Berlian

Jam empat pagi Kirana sudah bangun dan menyiapkan semua kebutuhan suaminya, buat sekarang kakaknya sih. Mulai dari memasak, menyiapkan pakaiannya, dan menyiapkan air untuk mandi.

Jam setengah lima pagi, Kirana menggoyangkan tubuh Rei, berusaha membangunkan lelaki itu. "Mas, ayo bangun.. Kita sholat subuh bareng"

Beberapa kali ia menggoyangkan tubuh Rei, namun Rei tak kunjung bangun. "Mas..."

"Haduuuhh! Kalau mau sholat ya sholat aja sendiri! Ngapain sih ngajak-ngajak!" Rei berbalik dan menutup wajahnya dengan selimut.

"Mas.. Sholat itu wajib, dosa kalau di tinggalkan"

"Malah ceramah, udah sana sholat! Ganggu orang tidur aja!"

"Tapi mas.."

"Sekali lagi ngomong, saya lempar pake bantal!"

"Iya ih!"

"Udah sana!" Usir Rei yang kini kembali tertidur.

Satu jam kemudian, Ran kembali membangunkan Rei. "Mas.."

"Hais! Apa sih Ran?!"

"Sudah setengah enam, ayo bangun.. Mandi, airnya udah ada tuh"

"Gara-gara kamu nih! Padahal saya tadi lagi mimpi bagus!" Gerutu Rei kesal.

"Mimpi apa tuh?"

"Kepo! Udah, sana!" Rei berdiri dan berjalan menuju kamar mandi.

"Mas, ini bajunya" Setelah mandi, Rei mengambil baju itu dengan kasar dan memakainya.

"Dasi nya mana?!" Tanya Rei dengan nada tinggi.

"Ini. Bisa biasa aja ga sih?" Kirana berdiri mendekat pada Rei dan mencoba memasangkan dasi untuk Rei.

"Heh! Ngapain?" Bentak Rei seraya mendorong Kirana menjauh.

"Mau pasangin dasi kan.."

"Ga usah, bisa sendiri"

"Udah diem, biar aku pakein"

"Lah apa sih? Ga us-"

Jari telunjuk Kirana menempel di bibir Rei, membuat Rei berhenti berbicara. "Udah deh diem! Pasang dasi ginian mah aku jagonya!"

"Kamu kenapa sih? Ko tiba-tiba begini?"

"Begini apanya? Ini tasnya, di dalamnya ada bekal, aku masakin tadi"

"Kamu pikir saya anak TK? Pake bawa bekal segala"

"Anak TK aja masih lebih pinter. Udah di makan, kata mamah mas suka ayam kecap, aku masakin ayam kecap. Nanti malam telur balado"

"Kurang ajar.. Suka-suka kamu ajalah. Saya berangkat"

"Hati hati"

"Hm"

Rei membuka pintu mobil, menyalakan mesin kemudian berangkat. Perlahan mobil Rei menghilang dari pandangan Kirana.

Dua puluh lima menit kemudian Rei sampai di kantor. Rei keluar dari mobil dan masuk ke dalam ruangannya. Dia duduk di kursi kerjanya yang empuk dan menyandarkan kepalanya di kepala kursi.

Tak lama terdengar suara ketukan pintu di sertai langkah kaki yang perlahan masuk. Seorang wanita dengan kemeja dan rok di atas lutut masuk ke dalam ruangan. Sosok yang cantik dengan rambut hitam tergerai lurus.

"Morning honey" Sapa wanita itu seraya mengecup pipi Rei.

"Morning"

"Ada yang perlu kamu tanda tanganin, nih" Wanita dengan nama Nadine itu memberikan sebuah map berisi sebuah persetujuan kerja sama dengan perusahaan lain.

"Kok kamu lesu gitu sih? Kenapa?" Wanita itu berjalan dan duduk di lengan kursi kerja Rei.

"Tambah males aku di rumah, kamu tau kan.."

"Terus dia tau tentang hubungan kita?"

"Tau, aku udah ngomong kok"

"Ih ngeri ya kamu, terus reaksinya gimana?" Tanya Nadine penasaran.

"Ga tau, aku langsung tinggal ke kamar waktu itu"

"Oh, gitu ya.. Honey, sore ini kamu ga ada jadwal kan?"

"Ga ada, kenapa?"

"Beliin aku tas dong, lagi diskon loh. Ada sepatu juga, ya.. Please?" Wanita itu mengalungkan lengannya di leher Rei.

"Iya aman, sore ini kita berangkat"

"Yeay makasih honey.. Oh ya honey, tadi temen aku SMS aku"

"Bilang apa?"

"Katanya ada yang jual berlian murah loh"

"Masa sih? Kamu mau?"

"Ih mau bangeett.. Kamu mau beliin?"

"Pasti lah, apasih yang engga buat kamu" Rei mencolek hidung perempuan itu.

"Ih nakal! Kalau istri kamu tau gimana?"

"Ga bakal kenapa-kenapa, kalau dia marah tinggal marahin balik" Ucap Rei santuy.

"Ihh makin cinta deh aku sama kamu"

"Iya iya"

Jam setengah delapan malam, Kirana sudah selesai dengan pekerjaannya, namun Rei masih belum pulang juga. Ran duduk di sofa dan menunggu Rei datang. Tak lama, pintu terbuka diikuti dengan kedatangan Rei.

"Mau mandi dulu? Atau makan dulu?"

"Saya udah makan, mau tidur"

"Yah, kok gitu sih? Aku masak banyak loh"

"Makanya jangan masak, udah tau saya ga makan di rumah"

"Kenapa ga makan di rumah? Kenapa di luar terus?"

"Malas. Udah ya saya ga mau debat, cape" Rei masuk ke dalam kamar dan meninggalkan Kirana sendirian di ruang tamu.

"Terus ini gimana? Besok masih bagus ga ya? Eh tapi, ibu sebelah anaknya banyak kan ya? Kasih sebelah aja deh, sayang"

Kirana mengambil tempat kemudian memasukkan semua makanan ke dalamnya, lalu segera mengantarkan makanan tersebut ke rumah sebelah berharap habis di makan oleh anak-anak di sebelah.

Keesokan harinya Kirana mengumpulkan semua baju kotor yang hendak di cuci, termasuk baju Rei. Sebelum mencuci baju Rei, Kirana memeriksanya terlebih dahulu takut-takut ada benda penting yang ikut tercuci. Saat memeriksa jas yang di gunakan Rei semalam, ia menemukan sebuah nota.

"Apa ini?" Ia terkejut saat membaca nota tersebut. Itu merupakan nota pembelian berlian. Untuk apa Rei membeli itu?

"Masa sih.. Si om mau kasih aku hadiah?" Kirana berpikir Rei membelikannya hadiah berupa berlian. Ia tersenyum kecil. "Masa si om mau beliin aku ini? Bisa baik juga ternyata" Ran mengulum senyumnya lalu kembali pada pekerjaan rumahnya.

Sudah beberapa hari berlalu, namun Rei tak pernah memberikan apapun pada Kirana. Karena penasaran, Kirana memberanikan diri untuk bertanya langsung pada Rei yang sedang duduk di sofa sambil membaca majalah.

"Mas.." Panggil Ran yang kini sudah duduk tak jauh dari Rei.

"Hm"

"Mas ada beli sesuatu ga?"

"Sesuatu apa?"

"Apa aja.. Perhiasan mungkin.." Ran mulai memberikan kode.

"Emang kenapa? Kamu mau?"

"Engga mas, bukan gitu.. Itu.. Beberapa hari yang lalu aku ada nemu nota pembelian berlian, mas beli berlian?"

Rei yang sedang meminum secangkir kopi menyemburkan kopi itu karena terkejut mendengar kata kata Kirana. "Kamu nemu dari mana?!"

"Dari jasnya mas, waktu mau nyuci kemaren aku periksa dulu takut ada benda penting ke cuci"

"..." Rei diam dan kembali menyeruput kopinya.

"Jadi bener mas beli? Buat apa mas?"

"Apa sih? Kok kepo"

"Aku kan berhak tau mas.. Buat klien mas?"

"Duh cerewet! Buat Nadine" Ucap Rei blak-blakan.

".. Nadine? Siapa itu mas?"

"Pacar saya, puas?"

"Mas beliin pacar mas berlian? Itu kan ga murah mas.. Mending di tabung uangnya"

"Buat apa nabung? Uang saya banyak, ga akan abis" Ucap Rei sombong.

"Mas, uang sebanyak apapun bisa habis kalau ga bener ngelolanya"

"Halah, kalau kamu yang saya beliin paling kamu seneng juga, semua perempuan tuh sama aja, udah ah, cape!" Rei berdiri dan pergi meninggalkan Kirana.

".. Kok sakit hati ya? Tapi, dia sama sekali ga mikirin perasaan aku gitu? Tega banget..." Ran menggelengkan kepalanya tak habis pikir.

"Udahlah, kesel juga sama bocah tampang om-om satu itu, dasar bucin! Tidur di kamar lain aja lah!"

Beberapa saat kemudian, Ran tersadar akan sesuatu dan menghentikan langkahnya. "Lah iya ya, kan kamar banyak, ngapain aku tidur di sofa..."

Terpopuler

Comments

Chie Oza

Chie Oza

jadi ikut emosi baca'a, tinggalin aja sih ray'a

2020-10-17

0

nama ku siapa

nama ku siapa

Goblog mulai emosi terbawa suasana

2020-06-02

0

Yuliana Ana

Yuliana Ana

jahat bener suaminya🤔

2020-05-16

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!