The dearcurt sword
Memapah seorang gadis sangat berat juga terlebih lagi ini pertama kalinya aku memapah seorang gadis, jika nenek-nenek aku pernah memapahnya sampai ke rumahnya. Tapi dia sangat basah kuyup karena mungkin tercebur ke sungai.
Di bawah pohon aku melepaskannya lalu menyenderkan badannya ke batang pohon...
Melihat pakaian yang sangat basah ini begitu membuatku heran, kenapa dia sampai berada di pinggir sungai seperti ini seakan ada yang membuang saja atau bagaimana.. Tapi lupakan!
Sebaiknya aku mencari sesuatu untuk akumakan saja dan melihat ada sungai, aku kepikiran untuk menangkap ikan saja untuk makan... Tetapi tetap saja membutuhkan api untuk memasaknya, api... bagaimana caraku membuatnya ?
"Mungkin ada semacam sihir atau apa, tapi aku belum tahu apapun," gumamku.
Sambil menyilangkan tangan di depan dadaku, aku memikirkan cara agar bisa membuat api.. Mungkin ada sesuatu di celanaku, aku memasukan tanganku ke kantong celanaku dan mencari benda yang berguna.
Saat tanganku menyentuh sesuatu aku menariknya melihat ada sebuah korek api, segera aku ingat kalau kompor di rumah tak bisa di nyalakan harus di bantu dengan api kecil agar hidup atau mungkin di pancing dengan api kecil.
Mungkin saatnya untuk mencari ikan saja kalau begitu dan melihat gadis itu juga masih tidak sadarkan diri saat ini...
"Baiklah saatnya bekerja!" kataku dengan semangat.
Menarik pedang dari sarungnya aku melihat ada sekumpulan ikan dan menatapnya dengan fokus agar bidikan tepat sasaran tidak meleset. Saat ingin melempar pedang, aku melihat kalau para ikan itu melambat dan entah kenapa waktu seakan melambat.
Melemparkan pedangku aku melihat ikan itu terkumpul dan tertusuk pedangku...
Mengambil pedangku dengan tertancap ikan di ujungnya, aku menangkap tiga ikan sekaligus dan kupikir ini bagus. Mungkin sebentar lagi gadis itu juga akan siuman tampaknya.
Sekarang tinggal kayu bakar saja dan membakar ikan ini, tapi mereka masih hidup karena meronta-ronta. Berjalan menuju tempat gadis itu bersandar aku berpikir sambil berjalan, kalau nantinya aku akan bagaiman kehidupanku ?
"Hey, kenapa kamu sama sekali tidak bangun ?"
"..."
"Kenapa tidak menjawab sih."
Menghela nafasku aku mengambil daun kering dan menyimpan ikan di atasnya, mereka sudah hampir mati sebentar lagi...
Melihat beberapa ranting kayu aku mengambilnya dan mengumpulkan yang berada di sekitarku saja, saat ini gadis itu tahu sesuatu soal dunia ini. Nantinya kalau dia bangun akan aku tanyakan saja.
"Di mana aku ?"
Sebuah suara terdengar dari belakangku ketika aku sedang mengumpulkan ranting kayu, aku menoleh ke belakang dan ternyata gadis itu sudah bangun.
"Ah, kamu sudah sadar baguslah..."
"Kamu yang bantu aku ?"
"Iya,.. Tadi kamu hampir saja terbawa arus sungai."
"Terima-kasih."
"Sama-sama."
Dia bangun dari tidurnya tampaknya ingin berdiri namun kakinya mungkin tidak dapat bergerak tampaknya, aku mendatanginya menyimpan beberapa kayu dan mengambil korek api tadi.
Melihat dedaunan yang kering, aku mengambilnya dan menyusun kayu seperti api unggun...
Melihat ada batu kecil juga, aku mengambilnya menyusunnya melingkar agar api tidak menyebar karena akan sangat di sayangkan apabila nantinya api menyebar membakar salah satu pohon.
Setelah ranting kayu berdiri membentuk bentuk segi tiga, aku menyimpan daun di bawahnya dan memicu api untuk hidup lalu membakar daun ini.
"Kamu tak bisa jalan ?"
"Iya... Maaf merepotkan.."
"Tak apa,... Aku sebenarnya menginginkan sesuatu darimu.."
"A-apa itu ?" tanyanya dengan gugup.
Kenapa dia kelihatan agak takut saat menanggapi perkataanku, aku berpikir apa ada yang salah dari omonganku atau apa tapi akan aku lupakan saja. Saat ini hanya ingin bertanya soal kehidupan di tempat ini, dia harusnya tahu.
"Aku ingin..."
"Maaf saja, tapi aku tak ingin bercinta denganmu."
"..."
Aku saja belum selesai bicara kenapa dia menyela perkataanku dengan kalimat seperti itu, entah kenapa kedengarannya seperti aku adalah orang jahat di matanya entah kenapa.
"Bukan itu tapi aku hilang ingatan dan tidak tahu apapun, aku hanya tahu kalau terbangun di sini tanpa mengingat apapun selain namaku dan membawa pedang ini saja."
"Begitu yah, maaf... Aku tadi salah paham."
"Tak apa ..."
"Jadi kamu ingin tahu apa ?"
"Soal dunia ini, aku hanya ingin tahu apapun yang ada di dunia ini mau dari pengetahuan umum atau sesuatu yang di larang... Kalau tak mau tak apa, aku sama sekali tidak memaksa."
"Baiklah aku akan menjelaskan beberapa hal soal dunia ini," katanya.
Dia menjelaskan tentang dunia ini sambil menatapku dengan heran, sedangkan aku hanya menyingkirkan sisik ikan ini dengan pedangku dan menusuknya lalu membakarnya. Setelah ketiga ikan ada di atas api unggun hanya tinggal menunggu matang saja.
Sekarang saatnya mendengarkan perkataannya dan entah kenapa sangat membingungkan...
Intinya dunia ini sama seperti cerita khayalan di duniaku, tapi aku masih tak percaya kalau aku berada di tempat seperti ini dan kalau di pikirkan kembali aku merasa panas di depan api ini.
Setelah dia menjelaskan semuanya secara singkat aku menghela nafas dan mengangguk...
"Apa kamu udah paham ?"
"Semuanya aku paham, hanya saja... Kenapa kamu mengatakan hal itu tadi ?"
"Hal apa ?"
"Soal bercinta."
"Heh ?!"
Dia memerah seketika lalu menunduk meminta maaf kembali, entah kenapa rasanya seakan aku adalah orang jahat yang menculiknya dan ingin memperkosanya... Itu membuatku sedih..
"Lelaki yang di jodohkan denganku langsung meminta hal itu, jadi aku kepikiran saja kalau kamu juga akan sama mentang-mentang aku berhutang nyawaku padamu."
"Tidak aku takkan meminta hal itu, mungkin kalau meminta sesuatu akan soal uang atau apa."
"Maaf aku tidak punya uang, saat ini..."
"Tak apa, namun makanlah ini dulu, " kataku.
Sambil mengangkat ikan matang dan memberikannya padanya, dia menatapku lalu mengambilnya tetapi tidak memakannya.
Mungkin takut beracun atau apa, aku juga selalu berpikir seperti itu jika ada yang memberikanku sesuatu. Mengambil ikan yang satunya, aku mengambilnya meniupnya karena panas dan menggigitnya.
Setelah aku mengigitnya dia melakukan hal yang sama denganku...
Merasai makanan dengan lidahku aku merasa kalau ikan ini agak asin, rasanya tak usah memakai garam sekalipun terasa sangat enak dan mungkin inilah kehidupan di dunia yang belum tercemar!
"Kenapa kamu menolongku ?"
"Sesama manusia itu harus menolong, bukannya kamu manusia."
"Tentu saja aku manusia."
"Iya aku melakukannya dengan tanpa tujuan yang jahat kok."
"Kamu sangat baik, apa kamu ingat keluargamu ?"
"Tidak, sudah kubilang kalau aku itu yakin piatu."
"Maaf... "
"Tak apa kok."
Aku melanjutkan makan ku sambil melihat langit yang berwarna biru cerah itu, kelihatan sekali masih cerah dan waktu juga sudah sore... Mungkin sebentar lagi malam, aku tak ingin menetap di sini.
Menoleh pada gadis ini yang sedang makan ikan, dia kelihatan cantik juga...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 142 Episodes
Comments
Botha Hantu
nyimak
2021-06-29
1