Hello, Tuan Muda!

Hello, Tuan Muda!

Episode 1

Happy Reading ....

Cek visualnya dulu yuu....

(ARRON WASHINTON)

(WILLSON & ALLSON WASHINGTON)

(VANO WASHINGTON)

(ALINA)

***

Beberapa pelayan wanita muda berusia sekitar delapan belas sampai dua puluh lima tahun tengah berjejer di dalam salah satu ruangan. Dan seorang pria tampan berusia tiga puluh dua tahun tengah duduk di depan mereka dengan beberapa pengawal pria yang berdiri tepat di belakangnya.

Pria tampan yang memiliki tubuh tegap itu tak lain merupakan putra sulung keluarga Washington. Yaitu, Arron Washington. Hari ini, Arron akan memilih pelayan pribadinya. Dia akan memilih satu dari beberapa pelayan muda dan cantik di hadapannya.

Syarat utama yang akan terpilih tentunya seorang wanita muda, cantik dan berbakat. Pintar, kompeten, dan tentunya harus sempurna. Ini sudah kali ketiga Arron memilih pelayan pribadi dalam waktu satu bulan. Dia selalu menggantinya dengan beberapa alasan.

Entah mengapa. Tuan muda yang satu ini begitu sulit dan pemilih. Dia selalu menuntut orang lain untuk menjadi sempurna di matanya. Ya, hanya di matanya.

Wajah para pelayan itu tampak begitu gembira dan senang. Meskipun tidak mereka perlihatkan dengan jelas. Tentu saja. Mereka akan sangat senang karena jika sampai terpilih, mereka akan melayani tuan muda yang begitu tampan. Meskipun terbilang sangat pemarah dan banyak memprotes, namun semua kekurangannya itu tertutup dengan kelebihan yang dia miliki.

Tampan, kaya raya, dan seorang CEO di perusahaan Washington grup. Masa depannya sudah sangat cerah. Seorang wanita akan memimpikannya di malam hari walaupun hanya sebatas menjadi simpanannya saja.

Namun berbeda halnya dengan satu gadis yang berdiri di ujung sana. Gadis cantik berusia delapan belas tahun itu tampak begitu gelisah. Bahkan keringat dingin sudah membasahi pelipisnya. Jari yang saling menaut dan tidak diam, membuatnya mendapatkan perhatian lebih dari Arron. Ya, pelayan yang kurang di siplin. Dan Arron tidak menyukai itu.

Seseorang sudah di tandai, dan akan masuk ke dalam daftar hitam.

Seleksi di mulai. Satu persatu dari mereka memperkenalkan diri dan keterampilan yang mereka bisa. Semua yang sudah memperkenalkan diri rata-rata berusia dua puluh tiga sampai dua puluh lima. Mereka juga memiliki jenjang pendidikan yang tinggi. Mereka pintar. Membuat gadis cantik di ujung sana semakin tertekan.

Semua pelayan wanita yang berada di sana berharap untuk di pilih sebagai pelayan pribadi Arron. Namun berbeda dengan gadis cantik di ujung barisan. Di dalam hatinya, dia terus menerus berdoa agar Arron tidak memilihnya. Dia sangat mengetahui bagaimana sikap calon tuan mudanya itu.

“Kau.” seru Arron seraya menunjuk ke arah seseorang. Dan refleks seluruh mata menuju ke arah orang tersebut. “Mengapa kau terdiam? Ini sudah giliranmu untuk memperkenalkan diri.” ujarnya yang entah di tujukan kepada siapa.

“Kau yang berada di ujung sana, apakah kau tuli?”

Dan seorang pelayan berdiri tepat di sampingnya menyiku tangan gadis yang tengah menjadi perhatian saat ini. “Ini giliranmu.” Bisiknya, seketika membuat gadis cantik itu terperanjat dan langsung mengangkat wajahnya.

Dia gelagapan. Menjadi salah tingkah ketika Arron menatapnya dengan begitu tajam. Neraka! Apakah setelah ini gadis cantik itu akan di marahi.

“A-aku, aku-”

“Selain tuli, ternyata kau juga gagap.”

Seketika bahu gadis cantik itu melemas. Lord! Tolong keluarkan dia dari situasi yang begitu mengerikan ini. Tapi tidak, meskipun dia berharap agar tidak di pilih. Namun tetap saja sikapnya harus professional.

Dia mengehela napasnya dalam-dalam, mempersiapkan diri untuk pengenalanya. Kemudian, dia memajukan satu langkahnya ke depan. “Namaku adalah Alina, dan pendidikan terakhirku hanyalah sekolah menengah ke atas. Aku mempunyai banyak keterampilan.”  Ucapnya dengan begitu lantang.

Kemudian Alina memejamkan matanya erat. Seolah, setelah pengenalan yang telah dirinya lakukan aka nada badai dan ommbak besar yang akan menerjang. Namun beberapa menit Alina terdiam, hanya hening yang menderanya. Dia juga tidak merasakan apapun. Perlahan, Alina membuka matanya. Sementara sorot mata tajam itu langsung menyambutnya.

“Konyol.” Kali ini Alina akan tamat. “Berapa usiamu?” tanya Arron. “Dia memperkenalkan diri dengan sangat lantang tetapi tidak mengatakan berapa usianya.” Gumamnya dengan nada rendah.

Alina meringis mendengar itu. Dasar bodoh! Kenapa dia bertindak begitu memalukan. AARRRGHH!

“Sem-sembilan … Ah~ Delapan belas tahun.”

“Pantas saja terlihat begitu konyol.” Lagi-lagi Arron menghinanya.

Lalu salah seorang pengawal Arron membisikan sesuatu mengenai Alina. Ternyata gadis tersebut adalah putri dari seorang pelayan keluarga Washington. Dia hidup untuk di pekerjakan di dalam keluarga ini.

Arron menatapnya dari atas sampai bawah. Seorang gadis kecil yang lugu dan sangat ceroboh. Dia sama sekali tidak termasuk ke dalam kriteria yang Arron harapkan. Arron harus menambahkannya pada daftar hitam.

Namun seketika pandangan Arron mengedar pada beberapa pelayan wanita lainya. Mereka lebih terlihat membosankan. Sama seperti dua pelayan pribadi Arron sebelumnya. Lalu dia melirik kembali pada Alina yang tengah tertunduk dengan gelisah.

“Aku memilihmu.” tunjuknya kepada Alina. Membuat gadis cantik itu seketika terperanjak dan membeliak tajam.

“A-apa? Aku?”

“Ya, malam ini, tidurlah bersamaku.”

“Tidur bersama?”

“Bersiaplah, Al—lina.” Ucap Arron sebelum akhirnya dia beranjak pergi dari sana.

Gadis cantik berusia delapan belas tahun itu tampak mondar-mandir di hadapan seorang wanita paruh baya yang tengah menjemur beberapa kain di sebuah jemuran. Dia tidak henti-hentinya melakukan itu dan membuat sang ibu merasa geram atas tingkahnya.

“Alina!” pekik sang ibu yang kemudian menjambak rambut legam Alina yang di ikat kuda.

“Ah … Ibu ….” rengeknya seraya memeluk erat tubuh ibunya. “Aku tidak mau, ibu tolong aku.”

“Gadis nakal. Apa maksudmu?”

Alina menarik tubuhnya, mencoba mendapatkan jarak pandang dengan sang ibu. “Aku tidak mau menjadi pelayan pribadi tuan muda, Ibu.” Ujarnya merengek yang langsung di hadiahi dengan cubitan pada bagian lengan atasnya.

“Ibu!” pekiknya sembari meringis kesakitan.

“Dasar bodoh!” dan kini lengan Alina yang terkena pukulan keramat sang ibu. “Kau tidak melihat beberapa wanita yang berada di sampingmu tadi? Mereka berbondong-bondong datang hanya untuk menjadi pelayan Tuan muda Ron.”

“Dan kau? Sangat tidak bersyukur!”

Alina menatap ibunya dengan wajah yang mencebik. Sepertinya percuma saja dia mengeluhkan hal ini kepada ibunya. Ibunya itu malah akan semakin mendorong Alina. Mengajari Alina agar terus berada di samping Arron dan menjadi pelayan pribadinya.

Sementara Alina tidak mau, baru saja mereka bertemu. Bahkan tuan muda Ron itu sudah mengajaknya tidur bersama. Bukankah itu mengerikan?

**

Malam hari. Alina menatap intens kea rah pria yang tengah bertelanjang dada di hadapanya. Dia tertegun melihat pemandangan yang begitu nyata seperti itu. Tidak ada yang bisa dia lakukan selain diam dan mematung. Sementara tubuhnya bergetar sangat hebat. Dia begitu gugup.

***

Bersambung....

Terpopuler

Comments

ruth berliana

ruth berliana

bagus cerita nya.nice

2021-09-23

0

Om deson

Om deson

hebat kau terpilih jadi jg grogi dong jalankan dulu kalau gak tahan mundur aja

2021-09-14

0

💕KyNaRa❣️PUTRI💞

💕KyNaRa❣️PUTRI💞

sweet

2021-09-08

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!