BAB 3

Bell pulang sekolah telah berbunyi, Ica melangkah menuju pintu kelasnya tapi tiba-tiba Ica terjatuh dan pingsan. Ketiga sahabatnya berlari menuju arah Ica dengan wajah panik mereka. Air mata Salsa menetes tanpa di minta nya saat melihat sahabatnya tergeletak dilantai.

“Ca,bangun Ca” ucap Salsa sambil memeluk sahabatnya itu

“Cepet kita bawa Ica kerumah sakit” ucap Karin panik

Semua orang mendekati Ica yang sedang pingsan tapi tidak ada yang membantu mengangkat Ica. Tiba-tiba Max menggendong Ica dan langsung memasukan Ica ke dalam mobil nya.

“Kalian bertiga naik motor aja ok, jangan lupa bawa sekalian motor Ica” ucap Max

Ketiga perempuan tersebut menuriti perkataan Max, mereka mengikuti mobil Max dari belakang.

Saat tiba dirumah sakit, Ica langsung dibawa masuk kedalam IGD. Ketiga sahabat Ica dan juga Max menunggu diluar, Salsa mengeluarkan hp nya dari dalam kantong bajunya. Kemudian Salsa menelfon Malik (ayah Ica). Setelah menunggu beberapa saat akhirnya ayah Ica mengangkat telfon dari Salsa.

“Hallo, Sa. Ada apa” ucap ayah Ica

“Ica om Ica...” ucap Salsa terputus-putus

“Ada apa dengan Ica, Sa?” tanya ayah Ica mulai panik

“Ica pingsan om” ucap Salsa dengan suara tangisnya

“Apa Ica pingsan, sekarang Ica dimana?” tanya ayah Ica

“Ica lagi di IGD om, dirumah sakit Bakti Mulia” ucap Salsa

“Ya udah, om kesana sekarang” ucap ayah Ica sambil mematikan telfonnya

Beberapa saat kemudian, orang tua Ica sudang sampai dirumah sakit. Ayah Ica terlihat sangat panik. Mereka semua menunggu diluar ruangan. Tiba-tiba dokter Sinta keluar dari IGD. Dokter Sinta adalah dokter yang selama ini menangani penyakit Ica.

“Apa anak saya baik-baik saja dok?” tanya ayah Ica

“Apa Ica masih meminum obatnya?” tanya dokter Sinta

“Saya kurang tahu dok, karena sudah lama saya tidak melihat Ica meminum obatnya” ucap ayah Ica

“Apa kalian perna melihat Ica meminum obat?” tanya ayag Ica kepada ketiga sahabat Ica

Salsa, Melinda, dan Karin menggelengkan kepala mereka bersamaan. Begitu juga dengan Max yang tidak perna melihat Ica meminum obat nya lagi.

“Sepertinya Ica memang tidak meminum obatnya lagi, karena penyakit Ica semakin buruk” ucap sang dokter

Ayah Ica mendadak lemas saat mendengar ucapan dokter sebut. Ayah Ica merasa sudah gagal menjadi seorang ayah. Dia takut anaknya akan meninggalkan dia untuk selamanya. Ketiga sahabat Ica pun menagis mendengar apa yang dikatakan oleh dokter tersebut.

“Dok, apa kami boleh masuk untuk melihat Ica” ucap Salsa dengan air mata yang sudah mengalir

“Iya boleh, silahkan” ucap dokter Sinta

Ke empat teman Ica masuk ke dalam IGD, mereka menatap Ica dengan penuh kekhawatiran.

Air mata pun membasahi pipi mereka. Mereka benar-benar peduli dengan Ica. Saat melihat Ica sakit, hati mereka sangat hancur.

“Ini resep obat yang harus ditebus, ingat ya pak, kalau Ica tidak meminum obat nya lagi maka kemungkinan untuk Ica sembuh sudah hilang” sambung dokter Sinta sambil menyerahkan sebuah resep kepada ayah Ica

“iya, dok. Saya akan lebih memperhatikan Ica supaya dia tidak lupa meminum obat nya.” ucap ayah Ica sambil mengambil resep yang diberikan oleh dokter Sinta

“Baik lah kalau begitu saya permisi dulu pak” ucap dokter Sinta sambil meninggalkan orang tua Ica

“Aku mau tebus obat Ica dulu, kamu masuk la kedalam” ucap ayah Ica kepada ibu Ica

Terpopuler

Comments

Sasa (fb. Sasa Sungkar)

Sasa (fb. Sasa Sungkar)

seru thor 😁👍

aq mampir 3 bab dl ya, ntar sambung baca lagi.. udah aq like like 3 bab nya..

ditunggu feedback nya ke cerita ku ya thor 🤗

2020-06-18

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!