Menikah Dengan Tuan Muda Yang Dingin
*MOHON DIMAKLUMI DAN DIMAAFKAN APABILA ADA KESALAHAN SEPERTI NAMA , TEMPAT ATAU YANG LAINNYA KARENA INI KARYA PERTAMA SAYA, JADI MOHON BIMBINGANNYA SAYA SAMPAIKAN TERIMA KASIH *
***
Burung-burung terbang kesana-kesini, awan-awan juga menari di atas langit. Namun, itu semua tak membuat pekerjaan manusia terhenti untuk menikmati keindahan alam yang sungguh luar biasa.
Di tengah-tengah kebisingan kota, seekor burung hinggap di jendela salah satu gedung pencakar langit. Burung itu menoleh kesana-kesini merasa penasaran dengan apa yang dilakukan manusia di dalam sana.
Hingga, beberapa saat kemudian burung tersebut terbang kembali disertai suara langkah kaki yang jelas tak akan dimiliki oleh seekor burung.
TAP TAP TAP
Suara itu, suara yang sama dengan suara yang seringkali didengar oleh manusia. Di tengah-tengah suara tersebut, terlihat beberapa manusia menunduk hormat hanya dengan mendengar langkah kaki tersebut.
Langkah kaki yang bersahut-sahutan teratur berasal dari dua pria yang mengemban tanggung jawab besar di gedung pencakar langit tersebut.
Salah satu dari mereka, terlihat mengerutkan kening seraya melihat ke layar handphonenya. Pria itu, pria dengan tubuh atletis yang tak perlu diragukan tentang bibit, bebet maupun bobotnya. Pria yang tak perlu ditanya tentang kekayaan juga ketampanannya.
Pria itu, Adrian Pratama sang CEO terlihat menghela nafas sebentar lalu mengotak-atik handphone yang ada di tangannya.
"Halo ma."
"rian kembali ke rumah sekarang juga."
"Kenapa ma?"
"Kamu mau tau kan? kamu akan DIJODOHKAN, OLEH KARENANYA, ANAK NAKAL CEPAT DATANG JANGAN MEMBUAT PAPA MALU”
Adrian, pria itu mengerutkan keningnya lebih dalam saat mendengar suara lembut mamanya terganti dengan suara bariton papanya.
"Apa ma—"
TUUT TUUT TUUT
Belum sempat Rian bertanya lebih lanjut, bunyi telepon tertutup menyapa telinganya. Memijat keningnya sejenak, Rian mengarahkan pandangannya ke arah jendela yang menampilkan pemandangan indah kotanya.
Padahal, beberapa saat yang lalu ia baru saja melakukan meeting dengan perusahaan lain, namun sepertinya ia tak akan bisa melanjutkan schedule pekerjaannya hari ini.
“Ada apa tuan?” seseorang di belakang Rian terlihat bertanya dengan hati-hati.
“Papa dan mama mengatakan hal yang aneh, Fahri.” Rian menjawab singkat dan datar, lelaki di belakangnya alias asistennya itu terlihat tidak mengerti.
Namun, sang asisten juga tak ingin mengulik lebih dalam, jika ia bertanya lebih lanjut bukan tidak mungkin jika tuannya ini akan memandangnya tajam.
“Fahri, siapkan mobil.”
Ucapan singkat Rian membuat Fahri bingung, namun saat tatapan tajam tuannya mengarah padanya, Fahri dengan cepat melaksanakan perintah tuannya.
Sepertinya, Rian sendiri juga ingin tahu, hal apa sebenarnya yang membuat sang mama dan papa memutuskan hal yang menurut Rian benar-benar konyol.
Berjalan dengan sedikit tergesa-gesa, Rian langsung memasuki mobil yang sudah ada sang sekertaris, Fahri di dalamnya.
“Berangkat.”
Beberapa saat kemudian...
Mobil mewah keluaran terbaru itu memasuki mansion, Rian melirik kearah papan nama yang ada di depan pintu masuk utama. Yah, memang benar ini mansion Pratama.
Tak lama setelah mobil berhenti, Rian segera keluar dan berjalan santai menuju ruang keluarganya yang nyatanya berkumpul di ruang tamu.
Rian, terlihat memandang kedua orangtuanya dengan pandangan tajam.
“Apa maksud mama dan papa? Kalian pasti sudah tau bahwa aku tidak menyukai hal seperti itu kan? Jadi jangan bercanda!” seru Rian tanpa berbasa-basi lagi.
"Papa mu tidak bercanda Rian, lagipula kapan lagi kamu akan menikah? Ketahuilah usia kami sudah terlalu matang rian! Kami sudah ingin menimang cucu," balas sang mama seraya memonyongkan bibirnya melihat sifat anaknya yang sangatlah menyebalkan.
Sifat anaknya ini terlalu menyebalkan untuknya.
"Tapi ma, pa aku tidak mau!" sahut rian dengan wajah datarnya juga dengan nada kesal yang begitu kentara.
Mau setenang apapun ia tadi, tetap saja Rian masih tak habis pikir dengan keputusan kedua orangtuanya ini.
"Kami hanya memberi tahu mu dan perlu kau ketahui mau tidak mau kamu harus melakukannya, karena ini sudah diputuskan saat kau masih di dalam kandungan! Lagipula saat kalian tumbuh bersama kau terlihat sangat menyukai dia," ucap papanya.
Rian terlihat memandang tajam sang papa, bukannya ia tak memiliki sopan santun. Namun, menurutnya ini sudah benar-benar tak masuk akal.
Sang mama dan papa, Alexa Pratama dan Bastian Pratama terlihat memandang balik Rian dengan tatapan menantang mereka.
‘Sial!’ runtuk Rian di dalam hati saat menyadari, bahwa kedua orangtuanya tak bercanda sama sekali.
Sementara di sisi lain..
"Apa?! But ma ini zaman modern sekarang mana ada yang begituan! Mama jangan bercanda deh, aku ga suka!"
Seorang gadis terlihat berseru pada sang mama dengan mata yang berkaca-kaca mencoba meyakinkan mama papanya untuk mengubah keputusannya.
"Mama tidak mau tau kamu harus menjalaninya, menikah di usia dini itu tidak seburuk yang kamu pikirkan, lagipula orang yang dijodohkan dengan mu itu usianya sama seperti dirimu," perintahnya dengan tegas ke gadis tersebut.
Untuk pertama kalinya, mata memelas sang gadis tak menggoyahkan keputusan orang tuanya.
"Tapi ma...." rengek gadis itu lagi.
"Tidak ada tapi-tapian kita akan pergi ke restoran ***** nanti malam jam tujuh, kau harus siap!" ujar ayah gadis tersebut yang tiba-tiba saja muncul di balik pintu.
"Apa?! tapi kan aku bahkan tidak mengetahui siapa dirinya, bagaimana mungkin aku menikah dengannya? Please deh ma, pa pikirkan sesuatu yang normal dong," balas gadis itu untuk membujuk orang tuanya.
"Nanti juga kau akan kenal yang pasti dia sangat baik," balas mamanya acuh.
"Sudah sana pergi ke kamarmu, mau apapun yang kamu lakukan, keputusan mama dan papa tak akan berubah, ini tentang masa depan dirimu!" imbuh mamanya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments