The dearcurt sword
Sekarang peperangan sudah tidak terjadi dan dunia damai, walau ada beberapa orang yang masih saja menginginkan kekuasaan tapi aku tidak ingin. Jadi sebaiknya mereka menghilang saja kalau bisa.
"Lupakan itu, bagaimana kalau kita pergi ke tempat lain dan mengenang masa lalu kita yang indah..."
"Iya,... Kamu kelihatan suka sekali soal cerita kita, kamu mengatakan mau di buat buku ?"
"Ah, kurasa impianku ketinggian dan Kutu Buku di dunia ini sedikit.."
Sylvia tersenyum kecil, "Orang dari dunia lain memang menarik yah!"
Dia tertawa kecil di depanku dengan wajah merona merah seperti buah apel, ingin sekali aku menggigitnya tapi aku tahan dan aku mulai mengenang masa laluku.
Namun lupakan soal masa laluku, sekarang sylvia makin cemberut di hadapanku dengan tingkah laku kekanak-kanakan yang biasanya. Kenapa kamu jadi seperti ini sih ? Aku agak tak suka...
Berjalan di sekitar kerajaan Scrawter ini begitu indah dan pemandangan yang ada memanjakan mata, hanya saja kenapa orang-orang di negara ini pada bodoh semuanya dan kurasa yang waras hanya ada beberapa saja.
"Sylvia, apa kita bisa masuk ke dalam kerajaan dan aku ingin bicara pada ayah kamu."
"Eh ?! Mau apa, dia benci kamu."
"Aku mau bicara soal mengubah upacara pernikahan yang bisa di katakan gila ini."
"Terserah padamu kalau mau seperti itu," kataku dengan malas.
Helaan nafasnya keluar dengan uap yang keluar kelihatan dengan mataku juga, entah hari ini begitu dingin karena apa tetapi yang pasti aku dan Sylvia sama sekali tidak kedinginan. Mungkin hanya perasaanku atau penglihatan yang aku miliki terlalu hebat tampaknya.
Setelah beberapa langkah berjalan aku melihat seseorang raja sedang duduk di kursi yang berada di depan taman itu sendiri, tapi saat ingin aku menghampirinya serasa kalau dia mungkin akan langsung mengusirku seperti sebelumnya.
Apa yang harus aku lakukan sekarang, dia itu bukan merestui hubungan kami melainkan terpaksa karena anaknya cinta padaku...
"Tuh kamu juga bingung, sudahlah kita pergi saja ke kerajaan kamu."
"Baiklah dan tempatku masih belum baik loh."
"Aku tahu itu," kata Sylvia sembari mengulurkan tangannya.
Dia memberikan tangannya padaku dengan senyuman yang tipis itu walau tidak memakai lipstik atau sesuatu dia kelihatan cantik selama ini, namun aku memikirkan kalau saja ada alat makeup di sini.
Memegang tangannya dia tak lama mengucapkan mantra untuk teleport ke kerajaanku,.. Beberapa saat kemudian ada partikel cahaya menyelimuti seluruh badan kami dan menyilaukan mataku.
Membuka mata setelah berpindah tempat aku melihat ke depanku ada gerbang dari ibu kota kerajaanku, ada beberapa penjaga mereka datang dengan lesu sekali. Walau kalian temanku juga jangan lesu, kalian anggap aku ini raja apaan sih ?
"Yo Adzli, sudah selesai kencannya ?"
"Iya tentu saja, aku sudah selesai kok..."
"Begitu yah... Dan putri Sylvia makin cantik saja belakangan ini, apa paduka memperlakukan anda dengan baik ?"
Seperti biasanya Sylvia menunduk malu, "Tentu saja,... Dia bisa di andalkan saat di butuhkan dan masih sama seperti dulu."
Sylvia menjawab dengan menunduk malu, dia bahkan merona merah dan mungkin dalam pikirannya sedang memikirkan soal diriku, apa aku yang kepedean ?
Menghembuskan nafasku sambil berjalan menikmati udara segar, aku melihat gerbang di buka dan banyak orang di dalam... Yah walaupun tidak ramai tetap saja ini hanyalah negara yang baru berdiri.
Jangan terlalu berharap banyak karena nanti juga belum pasti akan terus berdiri atau tidak, namun yang paling pasti adalah aku akan tetap berusaha berjuang mempertahankan negara ini apapun yang terjadi.
"Paduka, selamat siang... Apa anda mau mampir dulu minum ?"
Suara seseorang dari belakangku, aku mendengarnya seperti lelaki berumur 40 tahun-an...
Karena ada yang memanggilku aku menoleh padanya, dia sedang duduk di depan toko minuman atau cafe. Aku pernah ke sini mereka juga menyediakan kopi yang enak dan unik sekali, mungkin nanti aku akan mampir.
Namun karena ingin ke kerajaan aku akan menolak ajakannya saja, namun sekarang yang aku pikirkan adalah Sylvia kemana dan kenapa dia tidak menyusulku ?
"Tidak,... Terima-kasih atas tawaranmu tapi aku mau ke istana."
"Baiklah semoga anda bahagia selalu, jangan memaksakan diri yah.."
Berjalan pergi seraya berkata, "Tentu, kalau begitu aku permisi.."
Aku pergi meninggalkan orang itu sambil melihat ke belakang kalau Sylvia sedang membeli sesuatu di kios pinggir jalan, kukira tidak ikut denganku dan dia tampaknya membeli makanan.
Berjalan di jalanan yang agak ramai ini banyak yang menyapaku, aku juga menyapa mereka balik dan semua orang di negara ini berasal dari tempat yang kumuh maupun tidak punya tempat tinggal. Aku mengajak mereka tinggal di negara ini mereka sangat menginginkannya.
Aku saat itu hanya berpikir kalau untuk apa kalau punya kerajaan tapi tidak punya rakyat, itu sama sekali tidak berguna.
Saat berjalan aku melihat guild yang aku bangun dua minggu yang lalu sudah siap, mereka yang sedang membersihkan bangunan itu adalah pengurusnya dan mungkin aku akan bertanya satu hal.
"Hey! Kalian bisakah bicara denganku sebentar ?"
"Ya paduka, ada masalah apa ?"
"Jika bisa jangan menerima misi seperti menculik seseorang, mencari, atau sebagainya."
"Kenapa anda tidak memperbolehkan hal itu ? Bukankah misi tersebut memiliki hadiah dengan nominal yang tinggi ?"
"Tidak, kalian tetap jangan menerima hal semacam itu aku sangat tidak ingin..."
"Baik jika itu perintah anda maka tidak tentu saya melanggarnya."
"Kerjakan tugasmu dengan baik!" Kataku memberikan semangat.
Aku menepuk pundaknya lalu pergi meninggalkannya, dia memberikan hormat padaku setelah aku pergi dan aku berpikir kenapa kamu tidak melakukan hal itu di depanku ?
"Adzli tunggu!" teriak seseorang di belakang dan aku tahu siapa yang memanggil aku.
Mendengar orang yang memanggil namaku atau mungkin lebih tepatnya berteriak namaku, aku menoleh ke belakang dan ternyata dia yang berteriak namaku. Kenapa kamu teriak begitu kencang tak malu apa.
"Kau lama sekali," kataku mengeluh.
Sylvia datang padaku dia berlari dengan terengah-engah karena mengejarku, kenapa dia membeli benda itu lagi ?
"Kenapa kamu membeli kerang itu lagi ?"
"Ini sangat enak loh."
"Terserah lah tapi jangan paksa aku makan."
Kenapa dia menyukai makanan itu, harusnya di buang atau apaan tapi orang Scrawter kebanyakan tidak pilih-pilih soal makanan.
Namun lupakan soal itu, aku memegang tangannya dan menggenggamnya dengan erat. Kupikir ini terlalu memalukan jika melakukan ini di depan umum, tapi setidaknya hanya pegangan tangan.
Melihat kerajaanku yang damai ini membuatku tenang dan begitu lega karena tujuanku selama ini tercapai, aku hanya membutuhkan waktu membuat negara sekitar 3 tahun saja.
Namun ini berkat bantuan dari pedang atau senjataku itu, aku pikir untuk melihatnya...
"Dearcurt datanglah.."
Aku memanggil pedangku yang haus darah ini, dia datang dengan partikel merah bercahaya dan aku memegangnya begitu erat mengingat perjuangannya.
Benar,.. Jika bukan karena pedang itu kurasa aku sudah mati dan dearcurt, aku sangat menghargai pedangku ini...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 142 Episodes
Comments
Jenenku Sopo
tulisanya aduhhhhh
2021-12-09
1
anggita
sylvia,😜
2021-02-13
2