Fazila Titipan Dari Surga
Sejak kecil mama dan papa selalu memenuhi setiap hal yang ku butuhkan, tidak ada celah untuk ku mengeluh. Aku sangat menyukai setiap hal yang mama dan papa rencanakan untukku.
Bagi keluarga besarku, aku adalah sosok yang sangat mereka banggakan.
Dunia rasanya berputar di bawah kakiku, setiap hal yang ku inginkan seolah tersaji dalam mangkuk saji tanpa harus bersusah payah mencarinya. Entah ini berkah atau hukuman, aku sangat menikmatinya.
"Hari ini jam 10.30 nona Seren akan tiba di bandara Soekarno Hatta. Bos yang akan menjemputnya langsung, atau saya sendiri yang akan menjemputnya?"
Bobby, sekertaris yang ku pekerjakan sejak dua tahun silam ini benar-benar sangat berisik. Ia tidak membiarkanku menikmati hariku walau hanya sebentar saja. Meskipun begitu aku sangat mempercayainya, tidak ada orang lain yang lebih baik darinya yang cocok berada di sampingku.
Seren adalah wanita pilihan mama yang di jodohkan dengan ku. Ia gadis anggun yang berhasil mencuri hatiku saat pandangan pertama. Wajahnya bersinar seperti Rembulan, kulit putih, hidung mancung, bibir tipis dan tatapan tajam matanya berhasil menjeratku. Aku tidak bisa mengalihkan pandangan dari wajah cantiknya, seolah kecantikan itu menjadi candu bagiku.
Lima tahun yang lalu aku berhasil menyematkan cincin di jemari lentiknya, namun hingga saat ini ia selalu menolak diajak kepelaminan dengan alasan karirnya.
Karirrr???
Aku benci kata itu, meskipun begitu aku selalu menyetujui permintaannya untuk tetap menjadi model yang memiliki jam terbang yang cukup padat.
Setahun terakhir ini, aku bertemu dengannya hanya dua kali. Mungkin karna itu aku tidak terlalu merindukan sosoknya. Walaupun aku mengetahui itu, tidak ada yang bisa menggantikan posisinya di hatiku.
Aku merindukan harum tubuhnya dan pelukan hangatnya.
Aku mulai tidak sabar menantikannya. Meskipun begitu, aku akan duduk diam menantikan kedatangannya di ruang kerjaku.
"Apa agendaku hari ini?"
"Siang ini bos akan meeting dengan wakil dari perusahaan BC Group, dan sore harinya akan ada pihak Malaysia yang akan datang keperusahaan untuk menjalin kerjasama sesuai rencana yang boss agendakan."
"Aku akan menunggu di kantorku, segera hubungi aku jika kau sudah menemukan Seren."
Bobby mengangguk sambil menyodorkan berkas kerja sama yang harus segera ku tanda tangani.
"Kau tidak perlu mengantarku! Aku akan masuk sendiri, aku tidak ingin Seren menunggu terlalu lama."
Bobby mengangguk sambil membungkukkan tubuh jenjangnya, memberi hormat dengan caranya.
Selama lima tahun terakhir aku sangat sibuk mengembangkan perusahaan keluarga yang berdiri sejak tahun delapan puluhan. Bisa di bilang aku adalah sosok keras yang selalu bersemangat mengembangkan potensi yang terpendam.
Aku memang cuek, tapi di dalam kamusku, aku tidak akan merugikan siapapun. Jangan berpikir untuk mengusik ku karna aku sangat benci orang yang berani menentangku. Sekali orang itu mencoba mengarahkan jarinya padaku, maka aku bersumpah atas nama ibuku, akan kupatahkan tangannya dengan segala kemampuanku.
"Hhsstt. Kecilkan suaramu, pak Alan sudah datang." Ucap salah seorang karyawan wanita bertubuh kurus sambil meletakkan jari telunjuk di bibirnya.
"Selamat pagi pak." Semua orang menyapa sambil tersenyum, karna itu memang etika seorang karyawan pada atasan.
Aku hanya bisa memamerkan senyum terbaik yang ku punya untuk menenangkan mereka. Semakin baik seorang atasan pada bawahannya, maka akan semakin baik mereka dalam pekerjaannya.
Hatiku berdebar sangat kencang, aku sudah tidak sabar menunggu kedatangan Seren kekasih hati yang sangat ku dambakan.
"Apa yang mengikatmu sampai kau susah sekali mengatakan, 'ayo kita menikah' aku merindukan saat dimana kau bangun disampingku untuk pertama kalinya." Pikiran kotor mulai menggangguku. Aku harus mengendalikan diri sampai kau halal bagiku.
Tokk.Tokk.Tokk.
Suara ketukan pintu berhasil membuyarkan pikiran erotis yang dari tadi menari di benakku.
"Maaf pak Alan. Mas Bobby tadi telpon, katanya nona Seren tidak di temukan di penerbangan manapun!"
"Apa?" Aku terkejut sambil berdiri dari kursi kebesaranku. Rasanya mustahil, Seren kebanggaanku tidak mungkin membatalkan rencana kami tampa pemberitahuan.
"Itu benar pak Alan. Bahkan mas Bobby sudah memeriksa semua Maskapai Penerbangan, sayangnya nama nona Seren tidak ada dalam daftar mereka." Ucap Iklima sepupu Bobby yang sekaligus merangkak menjadi asisten pribadinya.
"Apa kamu yakin?" Tanyaku dengan wajah tak percaya. Tidak ada sepatah katapun yang keluar dari bibir Iklima selain anggukan kepala meyakinkan.
Lututku terasa lemas, segera ku raih ponsel disaku kemeja, menekan nomor Bobby dengan perasaan campur aduk. Sedih dan terluka.
Kau dimana? Tidak mungkin! Beraninya kau! Jika kau salah maka aku yang akan membunuhmu. Aku mematikan ponsel tampa mendengar penuturan Bobby, berani sekali orang rendahan seperti dirinya menghina Seren ku. Walau aku sangat mempercayainya, aku tidak akan membiarkannya menghina cintaku.
Clingggg...!
Sesuai janjinya Bobby mengirimkan vidio WhatsApp, vidio yang tidak ku ketahui apa isinya.
Boss. Nona Seren tidak akan datang. Sebaiknya boss meninggalkan wanita itu, bos berhak mendapatkan wanita yang jauh lebih baik dari pada wanita serigala berbulu domba itu. mendengar ucapan Bobby darah ku terasa mendidih, ingin sekali aku menghajar mulut yang berani menghina wanita yang sangat ku cintai itu.
Pelan aku mulai membuka vidio yang dikirimkan Bobby.
Mataku terbelalak, nafasku naik turun tidak beraturan, tubuhku terasa bagai di sambar petir. Sakit, sangat sakit. Kecewa, marah, terluka, jijik, semuanya tercampur menjadi satu. Aku melempar ponsel itu sampai hancur berkeping-keping. Iklima yang melihatku hanya berdiri mematung, aku rasa ia kasihan padaku. Dan aku? Aku sangat benci jika ada yang mengasihaniku.
"Pak Alan, apa bapak baik-baik saja?" Tanya Iklima masih dengan sikap kasihan.
Tidak ada sepatah katapun yang keluar dari bibirku selain melambaikan tangan mengisyaratkan Iklima meninggalkanku sendiri di ruang sunyiku.
Aku hancur. Benar-benar hancur. Kebahagiaan yang ku banggakan bagai embun yang menguap ke udara. Aku lari kekamar mandi.
Huekkk. Huekkk. Huekkk.
Semua yang kumakan untuk sarapan pagi tadi keluar tak tersisa. Melihat vidio Seren bercumbu dengan peria lain membuatku muntah.
Aku merasa jijik pada Seren. Dan aku lebih jijik lagi pada diriku sendiri, bisa-bisanya aku mencintai wanita jalang sepertinya. Pantas saja setiap kali memintanya menikah denganku, ia selalu memiliki alasan yang tidak bisa ku mengerti.
Aku meraih jas yang kusampirkan di sandaran kursi, meninggalkan perusahaan yang terasa bagai neraka.
Iklima yang ku temui di depan pintu ruanganku hanya diam dengan raut wajah yang hampir menangis. Apa dia merasakan dukaku? Aahh tidak mungkin, kami tidak sedekat itu.
Untuk sementara waktu aku tidak akan bisa bekerja, kesedihanku terasa memekakkan dada.
Jika aku tidak terlalu buta dalam mencintainya, mungkin rasa sakitnya tidak akan separah ini.
Kesedihan ini? Sanggupkah aku bertahan dari rasa sakitnya?
Bukankah kami telah melapangkan untukmu dadamu.
Dan kami telah menghilangkan dari padamu bebanmu.
Yang memberatkan punggungmu
Dan kami tinggikan bagimu sebutan (nama) mu.
Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. (Qs.94:1-6).
Kemana aku akan kembali, aku bahkan tidak sedekat itu dengan Tuhan. Tuhan yang selalu mama sebutkan Maha pengasih dan Maha Penyayang.
Bismillaahir Rahmaanir Rahiim.
Dengan menyebut Nama Allah yang Maha Pemurah Lagi Maha Penyayang.
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 117 Episodes
Comments
Sweet Girl
Bos di sini apa orang tuanya ya...?
2023-08-11
0
Oh Dewi
Mampir ah...
Sekalian rekomen buat yang kesusahan nyari novel yang seru dan bagus, mending coba baca yang judulnya Caraku Menemukanmu
2023-07-17
0
Yullie Kasih
Mampir thor, seru katanya nie 🖤
2023-01-26
0