The Dearcurt Sword
The dearcurt sword
note: saya ingin memberitahu jikalau novel ini belum selesai. Sebelum saya merevisi dan merombak cerita ini, anda bisa ke karya terbaru saya Mirah Bengis Hatma. Saya tunggu kehadirannya! :D
Suasana ini begitu nyaman untuk tidur siang dengan secangkir kopi yang menemani tapi sayang aku jauh dari rumah, kupikir taman ini sangat bagus begitu juga pemandangannya yang indah. Kuharap hal ini tidak akan berakhir cepat.
Namun mungkin aku terlalu cepat bicara, semilir angin menghembuskan sebuah daun dan bunga di sampingku bergoyang mengikuti irama dari angin. Awalnya aku berpikir... Apa angin musiknya ? Ah, aku hanya bicara omong kosong.
Melupakan suasana damai ini, aku menatap beberapa orang yang ada di depanku..
Aku bertanya, "Kalian mau apa ?"
Aku bertanya pada mereka, mereka hanya menyeringai tidak jelas membuatku merasa kalau kalian itu mau balas dendam atau apa sih ?
Menghembuskan nafasku sambil menikmati udara segar namun kalian menganggu aku, apa kalian sangat antusias untuk mati huh ? Tapi ya lupakan saja soal itu, semangat kalian akan habis juga.
Beberapa orang seperti mereka sering aku temui dan badannya kekar berotot, kalian bukannya keren atau bagaimana tapi kelihatan seperti beruang. Kukira akan menakutkan ternyata hanya untuk pertunjukan sirkus saja tampaknya.
"Bisakah kita cepat akhiri ini ?"
"Jangan sombong dulu, kau bocah tak tahu malu!"
"Hoamm.. Cepat~"
Aku menguap ? Ah, mungkin mengantuk atau apa peduliku itu hanyalah bosan...
Tangan mereka terangkat ke atas, aku hanya menatap bola api yang ada di atas telapak tangan mereka itu begitu kecil... Namun kupikir sebaiknya aku memberikan kalian pelajaran, kalian itu belum tahu yang namanya dari kekuatan.
Bola api itu hanya sihir tingkat satu, sedangkan kalian tidak bisa memodifikasi sihir itu atau menggabungkan antara sihir hitam dan putih, kalian terlalu rendah untukku. Bisakah cepat pergi saja ?
Seakan orang yang melempar bola mereka melempar bola api itu padaku, kurasa sebaiknya menggunakan jurus andalanku. Walau nantinya kalian akan mati, apa peduliku ?
"Crywirs..."
"Apa ini ?!"
"Heh! Terima saja apa yang akan kalian alami selama 30 detik, aku menyambut kalian di neraka dunia tau.."
Badan mereka di selimuti cairan menjijikan berwarna merah pekat, kelihatan sekali kalau benda itu mulai menggerogoti tubuh beruang itu. Namun jangan khawatir... Kalian akan tetap hidup tapi akan tahu rasanya di makan cacing ?
Tak lama mereka berteriak begitu kencang, namun kalian begitu berisik...
Bagaimana jika ada seseorang datang lalu kesenangan kita akan berakhir begitu saja.. Ah, aku tak ingin seperti itu makanya, sebaiknya kalian diam saja dan tetap membuat tontonan yang menarik untuk hiburanku.
"Kedap.."
Mengeluarkan sihir kedap suara, sihir ini bisa membuat suara apapun menghilang tidak bisa terdengar apapun selain orang itu sendiri dan mereka hanya terlihat berteriak dengan mulut yang berbusa, kalian terlihat senang.
"Cukup!"
"Uhh ? Siapa... Sih ?"
Aku menoleh ke belakang karena suara yang begitu keras masuk ke pendengaranku rasanya begitu keras, apa dia tak bisa mengecilkan volumenya ?
"Oh tuan putri, anda sedang ngapain di sini ?"
"Seperti biasanya kau suka menyiksa orang, kau bisakah melepaskan mereka saja ?"
"Enggak, aku gak pengen... Dari pada itu, tuan putri, apa kamu mau jadi istriku ?"
"Lupakan itu, aku akan memikirkannya nanti dan lepaskan mereka dulu... Aku ingin bicara denganmu.."
"Baiklah.. Baiklah..."
Melepaskan crywirs, crywirs adalah jurus atau teknik dari sihir air namun aku memodifikasinya menjadi lebih berguna dan bisa membuat tubuh korban yang terkena sihir ini hancur, tetapi nantinya akan beregenerasi dan terus seperti itu sampai mereka meminta ampunan dariku.
Tak lama para beruang ini terkapar di rerumputan dengan mulut yang penuh busa, kelihatan menjijikan sekali dan kalian juga membawa pedang ternyata...
"Oh putri Sylvia, apa anda paham kalau saya ingin kita segera menikah ?"
"Lupakan itu bagaimana kalau kita punya anak saja dari pada menikah ?"
"Tidak, aku sangat tak ingin.."
"Huhu.."
Dia memperlihatkan wajah sedihnya dan begitu berkaca-kaca di hadapanku, kau pikir aku akan terperdaya oleh ekspresi kamu...
"Adzli, aku gak mau menelan darahmu dan kenapa aku harus memakan jarimu ?"
"Itu hal kecil, aku hanya akan kehilangan jari kelingkingku saja.."
"Aku tak ingin,... Kalau hanya menelan darahmu aku kuat kalau jarimu, aku takkan sanggup..."
"Kenapa upacara pernikahan ini kayak tumbal, aku kelihatan kayak orang jahat apa."
"Iya,.. Oh kenapa kamu gak bunuh orang yang memberikan adat seperti ini ?"
"Itu ide bagus tapi aku gak mau."
Tuan putri ini datang padaku mendekap memeluk badanku begitu lembut, aku mencium rambutnya begitu wangi dan parfum apa yang dia pakai ? Kenapa rasanya begitu ingin membuatku semakin ingin dia lebih dekat denganku.
Tangannya tidak bisa diam saat di peluk seperti ini, kelihatan sekali kalau dia rindu...
Kalau kamu rindu sekalipun jangan seperti ini juga, aku hanya pergi dua tahun saja sudah begini dan kenapa kau meraba punggungku ?!
"Ada apa ?"
"Aku ingin kita segera berkeluarga dan bukannya paduka udah siap buat memiliki aku ?"
"Kerajaanku baru berdiri, kamu kenapa terburu-buru..."
"...Hump!"
"Eh ?"
Dia cemberut begitu imut dengan menggembungkan pipinya yang tembem itu dan memerah pula, kamu kelihatan langsing tapi pipimu tembem hanya itu yang aku pertanyakan dari dulu semenjak sylvia bersamaku.
"Kamu gak peka!" bentaknya.
Menghembuskan nafas aku tak paham maksud darinya, namun aku sekarang menoleh pada para beruang dan kupikir saatnya kalian pergi... Cari masalah denganku, jika kalian berada di kerajaanku sudah aku eksekusi mati saja.
Mengeluarkan sihir pengapungan, aku bersamaan mengeluarkan sihir angin tingkat 199 biar mereka terlempar jauh ke atas langit dan jangan lupa bernafas karena kalian mungkin akan selamat, kurasa hanya beberapa persen kalian takkan selamat.
Namun bukan karena jatuh dari ketinggian atau apa, kalian kalau mau hidup jangan terkena serangan jantung yah...
"Hus!"
"Kamu keterlaluan..."
"Tak apa biar mereka bisa melihat langit lebih dekat."
"Dasar psikopat!"
Melihat ke langit yang begitu memanjakan mata pemandangan yang ada begitu indah, aku merasa kalau hidupku saat ini lebih baik daripada yang sebelumnya dan aku punya istri cantik di dunia ini.
Jika duniaku sebelumnya aku hanyalah seorang sosiopat yang tidak bisa melakukan apapun, kini sekarang seorang raja ? Ah, aku sangat puas dengan apa yang terjadi padaku.
Jika mungkin kalau saja aku tidak menemukan kakek tua itu maka aku takkan mendapatkan hal ini, kalau dia kelihatan mungkin aku akan berterima-kasih padanya sebesar-besarnya kepadanya.
"Adzli, kita punya anak saja.."
"Enggak, nikah dulu..."
"Enggak, punya anak..."
"Enggak."
Aku menghembuskan nafas di depan gadis ini, dia masih begitu cantik saat aku menemukannya di pinggir sungai dan begitu juga seterusnya.. Kuharap kecantikannya takkan pudar.
Tapi lupakan dulu, kurasa sebaiknya aku mencari cara agar pernikahan kami tidak memakai upacara begituan dan entah kenapa aku juga jijik...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 142 Episodes
Comments
Raysonic™
goods
2023-03-22
0
aybij
hemm
2021-06-01
1
Rima×
wow👍🏻
2021-04-05
1