Senja mulai terlihat, bertanda sorepun tiba. David dan Silvi mulai beranjak dari perpustakaan dan akan pulang. Sebelum pulang Silvi berpamitan dengan David. Saat ditengah perjalanan menuju rumahnya Silvi melihat Fery di halte. Ia melihat Fery dengan perempuan, entah perempuan itu siapa. Terlihat Fery merangkul perempuan tersebut. Pikirnya, Fery dan perempuan tersebut sedang menunggu bus. Dan perempuan tersebut mungkin temannya. Karena ia tidak mau memikirkan hal yang tidak-tidak, ia langsung fokus menyetir montor. Beberapa menit kemudian ia sampai dirumah.
Malam pun tiba, Silvi sedang mengerjakan tugas di ruang tamu. Tiba-tiba David datang. ia ingin meminjam buku Desain Fashion punya Silvi. Lalu Silvi mengambil bukunya dan diberikan padanya.
"Sil kamu lagi ngerjain tugas apa?." Tanya David.
"Biasa tugas sejarah agak sulit sih." Jawab Silvi.
"Mau aku bantu ngerjain tugasnya?."
"Boleh."
Mereka berdua mengerjakan tugas bersama, Saat David di dekat Silvi ia merasakan kegugupan dalam dirinya, rasa kenyamanan mulai tumbuh. Namun kebekuan hatinya pun juga terasa. David bertanya-tanya siapa yang ada di hati Silvi. Apakah Silvi juga mempunyai rasa sama dengannya. atau mungkin yang lainnya. David mencoba bertanya pada Silvi.
"Sil kamu udah ada pasangan?." Tanya David.
Sontak Silvi langsung kaget. Ia berfikir kenapa David menanyakan hal itu.
"Belum ada sih, cuma aku mau fokus kuliah dulu, memangnya kenapa?." Tanya Silvi.
"Ohh... gakpapa sih ak....aku cuma tanya aja." Jawab David.
Ia sedikit mulai terlihat kegugupannya, ia takut jika Silvi curiga. Akhirnya David memutuskan untuk pamit pulang. David merasa senang atas jawaban Silvi. Ia ada tempat juga untuk lebih dekat dengan Silvi.
...****************...
Saat ini cuaca begitu cerah. Keadaan Kampusnya sudah sangat ramai. Saat ia mau masuk kelas, ia tiba-tiba mendengar seperti ada yang memanggilnya. Setelah ia menengok kebelakang ternyata yang memanggilnya adalah Fery.
"PANDA HITAM!!" Panggilnya sambil berteriak.
"Ada apa" Jawab Silvi."
"Ini daftar saat melayani gua di kampus dan dirumah ada listnya. Jangan sampai lalai dan lupa ingat!."
"Banyak bener listnya kayak daftar belanjaan aja"
"Nggak usah banyak komplain, cukup pahami dan laksanakan mengerti."
"Okee ngerti." Jawab Silvi melas.
Silvi merasa sangat senang dan juga kesal. Senang karena bisa dekat dengan Fery. Kesal karena terlalu banyak aturan. Namun Silvi tetap kuat demi uang dan juga bisa dekat dengan Fery.
Saat Jam kuliah selesai Silvi jadi tidak bisa ke perpustakaan, ia langsung menemani Fery untuk Foto-foto sekitar kampus. Karena dilist tertulis Saat istirahat harus temani foto. Disuruh bawa kamera lah tasnya ini itu. Membuat Silvi jadi agak lelah. Selesai Foto-foto ia kekantin dan ia langsung memesan Es Jeruk. Dilistnya juga tertulis seperti itu.
"Panda hitam nanti lu langsung ke rumah gua aja." Ucap Fery.
"Gak pulang dulu ganti baju"
"Nggak usah dirumah gua udah disiapin baju buat pelayan."
Setelah selesai mereka pulang. Silvi naik mobil bareng Fery. Montor Silvi dibawa sopirnya. Jadi Silvi dan Fery hanya berdua di mobil. namun mereka berdua tidak berbincang satu sama lain saat perjalanan. akhirnya sampailah dirumah Fery.
"Rumahnya mewah banget, besar lagi, baru pertama kali lihat langsung terpesona, depannya sebagus ini, apalagi nanti dalamnya." Batin Silvi.
"Kenapa bengong ayuk masuk." Ajak Fery.
Silvi langsung sadar dari bengongnya, dan mengikuti Fery dari belakang. Didalam rumah, Silvi bertemu dengan papa dan mamanya Fery. Ia langsung bersalaman dengan kedua orang tuanya Fery.
"Mah Pah kenalin ini pelayan baru dirumah ini yang ngurusin aku." Ucap Fery.
"Halo Om, Tante Saya Silvi." Ucap Silvi sambil menjabat tangan ayah dan ibunya Fery.
"Kamu cari dimana? dia masih muda banget lo." Tanya Ibunya yang bernama Nurul.
"Ahhh... dia ini teman aku satu kampus, dia katanya lagi butuh uang, makanya aku tawarin kerja dirumah aku jadi pelayan, dan ternyata dia mau, nggak papa kan ma masih muda." Ucap Fery.
"Iyha nggak masalah sih, tapi apa dia nggak capek pulang kuliah terus ngurusin dan bantuin kamu sampai malam?." Tanya Bu Nurul sedikit khawatir.
"Ya nggak papa lah ma, kalau dia capek terus nggak bisa pulang, ya.... dia suruh tidur aja disini gampang kan." Jawab Fery santai.
"Yaudah terserah kamu, Ohh ya Silvi kamu kalau melayani Fery jangan sampai lupa ya.... harus telaten juga, karena Fery tuh anaknya gampang marah, Terus kalau bisa kamu rubah dia jadi anak rajin, dan jangan manja, kalau kamu bisa rubah dia. Saya akan memberikan bonus." Ucap Bu Nurul.
"Siap Tante, Jadi Silvi sekarang bisa kerja disini?." Tanya Silvi penuh semangat.
"Iya, Sekarang kamu boleh kerja, Fery mama mau ada acara arisan sama papa, kamu baik-baik dirumah, Silvi atur Fery ya. Mama berangkat dulu bye." Ucap mamanya sambil berjalan keluar.
"Iya ma hati-hati." Ucap keduanya.
"Panda Hitam Lo langsung ganti pakaian pelayan di ruang ganti di sana udah ada seragamnya. Ruangannya di dekat kamar mandi. Sana cepet." Ucap Fery sedikit membentak.
Lalu Silvy pergi keruang ganti. Setelah selesai Silvi langsung ke dapur membuat makanan untuk Fery. Di daftar listnya makan siang Fery adalah Salad ayam. Ia langsung membuat salad ayam dengan bantuan pelayan lainnya. Setelah selesai langsung ia bawa kekamar Fery.
Dikamar Fery.
"Tok.....tok...tok." Suara Silvi mengetok pintu.
"Masuk." Sahut Fery.
"Ini makananmu udah aku buatin."
Fery mencicipi masakan Silvi. "Masakan dia enak juga sih. Tapi tidak semudah itu ia harus di uji. Ahh.... aku kerjain aja." Batin Fery.
"Masakan apaan ini, bisa buat nggak sih rasanya asin banget, buatin lagi sekarang." Ucap Fery sedikit membentak.
"Baik."
"Oh ya Lo kalau kerja disini panggil gua tuan muda ngerti."
"Mengerti tuan muda." Jawab Silvy begitu kesal.
"Sabar Silvy ini demi membayar hutang dan lebih dekat dengan dia, jangan dimasukkan ke hati, dia orang yang kamu sayangi." Batin Silvy.
Lalu ia pun membuatkan lagi Salad Ayam. Silvi begitu berhati-hati membuatnya. Beberapa menit kemudian masakan tersebut sudah selesai. Lalu Silvi mengantarkannya kekamar Fery.
"Tuan Muda ini sudah jadi salad ayamnya." Ucap Silvi.
"Nah gini rasanya pas, ya sudah sana lo keluar ke kamar gua. Nanti kalau gua panggil cepat datang, jangan lelet. Lo makan aja dibawah sama pelayan lainnya." Ucap Fery.
Tak sengaja Silvi melihat piring yang pertama tadi ia isikan Salad Ayam ternyata Udah tidak ada. Hanya tinggal piringnya.
"Tuan muda itu kenapa Salad Ayam yang aku buat pertama tadi udah habis, tuan makan ya?." Tanya Silvi.
"Haa.... ap..apa.. itu.... eee... nggak lah itu tadi gua kasih ke kucingku. kenapa gua makan rasanya aja nggak karuan. Udah sana keluar."
"Ohh gitu."
"Untung aja gua bisa beralasan. Padahal Salad Sayur yang pertama gua makan, abis enak banget buatan panda hitam." Batin Fery.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 26 Episodes
Comments
RayY_n
like
2021-03-01
2
hmn
mampir semangat ya
2021-02-07
2
zien
gagus ceritanya 🙏😊😘
2021-02-07
1