Change Because Of Love

Change Because Of Love

Perbedaan Yang Membatasi

Seperti apa jika perempuan yang biasa saja, sederhana, dan tidak begitu cantik. Menyukai laki-laki yang tampan, kaya, sombong, dan agak manja. Tentu mustahil bukan?Namun berbeda dengan Silvi. Dia begitu menyukai laki-laki tersebut. Entah dia kesambet setan apa, sampai bisa kagum pada Fery. Ya, laki-laki itu bernama Fery Nugroho. Dia begitu sangat dikagumi oleh perempuan. Karena gantengnya saja, namun tidak sifat sombongnya.

Fery memiliki keluarga yang sangat disegani oleh semua orang. Ayahnya bernama Agung Nugroho, seorang pengusaha besar. Ayahnya juga sangat dermawan kepada siapapun, dan suka menolong orang yang membutuhkan. Sedangkan ibunya bernama Nurul Arumia, ibunya adalah seorang guru yang mengajar di SMA. Fery tidak punya saudara ia anak satu-satunya dari keluarga tersebut. Karena itu Fery selalu dimanja sejak kecil. Akhirnya saat Fery besar ia menjadi laki-laki yang manja. Entah sampai kapan ia bisa menjadi laki-laki yang dewasa. Dirumah besar keluarga Nugroho memiliki lima pelayan. Dua pelayan mengurus dapur, dua pelayan mengurus rumah, dan satu pelayan mengurus Fery yang begitu manja.

"Tuan sudah pagi ayo bangun sarapan." Ucap Pelayannya yang sedang berusaha membangunkan Fery.

"Apaan sih ganggu gua tidur aja."

"Ini udah siang tuan muda nanti telat kuliahnya."

"Bodo amat urusin aja tuh urusan lo."

Seperti itulah ucapan Fery setiap pagi yang sulit sekali dibangunkan oleh pembantu-pembantu itu. Saat ia telat kuliah yang disalahkan juga pembantu itu. Sungguh kasian nasib pembantu itu serba salah.

Fery berangkat kuliah selalu diantar sopir, karena dia terlalu malas untuk nyetir. Entah kenapa hidupnya penuh kemalasan. Tapi ia tidak pernah malas melakukan hoby nya, Fery suka fotografi jadi setiap kuliah ia selalu bawa kamera.

"Bro tiap hari Lo bawa kamera ngapain?." tanya sahabat Fery yang bernama Kiki tersebut.

"Hoby gua aja lah." balas Fery.

"Lu kan orangnya pemalas."

"Semalasnya gua, gua nggak sampai nglupain hoby lah, nggak kayak lo pada, hoby nongkrong mulu."

"Ck, sok tau."

"Gini-gini gua bisa beli kamera, lah elu nongkrong mulu mana bisa beli kayak gua."

"Iya-iya sombong amat."

"Boda amat." Ucap Fery santai.

Kiki adalah temannya Fery sejak mulai awal masuk kuliah. Hanya Kiki sajalah yang bisa bertahan dengan sikap Fery. Dulu teman Fery banyak banget tapi lama-lama hilang satu persatu, karena tidak ada yang kuat dengan sikap Fery, yang sombong itu.

Tiap hari Fery datang ke tempat kuliah, selalu dipandang teman perempuannya. Namun teman-teman perempuannya tersebut, tidak ada yang mau mendekati Fery. Karna ia terlalu sombong walaupun ia tidak cuek.

"Fer Ayuk ke kantin." Ajak Kiki, sehabis pulang sekolah Kiki terkadang mengajak Fery ke kantin. Namun Fery menolak ia lebih suka memainkan hobynya tersebut.

"Nggak lah males banget nongkrong di kantin." Sahut Fery.

"Lu kalau di ajak sering nggak mau nya ayolah." Ucap Kiki yang sedang memohon agar Fery mau di ajak ke kantin.

"Gua males ke kantin buat apa makan di kantin, makan di restoran aja enak." Balas Fery yang sedikit menyinggung."

Tapi walaupun Fery seperti itu, Kiki mengerti bahwa sahabat nya itu selalu sibuk dengan hobynya. Dan Kiki juga tidak terlalu terbawa perasaan, karena dia tau seperti apa sahabatnya itu jika tidak mau di ajak. Fery berkata seperti itu karna ia tidak mau jika Kiki terus memaksanya.

...****************...

Saat Fery sedang memotret pemandangan di halaman gedung kuliahnya, tidak sengaja Fery melihat Silvi.

"Eh itu kan Panda hitam."

Seperti itulah panggilan Fery kepada Silvi. Setiap hari jika Fery tidak sibuk. Ia meluangkan waktu untuk mengejek Silvi ataupun menyuruh Silvi ini itu. Namun Silvi tetap saja sabar menghadapi teman sekaligus musuhnya itu.

Silvi adalah anak dari keluarga sederhana ia tinggal di rumah nenek yang lumayan jauh dari kampus. Ia tinggal bersama ibu dan adik perempuannya. Nenek Silvi sudah meninggal beberapa bulan yang lalu. Sedangkan ayahnya meninggal saat ia masih kecil. Walaupun mereka tinggal bertiga namun hidup silvi dan keluarganya sangat harmonis. Ibu Silvi hanya bekerja sebagai serabutan. Namun ibunya tetap gigih mencari uang untuk pendidikan anaknya. dan tidak mudah putus asa. Karena ibunya Silvi percaya bahwa suatu saat pasti Silvi bisa menjadi anak yang sukses dan bisa membimbing adiknya.Waktu pulang kuliah Silvi selalu pergi ke perpustakaan. Meluangkan waktu untuk membaca buku. Saat libur kuliah Silvi juga membantu ibunya kerja serabutan. Adiknya terkadang juga ikut membantu.

Fery selalu memanggil Silvi Panda Hitam karena Bola mata Silvi yang hitam bundar, Pipi yang tembem, Warna kulit sawo matang, serta badan yang tidak terlalu kurus juga tidak terlalu gemuk. Di hati Fery ada rasa senang jika mengejek dan menyuruh Silvi sesuka hati. Dia merasa seperti penguasa.

"Heh Panda hitam sini" Panggil Fery.

"Ada apa?"

" Pasti dia ini mau nyuruh aku ini itu ya udah gak papalah yang penting aku bisa Deket sama dia" Batin Silvi merasa senang.

"Beliin Es teh gua haus"

"Punya tangan punya kaki kan, beli aja sendiri." Sahut Silvi.

"Panda Hitam beliin dong, lu nggak kasian sama gua udah haus kek gini, dasar nggak punya hati." Ucap Fery sedikit nylekit.

"Ye, mana uangnya?" Tanya Silvi, ia tidak marah jika dikatain kayak gitu sama Fery, karena ia tau betul sifat Fery seperti apa.

"Nih beliin dua satunya buat lo."

Akhirnya Silvi berangkat beli minuman juga, walaupun ia disuruh-suruh seperti itu. Namun hatinya tetap aja ada rasa senang. Namanya juga orang suka.

Selesai beli Silvi langsung menuju kursi yang diduduki Fery. dan ia langsung menyodorkan minumannya.

"Nih minumnya."

"Makasih panda hitam yang sangat jelek."

"Apaan sih, udah dibeliin malah kayak gitu."

"Yaudah napa gua becanda."

"Becanda kok tiap hari."

"Biarin."

Akhirnya mereka berdua duduk di Kursi taman kampusnya. Dan menikmati pemandangan yang begitu indah. Angin bertiup semilir. Cuaca agak mendung tidak terlalu panas. Suara anak-anak kampus yang bergemuruh. Fery menikmati pemandangan ditaman itu. Namun Silvi bukannya menikmati pemandangan, malah ia melihat wajah Fery tanpa berkedip.

"Kenapa aku bisa suka sama kamu sih...kamu sering ngejek dan nyuruh-nyuruh aku....tapi aku tetep suka sama kamu....tapi aku juga sadar kita jauh berbeda... seperti kamu di langit, aku jauh di bumi level kita berbeda jauh." Batin Silvi.

Namun Silvi seketika sadar dalam lamunannya.

"Woy panda hitam, lu ngapain liatin gua kayak gitu."

"Nggak papa kebetulan aja."

"Kebetulan gimana, orang dari tadi liatnya."

"Dibilangin kebetulan."

"Eh panda gua nggak bakalan suka sama lu, level kita beda jauh."

"Siapa juga yang suka sama lu ih gr." Sahut Silvi. Ia berkata seperti itu agar Fery tidak tahu kalau ia menyukainya.

"Gua deketin lu cuma mau nyuruh-nyuruh lu, kan lu pelayan gua tiap hari."

Sontak, Silvi langsung diam tanpa bersuara apapun. Ia merasa bahwa walaupun ia tiap hari dekat dengannya, Feri juga tidak mungkin suka sama dia. Sedangkan Silvi dia tidak cantik, berpakaian natural.

Tiap hari Silvi menyadarkan dirinya sendiri bahwa ia tidak pantas untuk Fery.

Terpopuler

Comments

Hebron Manalu

Hebron Manalu

bagus novelnya semangat buat nya trus😇

2021-09-13

0

ᴮᵀ⃝ɴᴀʙɪʟᴀ🌻°᭄✿.*

ᴮᵀ⃝ɴᴀʙɪʟᴀ🌻°᭄✿.*

nama pemeran utama ceweknya mirip mama onlain aku kak

2021-03-26

1

vania

vania

aku mampir awal baca udah suka

2021-03-05

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!