Ayah Ica pergi menuju apotek sedang ibu Ica masuk kedalam IGD untuk melihat Ica. Ica tersenyum melihat ibunya datang tetapi ibu Ica malah menatap Ica dengan tatapan kesal. Ibu Ica memang tidak perna suka dengan Ica sejak Ica masih kecil. Tidak ada yang mengetahui apa alasan ibu Ica sangat membenci Ica.
“Kalian lebih baik pulang, Ica sudah sadar juga. Sebentar lagi dia juga pasti diperbolehkan untuk pulang” ucap ibu Ica dengan santai
Melihat tatapan ibu Ica yang sangat dingin, ketiga sahabat Ica beserta Max memutuskan untuk pulang.
“Ya udah kalau gitu kami pulang duluan, tante” ucap Melinda
“Ya, pulang la” ucap ibu Ica
“Ca, kita berempat pulang dulu ya. Lo cepet sembuh ya, gue enggak bisa lama-lama pisah sama lo” ucap Salsa sambil memeluk Ica
Ica hanya tersenyum dan menganggukan kepalanya. Semua teman-teman Ica pun pulang. Dan hanya tersisa Ica dan ibunya. Ibu Ica menatap Ica dengan tatapan kebencian terhadap Ica.
“Kamu tuh cuma bisa nyusahin aja. Kenapa enggak mati sekalian” ucap ibu Ica
“Saya sudah lelah ngurusin anak penyakitan seperti kamu” sambung ibu Ica
Ica meneteskan air matanya mendengar apa yang sudah di ucapkan oleh ibunya. Memang bukan hanya kali ini tapi setiap kali Ica sakit, ibu nya selalu berkata kasar kepada Ica. Tapi Ica selalu bersabar mendengar kan ucapan ibu nya.
Ayah Ica sudah selesai menebus obat Ica dan langsung menuju ke ruang IGD. Dijalan ayah Ica bertemu dokter Sinta. Ayah Ica bertanya kepada dokter Sinta. Apakah Ica sudah boleh pulang. Dokter Sinta mengganggukan kepalanya atas pertanyaan ayah Ica.
Sesampainya di IGD, ayah Ica langsung masuk menemui Ica dan menggatakan kepada Ica bahwa Ica sudah boleh pulang.
“Kamu pulang sama ayah ya, Ca. Motor kamu biar ibu kamu yang bawa” ucap ayah Ica
“ iya, yah” ucap Ica sambil turun dari kasur IGD
Saat diperjalanan Ica tidak berbicara sedikit pun. Begitu juga dengan ayahnya. Saat perjalanan pulang, ayah Ica berhenti didepan mini market. Sedangkan ibu Ica sudah melaju menuju rumah sendirian.
“kamu tunggu disini sebentar ya ,nak” ucap ayah Ica sambil mengelus lengan Ica
Ica hanya menggangukan kepalanya atas ucapan ayahnya. Ica masih merasa lemas untuk itu Ica tidak banyak berbicara. Setelah menunggu beberapa menit,akhirnya ayah Ica keluar sambil menenteng plastik berwarna putih yang berisi beberapa roti dan juga susu kesukaan Ica. Mereka berdua meneruskan perjalanan untuk pulang kerumah.
Sesampainya dirumah, ayah Ica menuntun Ica untuk masuk kedalam rumah dan kemudian mengantar Ica kedalam kamarnya.
“Kamu istirahat dulu, nanti kalau sudah baikan. Makan lah roti yang ayah belikan ini” ucap ayah Ica sambil meletakan kantong plastik yang berisi roti dan susu.
“Iya, yah” ucap Ica
“Ya udah sekarang ayah harus berangkat kerja lagi, kamu jangan banyak gerak dulu” ucap ayah Ica sambil mengelus kepala Ica
Ica tersenyum dan langsung menganggukan kepalanya. Ayah Ica pun kembali ketempat kerjanya. Ica bangun dari tempat tidurnya kemudian menuju lemari pakaiannya. Ica mengganti seragam sekolahnya dengan baju kaos berwarna cream dan celana berwarna hitam.
Kemudian Ica duduk ditepi kasurnya dan mengambil susu yang dibeli ayahnya tadi. Tiba-tiba ibu Ica datang dengan tatapan yang tajam dan kedua tangan yang dilipat didepan dadanya menghampiri Ica.
“Jangan mentang kamu lagi sakit, kamu pengen santai-santai begini. Udah sering nyusahin, enggak tahu terima kasih lagi” ucap ibu Ica ketus
“Ica masih sedikit lemas bu” ucap Ica
“jangan banyak alasan, sekarang kamu bersihin rumah ini sampai bersih, jangan ada debu sedikit pun” ucap ibu Ica dengan wajah memerintah
“Tapi bu...” ucap Ica terputus
“Enggak ada tapi-tapian, kalau kamu enggak mau beresin rumah ini. Kamu beresin pakaian kamu dan pergi dari rumah ini” ucap ibu Ica dengan mata yang melotot ke arah Ica.
“Iya,bu. Ica beresin rumah nya sekarang” ucap Ica sambil melangkah keluar kamar
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments