Keesokan harinya, atas paksaan orang tuanya putri melihat sebuah saluran televisi yang mana disana terdapat acara berlabel live.
"Tuan muda, apakah benar berita yang terjun kemarin bahwa anda sekarang sudah menikah dengan nona flores athesia?"tanya seorang wartawan.
"Tidak berita itu tidak benar, saya memang akan menikah tapi tidak dengan flores melainkan dengan orang lain," terang rian tegas.
Sontak para wartawan heboh dan memfoto Rian. Flash bertebaran dengan begitu banyak, putri hanya mengangguk maklum. Rian itu ceo kan? Maklum saja wartawan banyak yang menghadiri acara itu.
"Baiklah pak jadi kesimpulannya anda tidak memiliki hubungan dengan nona flores?" tanya wartawan lagi.
"Benar!" jawab rian tegas yang kemudian mengakhiri konferensi pers nya.
Dalam diam putri senang karena pernyataan rian tadi, entah mengapa? Ah mungkin karena Rian menepati janjinya pada kedua orang tuanya kan?
'apa ini , apakah aku.....ah tidak mungkin.'batin putri.
Hari ini ia mengambil libur dari kuliahnya, karena ia harus menyiapkan pertunangan nya, itu juga permintaan kedua orang tuanya.
Ia pun lanjut melihat berita pagi sejenak lalu ia bergegas mandi.
Beberapa jam kemudian, ia terlihat rapi memakai baju berwarna putih, dengan rambut yang bagian bawahnya bergelombang, sejenak ia melihat penampilannya di depan cermin sambil bergoyang-goyang, hingga tanpa ia sadari ada sepasang mata yang melihatnya.
"Ekhem," dehem sebuah suara bariton.
Seketika putri menoleh dan matanya melotot seketika.
"Kau lagi kau lagi, kenapa kau selalu ada disini hah? Kemarin di luar rumah sekarang di dalam rumah, mengherankan sekali," ucap putri dengan wajah garangnya.
"Memangnya aku yang mau kesini?" tanya rian sinis.
"Aku tanya sekali lagi, kenapa kau kemari lagi tuan mudaaa?" tanya balik putri.
"Kau lupa kenapa kau libur kuliah? Hari ini, kita akan memilih gedung," jawab rian.
"Aaaaa apa kau tidak bisa menghubungi ku sebelum datang?" ucap putri gregetan.
"Aku tidak punya nomor mu," ucap rian datar.
"Ah iya, ck udahlah ayo berangkat!" ajak putri dengan wajah masam.
Akhirnya mereka pun pergi ke beberapa gedung milik keluarga pratama tentunya mereka diantar oleh fahri.
"Jadi apa ada yang kau suka?" tanya rian jengah, sejak tadi mereka berkeliling terus dan putri bahkan belum menentukan pilihannya.
Apa kalian tau? Jika saja mama Alexa memperbolehkan Rian memilih maka pria itu sudah memilih dengan asal, makanya mama Alexa menyuruh agar putri yang memilihnya.
"Hey semua gedung yang kita datangi bagus-bagus aku tidak bisa memilih," jawab putri mengerutkan keningnya pusing.
"Aku rasa semua biasa saja," balas rian datar.
"Biasa saja katamu?!" ucap putri berteriak kaget, memang pada dasarnya Rian itu anak orang kaya, jadi saat melihat bling-bling bersinar ia pasti akan terlihat biasa saja.
Seketika semua orang menoleh, satpam bahkan setengah berlari dan ingin menangkap putri.
"L-lho itu satpam nya kok lari kayak mau nangkap aku?" tanya putri ketakutan.
Lalu rian mengangkat telapak tangannya dan mereka semua kembali ke tempat semula.
"Kau takut?" goda rian meski dengan dingin.
Sebenarnya, satpam itu berlari karena putri dengan santainya berteriak pada sang tuan muda, terlihat jelas bahwa mereka belum tau siapa putri, yah keluarga Pratama pun belum mempublish tunangan rian.
Jadi dengan satu isyarat saja Rian bisa menghentikan gerakan satpam, meskipun dengan penuh tanda tanya.
"Ah sudahlah," jawab putri meskipun masih agak takut.
"Kenapa kau tidak menyebut dengan nama ku saja?" tanya rian.
"Aku tidak tau nama panggilanmu," jawab putri mencengir kuda.
"Baiklah panggil saja aku rian," ujar rian dengan menatap ke depan, padahal bisa saja Rian berdebat dengan putri perihal ini karena putri sendiri sudah mengetahui namanya.
"Baik panggil aku putri bisa juga put," balas putri riang.
"Jadi kau sudah menentukan gedungnya?" tanya rian to the point.
"Emm gedung ini aja jika di lihat gedung ini bagus juga," jawab putri melihat sekeliling gedung.
"Baiklah gedung ini," balas Rian setuju dengan pilihan putri.
Rian dengan segera menghampiri seorang kasir dan mengatakan sesuatu, lalu kembali ke putri.
"Ayo," ucap rian datar kepada putri yang terlihat menghela nafasnya pelan.
"Iya-iya, dasar si datar!" balas putri yang tak digubris oleh Rian sama sekali, padahal ekor mata Rian tadi sempat melirik putri saat putri mengatakan itu.
Mereka pun sampai di tempat parkiran, disana rian pun terlihat biasa saja sedangkan putri bingung karena semua orang yang melihat mereka akan menunduk.
Kemudian mereka pun memasuki mobil dengan putri yang masih memiliki berjuta pertanyaan.
"Rian kenapa ya orang-orang tadi menunduk?" tanya putri akhirnya bertanya.
"Mungkin barang mereka jatuh," jawab rian asal dengan datar.
"Tapi kok mereka semua nunduk bareng?" tanya putri lagi tetap dengan rasa kepo yang amat tinggi.
"Aku juga tidak tau,"jawab rian yang masih tak mau memberi penjelasan panjang, Fahri yang di depan pun hanya diam membisu.
'hmm aku tidak yakin barang mereka jatuh berjamaah ' batin putri.
Sedangkan, sebenarnya rian memang sengaja tidak memberitahu nya karena ia tidak mau putri menjadi orang yang sombong jika mengetahuinya.
Bagaimanapun putri akan segera menjadi seorang nona muda.
Hari pun berlalu kini pertunangan rian dan putri berlangsung, mereka mengenakan pakaian yang telah di beli putri, mereka terlihat sangat anggun dan cocok.
"Lihatlah mereka cocok sekali, terlebih mereka itu sama-sama anak keluarga konglomerat. Bayangkan berapa warisan mereka nanti?"
"Iya kau benar,"
Gosip-gosip itu terdengar di kerumunan orang yang tengah melihat putri.
Acara itu berlangsung dengan lancar, hari pun sudah malam para tamu undangan sudah pulang, kini hanya tinggal keluarga pratama dan wijaya.
"Putri sayang pastikan belajar lebih giat lagi, semakin cepat kau lulus itu lebih baik," kata mama mila disertai anggukan dari papa alfin.
"I-iya ma pa putri usahakan,"jawab putri dengan susah payah, ia sendiri tak mau lulus terlalu cepat.
'apakah segitunya papa mama menginginkan ku menikah!?'batin putri.
Kemudian terjadi obrolan diantara dua keluarga itu hingga tanpa mereka sadari hari sudah sangat larut. Rian dan putri bahkan tak saling menatap.
"Eh mil, udah malem nih. Aku, bastian sama rian pulang ya," ujar mama alexa berpamitan.
"Ah iya lexa hati-hati ya!" balas mama mila yang diiyakan oleh si calon mertua. Lalu keluarga pratama pun pulang.
"Ma, pa putri tidur dulu ya, putri udah ngantuk," ujar putri menutup mulutnya yang menguap.
"Iya put sana tidur, good night darling," sahut papa alfin juga mama mila.
Setelah itu tentu putri langsung berjalan ke kamarnya, mengganti bajunya dengan piyama lalu ia berbaring di ranjangnya dan langsung tertidur lelap.
Di tengah malam ia bermimpi
di dalam mimpi:
Seorang anak lelaki terlihat menghampiri putri dan Rian.
"Mama, papa!" ujar anak itu, dengan serentak putri dan rian memeluk gadis itu, lalu...
di dunia nyata:
Putri terbangun dengan keringat di sekujur tubuhnya, matanya pun terlihat melebar terkejut.
'apa itu tadi? ' batin putri memandang sekitarnya.
Pada akhirnya, putri pun tidur lagi karena ia hanya menganggapnya sebagai bunga tidur.
Sementara itu rian juga mengalami mimpi yang sama bedanya rian terjaga selama beberapa jam dan tertidur kembali.
Jadi.. pertanda apakah itu?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Astrid Nandistya Hayoto
Apa sebenarnya mereka pernah menikah dan punya anak.
trus dlm mimpi itu anak siapa
2025-03-06
0