Mommy and Daddy (CLYDK 2)

Mommy and Daddy (CLYDK 2)

MAD - CLYDK S2

Aku pulang kerumah dengan hati yang senang.

Perlahan aku membuka pintu, di depan pintu sudah menunggu bibi Lin yang menatap tajam ke arahku.

"Anda melupakannya lagi?? Anda membuat si kembar menangis Nyonya." kata bibi Lin.

"astaga.. bodonya aku!!" ucapku spoantan.

Aku bergegas kekamar si kembar, hendak mengetuk pintu. Namun aku dengar sesuatu dari dalam kamar. Aku memasang telingaku, mendengarkan. Mereka sedang berdoa.

*Ya Tuhan, Ampunilah kesalahan kami. kami mohon agar Tuhan kembalikan papi. Kami ingin melihat papi, merindukan papi.Kenapa papi pergi?

Siapa papi? Bagaimana wajahnya? Apakah dia seorang pria tampan? Apakah dia papi yang baik?

Kami mohon pertemukan kami dengan papi. Kami ingin memeluk papi. Kami ingin makan disuapi papi. Kami ingin tidur bersama papi.

Tuhan, kami berjanji jika Tuhan mendengar doa kami,kami akan menjadi anak yang baik dan patuh kepada mami. Kami tidak akan jadi anak anak nakal. Amen*

Seketika aku menangis, mendengar kedua anakku bedoa ke pada Tuhan. "maafkan mami sayang.

mami tidak bermaksud memisahkan kalian anak dan papi, keadaanlah yang memaksa." ucapku dalam hati.

Aku ketuk pintu dan membuka pintu kamar. Masuk kedalam dan ku tutup kembali. Anak-anakku duduk di atas ranjang dan membaca buku cerita. Aku menghampiri mereka, berjalan perlahan dan duduk di samping ranjang.

"hallo sayang, maaf mami lupa. mami hari ini sedang sibuk." ku tatap ke dua anakku, Darren dan Karren.

"tidak apa mami, kami mengerti." ucap Darren.

"mami menangis??" kata Karren lalu mendekat.

"tidak, hanya mami sedikit lelah. Oh ya, mami punya kabar baik. Kita akan ke prancis besok lusa.

kalian suka tidak??" tanyaku kepada dua anakku.

"Prancis? paris? Eropa?" tanya Karren.

"bertemu papi??" tanya Darren.

aku hanya bisa tersenyum canggung."ya ya ya.. kita akan temukan papi disana, okey??"

Darren dan Karren saling menatap, dan bermain mata. Aku hanya bisa mengehela nafas mengiya kan.

"baiklah, sekarang kalian tidur, besok mami harus ke sekolah kalian mengurus surat pindah." kataku dengan nada suara rendah.

"oke mami" jawab Darren dan Karren dengan tersenyum senang.

"selamat malam sayang, mimpi indah." ucapku.

Darren dan Karren berbaring, ku tarik selimut menutup tubuh mungil mereka. Aku kecup kening Anak anakku. Lalu aku bergegas keluar dari kamar.

Lagi lagi bibi Lin menunggu dan menatapku. "bi, berkemaslah lusa kita akan pindah ke prancis." uacapku lirih.

"apa?? benarkah?? baik-baik, aku akan segera berkemas." ucap bibi Lin yang langsung pergi ke kamarnya.

Aku menghela nafas. 7 Tahun bibi Lin setia menemaniku. Dari si kembar masih dalam kandungan. hingga sekarang sudah berusia 6 tahun.

Aku berjalan menuju kamarku, rasa lelah menghampiriku. Ingin rasanya menangis, karena anak-anakku. Ingin rasanya tersenyum karena akan bertemu papi dan mami, meski tak bisa bertemu oma. Oma telah berpulang, saat anak-anak berusia 1 tahun, aku merindukan oma.

Aku masuk kekemar mandi dan membasuh muka.

mengurangi rasa letih. Keluar dari kamar mandi dan langsung melompat ke ranjang. Memeluk erat bantal dan memejamkan mataku.

Ingin hari ini segera berakhir, dan hari esok datang. Banyak hal yang besok harus aku kerjakan, pastinya akan sangat sibuk. Belum lagi mengahadapi big boss di saat-saat terakhir.

Aku kini sudah bekerja disebuah perusahaan besar di China. Setelah melahirkan aku belajar diuniveesitas terkenal di China. Karena aku murid pandai, aku menyelasaikan 3 jurusan dalam waktu 5 tahun. Aku mengambil jurusan seni, management bisnis dan kebudayaan.

Aku mengahasilkan uangku sendiri,membayar kuliahku sendiri, membayar kebutuhan anak anak juga. Papi dan mami hanya sesekali berkunjung.

Tapi selalu mengirim uang ke rekeningku setiap bulannya. Jika aku menolak, mereka selalu bilang untuk si kembar.

Aku pisahkan antara rekening ku pribadi, dengan rekening pemberian papi dan mami. Aku simpan kiriman papi dan mami untuk jaga-jaga. Tapi aku juga tetap menabung dalam rekeningku sendiri.

Biaya hidup yang tinggi, menuntutku bekerja keras.

Aku kadang juga harus mengajar les untuk anak anak sekolah dasar hingga kelas menengah atas.

demi mendapat tambahan uang. Aku selalu memikirkan anak-anakku dalam setiap kelelahanku.

merekalah sumber kekuatan terbesar yang Tuhan berikan untukku.

Anak anakku sangat manis, anakku laki-laki bernama Darren, si anak jenius. Dia sangat teliti dan serius dalam semua hal, namun sifat Darren sangat buruk sangat mudah emosi dan marah. Jika tidak senang hati maka akan membuat teman dikelasnya menangis dengan kata-katanya yang pedas.

Anakku perempuan bernama Karren, dia periang dan lembut, suka menolong dan ceroboh. Pandai dan suka sekali berkata manis. Berbeda dengan kakak kembarnya Karren adalah anak yang selalu tenang dan tidak mudah terpancing. Sangat sulit meyakinkannya.

Aku bangga pada mereka. Mereka selalu patuh padaku, mereka menurut pada bibi Lin. Tidak penah membuatku kecewa, sedari kecil bibi Lin mengajarkan mereka untuk mandiri,bibi Lin memang yang terbaik.

♡♡♡♡

~Di Sekolah.

Aku menemui wali kelas dan kepala sekokah mengurus surat kepindahan si kembar. Selesai menerima dokumen aku diantar wali kelas menuju kelas dimana anak-anakku belajar.

Aku melihat beberapa teman anakku menangis.

hatiku sedih. Tapi aku memang harus membawa anak-anakku pergi bersamaku. Aku meminta anak anakku mengucapkan salam perpisahan.

Aku pun membawa anak anakku keluar kelas dan pulang. Aku gandeng kedua tangan kedua bocah kecil menggemaskan ini.

"mami aku lapar." ucap Karren.

"mami kita boleh tidak makan pangsit di ujung jalan." kata Darren.

"benar mami, jika kita pergi kita tidak bisa makan pangsit lagi." imbuh Karren.

aku tersenyum pada Karren dan Darren. "baiklah, ayo.. kita pergi makan pangsit yang kalian inginkan."

Kami berjalan menyusuri jalan menuju kedai mie diujung jalan. Anak-anakku bersorak gembira saat kami tiba di depan kedai. Segera aku membuka pintu dan membiarkan anak-anakku masuk terlebih dulu.

Darren dan Karren menyapa dan tersenyum pada pemilik restorant. "Hallo bibi Wang.."

"hallo sayang, kalian pulang sekolah?" jawab bibi Wang.

Darren dan Karren menjawab serentak. " iya.."

aku pun menyapa. "Hallo bibi, lama tidak bertemu."

"Hallo nyonya Zhao." jawabnya.

(semenjak tinggal di China aku berganti nama menjadi Zhao Yu Mei, dan orang orang memanggilku Nyonya Zhao)

"1 porsi pangsit isi udang." kata Darren memesan.

"1 porsi pangsit isi ayam." kata Karren memesan.

"1 porsi lo mie." kataku memesan.

" baik." jawab bibi Wang yang langsung pergi ke dapur menyiapkan pesanan kami.

Aku menatap dua anakku, mereka terlihat senang.

Menatap Karren dan Darren aku jadi teringat ayahnya Alberto. Wajah anak-anakku sangat mirip dengannya, terutama hidung dan mata Darren.

mata yang tajam, bisa menusuk orang kapan saja.

Karren memiliki warna bola mata yang sama denganku.

Kami menunggu pesanan, anak-anakku sibuk dengan buku mereka. Aku melihat layar ponselku, melihat beberapa pesan masuk, aku geser-geser dan melihat sebuah nama Jhony. Jhony adalah orang yang membantuku pergi meninggalkan Dominic.

Bicara soal Dominic aku sempat dengar dari siaran televisi internasial kalau dia sekarang jauh lebih sukses dari sebelumnya, dan Rossa tetap sama menempel seperti lem. Aku juga mendengar pertunangan Alberto dengan Grace,beberapa tahun lalu, namun belum mendengar pernikahan mereka. Aku sedih tapi aku harus rela melepasnya agar bahagia.

Bagaimanapun Alberto juga harus mendapatkan kebahagiaanya. Aku tidak boleh Egois. Dia sudah tersakiti saat aku memutuskan untuk menikah dengan Dominic, dan mengusirnya keluar. Jika mengingatnya hatiku sakit, dadaku sesak.

Aku dikejutkan oleh bibi Wang. "Nyonya,pesanan anda."

"terimakasih bi." ucapku lirih.

Aku melihat si kembar sudah mengunyah beberapa pangsit, mereka sangat menikmati pangsit itu. Aku senang saat meliahat si kembar tersenyum, sungguh pemandangan indah.

"pelan pelan sayang, kita masih punya banyak waktu." kataku pada dua anakku.

"ini enak sekali, mmmm... " kata Karren makan dengan lahap.

" lezaaat.." imbuh Darren yang sedang mengunyah.

Aku menggelengkan kepala dengan kelakuan anak-anakku yang lucu. Aku menikmati lo mie dihadapanku, secepat gerakan kereta, lo mie ku habis termakan. Perutku kenyang, pangsit si kembar juga sudah habis. Aku juga sudah memesan beberapa macam pangsit untuk bibi Lin di rumah.

Aku membayar dan menolak kembalian,aku berikan kepada bibi Wang untuk disimpan saja. Aku dan si kembar keluar dari kedai dan berjalan menunggu taxi. Taxi datang,kami pun naik ke dalam taxi dan pulang.

"kalian sudah kenyang?" Tanyaku pada si kembar.

"tentu saja, jika aku." jawab Darren.

"Aku belum." jawab Karren.

Aku tertawa memeluk dua anakku. Darren memang sedikit makan, jika dibandingkan Karren. Aku bersyukur anakku selalu sehat dan diberkati Tuhan.

Beberapa saat kemudian kami sampai, aku membayar biaya tagihan dan kamipun turun dari taxi, kami berjalan menuju rumah. Aku melihat seorang pria di depan halaman rumah. Aku dan kedua anakku mendekat, pria itu berbalik.

"Jhony??" sapa ku.

" Hallo nyonaya, bagaimana kabar anda??" sapa Jhony.

" baik, kau sendiri?? dari jepang atau eropa??" tanyaku.

" saya sudah lama tidak ke eropa, saya beberapa minggu ini berkunjung kesini dari jepang." jawabnya.

Aku mempersilahkan masuk. "Darren,Karren kalian masuk ke kamar dulu ya, mami ada tamu." kataku pada si kembar.

Darren manatap tajam Jhony, " iya.."

Karren tersenyum ramah dan menyapa, "Hallo paman.. oke mami."

Karren menggandeng tangan Darren masuk kamar. Aku dan Jhony duduk di ruang tamu. Bibi Lin menghampiri menyuguhkan teh.

"Hallo bi, apa kabar??" sapa Jhony pada bibi Lin.

"baik tuan. saya permisi, masih ada pekerjaan." jawab bibi Lin.

" Aku akan ke prancis besok Jhon. Aku akan bekerja disana,dan tinggal disana, setidaknya lebih dekat dengan papi dan mamiku dari pada tinggal di sini." kataku.

:benar nyonya, memang sebaiknya tidak terlalu jauh dari orang tua. Maksud saya Tuan Peter dan Nyonya Maudy." kata Jhony bicara kaku.

aku tertawa, " hahaha.. tidak masalah Jhony, aku mengerti maksudmu. Jika berjodoh anak-anak pasti akan bertemu kembali dengan Papinya. Jika tidak ya tidak masalah." kataku.

"saya juga ingin kembali ke jepang beberapa hari lagi. Jika ada waktu,nona bisa berkunjung bersama Tuan muda dan Nona." ucap Jhony.

"baik, Aku pasti akan mengunjungimu Jhon"

"baik nyonya,saya permisi pulang.

karena saudara saya sudah menunggu. Berhati hatilah dijalan Nyonya. semoga sukses" Jhony tersenyum.

" terimakasih Jhon, kau juga. Berhati hatilah dijalan." kataku

Jhony berdiri dan keluar dari rumah,aku mengantarnya sampai halaman depan.Aku melihat Jhony pergi. Aku masuk kembali ke dalam dan berjalan ke dapur, mengambil air minum. Aku mengambil gelas dan menuang air. Aku mengisi penuh gelasku dan meneguk habis dalam sekali minum.

"apa ada masalah??" Tanya Bibi Lin

" tidak! Ada pangsit di meja,bibi hangatkan saja, aku lelah bi. Aku kekamar dulu." kataku lalu pergi.

Aku berjalan cepat kekamarku, kepalaku mendadak pusing. Sampai di kamar aku langsung berbaring.

dan terlelap tidur.

♡♡♡♡

Aku mendengar suara, memanggil ku.Badanku terasa sakit, berat sekali.

"mami ayo bangun." suara Karren.

Daren duduk dipunggung ku, "mami ayo bangun.

ayo ayo.."

"Oh Tuhan, Darren ayolah sayang, turun dari punggung mami." aku merengek.

"oke.. (berdiri,dan duduk diranjang) mami sakit?" tanya Darren.

bangun dan duduk diranjang "tidak sayang. kepala mami hanya sedikit sakit tadi."

Karren naik ke ranjang dan memeluk ku " mami, mami sakit ya? mana yang sakit?"

" tidak sayang, mami sudah sehat sekarang.

(melihat jam di dinding pukul 06.30) ayo,mami mau mandi lalu kita bisa makan malam bersama."

Karren duduk diranjang di samping Darren.

Janice berdiri dan pergi ke kamar mandi untuk mandi. Darren dan Karren saling menatap.

"apa kau mencurigai sesuatu? tatapanmu aneh." jawab Karren

" Entah lah, mami terlihat sedih.

hmm.. mungkin merindukan papi, seperti kita." jawab Darren.

" nanti kita cari papi bersama ya" kata Karren.

"pasti, kita harus temukan papi, papi harus bertemu mami." kata Darren.

Karren melihat Jane keluar dari kamar mandi " sstt..

mama sudah selesai mandi." Karren berbisik

Jane mengahampiri si kembar. " hei, kalian sedang bicarakan apa??"

"tidak mami, kami hanya rindu pada oma dan opa." jawab Karren

"ya mi, bisakah kita bertemu meraka saat kita ke prancis??"

"tentu saja, kita akan lebih sering datang ke tempat oma dan opa, kalian juga bisa menginap di rumah oma opa jika libur sekolah.

Tok..

Tok..

Tok..

(pintu diketuk)

Bibi Lin masuk kedalam kamar "Darren,Karren ayo makan. Nenek Lin sudah siapkan makanan malam." Ajak bibi Lin

Darren dan karren merangkak turun dari ranjang menghampiri bibi Lin. "Nyonya,anda juga makanlah. Bukankah kita akan berangkat pagi-pagi besok?" kata bibi Lin pada padaku.

"baik bi, ayoo.." jawabku.

Mereka keluar dari kamar dan berjalan menuju meja makan. Aku dan si kembar duduk ditempat masing masing, bibi Lin membagi makanan untuk si kembar. Si kembar makan dengan lahap.Aku tak ada nafsu makan, mengambil sayur dimangkuk dan meamakannya perlahan.Kami makan bersama.

Usai makan, Darren dan Karren kembali ke kamar.

"malam sayang, tidur lebih awal. Ingat besok kita berangkat pagi, oke." kataku.

Darren dan Karren menjawab dan menyapa bibi Lin." malam mami, malam nenek Lin."

Bibi Lin menjawab, "malam sayang."

"Bi,tidurlah usai mencuci piring, kita harus tidur lebih awal agar besok bisa berangkat awal ke bandara." kataku lirih.

"Nyonya juga, selamat malam." jawabnya.

"malam bi." jawab ku, berjalan ke kamar.

♡♡♡♡

PRANCIS

~Rumah Janice

Semua sudah rapi dan bersih, semua perabotan juga sudah lengkap. Papi, mami pasti sudah menyiapkan semuanya, sebelum aku datang.

Aku menemui si kembar di kamar. "sayang, bagaimana? suka dengan kamarnya?"

Darren dan Karren tersenyum mengiyakan. Aku memeluk dua buahku erat. "jangan terlalu lelah, kalian besok akan masuk ke sekolah baru. oke??" ucapku pelan.

"Oke mami." jawab Darren.

"baik, mami." jawab Karren.

Aku mencium kening Darren dan Karren, lalu pergi meninggalkan mereka. Aku harus ke kantor ku menyarahkan beberapa berkas.

"bi aku pergi dulu ya. sore baru kembali." kataku pada bibi Lin.

"baik Nyonya, semoga sukses." jawab bibi Lin dengan tersenyum.

Aku berjalan keluar rumah, menyusuri jalan.

Karena hari ini masih belum bekerja dan masih ada banyak waktu, ku putuskan untuk berjalan ke kantor. Lumayan jauh sebenarnya, sekitar 30 menit perjalanan, namun aku puas dapat melihat lingkungan rumahku.

Aku sudah ada di depan gedung kantorku.

Aku ingin mandiri, maka dari itu aku ingin bekerja di luar perusahaan papi. Aku juga ingin menambah pengalaman kerjaku, perlahan namun pasti, aku masuk ke dalam lobby utama dan menemui bagian resepsionis.

"selamat siang, maaf saya ingin bertemu dengan manager Leo. (ramah dan sopan) saya sudah buat janji sekitar 1 jam yang lalu." ucapku.

" maaf, nama anda??" tanyanya padaku

"Zhao Yu Mei." jawabku singkat.

Resepsionis mengangguk, terlihat menghubungi seseorang, lalu menutup panggilannya.

"silahkan anda naik ke lantai 10, dan langsung saja mencari ruangan manager." kata resepsionis itu.

"terimakasih." jawabku.

Aku masuk ke dalam mencari lift, melihat kekiri dan ke kanan. Karena tak hati hati Aku pun menabrak seseorang.

"maaf, saya tidak sengaja. (merapikan berkas dan menatap orang yang ditabraknya) olivia??"kataku melihat wanita didepanku.

Olivia menatap ku, " Janice?? kamu Janice??" tanyanya senang.

"ssstt.. aku sudah mengganti namaku menjadi Zhao Yu Mei, panggil aku Yu Mei jika dikantor." kataku.

"oke oke (mengangguk) kamu mau naik ke atas?? kelantani berapa??" kata Olivia.

"10, bertemu manager Leo, kamu?? kerja disini juga??" tanyanku.

"ya aku juga naik ke lantai 10. aku kerja disini dibagian editor, ayo,, pintu lift nya terbuka." ajak Olivia.

Olivia dan Aku masuk dalam lift, kami asyik berbincang dan bertukar nomor ponsel. Pintu Lift terbuka, kami keluar dan berpisah.

"bye, aku kerja dulu ya." kata Olivia

"bye.. nanti aku hubungi."

Aku mencari ruangan manager, dan menemukannya. Aku mengetuk pintu. "permisi." aku masuk kedalam.

"ah,silahkan duduk. apakah anda Nona Zhao??" tanyanya

"iya benar, saya Zhao Yu Mei." menyerahkan berkas di atas meja Leo.

Leo mengambil dan membuka, "saya sudah masukan dan sudah di di ACC oleh direktur. Besok sudah bisa mulai bekerja,kamu bekerja sebagai kepala Editor."

"baik Manager, saya akan bekerja keras."tersenyum

"baik baik, saya tunggu hasil anda nona Zhao." tersenyum.

Aku dan Manager saling berjabat tangan.

Karena urusanku sudah selesai, aku pamit untuk pulang. Aku keluar ruangan,menuju lift untuk turun.

Aku mengirim pesan pada olivia, mengundang nya datang untuk makan malam bersama dirumah.

Pintu Lift terbuka,aku masuk dan menekan tombol.

lift bergerak turun. Ponselku bergetar, Olivia membalas pesanku. Dia akan datang 06.30,

pintu lift terbuka,aku pun keluar. Entah mengapa saat keluar aku merasa jantungku berdebar, semakin lama semakin kencang, perasan yang begitu kuat.

(selamat membaca 😉)

Terpopuler

Comments

Kartika wulandari

Kartika wulandari

/Smile//Smile/

2024-06-10

0

Yismanida

Yismanida

ok 👍

2023-07-01

0

Tas No

Tas No

Lanjut

2022-08-21

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!