Part 2

Aiden mengemudikan mobilnya dengan kecepatan rendah. Kondisi jalan yang lumayan padat membuat perjalanan mereka menjadi lambat.

Kalau biasanya hal semacam ini menjadi waktu yang sangat mereka nikmati karena bisa menghabiskan berdua lebih lama, tapi tidak dengan hari ini. Hari ini terasa berbeda bagi Isabel. Rasanya dia ingin secepatnya sampai rumah dan membenamkan tubuhnya di bathtub. Tubuhnya terasa panas dalam mobil yang di dominasi udara dingin dari AC. Apa yang salah dengan diri Isabel?

Semenjak lulus kuliah beberapa bulan lalu Aiden mulai bekerja di perusahaan milik kakeknya. Karena kesibukannya itu, Aiden hanya bisa sesekali menjemput Isabel karena memang waktunya tidak memungkinkan. Dia masih harus banyak belajar tentang dunia bisnis. Jika ada kesempatan pasti dia akan dengan senang hati menemui gadisnya. Dan jalanan padat seperti ini akan menjadi momen terbaik mereka. Sudah tahu lah alasannya apa.

"Are you okay?" Seketika pertanyaan Aiden membuat gadis itu menoleh.

"Eh ... eum ... ya." Kali ini Isabel benar-benar merasa harus segera menjauh dari Aiden.

Gelagat mencurigakan itu dengan mudah ditangkap oleh Aiden. Laki-laki itu hafal betul tabiat gadisnya.

Kedua sudut bibir Aiden tertarik keatas. Dengkusan kecil terdengar dari hidungnya. "Apa ada yang mengganggu pikiranmu?"

Gadis itu menoleh sekilas pada pria di sampingnya dengan tatapan ragu. "Aku? Tidak. Tidak ada yang aku pikirkan."

"Jangan bohong."

Isabel menunduk lesu. Haruskah dia jujur pada Aiden? Tapi itu sungguh memalukan. Aiden pasti akan berpikir macam-macam nantinya. Tapi menyembunyikan sesuatu dari Aiden adalah hal tersulit bagi gadis bermata biru itu.

"Aku malu mengatakannya," ucapnya lirih.

Tangan kanan Aiden meraih kepala belakang Isabel dan mengelusnya lembut. Desiran tak terduga menyergap  hati gadis itu. Perasaan yang ... entahlah, bagaimana harus menjabarkannya. Yang jelas tubuh Isabel serasa meremang hanya karena usapan lembut di rambutnya. Padahal itu bukanlah hal baru yang dilakukan Aiden.

"Katakan saja," kata Aiden dibarengi senyum tampannya.

"Aku ...." Suara Isabel tercekat di tenggorokan. "Lupakan saja! Aku hanya merasa gerah dan ingin segera mandi," lanjutnya sambil mengalihkan pandangan keluar jendela.

"Sungguh? Bahkan aku merasa dingin disini."

Oops! Apa hanya Isabel yang merasa kepanasan disini?

"Just drive!" tukas Isabel yang tidak ingin memperpanjang topik pembicaraan mereka, sekaligus menepis perasaan aneh yang sejak tadi berusaha mendobrak pertahanannya.

Jika tidak ingin ini berakhir dengan perdebatan, Aiden harus mengalah dan membiarkan gadisnya dengan apapun yang ada dalam pikirannya saat ini.

Aku harus membuat perhitungan dengan Alice. Ini semua gara-gara dia. Huuuh! Kenapa rasanya panas sekali disini?

Tanpa sadar tangan Isabel mengibas kearah wajahnya, berusaha meredam panas yang menjalar ditubuhnya. Panas yang dia rasakan saat mencium aroma tubuh Aiden, saat merasakan sentuhannya dan saat melihat wajah kekasihnya itu. Apa ini hal yang wajar? Maybe.

"Aku lapar." Aiden berusaha memecah keheningan yang sempat terjadi beberapa saat.

"Aku tidak lapar," sahut Isabel tanpa melihat pria disampingnya.

Kedua alis Aiden berkerut. Dia semakin dibuat bingung dengan tingkah gadisnya. "Temani aku makan." Dia mencoba lagi.

"Aku ingin pulang," kata Isabel, masih tidak ingin melihat kekasihnya.

Tanpa diduga, suara perut Isabel terdengar begitu nyaring.

Aiden melirik gadisnya sambil menahan senyum. Disaat yang bersamaan Isabel tampak memegangi perut ratanya sambil melirik ke arah Aiden. Sesaat lirikan mata mereka bertemu. Namun secepat kilat Isabel memalingkan wajahnya.

Menunduk, memejamkan mata sambil menggigit bibir bawahnya adalah cara Isabel menyembunyikan rasa malu. Ternyata para penghuni perutnya tidak bisa diajak bekerja sama untuk mempertahankan gengsi.

"Sepertinya makan sebelum pulang bukanlah ide buruk." Menurunkan gengsi dan memasang wajah pasrah.

Tingkat kesabaran Aiden memang sangat tinggi saat bersama dengan Isabel. Gadisnya itu terkadang akan bersikap manja dan kekanakan. Namun kadang dia juga bisa bersikap dewasa dan bisa menjadi teman berdiskusi yang nyaman.

Dia tahu kalau dirinya adalah cinta pertama gadis itu. Meskipun Isabel bukanlah gadis pertamanya. Tapi percayalah, Aiden sangat mencintainya melebihi para gadis yang pernah dekat dengannya sebelum ini.

"Drive thru?" tawar Aiden.

Isabel mengangguk. Apapun itu yang penting cacing dalam perutnya tidak akan bersuara lagi.

Aiden membelokkan mobilnya ke drive thru sebuah restoran cepat saji dan memesan dua paket menu disana. Setelah mendapatkan pesanannya, mereka melanjutkan perjalanan kembali.

"Kalau sejak tadi kau lapar, kenapa tidak bilang padaku?"

Isabel menghela napas pelan. Bukan itu rasa yang dominan dalam dirinya, melainkan rasa yang lain. Rasa yang tidak bisa dia katakan pada Aiden.

"Aku malu," jawab Isabel sekenanya, yang disambut tawa oleh Aiden.

Satu alisnya terangkat dan bibirnya melengkung. "Sejak kapan kekasihku ini malu hanya untuk bilang 'lapar', hm? Apa aku melewatkan terlalu banyak hal semenjak lulus kuliah?"

"Maybe." Isabel menjawabnya dengan santai sambil memasukkan tumpukan burger ke mulut dan menggigitnya.

"Kau tidak makan?" tanya Isabel tanpa rasa bersalah setelah setumpuk burger itu masuk ke dalam perutnya.

"Bisa kau membantuku?" Aiden menjawab dengan pertanyaan.

Wajah polos Isabel mengkerut. "Membantu apa?" tanyanya. Sepertinya rasa panas ditubuhnya sedikit teralihkan ketika perutnya terasa kenyang.

Aiden menarik sudut bibirnya keatas. "Suapi aku," jawabnya diiringi lirikan mata indah itu.

Mata biru Isabel membula, sedikit terkejut dengan permintaan Aiden. Tapi membiarkan Aiden menyetir sambil makan ... rasanya kasihan juga. Apalagi yang ada di hadapannya adalah burger.

Akhirnya Isabel mengambil burger milik Aiden dan memenuhi permintaan kekasihnya.

Tangan kecil Isabel mengarahkan burger ke depan mulut Aiden agar kekasihnya itu bisa dengan mudah menggigit makanannya.

"Terima kasih," ucap Aiden pada gigitan pertamanya.

"Aku tidak tega jika harus melihatmu menyetir sambil makan."

Ucapan Isabel dibalas senyuman oleh Aiden. "Aku menyukainya."

"Apa?" tanya Isabel sambil mengarahkan burger itu lagi.

"Kau suapi. Aku menyukainya." Gigitan kedua Aiden sedikit lebih besar. Hingga menyisakan saus di sudut bibirnya.

"Kau makan seperti anak kecil," sahut Isabel.

Isabel dengan telaten menyuapi Aiden hingga burger itu habis. Dan tak terasa mereka sudah sampai di depan gerbang rumah Isabel.

Setelah pintu gerbang terbuka, Aiden kembali melajukan mobilnya masuk ke halaman yang di kanan kirinya terdapat banyak pohon pinus, membuat jalan menuju rumah utama itu terasa sangat teduh.

Jarak gerbang dan rumah utama sekitar 200 meter. Cukup jauh memang, tapi pemandangan di sekitarnya sungguh menakjubkan. Beberapa bangku taman dan lampu tampak menghiasi kanan dan kiri jalan menuju rumah utama. Ada juga area bermain seperti ayunan, prosotan dan yang lainnya di sisi kanan jalan, yang merupakan tempat bermain anak-anak keluarga Bennings sewaktu kecil.

Aiden menginjak pedal rem ketika mobil yang mereka tumpangi sudah berada di halaman rumah utama.

"Here we go," kata Aiden.

"Mampirlah--" Ucapan isabel terhenti ketika mata indahnya melihat masih ada bekas saus di sudut kiri bibir Aiden.

"Ada apa?" Aiden penasaran kenapa Isabel tidak melanjutkan ucapannya dan malah memandang ke bagian bawah wajahnya.

"Ada saus di bibirmu," jawab Isabel.

Dia segera mengambil tissue lalu membantu Aiden untuk membersihkan saus yang menempel di sudut bibirnya.

Pelan-pelan Isabel mengusap bibir Aiden dengan tissue. Dalam sekejap, bibir Aiden sudah bersih. Namun ada hal lain yang membuat Isabel tidak bisa mengalihkan pandangannya dari bibir seksi yang ada di hadapannya itu. Ada dorongan dari dalam dirinya untuk menyentuh bibir kekasihnya. Perlahan ibu jari Isabel bergerak mengusap bibir Aiden dengan lembut.

Tanpa Isabel sadari sejak dia mengelap bibir Aiden dengan tissue, mata Aiden sudah lebih dulu mengagumi kecantikan gadis di hadapannya. Dan saat sentuhan lembut itu mengenai bibirnya, sudut hati Aiden bergetar. Dia sangat ingin mencium gadis itu. Ya, dia tidak bisa menahan keinginannya.

Tapi, sebelum Aiden mengeksekusi bibir yang sedikit terbuka itu, Isabel terlebih dulu mendaratkan ciumannya pada bibir Aiden.

Meski sempat terkejut, tapi dengan cepat Aiden mengimbangi gerakan bibir Isabel. Ada yang berbeda dalam ciuman ini. Aiden merasa Isabel sedikit lebih ... agresif. Aiden membiarkan gadisnya mendominasi, karena jujur dia sangat menikmatinya.

Dengan rakus Isabel ******* bibir Aiden, membiarkan kenikmatan itu menguasai dirinya. Meskipun ini bukan hal pertama bagi Isabel, tapi dia merasakan sensasi yang berbeda. Dia tidak ingin berhenti.

Kedua tangan Isabel sibuk meremas rambut Aiden karena terlalu menikmati setiap gigitan dan belitan lidah Aiden.

Jangan tanya apa yang dilakukan tangan Aiden. Mendapat serangan agresif dari Isabel membuat tubuh laki-laki itu bereaksi hebat. Tidak biasanya Isabel seagresif ini. Dan itu membuat gairahnya semakin menjadi. Kedua tangannya perlahan menyusup kedalam blouse Isabel.  Dia meraba dengan lembut tubuh belakang kekasihnya itu. Setiap sentuhan yang dia berikan membuat Isabel semakin ... liar.

Saat tangan Aiden beberapa kali menyentuh pengait yang ada dibalik blouse itu, dia tidak bisa lagi menahan gerakan tangannya. Hanya satu gerakan dan Isabel bisa merasakan kain penutup bagian dalam tubuhnya mengendur.

Sejenak dia merasakan sensasi yang luar biasa saat tangan Aiden bergerak ke sisi depan tubuhnya. Tubuhnya meremang. Jantungnya berdetak menggila. Tanpa melepaskan pagutan bibirnya, Isabel semakin mengharapkan lebih. Dia ingin Aiden menyentuhnya lebih dari ini. Tubuhnya seperti memohon pada Aiden untuk melakukannya.

Tangan Aiden memberikan sentuhan yang begitu memabukkan. Saat kedua tangan itu mulai menyentuh bagian depan tubuh Isabel, entah kenapa Aiden menghentikan gerakan tangannya. Perlahan tangan Aiden meraih kedua ujung bra yang menggantung di sisi tubuh Isabel dan mengaitkannya kembali. Aiden juga menarik tangannya dari balik blouse Isabel.

Tentu itu membuat Isabel bertanya-tanya. Tubuhnya sudah siap menerima setiap sentuhan Aiden tapi tiba-tiba Aiden berhenti. Percayalah! Rasanya sungguh tidak enak.

Aiden melepaskan pagutannya lalu menggunakan kedua tangannya untuk menangkup wajah Isabel. Dia menempelkan kening mereka lalu berbisik, "I know you want it, 'cause I want it too."

Napas Isabel masih memburu dengan mata terpejam. Tidak mudah baginya meredam sensasi yang baru saja dia rasakan.

Aiden menarik tubuh Isabel lalu memeluknya. "Tapi ini belum saatnya." Dia mencium rambut pirang Isabel dan mengeratkan pelukannya.

"Maafkan aku," bisik Isabel lirih. Dia merasa malu sudah bertingkah seperti itu. Padahal selama ini Aiden sudah menjaganya dengan baik. Mungkin Aiden pernah merasakan apa yang baru saja dia rasakan. Sangat menginginkannya tapi sekuat tenaga menahan diri agar tidak melanggar janji. Ternyata rasanya sungguh menyiksa.

tbc.

Terpopuler

Comments

rosa lini

rosa lini

Haredang haredang panas panas panas

2020-12-01

1

🌹Milea 🖤

🌹Milea 🖤

ouch!! panas panas panas 🥵🥵

2020-11-10

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Part 1
3 Part 2
4 Part 3
5 Part 4
6 visual
7 Part 5
8 Part 6
9 Part 7
10 Part 8
11 Part 9
12 Visual
13 Part 10
14 Part 11
15 Part 12
16 Part 13
17 Part 14
18 Part 15
19 Part 16
20 Part 17
21 Part 18
22 Part 19
23 Part 20
24 Part 21
25 Part 22
26 Part 23
27 Part 24
28 Part 25
29 Part 26
30 Part 27
31 Part 28
32 Part 29
33 Part 30
34 Part 31
35 Part 32
36 Part 33
37 Part 34
38 Part 35
39 Part 36
40 Part 37
41 Part 38
42 Part 39
43 Part 40
44 Part 41
45 Part 42
46 Part 43
47 Part 44
48 Part 45
49 Part 46
50 Part 47
51 Part 48
52 Part 49
53 Part 50
54 Part 51
55 Part 52
56 Part 53
57 Part 54
58 Part 55
59 Part 56
60 Part 57
61 Part 58
62 Part 59
63 Part 60
64 Part 61
65 Part 62
66 Part 63
67 Part 64
68 Part 65
69 Part 66
70 Part 67
71 Part 68
72 Part 69
73 Part 70
74 Part 71
75 Part 72
76 Part 73
77 Part 74
78 Part 75
79 Part 76
80 Part 77
81 Part 78
82 Part 79
83 Part 80
84 Part 81
85 Part 82
86 Part 83
87 Part 84
88 Part 85
89 Part 86
90 Part 87
91 Part 88
92 Part 89
93 Part 90
94 Part 91
95 Part 92
96 Part 93
97 Part 94
98 Part 95
99 Part 96
100 Part 97
101 Part 98
102 Part 99
103 Part 100
104 Part 101
105 Part 102
106 Part 103
107 Part 104
108 Part 105
109 Part 106
110 Part 107
111 Part 108
112 Part 109
113 Part 110
114 Part 111
115 Part 112
116 Part 113
117 Part 114
118 THE END
119 INFORMASI
120 S2. This Is Crazy !
121 S2. The longest day of my life
122 S2. Fire Me !
123 S2. Honeymoon 1
124 S2. Honeymoon 2
125 S2. Honeymoon 3
126 Informasi
127 S2. Hope
128 S2. Sleep Tight
129 S2. Wake Up
130 S2. Stranger
131 S2. Welcome Home!
132 S2. Black Pearl Bracelet
133 S2. Nightmare
134 S2. Big Trouble
135 Pieces Of Memory
136 I'm Your Wife
137 The Song of Memory
138 I Know This Feeling
139 Untold Pain
140 Dead Soul
141 Beautiful Pain
142 Hopeless
143 My Angel
144 Dejavu
145 Disappear
146 Josephine
147 Wounded
148 Letter
149 The Story
150 Start Over
151 Togetherness
152 With No Condition
153 Letting You Go
154 The Sweetest Farewell
155 WARNING! PART GARING!
156 INFORMATION
Episodes

Updated 156 Episodes

1
Prolog
2
Part 1
3
Part 2
4
Part 3
5
Part 4
6
visual
7
Part 5
8
Part 6
9
Part 7
10
Part 8
11
Part 9
12
Visual
13
Part 10
14
Part 11
15
Part 12
16
Part 13
17
Part 14
18
Part 15
19
Part 16
20
Part 17
21
Part 18
22
Part 19
23
Part 20
24
Part 21
25
Part 22
26
Part 23
27
Part 24
28
Part 25
29
Part 26
30
Part 27
31
Part 28
32
Part 29
33
Part 30
34
Part 31
35
Part 32
36
Part 33
37
Part 34
38
Part 35
39
Part 36
40
Part 37
41
Part 38
42
Part 39
43
Part 40
44
Part 41
45
Part 42
46
Part 43
47
Part 44
48
Part 45
49
Part 46
50
Part 47
51
Part 48
52
Part 49
53
Part 50
54
Part 51
55
Part 52
56
Part 53
57
Part 54
58
Part 55
59
Part 56
60
Part 57
61
Part 58
62
Part 59
63
Part 60
64
Part 61
65
Part 62
66
Part 63
67
Part 64
68
Part 65
69
Part 66
70
Part 67
71
Part 68
72
Part 69
73
Part 70
74
Part 71
75
Part 72
76
Part 73
77
Part 74
78
Part 75
79
Part 76
80
Part 77
81
Part 78
82
Part 79
83
Part 80
84
Part 81
85
Part 82
86
Part 83
87
Part 84
88
Part 85
89
Part 86
90
Part 87
91
Part 88
92
Part 89
93
Part 90
94
Part 91
95
Part 92
96
Part 93
97
Part 94
98
Part 95
99
Part 96
100
Part 97
101
Part 98
102
Part 99
103
Part 100
104
Part 101
105
Part 102
106
Part 103
107
Part 104
108
Part 105
109
Part 106
110
Part 107
111
Part 108
112
Part 109
113
Part 110
114
Part 111
115
Part 112
116
Part 113
117
Part 114
118
THE END
119
INFORMASI
120
S2. This Is Crazy !
121
S2. The longest day of my life
122
S2. Fire Me !
123
S2. Honeymoon 1
124
S2. Honeymoon 2
125
S2. Honeymoon 3
126
Informasi
127
S2. Hope
128
S2. Sleep Tight
129
S2. Wake Up
130
S2. Stranger
131
S2. Welcome Home!
132
S2. Black Pearl Bracelet
133
S2. Nightmare
134
S2. Big Trouble
135
Pieces Of Memory
136
I'm Your Wife
137
The Song of Memory
138
I Know This Feeling
139
Untold Pain
140
Dead Soul
141
Beautiful Pain
142
Hopeless
143
My Angel
144
Dejavu
145
Disappear
146
Josephine
147
Wounded
148
Letter
149
The Story
150
Start Over
151
Togetherness
152
With No Condition
153
Letting You Go
154
The Sweetest Farewell
155
WARNING! PART GARING!
156
INFORMATION

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!