Adik Mas Rei

Setiap hari Kirana selalu mencoba membangunkan Rei untuk sholat subuh bersama, namun selalu gagal. Ia juga menjalankan tugasnya sebagai istri dengan baik, rumah selalu bersih dan rapi setiap harinya. Dan tak lupa, ia selalu menyiapkan bekal untuk suami tercinta meskipun Rei tak menyukainya.

"Mas hati-hati ya... Oh iya mas, hari ini aku buat brownies, ada di tas, di makan ya mas" Ucap Ran dengan senyum yang lebar, seperti biasa.

"Hm, saya jalan dulu" Rei melangkahkan kakinya menuju mobil dan berangkat ke kantor.

Jam sebelas malam, pintu diketuk dan terdengar suara Rei dari luar. "Saya pulaaang"

"Iya mas sebentar"

"Lama banget sih buka pintu doang, saya cape tau" Omel Rei seraya berlalu melewati Ran.

"Maaf. Gimana browniesnya? Enak?"

"Iya. Nadine juga suka, besok buat lagi"

"...Nadine?"

"Enteng banget mulutnya nyebut nama perempuan lain, dasar **** boy.." Batin Ran.

"Saya mau mandi, siapin airnya"

"Hmm" Ran beranjak dari sana meninggalkan Rei dengan perasaan jengkel.

Hari berganti. Ran menatap ponselnya yang berdering. "Mas, ada telepon dari mamah"

"Kenapa telepon kamu sih? Bukan nya langsung ke saya" Rei meraih ponsel Ran lalu mengangkat telepon dari ibunya.

"Ga tau, kok tanya saya" Sahut Ran malas.

"Ya, halo mah?" Sapa Rei pada ibunya yang jauh di sana.

"Nak, kamu hari ini ada acara?"

"Cuma meeting aja sih mah di kantor, kenapa?"

"Adikmu datang, ke rumah ya, ajak Ran juga"

"Kalau Ran duluan terus aku nyusul gimana mah?"

"Memang ga papa dia berangkat sendirian?"

"Ga papa mah, dia bisa"

"Yasudah, kalian hati hati ya"

"Iya mah, aku tutup ya?"

"Iya nak" Rei mengembalikan ponsel di tangannya pada pemiliknya.

"Nanti kamu ke rumah mamah duluan, ntar saya nyusul"

"Mau ada apa?" Tanya Ran penasaran.

"Liat aja nanti, udah saya mau berangkat"

"Iya, hati hati"

"Hm.. Siap siap deh" Kirana masuk ke dalam rumah dan bersiap untuk pergi ke rumah orang tua Rei.

Setelah bersiap dan pergi dengan ojek online, Ran sampai di kediaman orang tua Rei. "Assalamualaikum pah, mah.."

"Raan Waalaikumsalam ayo ayo masuk nak" Segera, mamah menyambut kedatangan menantunya dengan ramah.

"Iya mah.."

"Duduk dulu ya, mamah buatkan teh"

"Anu.. Ga usah repot-repot mah"

"Ga papa, sebentar ya"

"Iya mah"

Tak lama, keluar seorang pria dari sebuah kamar. Saat pandangan mereka bertemu, ada rasa sakit yang Ran rasakan. Perasaan di hatinya kembali bergejolak ketika melihat sosok cinta pertamanya. Ia berdiri dan menanti pria itu sampai di hadapannya.

"Loh? Ran? Kamu kok... Di sini?? Sama siapa? Kenalan mamah?" Tanya pria itu nampak senang melihat sosok Ran.

"Jadi.. Regi ini adiknya mas Rei?!" Batin Ran tak menyangka

".. Aku istrinya mas Rei" Balas Ran dengan suara pelan.

"..Apa? Istri nya.. Mas Rei?" Regi menjeda setiap katanya, laki-laki itu nampak terkejut.

"Iya.. Aku baru liat kamu sekarang, makanya ga tau kalau kamu adiknya mas Rei. Maaf ya,"

"... Ah.. Hehe, aku yang harusnya minta maaf. Maaf ya ga datang pas kalian nikah, aku lagi sibuk-sibuknya waktu itu"

"Cie yang baru pulang dari luar negeri" Ledek Ran.

"Apa sih.." Regi mengacak rambut sahabatnya gemas.

Tak lama, mamah datang dengan dua cangkir teh. "Ini teh nya"

"Makasih mah, maaf ngerepotin"

"Ga papa. Oh iya, ini Regi, adiknya Rei" Mamah menunjuk Rei, dengan maksud memperkenalkan dua orang ini.

"Iya mah"

"Kita udah kenal kok mah, satu kampus dulu" Timpal Regi.

"Oh gitu? Ya ampun"

"Coba tau dulu jodohnya kamu, aku terima aja ya harus nya, hehe" Celetuk Regi membuat Kirana sempat loading, memikirkan apa yang Regi barusan katakan. Tapi ia kembali berpikir bahwa itu hanyalah sebuah candaan.

"Hus Regi!" Tegur mamah dibalas gelak tawa oleh Regi.

"Becanda kali mah" Sahut lelaki itu.

"Rei masih lama, Ran?" Tanya mamah.

"Kurang tau mah, mungkin sebentar lagi"

Terdengar suara gerbang yang dibuka, dan suara mobil yang datang, mungkin itu Rei.

Setelah beberapa menit menunggu, Rei masuk ke dalam rumah dengan buah-buahan yang di bungkus rapi. "Assalamualaikum, mah aku bawa buah"

"Waalaikumsalam, duh makasih ya nak. Ayo duduk"

"Halo bang" Rei menatap Regi yang duduk tepat di samping Kirana, tak ada jarak di antara keduanya. "Geser dong, pegel nih, baru datang"

"Oo iya iya" Regi berpindah tempat duduk, menjauh dari Ran. Setelah Rei duduk, Ran memberikan tangannya untuk salim pada sang suami.

"Cape? Mau aku buatin minum?" Tawar Ran.

"Ga usah"

Kirana mengangguk dan mengembalikan pandangannya ke depan. Terciptalah suasana hening selama beberapa menit hingga papah datang. Mereka mengobrol, makan, dan bersantai di ruang keluarga bersama.

Terpopuler

Comments

agustina eka

agustina eka

kirain aku doang yg mikirx ke gitu...orang kaya Mada g punya water heater 🤣🤣🤣

2020-09-26

2

ririn nur Hayati

ririn nur Hayati

sepertinya bathup nya krannya lg rusak jd rebus dulu hehehe

2020-07-01

1

shilla hayu

shilla hayu

Iya awalnya aq juga kepikiran gitu, masak g punya hitter ya

2020-06-16

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!