Happy Reading ....
Jangan lupa like, koment, dan juga vote yaaa.
***
H-hukuman?
Kini, Alina tengah berdiri mematung di hadapan Arron yang duduk di atas sebuah sofa yang masih berada di dalam kamarnya. Pria itu menatap intens ke arah Alina sebelum akhirnya dia meminta Alina untuk duduk tepat di sampingnya.
“Kemari dan duduklah.”
Suara dingin itu terdengar seperti sebuah peringatan keras bagi Alina. Bagaimana tidak? Terakhir Arron mengatakan jika dia akan menghukumnya. Dan kini Arron memerintahkan Alina untuk duduk di sampingnya. Apa hukuman yang akan tuan mudanya ini berikan?
Dengan ragu dan perasaan yang bercampur aduk tidak karuan. perlahan Alina melangkahkan kakinya dan mendekat kemudian duduk di samping Arron. Tepat di seperti permintaan pria tampan ini. Alina duduk dengan perasaanya yang gusar sembari wajah yang terus menunduk ke bawah.
“Berapa usiamu sekarang?” tanya Arron.
Gadis cantik itu tidak berhenti memainkan jemarinya yang saling menaut. “Delapan belas tahun, Tuan.”
“Tentu, kau sudah bisa melakukannya.” Ujar Arron yang terdengar begitu ambigu untuk indera pendengaran gadis cantik di sampingnya.
‘Sudah bisa melakukanya’. Melakukan apa yang Arron maksud? Apa itu sesuatu yang mengerikan?
“A-aku tidak bisa melakukannya, Tuan. Aku belum pernah.” Dia mengangkat wajahnya dan menatap Arron dengan raut gelisah. “Lebih baik anda mencari wanita lain yang lebih berpengalaman.” Imbuhnya dan membuat Arron berkerut heran.
Ckck. Sepertinya gadis di sampingnya ini memikirkan hal yang tidak-tidak.
“Apa maksudmu, Alina? Hal seperti itu bisa di lakukan tanpa pengalaman sekalipun.” Balas Arron, membuat Alina tertegun dan bergidik ngeri.
“Aku bahkan lebih menyukai bermain dengan seseorang yang tanpa pengalaman.”
Damn! Alina sudah salah menduganya. Ternyata tuan mudanya itu adalah seorang prikopat, maniak sex, dan juga penjerat para gadis. Lord! Pantas saja dari sekian banyak wanita cantik berbakat di hari pemilihan itu, Arron malah memilih Alina yang mempunyai usia paling muda.
“Tuan … Jangan seperti itu. Bagaimanapun juga, aku- aku adalah ….” Tidak mungkin jika Alina mengatakan jika dirinya adalah gadis di bawah umur. Tuan muda Ron benar, delapan belas tahun adalah usia yang cukup untuk melakukan ‘itu’.
“Bagaimana jika aku mengandung?” sambung Alina cepat. Gadis cantik itu berkata sembari memejamkan kedua matanya erat.
Seketika gelak tawa Arron terdengar menggema di seluruh penjuru ruangan. Membuat Alina langsung membuka matanya sempurna dan menatap kea rah pria di sampingnya tersebut. ada apa denganya? Mengapa dia tertawa?
Alina menyeka keringat dingin yang membasahi pelipisnya. Dia terus menatap Arron dengan tatapan heran. Sepertinya Arron sangat puas menertawakan sesuatu.
Tidak lama kemudian, dia menghentikan gelak tawanya. “Apa yang kau pikirkan?”
“Apakah kau berpikir aku akan menidurimu?” tanya Arron. Kemudian dia berdecak samar. “Yang benar saja.”
“A-apakah aku salah?” tanya Alina sembari menundukan wajahnya kembali. Menatap jemarinya yang saling menaut satu sama lain.
Seketika itu pula wajah Alina di penuhi dengan semburat merah. Mungkin kini wajahnya sudah terlihat seperti buah tomat. O Lord! Alina sangat malu dengan hal itu. Kenapa dia bertingkah sangat konyol di hadapan bosnya. Sial! Sial! Sial! Rasanya ingin masuk ke dalam lubang semut saja.
“Kau terlalu banyak memikirkan hal yang tidak-tidak. Aku tidak tertarik kepadamu.”
Tidak tertarik? Baguslah. Lebih baik seperti ini. hari-hari berikutnya, Alina akan memastikan jika penampilannya akan tidak semenarik mungkin. Agar tuan mudanya itu tidak akan pernah tertarik kepadanya. Ah sialan!
Apa itu artinya jika aku jelek? Menyebalkan!
“Tuangkan redwine itu ke dalam gelas. Kau harus meminumnya sebagai hukuman.”
Ah~ Tapi aku tidak bisa minum. Bagaimana jika aku mabuk lalu membuat keributan? Baiklah tidak apa-apa. Setidaknya ini lebih baik dari tidur bersamanya. Tapi … Bagaimana jika dia mengambil keuntungan ketika aku mabuk? Batin Alina berkecamuk.
Bukannya menuruti perintah dari tuan mudanya. Alina malah diam dan termenung. Dan arron tentunya hal menyadari itu. “Tidak perlu banyak berpikir.” Seru Arron yang seketika membuyarkan lamunan Alina.
Baiklah. kini Alina hanya perlu percaya diri saja. Percaya jika tuan muda Ron memang tidak tertarik kepadanya. Ah~ Alina! Tidak ada yang gadis yang berpikir seperti dirimu. Semua gadis menginginkan di puji karena kecantikannya, sementara Alina? Sudahlah.
Selanjutnya, Alina menuangkan redwine tersebut ke dalam gelas panjang di atas meja. Dia langsung meneguknya sekaligus tanpa peringatan. Membuat tenggorokannya terasa panas dan begitu terbakar.
Arron terkekeh samar. Setiap detik tingkah gadis konyol di hadapanya selalu membuatnya merasa geli. “Seharusnya dia tidak meminumnya seperti itu.” Gumam Arron dengan nada rendah. Tidak tahukan dia cara meminum redwine yang benar?
Alina meringis sembari menatap gelas di genggamanya. Rasanya sangat enak dan manis, namun bau alkhohol yang menyengat serta rasa panas yang menjalar di tenggorokan dan perut ketika dia meminumnya seolah memperburuk perspeksi Alina terhadap minuman aneh yang baru pertama kali dia minum itu.
“Tuan, haruskah aku menuangkannya lagi?” tanya Alina. Pertanyaan yang sedikit berani untuk seseorang yang tidak pernah mabuk.
Arron mengangkat kedua halisnya. “Tentu,” jika kau menginginkanya. Sambungnya dalam hati.
Kemudian Alina menuangkan redwine tersebut ke dalam gelas lagi. Dan itu berulang hampir tiga kali sebelum kepalanya merasakan pusing, dan tubuhnya seperti melayang ke udara.
Sementara Arron menatap Alina dengan santai di atas sofa. Dia menunggu Alina mabuk dan melihat apa yang akan di lakukan oleh gadis kecil itu ketika tidak sadarkan diri.
Alina menghentikan aktivitasnya menuangkan wine ke dalam gelas lalu meminumnya. Dia berhenti tepat di gelas ke tiga, dan itu sudah membuatnya mabuk parah. Ini adalah kali pertama Alina mabuk. Tubuhnya tidak kuat menahan efek alkhohol yang begitu banyak.
“Dia mabuk.”
Wajahnya memerah, matanya sayu, dan tingkahnya kini sudah tidak karuan. Membuat senyum simpul Arron terukir pada wajah tampannya. Kini Arron melihat gadis yang sedari tadi duduk di sampingnya mulai beranjak dan melangkah ke depan. Langkahnya terhuyung-huyung dan sektika jatuh ke atas lantai.
“Itu menyenangkan.”
Alina mencoba menyetabilkan tubuhnya kembali. Dan kini dia berdiri tepat di depan ranjang Tuan mudanya. Dia menyimpan sebelah lenganna di depan perut, bertingkah seolah-olah dia tengah melayani Arron seperti biasanya.
“Apa yang anda butuhkan, Tuan?” tanya Alina, seolah di hadapanya itu terdapat Arron yang akan memerintahkannya.
Kemudian, Alina melangkahkan kakinya kembali. Dan dia menghempaskan tubuhnya ke atas ranjang dan menaikan kedua kakinya. Dia membenahi posisinya. kini dia duduk sembari tubuhnya menyender pada senderan ranjang. Sama persis seperti Arron biasanya.
“Ambilkan aku redwine!” ujar Alina. Sekarang dia berperan sebagai Arron. Sementara Arron hanya bisa menggeleng lemah melihat tingkahnya. Gadis itu! Apakah Arron terlihat seperti itu di matanya?
“Sial! Aku membencinya! AAARHG!!” pekik Alina seraya memukul-mukul ranjang empuk itu.
Arron mengangkat kedua halisnya. Dia membenciku?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
Euis Kartika
visual nya dong Thor biar lbih seru
2021-02-17
1
AniaH
🤣🤣🤣🤭
wah Alina secara tidak langsung kamu membuat dirimu seperti tingkah konyol banget 🤭🤭
2021-01-25
0
Nayla Ramadhani
lucu juga....semangaaaat
2021-01-22
0