BAB.2 Kau menyebalkan! (Revisi)

Malam pun berganti pagi, putri akhirnya bangun jam lima pagi lalu ia pergi ke dapur untuk membantu pelayan dan mamanya memasak, ini sudah menjadi rutinitas hariannya.

Sekitar jam setengah enam pagi ia sudah siap, merapikan penampilannya sebentar, Putri pun mengulas senyum dan beranjak untuk segera berangkat agar tidak telat. Putri juga sudah berpamitan pada papa Alfin dan mama Mila.

Sampai di gerbang, ternyata Adrian sudah menunggunya dengan wajah datar yang sama sekali tak menunjukkan emosi.

"Kau lagi? Kenapa kau ada disini?" tanya Putri dengan ekspresi tak sukanya.

"Apa? Menurutmu apa yang terjadi? biar aku jabarkan, aku hanya disuruh mamaku mengantarmu, lagi pula apa saja yang kau lakukan kenapa sangat lama?" jawab Rian datar, ia jelas tak mau kalah dengan Putri.

Heh, memangnya Putri itu siapa hingga Rian akan mengalah padanya? Adrian memang pribadi yang tenang, namun ia tak akan tenang saat ada orang yang menentang atau bahkan mengajaknya berdebat.

"Apa sih maksud perkataan mu itu hah? Memang harusnya gitu kan aku perempuan jika kau lupa," sahut Putri membela dirinya.

"Jadi kesimpulannya semua wanita memang menjengkelkan," balas Rian dengan suara dingin.

"Baiklah jika aku menjengkelkan maka kau menyebalkan," kata Putri.

"Ahhh minggir! Aku bisa telat nanti!" seru putri. Kemudian Putri pun langsung masuk ke mobil Rian tanpa menunggu Rian yang menawarinya.

'dasar perempuan aneh' batin Rian yang kemudian akhirnya masuk ke mobilnya, ia dan Putri berada di belakang sedangkan yang menyetir adalah Fahri.

"Fahri," panggil Rian dengan menepuk kan tangannya. Ia memberi isyarat untuk segera melaju.

Dan tentu saja di perjalanan ada-ada saja pertengkaran kecil diantara Rian dan Putri. Ah, lebih tepatnya Putri sebab Rian hanya diam dan membalas singkat. Sedangkan fahri pura-pura tidak mendengarnya sebab itu urusan sang tuan dan nonanya.

Saat sudah sampai di kampus, Putri melihat Tiara yang sedang menunggunya. Dengan sesegera mungkin Putri keluar dari mobil dan memeluk Tiara.

Rian melirik interaksi Putri dan Tiara dengan raut wajah datar. Dia menyadarinya, Putri juga tak menginginkan perjodohan ini, itu semua sudah terlihat jelas mengingat perbedaan sikapnya saat berinteraksi dengan orang lain dan saat berinteraksi dengan dirinya.

Setelah Putri keluar, Fahri segera melajukan mobil pergi ke perusahaan pratama. Fahri menghela nafas lelah saat menyadari bahwa Putri dan Rian bahkan tak mengucapkan salam perpisahan.

"Akhirnya kau datang put!" ujar Tiara memeluk sahabatnya.

"Aku menunggumu dari tadi! Tapi siapa yang mengantarmu tadi?" tanya Tiara penasaran, Tiara jelas tau bahwa mobil yang baru saja mengantar Putri bukan mobil yang ada di kediaman Wijaya.

Oh ya, ia dan Putri memang tidak memakai bahasa toxic seperti anak zaman sekarang.

Sebab, ia dan putri bersekolah di kampus elite yang harus menjaga sopan santun dan keramahan.

"Maksudmu dia? Ketahuilah bahwa dia adalah orang yang sangat ku benci," jawab Putri kesal.

Tiara pun berfikir sampai-sampai keningnya berkerut.

"Apakah dia orang yang dijodohkan denganmu?" tanya Tiara dengan nada keponya.

"Tuh itu sudah tau! Kalau kau bisa menyimpulkan maka kenapa kau bertanya padaku?" sahut Putri dengan ketus.

"Huh baiklah nona muda ayo masuk nanti kita terlambat," ajak Tiara dengan menarik tangan Putri.

"Ayo," balas putri dengan tidak bersemangat.

Hari ini mata kuliah pertamanya adalah kimia, itu adalah mata kuliah yang paling tidak putri sukai bukan hanya karena pelajarannya yang susah dan sulit menyangkut di pikirannya namun juga karena dosennya yang terkenal killer.

'apa salahku kenapa kesialan selalu menimpaku' batin putri.

Beberapa jam kemudian...

TING TONG TENG

Bel tanda istirahat berbunyi, memang di kampus ini terdapat banyak prodi yang berbeda namun khusus tentang istirahat semua prodi akan mendapatkan jam yang sama.

“Put, ke kantin yuk!” Putri menoleh kepada Tiara seraya menganggukkan kepalanya pelan.

“Ayo!”

“Eh by the way, kamu tau tidak put?” tanya Tiara menoleh pada Putri dengan omongan yang sengaja ia gantung.

“Kena— eh ar awas!”

BRUAK

Baru saja Putri memperingatkan, Tiara sudah mengecup dinding kampus dengan keras.

“Pft, hahahahah.”

Bukannya menolong, Putri malah menertawakan Tiara terlebih dahulu. Yah, hari yang ia kira berat ternyata tak seberat itu berkat sahabatnya yang memang bergenre hidup komedi.

Di perusahaan pratama...

"Tuan apa yang anda fikirkan?" tanya fahri dengan sangat sopan.

"Bagaimana dia bisa menarik hati mama?" gumam Rian singkat.

"Apa tuan?" Fahri bertanya lagi, ia sungguh tak mendengar gumaman sang tuan muda.

“Tidak. Selesaikan saja tugasmu," balas Rian memandang tajam Fahri.

"Baik tuan," balas fahri patuh dengan gemetaran, hanya ditatap saja begini lantas bagaimana jika Fahri melihat tindakan kejam tuannya suatu saat nanti?

***

Di belahan dunia yang lain...

Putri memandang Tiara yang sudah pergi bersama gebetannya. Putri bahkan terkesima dengan kisah cinta sahabatnya itu. Hal itu membuatnya semakin kesal saat mengingat sang tuan muda yang baru saja dijodohkan dengannya.

Pasti si kulkas itu tak akan memiliki inisiatif untuk menjemputnya seperti gebetan sahabatnya tadi, kan?

Bodyguard yang ada di belakang Putri bahkan sempat mengerutkan keningnya saat mengamati ekspresi nona mudanya. Bukannya apa, namun ekspresi sang nona sudah sangat terlihat buruk.

Ia akan terkena masalah jika tak mengetahui penyebab mood sang nona buruk.

Putri melirik mobil yang baru saja berhenti di hadapannya, seorang bodyguard keluar dan membukakan pintu untuk Putri.

“Silahkan, nona.”

Putri mengangguk lalu masuk kedalam mobilnya dengan anggun, kemudian bodyguard yang ada di belakangnya tadi segera masuk ke mobil lain yang ada di belakang mobil yang ditumpangi Putri.

Yah, Putri adalah satu-satunya keturunan Wijaya. Sudah jelas jika pengawasan seperti ini sangat lumrah didapatkannya.

Putri mengamati pemandangan yang ada di luar sana, ia lalu berkata lirih.

"Kak, kira-kira kapan aku bisa berkeliaran bebas seperti remaja-remaja itu ya?" bodyguard yang tengah menyetir itu melirik ke arah nonanya.

"Maaf nona, tetapi nona tau jawaban saya. Tetapi, nona tetap bisa berkeliling bersama kami."

Putri menghela nafasnya susah. Bersama mereka, itu artinya tidak ada kebebasan.

Beberapa saat pun berlalu..

"Non, nona sudah pulang?" tanya salah seorang pelayan mansion Wijaya.

"Iya bi," jawab Putri melangkahkan kakinya dengan senyuman.

"Bi, aku ke kamar dulu ya," ujar Putri yang diangguki oleh pelayan kediamannya itu.

"Iya non silahkan," sahutnya.

"Oh ya non makan siangnya sudah kami siapkan di kamar nona, segera dimakan ya non."

"Eh iya bi makasih," ucap Putri seraya memberikan senyuman terbaiknya.

"Tidak masalah non, ini memang tugas saya," balas pelayan tersebut seraya tersenyum.

Beberapa detik kemudian putri sudah sampai di kamarnya, Putri melihat sebuah piring berisi makanan yang telah disiapkan pelayan tadi.

Ia melewatinya dan memutuskan untuk mengganti bajunya terlebih dahulu setelahnya ia baru duduk dan menikmati makanannya.

Setelah menghabiskannya putri membawa piring itu di dapur dan mencucinya. Walau beberapa pelayan melarangnya namun Putri adalah Putri, keinginannya harus selalu terwujud.

Oh, ada satu yang tidak terwujud. Pembatalan perjodohan bersama Adrian Pratama.

Kemudian, Putri kembali ke kamarnya, Putri pun merebahkan dirinya di tempat tidurnya dan pada akhirnya Putri tertidur dengan lelap.

Baru beberapa menit Putri tidur, ia terganggu dengan suara berisik yang ia dengar di ruang tamu karena kamarnya memang kamarnya lumayan dekat dengan ruang tamu.

Putri memang tak berada di lantai dua maupun lantai tiga mansionnya, bukan karena mama papanya tak mau memberi Putri kamar dengan pemandangan indah dari atas sana.

Namun, Putri sendiri yang ingin kamarnya ada di lantai bawah. Putri sungguh tidak suka ketinggian, oleh karenanya meskipun hari larut, para pengawal dan bodyguard pribadi Putri tak akan meninggalkan area mansion Wijaya.

Sebab, kamar Putri memang berada dalam posisi rawan bahaya.

Sepersekian detik setelah mendengar keributan, Putri pun terbangun, ia mengucek mata dengan kesal kemudian melangkah ke ruang tamu ternyata mama, papa nya sedang berbicara kepada orang tua Rian.

'aih kenapa ada orang tua rian ' batin putri sambil berjalan.

"Oh itu dia calon menantuku," ujar mama Alexa sambil menunjuk putri.

"Eh iya itu putri anak kesayanganku," lanjut mama Mila riang gembira.

"Sayang, kemarilah!" ajak papa Alfin membuat putri nyaris berdecih karena sebal.

"Iya pa," jawab putri terpaksa, amatt terpaksa.

"Kenapa pa kok manggil Putri?" tanya Putri ketika ia sudah sampai di dekat sang papa.

"Begini rencananya kan kalian tunangan minggu depan, kami memajukan pertunangan nya jadi dua hari lagi, lagipula semuanya sudah siap," ucap papa Bastian yang diangguki oleh para tetua lain.

'aelah aku aja kalo tunangan minggu depan gak siap, kok malah dimaju in dua hari sih, aarrghh' batin putri dengan kesal.

"Sebelum kamu mengatakan sesuatu, mama mau mengatakan kalau kamu tidak boleh menolak sayang, dan keputusan ini sudah bulat dan matang tidak akan bisa dirubah," ujar mama Mila berdiri seraya mengelus puncak rambut anak kesayangannya ini.

"Lagipula kan kamu bentar lagi lulus S1," sahut papa Alfin menarik tangan Putri untuk duduk di sebelahnya, mama Mila pun ikut duduk dan tetap mengelus puncak rambut Putri.

"Huh, baiklah ma pa," ujar Putri dengan menghembuskan nafas kasar, lagi-lagi ia tak bisa menolak ucapan papa mamanya.

"Akhirnya, aku punya calon menantu," ucap Alexa dengan riang.

'aaarrghhh kenapa hidupku sangat siall'

batin putri lagi

"Oh ya ngomong-ngomong Put kau akan di jemput rian nanti malam," ujar mama Mila tersenyum jahil.

"Hah apaa?! Tapi kenapa ma?" tanya Putri kaget bahkan ia nyaris berdiri dengan spontan.

"Iya, udah deh lihat tuh udah sore sana mandi. Nanti juga kamu akan tahu," jawab papa Bastian sembari mengerlingkan matanya.

"Huh, iya pa," balas Putri patuh, ya walau hatinya menggerutu.

Kemudian Putri melangkah kembali ke kamarnya lalu ia menyiapkan pakaian nya, dan ia berjalan ke kamar mandi.

Tiga puluh menit kemudian putri selesai mandi ia pun memakai pakaian nya, lalu ia melihat cermin dan mengingat kembali perkataan mamanya.

"Ahhh kenapa aku terjebak di situasi yang seperti ini!" teriak Putri kesal, namun apa dayanya? Ia terpaksa menuruti kemauan orang tuanya.

flash back on

Setelah Putri mengetahui perjodohan itu

"Apaa! Putri tidak mau! Pokoknya tidak!" teriak Putri keras kepala.

"Ayo lah, sayang turuti mama dan papa sekali saja," balas mama Mila dengan mata memelas.

"Putri sudah papa bilang kamu tidak boleh menolak," sahut papa Alfin melotot. Papa Alfin berusaha sekeras mungkin untuk tidak menuruti keinginan putrinya. Bagi Alfin, Putri dan istrinya, yakni Mila adalah dunianya. Oleh karenanya, begitu sulit baginya untuk menolak keinginan Putri.

"Pokoknya putri tidak mauu ma, pa," rengek putri lagi.

"Put kalau kamu gak menuruti kata mama dan papa, mama dan papa bersumpah untuk mengakhiri nyawa kami berdua!" bentak papa Alfin. Mau tak mau, ia harus mengancam anak kesayangannya. Atau, ia nanti yang akan semakin luluh dengan puppy eyes sang tuan putri Wijaya.

“Jika kamu sebegitu tak sayangnya pada kami maka coba saja!”

"Apa? Jangan ma, pa!"

"Makanya Put kalau tidak mau itu terjadi turutilah kami!" seru mama Mila tak kalah keras dengan papa Alfin.

"Ba-iklah ma pa," balas Putri seraya menatap mama papanya dengan mata berkaca-kaca. Yang untungnya, papa Alfin dan mama Mila masih bisa menahan diri untuk tidak menenangkan tuan putri mereka.

flash back off

"Hiks hiks," Putri mulai menangis mengingat hal itu, di hari itu pertama kalinya ia di bentak oleh orang tuanya. Makanya guys, jangan terlalu memanjakan anak kalian ya!

Kemudian, Putri menegang saat mendengar teriakan sang mama dari ruang tamu.

"Sayang! Rian sudah datang, nak!"

' aih ini masih jam lima kenapa cowok itu datang sekarang' batin putri.

"Sayang!" teriak mama Mila lagi.

"Iya ma putri mau keluar!" teriak Putri dari kamarnya dengan suara yang agak keras agar sang mama mendengarnya.

Kemudian Putri pun berlari kecil, sesampainya putri di ruang tamu ia menganga ia terkejut bukan main.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Episodes
1 Prolog (Revisi)
2 BAB 1. malam yang buruk (Revisi)
3 BAB.2 Kau menyebalkan! (Revisi)
4 BAB.3. Mall yang sepi (REVISI)
5 BAB 4. Konferensi pers dan pertunangan (REVISI)
6 BAB.5. kelulusan yang tidak di inginkan (REVISI)
7 BAB.6. Gaun pernikahan (REVISI)
8 BAB.7. Persiapan pernikahan (REVISI)
9 BAB.8. Hari pernikahan (REVISI)
10 BAB.9. Melihat drama Korea (REVISI)
11 BAB.10. Kedatangan mama alexa dan mama mila (REVISI)
12 BAB.11.kekecewaan putri
13 BAB.12.rian yang bingung
14 BAB.13.informasi tentang putri
15 BAB.14.pergi ke luar negeri
16 BAB.15.suara yang seperti petir
17 BAB.16.perubahan sikap putri
18 BAB.17.rumah utama keluarga pratama
19 BAB 18. kedatangan kiran.
20 BAB19. kedatangan rian
21 BAB.20.informasi tentang pengkhianatan.
22 BAB.21.cerita masa lalu rian.
23 BAB.22. kepulangan kiran.
24 BAB.23.pertikaian putri dan rian
25 BAB.24.terjebak di dalam lift
26 BAB.25.terjebak di dalam lift #2
27 BAB.26.keluar dari lift
28 BAB.27.pertanyaan keluarga pratama
29 BAB.28.kecurigaan keluarga pratama dan wijaya
30 BAB.29.pergi ke undangan klien rian
31 BAB.30.pergi ke undangan klien rian #2
32 BAB.31.perubahan sikap putri #2
33 BAB.32.perubahan sikap putri #3
34 BAB.33.kepulangan putri
35 BAB.34.sebab akibat
36 BAB.35.pov (putri) AKU MENYAYANGIMU
37 BAB.36. pov (adrian) AKU JUGA MENYAYANGIMU.
38 BAB.37.pov (adrian) AKU JUGA MENYAYANGIMU #2
39 BAB.38. apa yang terjadi sebenarnya ?
40 BAB.39. titik terang
41 BAB.40. kembalinya putri
42 BAB.41.kepulangan putri #2
43 BAB.42. curahan hati putri
44 BAB.43. menyesal pun tidak berguna
45 BAB.44. pesta pernikahan mama alexa dan papa bastian
46 BAB.45. kalau begitu buktikan cintamu !!!
47 BAB.46. pesta dansa .
48 BAB.47.curhatan kiran pada putri
49 BAB.48. rencana kiran
50 BAB.49. laras
51 BAB.50.mall
52 BAB.51. musuh misterius
53 BAB.52. musuh misterius #2
54 BAB.53.penyekapan
55 BAB.54. penyekapan #2
56 BAB.55. kekhawatiran
57 BAB.56. mulai mencari
58 BAB.57. kau itu sahabatku !!
59 BAB.58. koma
60 BAB.59. kesedihan yang melanda
61 BAB.60.wanita iblis
62 BAB.61. raga tanpa jiwa
63 BAB.62. sadar
64 BAB.63. THE END
65 Puteri bungsu sang Duke
66 My mafia husband S1, Anak genius si mantan mafia S2.
67 Pengumuman S2
Episodes

Updated 67 Episodes

1
Prolog (Revisi)
2
BAB 1. malam yang buruk (Revisi)
3
BAB.2 Kau menyebalkan! (Revisi)
4
BAB.3. Mall yang sepi (REVISI)
5
BAB 4. Konferensi pers dan pertunangan (REVISI)
6
BAB.5. kelulusan yang tidak di inginkan (REVISI)
7
BAB.6. Gaun pernikahan (REVISI)
8
BAB.7. Persiapan pernikahan (REVISI)
9
BAB.8. Hari pernikahan (REVISI)
10
BAB.9. Melihat drama Korea (REVISI)
11
BAB.10. Kedatangan mama alexa dan mama mila (REVISI)
12
BAB.11.kekecewaan putri
13
BAB.12.rian yang bingung
14
BAB.13.informasi tentang putri
15
BAB.14.pergi ke luar negeri
16
BAB.15.suara yang seperti petir
17
BAB.16.perubahan sikap putri
18
BAB.17.rumah utama keluarga pratama
19
BAB 18. kedatangan kiran.
20
BAB19. kedatangan rian
21
BAB.20.informasi tentang pengkhianatan.
22
BAB.21.cerita masa lalu rian.
23
BAB.22. kepulangan kiran.
24
BAB.23.pertikaian putri dan rian
25
BAB.24.terjebak di dalam lift
26
BAB.25.terjebak di dalam lift #2
27
BAB.26.keluar dari lift
28
BAB.27.pertanyaan keluarga pratama
29
BAB.28.kecurigaan keluarga pratama dan wijaya
30
BAB.29.pergi ke undangan klien rian
31
BAB.30.pergi ke undangan klien rian #2
32
BAB.31.perubahan sikap putri #2
33
BAB.32.perubahan sikap putri #3
34
BAB.33.kepulangan putri
35
BAB.34.sebab akibat
36
BAB.35.pov (putri) AKU MENYAYANGIMU
37
BAB.36. pov (adrian) AKU JUGA MENYAYANGIMU.
38
BAB.37.pov (adrian) AKU JUGA MENYAYANGIMU #2
39
BAB.38. apa yang terjadi sebenarnya ?
40
BAB.39. titik terang
41
BAB.40. kembalinya putri
42
BAB.41.kepulangan putri #2
43
BAB.42. curahan hati putri
44
BAB.43. menyesal pun tidak berguna
45
BAB.44. pesta pernikahan mama alexa dan papa bastian
46
BAB.45. kalau begitu buktikan cintamu !!!
47
BAB.46. pesta dansa .
48
BAB.47.curhatan kiran pada putri
49
BAB.48. rencana kiran
50
BAB.49. laras
51
BAB.50.mall
52
BAB.51. musuh misterius
53
BAB.52. musuh misterius #2
54
BAB.53.penyekapan
55
BAB.54. penyekapan #2
56
BAB.55. kekhawatiran
57
BAB.56. mulai mencari
58
BAB.57. kau itu sahabatku !!
59
BAB.58. koma
60
BAB.59. kesedihan yang melanda
61
BAB.60.wanita iblis
62
BAB.61. raga tanpa jiwa
63
BAB.62. sadar
64
BAB.63. THE END
65
Puteri bungsu sang Duke
66
My mafia husband S1, Anak genius si mantan mafia S2.
67
Pengumuman S2

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!