Aku kembali ....
Happy Reading....
***
Alina menatap intens ke arah pria yang tengah bertelanjang dada di hadapanya. Mungkin pria itu baru saja menyelesaikan acara mandinya. Rambut basah yang berkumpul, dada bidang yang sispax dan bagian bawah yang hanya di tutupi oleh handuk tipis berwarna putih.
Pria tampan bertubuh indah itu juga tengah menatap kea rah Alina dengan begitu tajam. Dan tidak lama kemudian dia berjalan mendekat, dan semakin mendekat. Degup jantung Aline semakin berpacu dua kali lipat, dia menelan salivanya susah payah ketika wajah tampan itu sudah berada tepat di hadapanya.
Lengannya terangkat le atas, jemarinya menyentuh dan mengelus lembut pipi gadis cantik berusia delapan belas tahun itu. Membuat tubuh meremang seketika. Ayolah Alina, kendalikan dirimu. Ini tidak benar.
“Apa yang tengah kau lihat?” tiba-tiba suara itu membuyarkan lamunanya. Suara dari seorang pria tampan yang tengah berdiri di sisi ranjang dan menggunakan bathrobe berwarna putih.
O Lord! Bagaimana Alina bisa mempunyai pikiran yang begitu liar seperti tadi. Dia benar-benar sudah tidak waras. Tapi sebelum khayalanya itu menjadi sebuah kenyataan, Alina harus mengatakan sesuatu hal agar Alina tidak jadi tidur bersama dengan Tuan muda itu.
“T-tuan Muda Ron,” seru Alina dengan tergagap-gagap. Dan Arron langsung menatap intens ke arahnya.
“Apakah aku harus tidur bersama denganmu?”
“Ya,” jawab Arron singkat.
Damn! Alina semakin merasa gugup dan takut setelah mendengar itu. “Tapi- tapi aku adalah gadis di bawah umur.” Dalihnya.
Lord! Ayolah Alina, usiamu sudah delapan belas tahun. Itu artinya kau sudah cukup umur untuk melakukannya. Sial! Melakukan apa? Mengapa pikiran Alina mendadak sangat mengerikan seperti ini. Sejak tuan mudanya mengatakan jika Alina harus tidur bersama Arron.
Arron yang sudah duduk di atas ranjang dengan macbook di pangkuannya itu sama sekali tidak menjawab pertanyaan yang gadis bodoh itu layangkan kepadanya. Lebih baik Arron sibuk dengan pekerjaanya.
Sementara Alina, dia menghirup udara dalam-dalam ketika Arron tidak memperdulikannya. “Tuan muda, Ron ….” Seru Alina lagi dengan nada suara yang gelisah.
“Bagaimana kau mengatakannya.” Alina bermonolog. “Aku tidak bisa melakukannya, aku memiliki phobia. Aku mengidap Genophobia.”
Seketika ketikan jemari Arron pada keybord macbooknya terhenti saat Alina menjabarkan pernyataan akan dirinya sendiri. Genophobia? Apa yang sudah gadis bodoh itu pikirkan? Apakah dia berpikir yang macam-macam?
Alina meringis ngilu ketika mendapati sorot mata tajam dari tuan mudanya. Kini dia sudah siap menerima resiko apapun. Pekerjaanya di cabut, di usir dari kediaman WS karena telah menolak perintah dari tuan mudanya, atau apapun itu. Alina sudah tidak peduli. Dan maaf kepada ibunya karena dirinya bukan seorang putri yang berbakti.
Tanpa mengatakan apapun, Arron tiba-tiba melemparkan sebuah berkas yang sudah terkemas rapih ke atas ranjang. “Baca itu dan pahami. Jangan mengharapkan hal yang tidak mungkin.”
Alina terkejut mendapatkan jawaban yang seperti itu. Dan berkas apa yang Arron merikan kepadanya? apakah itu sebuah kontrak tertentu yang jika Alina langgar dia akan membayar ganti rugi milyaran rupiah. O Lord! Jika itu memang benar, maka Alina akan syok dan terkena serangan jantung.
Meskipun takut dan sedikit ragu. Namun Alina tetap mengambil berkas tersebut dan mulai membukanya. Pada lembar pertama bertuliskan ‘Peraturan yang harus di taati oleh pelayan pribadi tuan muda.’. kemudian, Alina mulai membacanya dengan seksama.
‘Peraturan selama tidur bersama Tuan muda.’
-Tidak boleh tidur.
-Semalaman tidak boleh tertidur.
-Tidak boleh pergi kemanapun.
-Tidak boleh lengah.
-Tidak boleh memejamkan mata.
-Tidak boleh mengantuk.
Jadi aku harus memandanginya selama dia tertidur? Batin Alina. Lantas untuk apa kau mengatakan alasan yang begitu memalukan? Ah! Sialaaan!
Jika pihak B melakukan salah satu pelanggaran di atas, maka pihak B harus membayar denda sebesar sepuluh juta kepada pihak A. Pihak B tidak di beri ijin untuk memprotes ataupun menolak. Jika pihak B melakukan itu, maka pihak B harus membayar denda sebesar lima belas juta.
Damn it! Siapa orang gila yang sudah membuat peraturan seperti ini. Alina langsung menutup lembaran berkas itu tanpa membacanya samapi tuntas. Itu memili sekitar belasan halaman. Dan sepertinya tidak akan mudah Alina pahami. Apalagi isinya hanya beberapa peraturan, denda, dan jumlah uang. Rasanya membuat kepala ingin pecah.
“Tuan muda, bukankah ini-”
“Kau akan terkena denda jika kau memprotes, Alina.” Sambar Arron. Dia tahu jika Alina akan memprotes, dan Arron sudah berbaik hati dengan mengingatkannya.
“Tidak perlu mengharapkan hal lebih. Kau hanya akan mendapatkan kekecewaan!” tukasnya, membuat Alina berjengit kaget. Lord! Apa yang di maksud dengan ‘mengharapkan hal lebih?’
Persis dengan apa yang tertulis di dalam berkas peraturan itu. Jika Alina hanya perlu menatap Arron ketika dirinya tertidur. Semalaman penuh Aline berpikir. Bagaimana mungkin ada seorang pria yang tidur saja harus di perhatikan oleh orang lain. Itu sama sekali tidak terlihat seperti CEO perusahhan besar dan tuan muda terhormat.
Alina tidak tidur semalaman, dan ketika siang hari dirinya juga tidak bisa tidur. Padahal tadi malam, matanya terasa sangat mengantuk berat. Alina tidak terbiasa tidur siang, dia hanya akan tidur dua sampai tiga jam saja. Meskipun semalaman penuh matanya tidak terpejam.
Kini, Alina malah tengah membantu ibunya menjemur beberapa kain di jemuran. Sembari berpikir dan berbincang-bincang mengenai bagaimana pengalaman Alina semalam ketika menemani Tuan muda Ron di dalam kamarnya.
“Apakah kau mengetahui alasanya, Bu?” tanya Alina. Gadis cantik itu menceritakan mengenai peratuan tuan mudanya itu. Terlebih dengan hal yang menurutnya aneh.
“Tidak seharusnya kau berada di sini. Lebih baik kau kembali ke dalam kamarmu dan membaca lebih teliti peraturan yang telah di buat oleh tuan muda Ron.” Ujar ibunya. Sama sekali tidak membantu rasa penasaran Alina.
“Setidaknya jangan pernah melakukan kesalahan, atau melanggarnya.” Pesan ibunya sebelum wanita paruh baya itu melangkah menjauh.
Alina menghela napas lelah. Bagaimana ini? Pekerjaanya begitu ringan dan gajinya juga besar. Tapi menghasilkan uang dengan cara yang aneh benar-benar tidak menyenangkan. Alina lebih menyukai kerja paruh waktu di sebuah restoran atau minimarket. Setidaknya dia bisa menghirup udara segar.
**
Rasanya waktu begitu cepat berlalu. Malam hari sudah kembali lagi. Ini adalah malam kedua Alina menjalankan tugasnya sebagai pelayan pribadi tuan muda. Dengan wajah yang lesu dan gerakan tubuh yang terlihat lemas.
Alina masuk ke dalam kamar tidur tuan mudanya sembari mebawa nampan berisikan satu cangkir the chamomile. Dia menyimpan itu di atas nakas dan berdiri di samping Arron. Menunggu Tuan mudanya itu memberi perintah kembali.
“Apakah kau tidur dengan cukup tadi siang?”
“Tentu, Tuan muda.”
“Sepertinya aku tidak menginginkan teh, mala mini aku menginginkan satu cangkir coffe.”
****
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
Om deson
adu pantas gadis2 gak betah kerjanya menunggu tuan muda sampai pagi
2021-09-14
0
dewi susilawati
gilanya disuruh liatin yg lagi tidur,,,aduh thor bener bener khayalan tingkat tinggi bener,kalo ada kerjaan kaya gitu didunia nyata pasti seminggu langsung kena penyakit yg kaya artis itu...
2021-03-29
1
Zifa Zifa
Lucu kali peraturam nyo thoor
2021-02-16
0