BAB 5

Ica mulai membersihkan rumahnya, semua pekerjaan rumah ia lakukan walaupun dengan wajah yang masih pucat setelah selesai membersihkan rumahnya, Ica kembali masuk ke dalam kamarnya dan merebah kan tubuh nya di atas kasur.

Sore hari ayah Ica sudah selesai bekerja dan langsung masuk ke dalam kamar Ica untuk memastikan keadaan anak perempuannya itu. Ayah Ica tersenyum lega melihat Ica yang sedang tertidur di atas kasurnya.

Ayah Ica menutup pintu kamar Ica dengan hati-hati supaya tidak membangunkan anaknya itu. Sedangkan ibu Ica duduk di sofa ruang tengah, wajahnya terlihat kesal.

“Kamu kenapa, apa terjadi sesuatu?” tanya ayah Ica kepada istrinya itu

“Gara-gara kamu sering manjain Ica, sekarang dia jadi kurang ajar sama aku” ucap ibu Ica

“Kurang ajar gimana?” tanya ayah Ica bingung

“Ya kamu lihat sendiri. Aku udah susah-susah beresin rumah. Dia malah enak-enakan tidur.udah tahu cucian numpuk seperti itu. Enggak ada niatan untuk bantuin apa” ucap ibu Ica

“Kamu kan tahu Ica sedang sakit, biarkan dia istirahat sebentar” ucap ayah Ica

“Yang nama nya penyakit kalau dimanjain seperti itu ya enggak bakalan sembuh” ucap ibu Ica kesal

Ica terbangun dari tidur nya, awal nya Ica ingin mengambil air minum di dapur tapi Ica malah mendengar apa yang dikatakan oleh ibunya itu. Ica pun langsung menuju kamar mandi dan langsung mencuci semua pakaian yang ada dikamar mandi tersebut.

Saat ayah Ica ingin pergi ke dapur untuk mengambil air putih ayah Ica terkejut melihat Ica sedang berada di dalam kamar mandi.

“Ca, kamu lagi ngapain nak?” tanya ayah Ica

“Ica lagi nyuci baju yah, kasian ibu pasti capek banget” ucap Ica sambil terus mencuci pakaian yang ada di hadapan nya.

“Tapi kan kamu lagi sakit nak” ucap ayah Ica khawatir

“Enggak papa kok yah, Ica udah sehat kok” ucap Ica tersenyum kearah ayahnya

“Haaaahhh...baik lah kalau begitu. Tapi kalau kamu merasa lelah, berhentilah. Ayah yang akan melanjutkannya” ucap ayah Ica sambil mengelus kepala Ica

Akhirnya semua pakaian sudah selesai dicuci. Setelah selesai menjemur cucian tadi. Ica masuk kedalam rumah. Ica menuju dapur dan langsung memasak untuk makan malam. Ica memasak cukup banyak karena abang Ica akan makan malam bersama dirumah mereka. Ica memang memiliki abang namun mereka tidak tinggal di rumah yang sama karena abang Ica tinggal di rumah nenek Ica.

Setelah selesai memasak, Ica menyusun semua masakannya di atas meja makan. Kemudian menyiapkan alat makan. Setelah selesai semuanya, Ica memanggil kedua orang tua nya. Saat semua nya sudah duduk ditempat masing, abang Ica pun datang dan langsung duduk disampinng Ica.

Tanpa basa-basi abang Ica langsung mengambil makanan milik Ica. Ica hanya diam saja.

Karena jika Ica melawan hanya akan membuat ibu Ica tambah membenci Ica.

“Vernando, jangan mengambil makanan adik kamu. Kasihan dia” ucap ayah Ica

“Udah enggak papa kok, yah” ucap Ica sambil mengambil nasi dan beberapa lauk untuk nya

Mereka berempat pun makan dengan tenang tidak ada suara yang terdengar. Tapi tiba-tiba Vernando berbicara menghancurkan keheningan di meja makan, Vernando merupakan laki-laki tampan berbadan tinggi tetapi memiliki tubuh yang kurus.