Jalan Hidupku

Jalan Hidupku

BAB 1

Ica. Begitulah orang-orang memanggil seorang gandis yang memiliki kulit putih dan rambut panjang sebatas pinggang. Yang selalu terlihat ceria tanpa beban, yang selalu menunjukan senyumam manis nan indah setiap harinya.

Namun, siapa sangka bahwa itu hanya sebuah topeng untuk menutupi kesedihan yang ia rasakan.

“Bu, Ica berangkat sekolah dulu ya” ucap Ica

“hmm” sahut Yolanda ( ibu Ica )

Ica hanya tersenyum seraya mencium punggung tangan ibunya dan kemudian Ica melangkah menuju pintu utama. Namun ayah Ica memanggil Ica yang menyebab kan Ica menghentikan langkah nya.

“Ica, tunggu sebentar nak” panggil Malik ( ayah Ica )

“Iya yah, ada apa” sahut Ica, seraya menghentikan langkahnya sambil menoleh ke arah ayahya

“Ini uang jajan kamu” ucap ayah Ica, yang sudah menggeluarkan uang dari dalam saku bajunya

“Enggak usa yah, uang jajan Ica masih ada kok” ucap Ica, Sambil menggelengkan kepalanya

“Ya udah yah bu, Ica harus berangkat sekarang takut nya Ica terlambat masuk sekolah” ucap Ica sambil melangkah ke luar dari rumah nya.

“Ya udah kalau begitu, Hati-hati yang nak” ucap ayah Ica

“Iya, ayah” sahut Ica

Ica menyalakan motor matic biru miliknya dan melaju menuju sekolahnya. Sesampai disekolah, Ica langsung memarkirkan motornya. Saat Ica melangkah ingin menuju ke kelasnya, tiba-tiba ada suara yang sangkat kuat memanggil nama nya, Ica mencari sumber suara tersebut.

Yang tak lain berasal dari tiga anak perempuan yang sedang berlari menuju arah Ica. Mereka adalah sahabat Ica.

Mereka sudah berteman sejak kecil sehingga persahabatan mereka seperti persaudaraan yang sangat erat.

“Tumben kalian udah pada dateng” ucap Ica

“Gue tuh udah kangen banget sama lo, rasanya gue pengen mati saking kangennya gue sama lo” ucap Salsa, perempuan yang memiliki tubuh cukup berisi dengan rambut sebatas bahu

“Lebay lo” ucap Melinda, perempuan yang memiliki wajah dingin dan mulut yang cukup judes tetapi cantik dan baik hati

“Sirik amat sih lo” sahut Salsa, Sambil menjulurkan lidahnya ke arah Melinda

“Udah-udah jangan berantem, enggak malu apa diliatin sama yang lain” ucap Ica

“Tau nih si mel-mel, sirik muluk sama gue” sahut salsa

“Makanya jadi orang tuh enggak usa lebay, geli gue liatnya” sahut Melinda

“Ayok, Ca” ucap Karin,perempuan yang memiliki rambut panjang dan kulit sawo matang itu, menarik tanggan Ica dan meninggalkan Melinda serta Salsa yang terus beradu mulut.

“Woiii, lo berdua tega amat sih ninggalin gue, lo udah pada enggak sayang apa sama gue” ucap Salsa, seraya menggejar kedua sahabatnya itu yang kemudian disusul oleh Melinda

Sesampainya didepan pintu kelas Ica X IPA 2, tiba-tiba ada yang menghalangi jalan mereka. Seorang laki-laki tinggi dan tampan tapi terkenal playboy. Tersenyum kearah empat gadis cantik tersebut dengan tatapan genitnya.

“Woi, bisa enggak sih lo itu enggak gangguin kita, gue udah bosan liat muka lo yang enggak seberapa itu” ucap Melinda ketus

“Siapa juga yang mau gangguin lo, gue tuh mau liat wajah bebeb Ica gue” ucap Wahyu seraya menggedipkan sebelah matanya kearah Ica.

“Mau gue colok tuh mata, hah?” ucap Karin sambil membulatkan matanya.

“Udah-udah jangan berantem muluk, enggak capek apa kalian setiap hari berantem seperti ini” ucap Ica.

“Wahyu... bisa kan lo kasih jalan buat gue, gue mau masuk” sambung Ica sambil tersenyum kearah Wahyu yang sedang menghalangi jalan Ica.

“Tentu dong bebeb ku sayang” jawab Wahyu seraya mencolek dagu Ica.

Terpopuler

Comments

Marlia Priyanti

Marlia Priyanti

udah aku like. mampir juga ya di karyaku.
Judulnya Menggenggam Masa Lalu

2020-02-12

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!