~NICE ENTERTAIMENT
Direktur Lee dan manager datang langsung menemui janice, diruangnnya.
☆Janice☆
Aku sedang bersiakusi dengan beberapa orang di ruanganku.
kami berbincang soal pekerjaan.
Tiba tiba pintu dibuka, Direktur Lee dan Manager Leo masuk.
"maaf Nona Zhao, kami butuh waktumu sebentar."
" baik, ( aku nenatap direktur lalu menatap orang yang ada di kursi tamu di ruanganku) maaf,nanti kita lanjutkan kembali."
"baik,kepala Zhao"
"kami permisi"
Mereka pergi,manager Lee memanggil Olivia.
"kamu, Olivia Tolong tinggal sebentar."
Olivia terlihat kaget. Aku juga kaget ada apa ini?
Mau mengusirku kah?? Apa aku salah??
Banyak pertanyaan dalam otakku.
"silahkan duduk, direktur, manager.." (sopan)
Lee dan Leo duduk,aku dan Olivia mengikuti. " ada apa? apa kami melakukan kesalahan?"
"nona Zhao, apa sebelumnya anda pernah bekerja sebagai sekertaris di perusahaan?"
Jane mengangguk, "ya pernah, hanya 1 tahun.
karena boss saya genit saya mengundurkan diri.
apa ada masalah." (bingung)
"begini, sekertaris dari Nice Entertaiment baru saja mengundurkan diri, dan presdir secara langsung menunjukmu menjadi sekertaris barunya."
Jane kaget, " apa???? bagaimana bisa direktur??"
" tolong tenang, maaf tapi ini bukan keputusan dari kami,ini langsung dari presdir. Beliau mengatakan kinerjamu bagus sebemumnya."
"benar nona Zhao, saya rasa menjadi sekertaris juga cocok untuk anda."
" lalu kepala editor??"
"biar Olivia yang menggantikanmu, karena dia juga punya prestasi dalam bekerja." (tersenyum)
Olivia kaget, senyumnya langsung mengembang.
Aku tak habis berfikir,belum satu hari menjadi kepala Editor kiri harus menjadi sekertaris presdir.
Apakah ini sesuatu yang menguntungan atau justru merugikan?? Entahah, melihat senyum Olivia aku pun menyetujuinya. Tugasku dimulai besok.
♡♡♡♡
~Rumah Janice.
Bibi Lin, menjemput si kembar pulang sekolah.
gerbang sekolah dibuka, si kembar muncul menghampiri bibi Lin.
"nenek.." (tersenyum)
"nek, mami pulang jam berapa??"
"sekitar jam 5 sore. ayo kita pulang, nenek masak makanan lezat untuk kalian."
Bibi Lin menggandeng tangan si kembar mencari taxi untuk pulang. Tiba-tiba sebuah mobil berhenti, Bibi Lin mengerutkan dahinya, waspada. Seseorang keluar dari dalam mobil dan menyapa.
"hallo"
"oh, kau tuan." (lega dan tersenyum)
"Anda mau kemana dan anak anak ini??"
(manatap Darren dan Karren)
"mereka anak asuh saya, anak majikan saya. Anda juga menjemput anak anda ke sekolah tuan??"
"ah tidak tidak nyonya. saya bukan asli orang sini, saya dari Inggris. Saya kebetulan melihat anda berjalan seperti mencari taxi, mencari taxi di jam seperti ini sedikit sulit, mari saya antar."(membuka pintu mobil)
" maaf merepotkan anda tuan baik."
(mengajak Si kembar masuk ke dalam mobil)
"panggil saya boby saja nyonya. dan saya hanya membantu saja, ini bukan hal besar.." (masuk dalam mobil)
Bibi Lin memeberi tahu alamat rumah. Sepanjang perjalanan bibi Lin dan Boby mengobrol.
"paman Boby, paman yang bertemu kami di supermarket kemarin bukan?" tanya Darren.
"iya-iya, paman yang belanja untuk paman baik kan." tanya Karren.
Boby terdiam sejenak dan mengingat, "ah.. kalian ya. iya paman adalah asisten paman baik."
"Dao Dao, Kao Kao jaga sikap kalian.
maaf Tuan boby, anak anak memang suka begitu."
"Tidak masalah nyonya, memang benar kemarin kami bertemu. Tuan saya berbincang dengan mereka."
" ah, benarkah? pasti mereka menyusahkan. hingga Tuan anda mau repot."
" Tidak.. Tidak.. mereka anak yang baik Nyonya. Tuan saya sangat menyukai mereka."
"benarkah?? kami boleh bertemu lagi tidak?? ayo paman, ajak kami bertemu."
"bawa paman baik kerumah kami paman, kami akan mengenalkan paman baik pada mami kami."
"oh, baik anak anak.. nanti paman sampaikan, kalian menyukai paman baik??"
"Ya sangat suka, kami tidak punya papi, jadi .."
(sedih)
"jangan sedih, mami sudah berjanji akan cari papi kan? mami pasti akan menemukan papi."
"oh maaf, paman tidak bermaksud.."
" maaf Tuan, anak anak menyusahkanmu.
jangan terlalu dipikirkan."
"ah, iya nyonya tidak masalah."
Mobil berhenti,mereka sudah sampai.
Boby keluar dari mobil dan membuka pintu belakang mobil. "Terimaksih Tuan, sudah repot mengantar kami. Mari silahkan masuk, minumlah teh.."
" tidak udah repot nyonya, saya harus pergi.
Tuan memanggil."
"baik, lain waktu silahkan datang."
" paman terimakasih, ajaklah paman Albert datang kesini"
Karren mendekat dan menarik tangan boby, boby membungkukkan badan,karren berbisik, " bilang pada paman aku merindukannya, dan ingin dipeluk lagi."
Boby kaget dan tersenyum, "ah baik.. nanti paman sampaikan."
"Kao Kao Ayo, paman hati hati."
"paman jangan lupa ya." (mengedipkan satu mata)
"ayo masuk anak-anak, paman harus pergi. maaf merepotkan, sampai jumpa."
"saya permisi dulu nyonya, sampai jumpa anak-anak" (melambai)
Bibi Lin masuk ke dalam rumah bersama si kembar.
Boby naik ke dalam mobil dan pergi ke rumah Alberto.
♡♡♡
~Rumah Alberto.
☆Alberto☆
Si nenek sihir datang, hariku buruk.harus bermain drama, aku sudah seperti aktor. karena sudah memainkan drama ini selama 7 tahun. Aku menemui mamaku di dalam kamarnya.
"Ada apa? bicara lah.." (mengusap kepalaku)
"ma, aku lelah, aku ingin semua cepat selesai."
"bersabarlah, buka hanya kamu yang lelah, mama juga."
Alberto memeluk mamanya, "ma, jika aku punya anak apa mama akan senang??" (berbisik)
" apa maksudmu, Grace hamil?" (kesal)
" bukan Grace, tapi Janice. mama ingat gadis yang aku bawa pulang saat SMA?? Istri Dominic,
Aku sudah melakukanya dengan Janice, seminggu sebelum Dominic dan Janice menikah. Dan Janice hamil, kemungkinan besar akulah ayah bayi itu ma."
"dasar bodoh! (melepas pelukan dan memukul bahu) jika mencintainya kenapa melepasnya. Kau sungguh memalukan, tidak bertanggung jawab."
" aduh sakit ma,jangan pukul aku lagi. aku mana tau jika Janice hamil, jika aku tau pasti tidak akan aku biarkab menderita di tangan Dominic."
"dimana dia sekarang?? mama ingin bertemu, melihat cucu mama."
"masih belum ditemukan, mama bantu aku ya. jaga rahasia ini, jangan sampai Grace tau, oke??"
mengangguk, "kau tenang saja.
mama akab mendukungmu, temukan dia dan bawalah kembali menantu dan cucu mama. oke??"
"mama yang terbaik." (mencium kening mama)
Aku keluar kamar mama,berjalan cepat kekamar tamu. Aku ketok kamar tamu.
Tok..
Tok..
Tok..
(pintu di ketuk)
" Grace, ayo akan aku antar kamu sekarang.
Aku akan kekantor juga."
" baik,sebentar" (suara dari dalam)
"membuang buang waktuku saja." (batin Alberto)
Grace keluar dengan membawa kopernya, Aku menggantikannya membawa koper keluar.
Boby sudah sampai, kami masuk ke dalam mobil.
"bob, Antar ke hotel A"
"baik Tuan."
"kenapa aku tidak boleh menginap di rumahmu? kau jahat sekali."
"ayo lah Grace, kita belum menikah, tidak pantas pria dan wanita tinggal dalam satu rumah. oke, aku mohon pengertianmu, ada mamaku juga di rumah."
"Tapi kan aku tunanganmu, ya sudahlah lagi pula cepat atau lambat kita juga akan menikah."
"terimakasih pengertianmu," (tersenyum palsu)
" ya, cepat atau lambat Patrick papamu juga akan muncul dan semua akan berakhir." (batin Alberto)
Mobil sudah berhenti di Lobbya,nenek sihir turun dari mobilku dan masuk ke dalam hotel. Aku pergi meninggalaknanya, aku bernafas lega.
"Akhirnya bebas juga"(bahagia)
Boby tertawa, "tuan, anda tidak ingin jadi aktor??"
"ya Bob, mungkin aku harus syuting film juga.
sangat melelahkan."
"Tuan, tadi saya bertemu dua anak yang anda temui di supermarket."
Saat mendengarnya aku langsung semangat.
Rasanya lelahku hilang, " Dao Dao dan Kao Kao??
dimana?? dan bagaimana bisa??"
"pada saat saya berbelanja, saya dibantu oleh seorang nyonya tua, dia adalah pengasuh dua anak itu. tadi di depan sekolah. saya juga mengantar mereka pulang."
"kau tau rumahnya??"
"tentu saja Tuan, bahkan si gadis kecil menitipkan sebuah pesan, bahwa dia merindukan anda dan ingin memeluk anda lagi. dan si tampan mengundang anda untuk datang ke rumah dan berkenalan dengan mami mereka, mereka tidak punya papi."
Albert tertawa, mereka lucu sekali. masih kecil sudah berani menjodohkan kami orang dewasa. ya, aku juga merindukan mereka Bob. Ayo kita mampir jika aku tidak sibuk.
" baik Tuan."
Aku merasa tidak keberatan jika harus berkenalan dengan mami dua anak itu, entah mengapa aku menjadi penasaran dengan mami Dao Dao dab Kao Kao. Pasti cantik dan baik, bisa dilihat dari anak anaknya. "Ah.. maaf Jane, pikiranku melantur kemana mana. tak seharusnya aku memikirkan wanita lain selain kamu."
"Tuan?"
"hmmmm.." (memandang foto Dao Dao dan Kao Kao di ponsel)
"tidakkan anda turun?? ini sudah sampai di lobby kantor,dan pintu juga sudah dibuka oleh penjaga."
Aku kaget, dengan cepat memasukan ponsel ke saku jas. Astaga memalukan, penjaga melihatku dan tersenyum. Aku turun dari mobil dan melangkah cepat menuju Lift. Lift sedang diperbaiki,astaga apalagi ini,terpaksa aku naik Lift karyaman
Aku berlari saat pintu masuk Lift hendak ditutup.
seseorang menghentikan pintu dan menatapku heran
"presdir,silahkan"
Aku masuk kedalam lift,pintu tertutup mereka memberikanku ruang. Ada seorang wanita berdiri menghadap dinding lift, sungguh wanita yang aneh.
pintu Lift terbuka, ada yang masuk dan akupun memberi sedikit ruang, kami terpaksa berhimpitan.
Aku hanya tersenyum karena kepanasan, semua merasa canggung.Aku mundur lagi, punggungku bertemu punggung seseorang wanita yang menghadap diding lift tadi. Aneh, jantungku berdetak seperti mau lepas. apa aku kepanasan? karena lift terlalu sesak??
♡♡♡♡
☆Janice☆
aku menyrahkan berkas kepada staf yang ada dibawah, Olivia sibuk, karena tidak mau merepotkan aku serahkan sendiri berkas itu. Aku berjalan menunggu menuju Lift,banyak yang menunggu selain aku, pintu lift terbuka, karena kebanyakan dari mereka laki laki, maka saat masuk aku menghadap diding,aku tidak mau dilihat sebagai penggoda. aku melihat ponsel ku, melihat beberapa pesan.
"Presdir silahkan"
Deg..
aku langsung kaget,presdir? Aku tak berani melihat langsung,bakhan dari pantulan didnding lift pun tidak berani. kenapa ada di lift karyawan? bukankah ada lift khusus?? aku gemetaran, karena aku gugup besok harus bekerja sebagai sekertarisnya. apakah dia jahat?? genit?? mesum??
banyak pertanyaan dalam pikiranku.
Aku mencoba mengatur nafas dalam dalam menutup mataku. Jantungku berdetak saat punggungku menyentuh sesuatu. Seperti punggung seseorang, seharusnya aku menghindar tapi mengapa aku malah merasa nyaman.
punggung siapa?? begitu nyaman, aku sampai tidak bisa membuka mataku. tiap lantai berhenti membuatku terus menempel pada punggung nyaman ini, aku membuka mataku, orang disebelahku menatap genit. Spontan aku gengam tangan seseorang, ntar siapa, yang jelas aku merasa srntuhan itu tidak asing, aku semakin erat menggenggam. karena sudah ada beberapa yang turun aku cepat melepaskan genggamanku.
♡♡♡♡
☆Alberto☆
Aku sesak, tapi aku nyaman, menempel pada punggung kecil dibelakangku. seperti ada angin yang menerpa wajahku, pintu lift terbuka lagi lagi dan lagi,masuk seseorang, aku semakin lengket pada punggung kecil ini. lift berjalan naik,aku mengatur nafasku,benar benar panas dan sesak.
Aku kaget,seseorang mencengkram tanganku erat.
Tangan yang halus, pasti seorang wanita.
begitu kuat dia mencengkaram seperti seseorang yang sedang ketakutan, aku merasa kan jari jarinya,sentuhannya mengingatkan ku tentangnya.
pintu lift terbuka, beberapa turun aku merasa tanganku terlepas dari cengkraman. Aku menjadi gelisah, dan kecewa.
lift menuju lantai 8, pintu lift terbuka, aku pun keluar.
akhirnya bebas, aku berjalan dan melihat tangan kananku, tangan yang dipegang erat oleh seseorang tadi. Aku menyukai sentuhan itu.
Aku sepertinya sudah gila hanya karena Janice.
jadi aku berhalusinasi kalau dia ads dimana mana.
kemarin suaranya, sekarang tangannya. Aku tertawa,mungkin harus menyuruh Etha memeriksa otakku.
Aku sampai di ruanganku, memanggil Lee dan Leo.
Mereka datang, "Presdir" sapa Lee dan Leon.
"duduk lah, Leo cepat urus lift ku, kau mau aku mati karena sesak nafas"
"Anda naik lift karyawan??"
"lantas?? aku harus loncat atau merangkak di didinding??"
"maaf Presdir, akan saya suruh petugas teknisi perbaiki dengan cepat."
" bagaimana denga Zhao Yu Mei? kau sudah sampaikan Lee?"
" sudah presdir, Nona Zhao tidak menolak."
" baiklah, untuk beberapa hari ke depan sepertinya aku akan lebih sedikit waktu kekantor, tapi aku akan pantau kalian. Kalian bekerjalah dengan baik
" baik presdir." jawab serentak.
"baik, keluarlah dan bersiaplah pulang, ini sudah waktunya pulang bukan??"
Lee dan Leo menundukan kepala padaku dan pergi dari ruangnku, Aku lihat poselku dan menatap foto Dao Dao dan Kao Kao. Lagi lagi aku merindukan mereka. Aku memikirkan membelikan sesuatu.
Ya aku akan belikan mereka mainan dan makanan.
Anak anak yang lucu,aku tersenyum. Aku mengingat Janice, apakah aku juga akan memiliki anak selucu Dao Dao dan Kao Kao?? jika dilihat lihat Dao Dao mirip denganku. apa aku bermimpi?? Alberto ayolah, itu anak orang, bukan anakmu.
♡♡♡♡
☆Janice☆
Aku kekuar dari lift.
Aku menggengam erat tangaku, berharap tidak ada orang yang tau saat aku melakukan hal yang memalukan tadi. sungguh bodoh, tangan siapa yang aku pegang.Tapi saat aku pegang,tangannya begitu halus, dan rasanya tidak asing. Aku jadi teringat Alberto. Alberto dan Alberto, astaga Janice pasti kau sudah hilang akal. kenapa hanya Alberto yang ada dalam otakmu ini. Alberto sudah punya tunangan dan akn menikah dengan orang lain.
Jangan jadi orang ke tiga. Jadilah perempuan baik, aku menggeleng gelengkan kepalaku.
mengusir jauh jauh wajah Alberto.
Aku melihat jam tanganku,sudah pukul 5 sore, saatnya pulang. Aku bersiap siap membereskan dokumen dan kertas kertas di mejaku, merapikan agar besok Olive tidak kesulitan. Aku selesaikan tugasku sebagai kepala editor hari ini. Besok aku sudah menjadi sekertaris, pasti akan sangat melelahkan, terlebih jika boss nya genit.
Aku menghela nafas panjang,meraih tasku dan keluar pintu, aku melihat Olivia.
"hai, sudah lama?"
Olivia menggeleng " baru saja, ayo.. kita turun bersama."
"kamu naik apa??"
" naik bus, apartemenku dekat, dibandingkan rumahmu."
" hati hati, jaga diri baik baik."
"iya mami, cerewet sekali" ( menggoda)
Aku dan Olivia berjalan untuk turun ke lobby bersama sama. Kami keluar dari Lobby dan berjalan menuju halte bus, aku menunggu samapai Olivia dapat bus. Olivia masuk dalam bus dan melambaikkan tangan, aku mencari taxi dan mendapatkannya. aku naik dalam taxi,sopir membawaku sesuai alamat yang aku berikan.
sepertinya aku harus punya mobil agar tidak kerepotan. Taxi berhenti,aku bayar tagihan dan turun. Aku didepan pintu,menekan sandi dan pintu pun terbuka. Aku masuk ke dalam rumah. Aku langsung masuk kamar si kembar, aku sangat terkejut melihat banyak mainan. Dan melihat si kembar asik bermain.
" apa ini? "(kaget)
Bibi Lin mendekat," ah ini hadiah."
"siapa??"
"paman tampan yang baik itu mengirim asistennya kemari dan membelikan kami hadiah."
" mami,boneka ini sangat lucu."
Jane menghela nafas, "lain kali kalian tidak boleh seperti ini, kali ini saja mami maafkan, oke??"
Darren, Karren menjawab serentak. "oke mami," (tersenyum)
Hatiku langsung luluh melihat senyum mereka.
Bibi Lin memberikan selembar kertas,aku menerima dan melihat.
"baik,mami mandi dulu, kalian mainlah."
Aku kaluar dari kamar dan membaca catatan itu.
Tulisan yang tidank asing,
*Hai,,
maaf kan aku..
Aku menyukai anak anakmu..
Mereka sangat menggemaskan..
Tolong jangan marah pada mereka..
Marah padaku saja.. oke??
Aku hanya ingin memberi mereka hadiah perkenalan..
Maaf jika kau tersinggung*
(A.E)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments
Yismanida
terus 👍
2023-07-01
0
Clara
besok ketemu..
2021-10-18
0
Tri Widayanti
tak sabar menunggu esok
2020-11-08
1