Putri pun sontak menganga karena matanya melihat seorang Adrian berpakaian seperti orang gila, mengapa Putri mengejek demikian? Sebab Rian mengenakan celana panjang, kaos berlengan pendek juga syal dan kacamata.
Penampilannya jelas begitu lucu hingga membuat Putri tertawa kencang.
'oh astaga aku bahkan tidak bisa membedakannya dengan gelandangan' batin putri.
Putri terus tertawa hingga rian berkata.
"Jangan tertawa ini tidak lucu! Apa kau tidak tau fashion?" Dia terlihat berbicara dengan nada yang mengintimidasi.
"Iy - pfftt bwahahahaha," nyatanya tawa Putri masih meledak-ledak walau Rian memarahinya.
Mama Mila yang melihat interaksi mereka pun menggelengkan kepalanya pelan, baru setelahnya ia pergi untuk menghampiri suaminya.
"Diam! Atau aku berjanji kau tidak akan dapat berbicara dengan satu orang pun saat memilih baju nanti," ancam Rian, kekuasaan Rian jelas besar bukan? Selain itu Rian tau bahwa putri itu tipe yang tak bisa berhenti berbicara dan ramah.
Yah, walau gadis itu tak pernah bisa beramah-tamah dengannya.
Akan tetapi bukannya berhenti Putri terus tertawa seolah-olah ancaman Rian hanya angin semata baginya.
Di saat mereka menaiki mobil pun Putri tetap tertawa dengan suara yang keras, sementara Fahri hanya mengatakan dalam hati 'tentu saja nona muda tertawa penampilan tuan muda memang lucu.
Di tengah-tengah keadaan, ternyata diam-diam Fahri juga ikut tertawa di dalam hatinya, penampilan tuannya itu jelas bukan fashion tapi non-fashion.
Hingga sampai di mall Putri terkejut karena tidak ada pembeli maupun pedagang sama sekali. Tawa yang tadinya meledak-ledak mendadak berhenti secara tiba-tiba.
Putri turun dari mobil dan masuk ke dalamnya, alangkah bingungnya dirinya ketika melihat bahwa di dalam mall juga super duper sepi.
"Hey tuan muda kau membawaku kemana? Kau yakin ini alamat yang benar? Dan lagi kenapa disini sangat sepi?" tanya Putri dengan kerutan di dahinya.
"Kau ingat perkataanku tadi?" jawab Rian sekaligus bertanya.
Putri terdiam sejenak, ia mulai mengingat-ingat tentang perkataan Rian padanya.
"Aku berjanji kau tidak akan dapat berbicara dengan satu orang pun saat memilih baju nanti."
Hingga, ucapan itu baru terngiang-ngiang di kepala Putri.
"Iya, aku memang masih mengingatnya tapi aku tak menyangka kau benar-benar melakukannya," ujar Putri makin kesal saja.
"Aku sudah berjanji bukankah aku harus menepatinya?" timpal Rian datar.
'tuan muda ini benar benar menyebalkan aarghh' batin putri
"Kau apakan semua orang di tempat ini? Kau menyulik mereka ya?" tanya Putri dengan tatapan curiga.
"Jaga bicaramu! aku hanya membeli mall ini saja," ucap Rian acuh.
"Kau— kau gila! Mall ini sangat besar dan kau membelinya, hah hal itu tidak akan terjadi!” ujar Putri keras kepala.
Rian hanya melirik Putri datar dan pergi berjalan terlebih dahulu.
"Hey tunggu aku!" kata Putri sambil berteriak juga berlari mengejar Rian. Langkah kaki Rian yang dua kali lebih besar dari langkah kaki kecilnya harus membuat Putri bekerja keras saat mengejar calon tunangannya itu.
Di dalam hati putri berkata 'apa benar dia membeli mall sebesar ini ?'
Ya, Putri memang dari keluarga kaya tetapi Putri sendiri masih tak tau batas hartanya, ia pun tak diperbolehkan memegang semua uang aset keluarganya agar Putri tak menyombongkan itu semua.
Selain itu, kekayaan keluarga Rian jelas lebih besar.
Disaat Putri sudah hampir mengimbangi langkah Rian yang cepat...
"Ah ya nama lengkap mu siapa?" tanya Putri penasaran.
"Untuk apa kau tau?" jawab Rian tanpa menoleh.
"Hais, ayolah atau aku akan memberi tau mama Alexa kalau kau menyakitiku," ujar Putri cukup santai. Lihatlah, prediksi Rian benar adanya, Putri tak akan bisa berdiam mulut.
"Hah, Adrian Pratama," jawab Rian, karena memang rian bukan orang yang suka basa-basi terlalu lama. Baginya hal yang berbelit-belit hanya akan menyita waktu.
Hanya saja, sepertinya ia masih belum sadar bahwa sedari tadi ia selalu berbasa-basi dengan Putri.
"Apanya?" tanya Putri seperti orang b*doh saat mendengar ucapan singkat Rian.
"Namaku."
"A— adrian pratama?! Pewaris tunggal keluarga pratama?!" ucap Putri terkejut sambil menutup mulutnya.
"Hm, kenapa kau terkejut?" tanya Rian tak mengerti. Jangan bilang bahwa Putri benar-benar tak mengenalnya? Sungguh? Ada orang di belahan dunia ini yang tak mengenalnya?
"Ah pantas saja kau bisa membeli mall ini, kau keturunan pratama rupanya," kata Putri sambil menepuk jidatnya.
"Memang kau tidak tau?" tanya Rian malah semakin melihat Putri dengan pandangan tertarik?
Baru kali ini Rian tau bahwa ada orang yang tak mengenal wajahnya, dan lagi Rian sangat ahli dalam menilai orang, oleh karenanya saat ia melihat wajah Putri, ia yakin bahwa Putri sendiri tidak berpura-pura.
"Tidak! Kupikir kau orang kaya biasa sepertiku," jawab Putri lantang, ia dengan pedenya menganggap Rian dari golongan yang sama dengannya.
"Kau bukan orang kaya biasa, Putri. Kau jelas tahu setinggi mana keluargamu," sahut Rian tenang. Keluarga Wijaya memang hampir setara dengan keluarganya, itulah mengapa Rian juga sedikit heran mengapa Putri terlihat kaget bahwa dirinya bisa membeli mall ini dengan mudah.
Sebab, Putri sendiri juga dapat membeli ini semua dengan mudah seperti membalikkan telapak tangan.
"Sudahlah lupakan itu, cepat pilihlah baju dan aku akan di sini," ujar Rian singkat.
"Iya," jawab putri seraya berlari kecil.
Di sana rian sedang mengotak-atik hp nya sepertinya ia mendapat banyak pesan dari e mail, yang pasti itu pesan dari kolega-koleganya.
Kemudian ia menganga melihat sebuah notifikasi yang berjudul "CEO ternama! Adrian Pratama dikabarkan telah menikah dengan Flores Athesia" matanya membulat sempurna.
Setelah itu dengan cepat Rian menghubungi Fahri untuk menyuruh orang menyelidiki tentang hal ini.
Karena sudah bisa dipastikan hal seperti ini bisa merusak citra nya sebagai CEO perusahaan Pratama.
flash back on
Dulu disaat rian sedang berada di luar kota... Hal itu terjadi sekitar beberapa bulan yang lalu ia tak sengaja menabrak seorang perempuan.
"Maaf, saya tidak sengaja. Anda baik-baik saja?" tanya Rian datar.
"Saya baik-baik saja," jawab wanita itu seketika saat ia menoleh, dilihat dari matanya ia sangat terpesona dengan Rian.
"Perkenalkan nama saya Flores Athesia," ujar gadis itu dengan anggunnya memberi tangannya.
Rian hanya diam dan menatap jijik pada gadis itu, rasanya ia menyesal. Mengapa ia harus menabrak dan menolong gadis tidak jelas ini?
Kemudian tanpa aba-aba Rian pergi kembali ke area asalnya, sepertinya sejak kejadian itu Flores telah menaruh hati pada Adrian dia selalu mengejar ngejar Adrian, sebenarnya salah satu alasan ia mau dijodohkan dengan Putri adalah agar terhindar dari Flores.
flash back off
Kemudian Rian mendapat telfon dari mama Alexa, menghela nafas sejenak, Rian kemudian mengangkatnya, walau ia tau apa yang akan di demokan oleh sang mama.
"Rian apa maksudnya kamu menikah dengan gadis yang bernama Flores itu hah?!" bentak mamanya.
"Ma, tenang dulu Rian juga tidak tau, jangan marah-marah seperti itu," ucap Rian menjauhkan handphonenya dari telinga berharganya.
"Mama gak mau tau ya, kamu harus mengadakan konferensi pers membahas hal ini! Asal kau tau saja, ini itu hal yang gawat!" imbuh mama Alexa.
"Iya m-" yah seperti biasa mama Alexa selalu menutup telfon lebih dulu.
'sial wanita ja**ng itu menyebar isu , apakah segitunya dia menginginkan ku ' batin rian
Akan tetapi meskipun Flores berusaha seperti apapun Rian tidak akan mau bersamanya, karena Flores bisa disebut fu*kgirl dan seorang cewe matre.
Flores bahkan sudah berpacaran kurang lebih 45 kali, ia juga sudah kehilangan keper****an yang biasanya ia berikan pada om-om yang membayarnya dengan mahal.
Oleh karena itu Rian selalu menolak Flores. Mengapa Rian tau informasi itu? Papanya biasanya selalu tau tentang kegiatan dan orang yang ditemui Rian lalu menyelidikinya untuk menjaga anaknya, nah Rian mengetahui itu dari sang papa.
Aslinya, Rian juga bisa mencari tahu sendiri, namun Rian merasa bahwa Flores bukan orang penting untuk dicari informasinya. Karena itu ia diam, hingga papanya sendiri yang bercerita.
Sementara itu.....
Di dalam saat Putri memilih baju ia juga mendapati notifikasi yang sama, seketika hati Putri berasa sedang ditusuk.
Bukannya apa, hanya saja Putri takut hati orang tuanya terluka.
‘Ck, apakah si Rian itu tak bisa memilih satu wanita saja? Minimal jangan dipublish begini dong!’ batin Putri mengoceh, ia jelas selalu mengoceh jika berkaitan dengan kebahagiaan keluarganya.
Mengabaikan hal itu, putri lanjut memilih gaunnya lagi.
******Cr gambar******. pinterest
Itulah gaun yang dipilih oleh putri, kemudian putri berniat ingin menunjukkannya ke rian.
Putri pun melangkah ke luar ruangan dengan perlahan.
"Bagaimana menurutmu dengan gaun ini?" tanya Putri sambil menunjukkan gaunnya sambil menahan kesal pada Rian, namun status Putri hanya tunangan tak memakai perasaan saja. Lantas mengapa Putri harus marah? Ya jelas karena keluarganya! Putri tak mau mama papanya merasa sakit hati.
"Yayaya boleh aja," jawab Rian dingin, sepertinya berita fake Flores membuat dirinya berpikir.
"Dasar tuan muda dingin," gerutu Putri pelan.
Rian yang mendengar gerutuan itu pun melirik tajam pada Putri sedangkan Putri sendiri berpura-pura tak melihat Rian.
Kemudian mereka melangkah keluar menuju mobil, Fahri serentak turun dan membukakan pintu untuk tuan dan nona mudanya, mobil pun melaju dengan kecepatan sedang.
Hanya butuh waktu kurang lebih setengah jam perjalanan mobil itu sampai di Mansion Wijaya.
Lalu Putri pun turun dari mobil itu, dan masuk membawa dress yang ia pilih, dan kemejanya akan dibawa oleh Rian sendiri.
Setelah sampai di kamarnya Putri segera mengganti bajunya, Putri lalu duduk di sofa yang kebetulan dekat jendela, saat menatap ke luar jendela Putri jadi ingat notifikasi saat ia tengah berada di mall.
Matanya mulai menajam, kemudian ia terserentak karena mendapat sebuah notifikasi lagi.
"CEO ternama! Adrian Pratama akan mengadakan konferensi pers mengenai berita tentang ia dan Flores Athesia" Putri mulai tersenyum dengan notifikasi itu, sepertinya Rian tak seburuk dugaannya.
"Putri sayang ayo makan malam dulu!" teriak mama Mila dari luar sana.
"Iya ma," balas putri dengan berteriak juga, kemudian Putri pun berjalan keruang makan.
"Wah, putri kesayangan papa ini akhirnya keluar juga. Senang ya keluar bersama calon tunangannya seharian ini?" Putri melirik sang papa yang terlihat menggodanya.
"Apa sih pa? Papa ada-ada saja, tuh seharian ini juga papa tidak mau berangkat kerja biar seharian menghabiskan waktu bersama mama kan?" Putri malah menggoda balik sang papa dan mamanya.
"Kata siapa?" papa Alfin menantang Putri untuk melanjutkan perdebatan.
"Kata aku-lah, emangnya papa pikir aku tidak tau kalo papa tidak berangkat kerja?"
Mama Mila melirik sang suami, mencegah suaminya melanjutkan perdebatannya. Bukan hal yang tak mungkin jika nantinya sang suami akan membeberkan kegiatan mereka tadi.
Mama Mila sebenarnya tak masalah, namun putri kecilnya ini masih belum bisa mengetahui tentang hal dewasa itu.
Mengerti isyarat istri tercintanya, papa Alfin memilih untuk mengangkat tangannya pertanda menyerah lalu mengacak-acak rambut tuan putrinya.
Mama Mila pun ikut terkekeh saat melihat wajah kesal sang putri, ia mendekat lalu menarik pipi anaknya gemas.
Setelah tertawa bersama, mereka pun makan seraya mendengar cerita random tuan putri Wijaya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments