Putri dan steven masih berlanjut berbincang dalam ruang baca itu.
"Steve, ngomong-ngomong, aku penasaran dengan wanita itu, nama nya siapa,?" Tanya putri.
"Kalo gak salah namanya riana, dan nama anaknya bianca, dulu aku sempat mendekatinya untuk balas dendam, tapi mama melarangku."
"Apa.?!" Teriak putri dengan kagetnya.
"Kenapa put..?? Reaksinya gitu amat!."
"Ya ampun stev, dunia ini memang sempit ya, atau hanya kebetulan.? Tante riana itulah ibu tiriku, dan bianca adalah saudara tiruku, kemungkinannya waktu itu dia selingkuh sama papaku, iya gak sih?"
"Hemm.. Bisa jadi seperti itu." Sahut steven sambil berpikir.
"Jadi, stev kamu harus membantuku untuk membalasnya. Aku akan mengambil lagi perusahaan papa dan juga rumah ku." Ucap putri tegas sambil memohon membantuan steven.
"Kamu tenang saja put, orang itulah yang membuat keluarga kita hancur, aku akan bersedia mendukungmu, tapi tidak sekarang, karna kamu belum cukup modal untuk melawannya. Kamu harus persiapkan diri mulai sekarang."
"Baiklah.. Waktuku disini dua tahun lagi, aku rasa cukup untuk mempersiapkan segalanya. Tapi aku bingung harus mulai dari mana."
"Tenang saja, aku akan membantumu menjadi terkenal, apa kamu mau menjadi model diperusahaanku.?" Tanya stev tersenyum.
"Tapi aku sudah bekerja dimajalah lain, aku juga sudah dikontrak. Kalau aku batalin aku akan bayar ganti rugi."
"Ohh ya.! Apa nama majalah nya.?" Tanya steven.
"Majalah ROSE, majalah yang paling terkenal di indonesia dan juga prancis."
"Fftt " Steven tertawa kecil
"Apanya yang lucu.?" Tanya putri heran.
"Gak apa-apa, hanya saja itu adalah salah satu majalah diperusahaanku."
"Apa.? Kenapa gak bilang dari kemaren! Ternyata aku bekerja diperusahaan kamu!." Timpal putri kaget.
"Yahh.. Mungkin inilah yang dinamakan takdir, tapi bagus deh, ini adalah awal dari keberuntungan kamu.
Aku akan membuat kamu terkenal diseluruh dunia." Steven begitu antusias membuat janji.
"Makasih ya stev, besok sore aku ada pemotretan dikantor kamu."
"Ohh.. Ya udah besok aku antar kamu."
"Boleh." Jawab putri tersenyum.
"Ngomong-ngomong, ini sudah jam 4 pagi loh, apa kamu gak ngantuk? Tidur sana gih, tidur dikamar tamu aja, udah dibersihin sama asisten rumah tangga."
"Ya.. Aku ngantuk banget, tapi udah tanggung mau tidur, aku masak aja deh, biasa nya pagi-pagi aku udah bikin sarapan buat nenek."
"Ehh.. Gak usah.! Udah ada pembantu yang masak. Mending kamu istirahat aja, aku gak mau pemoteran nanti gak maksimal."
"Ehn. Iya.. Bawel." Putri langsung menuju kamar tamu, baru saja dia berbaring tapi dia sudah tertidur pulas, bahkan dia lupa untuk menutup pintu kamar.
Melihat putri yang sudah tidak bergerak, steve masuk dan melihat putri.
"Wahh.. Udah tidur aja nih anak.. Cepet banget. Met tidur.!" Steven menyelimuti putri dan menutup pintu kamarnya.
_
Hanya dalam satu malam, putri dan stev sudah banyak bertukar cerita, stev merasa sudah sangat dekat dengan perempuan yang baru saja dikenalnya itu.
Pagi menjelang.
"Kak.. Kak putri..!! Kak stev, ayo sarapan!!" Teriak kim memanggil putri dan stev.
"Sstttt.. Pelankan suaramu anak kecil !" Ujar steve sambil mendekat ke meja makan.
"Kenapa kak? Oh iya, semalam kak putri gak ada dikamarku, apa dia sudah pulang.?"
"Belum, Dia tidur diruang tamu, Kamu jangan bangunin dia dulu, biarkan dia beristirahat."
"Ehem.. Kayaknya ada yg lagi perhatian nih. Apa kakak sudah mulai menyukai kak putri ya.? " Goda kim pada kakaknya itu.
"Sudah.! Sudah.! Cepat makan,, terus pergi sekolah sana ntar telat, kamu naik taxi aja, kakak gak bisa nganter, kakak mau kekantor, ada meeting."
"Huh.. Memang aku biasanya naik taxi kok.!!" Sahut kim sembari makan.
Mereka berdua berangkat setelah menghabiskan sarapannya.
Steven meninggalkan secarik kertas diatas meja dekat tempat tidur putri. Dan dia juga sudah membeli pakaian ganti untuk putri.
"Bik.. Aku mau berangkat kekantor, nanti kalau putri sudah bangun tolong kamu siapkan makanannya, dan juga nanti ada orang yang mengantarkan pakaian buat putri, tolong kamu berikan padanya." Ucap steve pada asisten rumah tangga itu.
"Baik tuan.!!"
_
Setelah beberapa jam tidur, putri baru terbangun."Hemm.. Aku ngantuk banget, tapi aku laper. Jam berapa ini?" Ujarnya sambil menatap jam dinding.
"Hah? Sudah jam 12 siang..!! Ya ampun.. Aku harus pulang nih." Putri langsung beranjak dari ranjang. "Ehh ada surat.?"
Putri menarik kertas itu, lalu membacanya.
Nona putri, pagi ini aku ada meeting dikantor, nanti bibik akan menyiapkan makanan dan pakaian untukmu, kamu jangan pulang dulu ya. Abis meeting aku pulang jemput kamu. Oke! "Steven"
"Dia gak menyuruhku pulang?, tapi nanti nenek khawatir, aku telpon aja deh." Putri langsung menghubungi neneknya dan memberitahukan keadaannya.
"Huhh.. Kasian nenek, pasti dia kesepian sendirian dirumah. Aku mandi dulu deh, habis itu dandan yang cantik."
Byuurrr...Air dari shower mengguyur tubuhnya.
"Wahh.. Segar sekali mandi disiang hari." Sambil mandi putri bernyanyi riang.
Setelah mandi ia masuk kamar kembali. Ia dikagetkan dengan keberadaan stev dalam kamar itu.
"Waahhhh... Stev.!! Kamu sejak kapan ada dikamar? kamu gak ngintip aku mandi kan.?" Putri kaget melihat stev duduk diranjang dengan santai.
"Aku udah dari tadi kok disini, kirain kamu udah siap, ternyata baru selesai mandi. Kamu seksi amat pakai handuk gitu."
"Kyaaa.!! Tutup mata kamu.!! Dasar mesum.. Keluar kamu.!! Aku mau pakai baju." Teriak putri sambil mengencangkan handuknya.
"Emangnya baju kamu udah kamu ambil? Tadi aku lihat masih diatas meja depan loh." Ujar stev menyeringai.
"Ehh.. Iya ya.. Ya udah, minggir kamu, aku mau keluar ambil baju." Putri melewati stev.
"Heii.. Mau kemana? " Steven menghadang putri dengan tangannya.
"Mau ambil baju lah..!!" Jawab putri sambil menyingkirkan tangan stev.
"Apa kamu gak malu pakek handuk doang, dirumahku banyak juga pembantu cowok loh, didepan banyak bodyguard juga."
"Ehh.. Iya juga ya.. Terus gimana.? Tolong dong ambilin."
"Gak mau..!! "
"Ya sudah aku ambil sendiri aja, awas.!!" Putri tetap melanjutkan langkahnya.
Stev menahan tangan putri. "Jangan! diluar banyak cowok."
"Lah, kamu juga cowok kan? terus kamu ngapain disini.?" Ketus putri.
"Yaa.. tapi ini kan rumahku. Suka-suka aku dong."
"Serah!.. Minggir, aku mau ambil baju."
Stev tetap menahan putri dan menariknya, hingga keduanya terguling diatas kasur.
"Aaahh.. Emang dasar kamu tuh mesum ya.!! Kalo tau gini mending tadi aku pulang aja." Timpal putri kesal sambil beranjak.
"Hehe." Steven tertawa kecil.
"Dih.. kayak orang gak punya dosa!
Sekarang tolong kamu ambilin pakaianku, udah siang, aku udah laper."
"Oke.. " Sambil mengeluarkan hp, steven menelpon salah satu pembantunya untuk mengantarkan baju putri kekamarnya.
"Kirain kamu akan mengambilnya sendiri." Gerutu putri.
Tok.. Tok..!!
Pelayan stev itu tiba untuk mengantarkan baju putri.
"Silahkan masuk.!!"
"Maaf tuan, ini baju nona putri." Ujar wanita paruh baya itu.
"Iya, makasih ya bik. Tolong siapkan makanan segera ya.!"
"Baik tuan.! " Pelayan itu pergi dan menutup pintu.
"Cepat kamu pakai baju, kalo sudah siap langsung ke meja makan, aku tunggu kamu disana." Steven berlalu meninggalkan putri.
Putri langsung mengenakan baju. selesai bersolek putri langsung menuju kemeja makan, dan makan bersama dengan steven.
Setelah makan, merekapun pergi ke kantor bersama.
Sesampainya dikantor, para karyawan menyapa steven dengan sopan.
"Slamat siang bos." Ujar salah satu karyawan sambil membungkukan tubuhnya.
"Selamat siang! Siapkan ruang meeting, ada hal penting yang akan aku sampaikan."
"Siap bos.!"
Setelah semuanya berkumpul diruang meeting, steven memberitahu semua karyawan
"Selamat siang semuanya.. Langsung ke intinya saja, perkenalkan ini adalah Cheentya Lee, panggil dia nona lee, dia adalah model majalah kita"ROSE". Dia baru masuk beberapa bulan yang lalu. Aku ingin kalian membuatnya terkenal dalam waktu dekat, sebarkan majalahnya didalam dan luar negri, kita akan membuka rute baru, yaitu korea, segera siapkan dokumen yg diperlukan, aku akan memasukan majalah "ROSE" ke korea dengan segera." Ucap steven begitu profesional.
"Baik bos." Jawab semua karyawan bersamaan.
Dia terlihat berbeda jika sudah dikantor, dia bersikap sangat dingin dan tegas pada karyawanya, aku seperti sangat jauh darinya, walaupun sangat dekat. "Ucap putri dalam hati.
_
Hari demi hari berlalu begitu cepat, putri dan steven semakin akrab, sepertinya mereka sudah saling menaruh hati, tapi keduanya tidak mau mengakuinya.
Semakin hari putri semakin terkenal, dan dikagumi banyak orang, semakin banyak orang yang segan padanya, terlebih ada steven dibelakangnya.
Tiap hari putri sibuk, karna jadwalnya yang padat, saat ini tidak hanya satu majalah yang dibintangi putri, sekarang semua majalah di Steven Group dipenuhi wajah putri, cover majalahpun diisi dengan foto putri yang sangat cantik.
_
Satu tahun telah berlalu, wajah putri pun dikenal diindonesia, tapi tidak ada satupun dari mereka yang tau bahwa putri adalah warga indonesia, karna wajah nya tidak seperti wajah orang indonesia pada umumnya.
"Steve.. Udah satu tahun bekerja keras, sisa waktuku disini tinggal satu tahun lagi. Kurasa cukup untuk modal kita, tabunganku juga sudah banyak, aku akan membeli satu vila di jakarta, aku akan meminta tolong pada paman alex untuk membantuku mencarikan vila yang mewah." Ujarnya pada stev.
"Baiklah. Usahamu tidak sia-sia, nanti kita pulang ke jakarta kalau paman alex sudah menemukan vila nya,"
"Oke!. Ngomong-ngomong, majalah kita sudah sampai ditangan bianca belom ya.aku penasaran liat reaksinya.? " Tutur putri menyeringai.
"Apa kamu mau menemuinya kalau kita kejakarta nanti?" Tanya steven.
"Tidak, belum waktunya untuk kemunculanku. Tunggu setahun lagi." Jawab putri.
"Bagus.!! Kamu perbanyak koneksi dijakarta, cari teman sebanyak banyaknya, aku akan memasukan kamu di perusahaan majalah yang bekerja sama dengan perusahaanku dijakarta, biar kamu makin banyak dikenal orang." Tutur stev tersenyum mengelus kepala putri.
"Makasih banyak stev, kamu sudah bantu aku selama ini. Kalo bukan karna bantuan kamu, aku gak mungkin bisa seperti sekarang." Ucap putri pada steven.
"Apaan sih, ini tuh adalah kerja sama kita, karna tujuan kita itu sama." Jawab stev tersenyum.
"Pokoknya makasih stev." Dengan terbawa suasana, putri mendekap steven.
"Ehem.. Baru pertama kalinya kamu berinisiatif memeluku." Ujar stev bernada kecil.
"Hah.. Maaf.. Maaf. Tadi aku baper." Putri langsung melepaskan pelukan nya.
Ditengah percakapan mereka, tiba-tiba ponsel putri berdering.tersirat nama charlie dilayar ponsel itu.
"Bentar ya stev, aku angkat telpon dulu.
"Hallo kak.. Ada apa.? "
"Hallo put. Kamu dimana.? Aku lagi di paris sekarang. Saat ini aku lagi dirumah nenek kamu."
"Hah? Kok kakak gak bilang mau kesini.? Aku masih dikantor kak. Nanti malam baru pulang."
"Ohh gitu ya..? Aku kesana ya.? "
"Ehh gak perlu kak.!! Mending kakak istirahat aja dirumah nenek, kakak pasti capek abis penerbangan."
"Emm ya udah deh.. Kakak kesini ada hal penting yang mau kakak sampaikan. Tapi kita bahas nanti kalo kamu udah pulang."
"Iya kak. Sampai nanti ya. Aku kerja dulu."
Putri mengakhiri telponya.
"Itu kakak kamu.??" Tanya steven.
"Iya.. Dialah orang yang menemukanku saat aku tertidur diatas makam papa dan mama waktu itu."
"Ohh.. Ternyata dia.. Aku jadi ingin menemuinya." Ujar stev.
"Hah. Untuk apa.?"
"Kamu kan bilang bahwa dia selalu mengawasi kamu saat bersama dengan pria. Aku cuma pengen tau aja, gimana cara dia melindungi adik nya." Pungkas steven.
"Kalau gitu. Nanti malam kamu ikut aja kerumah nenek,"
"Hoo.. Dengan senang hati.." Sambil tersenyum steven mengusap kepala putri.
"Hemm.. Kebiasaan deh suka ngacak rambutku."
Malam harinya, putri menyelesaikan kerjanya.
"Akhirnya selesai pemotretan. Capek banget, Udah jam 22.15.Pulang yuk.. Kamu jadi kan ikut aku kerumah nenek.?" Tanya putri pada steven.
"Iya dong.. Yuk jalan.. Kita mampir beli makanan dulu untuk nenek."
"Baiklah.!!."
•••
BERSAMBUNG
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 116 Episodes
Comments
🦢 𝐢𝐜𝐡𝐚❣︎ˢᵉˡˡᵒʷ͢ ㉿ᵇᵍᶠ•ʲʳ
, seMangatt mom syanx
2021-08-15
0
Yoni Hartati
puteri umur berapa thor di part ini?
2021-04-30
0
Neng Nining
visual oh..... visual
2021-04-17
0