelas sheijin yang tadinya ribut akan berubah sepi seperti kuburan saat jam pelajaran. Mereka adalah kelas unggulan yang isinya murid cerdas di atas rata-rata dan basic yang luar biasa di bidang tertentu.
***
Saat waktu istirahat, "Maaf ya Bar, gue nggak sengaja tadi. Niat awalnya ngelempar tu duo racun! Eh malah salah sasaran," ucapan maaf Rani kepada Akbar.
"It's okey honey, penghapus aja milih aku bukan dia. Masak ketampanan dan kepintaran yang aku miliki ini nggak bisa menaklukkan hati kamu honey?" gurau Akbar sembari mengedipkan sebelah matanya pada Rani, itu hanya gurauan biasa karena sosok lain dalam diri Akbar adalah ngegembel, ngereceh, ngengaleng ke setiap cewek cantik.
Akbar merupakan ketua kelas Sheijin. Ia terbilang tampan, sangat berwibawa, pintar, apalagi main catur. Kalau udah main catur, pintarnya udah ngalahin Thomas Alfa Edison. Ia sangat dekat dengan teman-teman kelasnya... Kalau diibaratkan sebuah keluarga, Akbar merupakan sosok papi dari anak-anak di kelas sheijin yang memiliki sifat kekanakannya, sedangkan maminya ya belum ketemu.
Sabar ya Bar, jodohmu ditangan author. Hehe...
"Adek juga mau dong digombalin bang Akbar! Supaya nanti sebelum tamat adek udah jadi maminya shejin," canda Keke menanggapi rayuan Akbar pada Rani.
"Maju teross ke, gue dukung! Masak iya sheijin cuman punya bapak tapi nggak ada emaknya, ya kan woi?? Jangan kelamaan jomblo deh Bar, kasian kita anak lo udah dapat bapak, tapi tanpa kasih sayang seorang ibu!" tukas Lutfi menepuk pundak temannya itu.
"Kalau udah bawa-bawa status jomblo gue mundur deh. Gue kan jomblo bermartabat yang hanya akan bersama pilihan terbaik dari Allah SWT. Nggak kayak kalian! Udah jadi jomblo ngenes, melarat pulak!" balas Akbar yang memang sensi kalau bahas status kejombloannya.
"Stop!! Ribut aja kerjaan lo pada. Makasih ya Bar udah maafin. Untuk lo berdua ikut gue!" titah Rani kepada kedua sahabatnya.
Rani menarik ujung belakang hijab kedua temannya itu hingga ke perpustakaan. Sampai di sana para sahabatnya pun diperintahkan oleh Rani untuk membersihkan buku-buku pelajaran Bahasa Indonesia. Sedangkan Rani bekerja di bagian menyusun buku-buku tersebut ke rak sesuai dengan tema buku.
Mereka membersihkan buku-buku itu selama 15 menitan, karena memang ketiga gadis itu gercep kalau bagian bersih-bersih.
Setelah itu baru mereka menikmati waktu istirahatnya di kantin sekolah. Mereka memesan makanan kesukaannya yaitu mie rebus dengan kuah soto plus nasi. Ada yang khawatir makan karbo plus karbo, itu tidak berlaku untuk mereka bertiga. Yah ingat slogan the girls ini "makan sebanyak apapun badan tetap body goals", entah itu karena mereka cacingan atau memang sudah takdir tuhan menciptakan mereka sebagai hasil karya yang indah.
"Lo kenapa sih Ran dari pagi mood lo jelek banget?? Trus pakai acara bersih-bersih pulak, kan jadi kumal nih kuku baru gue!" tanya Keke pada Rani.
"Sini gue potongin tuh kuku setan!" sekena Rani, ia memang sangat tidak suka melihat orang berkuku panjang karena itu tempat bersarangnya setan kata sang nenek.
"Masalah dalam hidup gue udah bertubi-tubi dalam hari inih.. hikss.. hiks...," drama Rani, yang membuat kedua sahabatnya menoyor kepala Rani.
"Nggak usah lebay lo!" ucap Keke dan Zia serentak.
"Gimana nggak lebay? Pertama, tadi pagi saat di rumah udah dikasih siraman rohani sama mama. Nah nyampek sekolah kena hukuman dari Pak Ucup, eh sampai kelas lo dan elo (sambil menekan kening kedua sahabatnya ke belakang menggunakan telunjuknya) melengkapi kesialan gue hari ini!" ucap Rani pada sahabatnya.
"Kalau di rumah mah emang salah elo Lelaaaa!!! Heran gue emak lo kok bisa punya anak macam begini? Untung cuman lo doang, nggak ke bayang deh kalau ada jelmaan lo yang lain," balas Zia sambil geleng kepala mengingat bagaimana sahabatnya ini di rumah.
"Nah kalau hukuman Pak Ucup pasti gara-gara lo cabut minggu lalu kan?? Elo juga sih, pakai sok sok an cabut!" tambah Keke, yang dibalas anggukan oleh Rani.
Kedua sahabat Rani hanya menggelengkan kepala karena tingkahnya. Mereka pun terdiam dan kembali menikmati makanannya. Namun, keheningan itu hanya sementara karena akan ada topik pembicaraan yang lain. Karena saat mereka berkumpul tidak akan ada detik tanpa topik pembicaraan. Hidup itu santai bak di pantai saat istirahat dan jam kosong, dan seperti kerja rodi saat ada kelas. Itulah mereka yang bisa mengkondisikan diri sesuai keadaan.
.
.
.
.
.
Terima kasih sudah mampir.
Jangan lupa vote and like yaa.. 😁😁😁
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 129 Episodes
Comments
Mia Poei
Lanjut kak
2020-08-30
1
Rabaniyasa
semangat thor,,
2020-05-29
1
Tya Gunawan
bagus ceritanya
2020-03-07
0