Ustadz Sholehku Season 2

Ustadz Sholehku Season 2

واحد

**Jangan lupa untuk like, komentar serta vote, dan 5 rate.

Selamat membaca 🙆‍**,

Pagi hari Aisyah sudah menyapu di teras rumahnya. " Ambu... Abah... Kalian dimana? " Ujar seseorang anak wanita yang tengah berlari dari kamar atasnya.

" Ada apa dengan adek kamu itu Gilang? "

" Nggak tahu tuh Ambu? Dari tadi sudah kaya ibu-ibu yang mau demo masak tahu nggak Bu! "

" Hust! Nggak boleh kaya gitu! Ayo kita masuk, bantu adik kamu. Siapa tahu dia sedang dalam kesusahan. "

" Udahlah bu, biarin aja. Lagian Ghita juga sudah besar, mendingan Gilang berangkat sekolah duluan. "

" Ambu bilang masuk, kita bantu adik kamu dulu. "

" Tapi, bu. "

Tap tap tap

" Assalamu'alaikum wr.wb. "

Semua orang menoleh, Sholeh yang baru saja pulang dari masjid terheran-heran. " Ada apa lagi ini? Belum juga agustusan sudah pada latihan. "

" Latihan apa sih? Abah ini, suka nggak nyambung deh? " Ujar Gilang.

" Gilang? "

" Iya bu, maaf. "

" Kenapa pakai acara tarik-tarikan kalau emang bukan untuk persiapan agustusan? "

" Ambu? Abah... " Suara teriakan yang kesekian kalinya.

" Itu kenapa lagi dengan princes? "

" Nggak tahu Abah, dari tadi teriak mulu udah kaya ibu-ibu demo masak tahu nggak bah?? "

" Gilang, nggak boleh begitu nak. Mari kita tengok dulu, siapa tahu Ghita sedang memerlukan sesuatu. "

" Ambu juga sudah bilang begitu kali Abah, tapi ini si Gilangnya nggak mau dengar sampai-sampai Ambu harus ada acara tarik-tarikan segala. "

" Benar yang dibilang Ambu nak? "

Gilang tidak bisa mengelak, apa yang Ambu nya katakan adalah kebenaran. " Iya, Abah. Gilang suka nggak sanggup kalau harus nge-hadepin Ghita Abah. "

" Ya sudah, Abah maafkan. Tapi, ingat ya? s

Sayang... Nggak boleh seperti itu lagi, kamu harus nurut dengan perkataan Ambu. Kalau Ambu memintamu, tolonglah dia kalau kamu tidak sedang repot. Jangan mencoba-coba untuk menjadi anak yang tidak berbakti kepada orang tua. Terutama terhadap Ambu mu ya nak? Abah ingat betul, perjuangan melahirkan mu dulu.... "

" Ada apa dengan proses melahirkan ku dulu Abah? "

Aisyah menutup mulut sang suami. ' Abah... Jangan ceritakan sama anak-anak kita Abah. Ambu tidak ingin mereka sedih. ' Bisik ke telinga sang suami.

Setelah suaminya mengangguk, Aisyah baru melepaskan tangannya yang sedang menutup mulut sang suami.

" Tidak, nak. Tidak ada apa-apa? "

" Ambu, Abah? Apa yang sedang kalian sembunyikan dari kami? "

" Tidak ada nak? Mari kita ke atas, bantu saudarimu mencari benda yang sampai membuat Ghita berteriak. "

Gilang pun menuruti, lalu mereka bertiga naik kelantai atas. Ceklek... " Astagfirullah alladzhim... Ghita, kamu apakan kamar kakak? "

" Ma...maaf kak. " Menundukkan kepalanya.

" Ya Allah... Helm kakak... Kamu apakan helm kakak dek! Ngaku. " Bentak Gilang.

" Ma...maaf kak, sekali lagi maaf. "

Aisyah dan Sholeh datang belakangan, mereka memang memelankan langkahnya agar bisa mengobrol walau dalam waktu yang singkat sampai tiba di kamar Ghita. " Ada apa Gilang? Kenapa kamu sampai membentak adik kamu? " Interogasi dari Sholeh yang mendengar Gilang sedang memarahi Ghita.

" Ini Abah, helm Gilang di rusakin sama Ghita. " Tunjuk helm yang ia miliki dan satu buah kaca pelindung dari helm.

" Ya Allah... Anak Ambu keren banget bisa melepaskan kaca helm. " Dengan nada bercanda.

" Ambu, jangan mendukung dia lagi. Dia telah salah dalam hal yang satu ini. " Ujar Gilang.

" Maaf kan Ghita Ambu, Ghita tidak sengaja. Lagian, salah kak Gilang juga sih... Naruh helm di atas lemari. "

" Adek, emangnya sedang nyari apa? " Tanya Sholeh.

" Itu Abah, buku matematika nya Ghita Abah. Sepertinya kak Gilang yang sembunyikan? "

" Kamu yakin dek? Kalau kak Gilang yang menyembunyikannya? " Tanya Aisyah.

" Yakin Ambu, kemarin siang di sekolahan kak Gilang pinjam dan sampai dirumah tidak dikembalikannya lagi? "

" Gilang, sekarang Ambu tanya? Kamu buat apa pinjam bukunya Ghita? "

" Gilang kemarin lupa ngerjain tugas, jadi Gilang nyontoh punya Ghita aja. Oops... "

" Abah... Kamu dengar kan Abah? "

Sholeh mengangguk. " Nak, kamu itu anak laki-laki dan juga kamu seorang kakak. Kamu adalah sebuah contoh dan panutan bagi adik kamu. Jangan memberikan panutan dan contoh tidak baik. Jika suatu hari Abah yang terlebih dahulu di panggil di hadapan yang maha kuasa sebelum menikahkan adik kamu... Maka sudah menjadi kewajiban kamu untuk menjadi wali di saat adik kamu menikah. "

" Iya, Abah. Gilang salah... Gilang janji nggak bakal begitu lagi, dan soal buku yang sudah Gilang pinjam itu... " Berhenti berbicara.

" Itu apa kak? Jangan bilang buku Ghita hilang ya kak! Ghita minta ganti rugi kalau beneran hilang! "

" Maaf dek... Sebenarnya buku itu.. " Menunduk dan menunjukkan wajah yang sendu.

" Buku itu sudah kakak kumpulkan. " Ujar Gilang secara cepat kemudian Gilang berlari keluar dari kamar Ghita.

" Kakak! Iiiih... " Menyilang kan tangannya di dada.

" Sudah-sudah... Sekarang kamu siap-siap gih, sebelum ditinggal sama kakak kamu nantinya. "

" Ghita jadi bau asem bu, ini semua gara-gara kak Gilang! "

" Sudah, nggak baik berantem sama kakaknya. Bener kata Ambu, lebih baik sekarang kamu siap-siap dari pada ditinggal kakak kamu? Emangnya kamu mau naik busway. "

" Ih... Nggak nggak nggak... Busway itu ya... Bau banget asapnya, bikin Ghita mau muntah aja. "

" Emang kamu pernah naik busway? Sampai-sampai kamu terkapok kapok nggak ingin naik busway lagi? "

" Pernah Ambu, waktu kecil kan Ghita sering ikut Ambu kepasar... Masa Ambu lupa sih? "

" Oh? Masa sih... Ambu lupa? "

" Sudah-sudah, jangan mulai berdebat lagi. Segera turun kebawah Ambu sama Abah akan tunggu di bawah. "

" Oke siap. " Ghita kembali ke kamarnya, ia pergi ke kamar mandi lalu mandi kembali, ia merasa tidak nyaman jika harus bersekolah dengan keringat yang masih menempel dimana-mana.

15 menit kemudian.

" Lama banget sih kamu dek? Kakak udah nunggu kamu dari tadi tahu, sampai-sampai kakak habis 2 piring nasi goreng. "

" Waduh? Kakak lagi lapar atau doyan kak? "

" Kamu ya dek! "

" Sudah-sudah jangan bertengkar lagi. "

" Iya Ambu, maaf. " Ujar putra-putrinya.

Mereka terdiam di kursi meja makan.

" Lo lo lo... Kenapa pada diam semua? Pada nggak takut telat ya? "

" Hah! Iya ya? Ini jam berapa kak? " Panik Ghita.

" Ini baru jam... " Menengok jam tangannya.

" Jam berapa kak? " Menggoyang-goyangkan tangan sang kakak.

" Jam 7. Ambu, Abah kamu berangkat sekarang ya? " Berlari ke parkiran rumahnya.

" Terus aku bagaimana? Kakak... Tunggu... Ambu, gimana ini? Ghita kan belum makan sama sekali? Masa iya Ghita harus menahan lapar. "

" Udah, kamu tenang saja. Ambu sudah bungkus-in bekal buat kamu makan. " Menyodorkan kotak bekal kepada sang anak.

Terpopuler

Comments

☠ᵏᵋᶜᶟ 𝕸y💞 Terlupakan ŔẰ᭄👏

☠ᵏᵋᶜᶟ 𝕸y💞 Terlupakan ŔẰ᭄👏

bunda like ya Diah

2021-11-17

0

TK

TK

bommm like

2021-04-27

0

Neng Diah

Neng Diah

like . nyicil mba

2021-04-25

0

lihat semua
Episodes
1 واحد
2 أثنان
3 ثلاثة
4 أربعة
5 خمسة
6 ستة
7 سبعة
8 ثمانية
9 تسعة
10 عشرة
11 أحد عشر
12 أثنان عشر
13 ثلاثة عشر
14 أربعة عشر
15 خمسة عشر
16 ستة عشر
17 سبعة عشر
18 ثمانية عشر
19 تسعة عشر
20 عشرون
21 وأحد و عشرون
22 أثنان و عشرون
23 ثلاثة و عشرون
24 أربعة و عشرون
25 خمسة و عشرون
26 ستة و عشرون
27 تسعة و عشرون
28 ثمانية و عشرون
29 تسعة و عشرون
30 ثلاثون
31 وأحد ثلاثون
32 أثنان و ثلاثون
33 ثلاثة و ثلاثون
34 أربعة و ثلاثون
35 خمسة و ثلاثون
36 ستة و ثلاثون
37 تسعة و ثلاثون
38 ثمانية و ثلاثون
39 تسعة و ثلاثون
40 أربعون
41 وأحد و أربعون
42 أثنان و أربعون
43 ثلاثة و أربعون
44 أربعة و أربعون
45 خمسة و أربعون
46 ستة و أربعون
47 تسعة و أربعون
48 ثمانية و أربعون
49 تسعة وأربعون
50 خمسون
51 وأحد و خمسون
52 أثنان و خمسون
53 ثلاثة و خمسون
54 أربعة و وخمسون
55 خمسة و خمسون
56 ستة و خمسون
57 سبعة و خمسون
58 ثمانية و خمسون
Episodes

Updated 58 Episodes

1
واحد
2
أثنان
3
ثلاثة
4
أربعة
5
خمسة
6
ستة
7
سبعة
8
ثمانية
9
تسعة
10
عشرة
11
أحد عشر
12
أثنان عشر
13
ثلاثة عشر
14
أربعة عشر
15
خمسة عشر
16
ستة عشر
17
سبعة عشر
18
ثمانية عشر
19
تسعة عشر
20
عشرون
21
وأحد و عشرون
22
أثنان و عشرون
23
ثلاثة و عشرون
24
أربعة و عشرون
25
خمسة و عشرون
26
ستة و عشرون
27
تسعة و عشرون
28
ثمانية و عشرون
29
تسعة و عشرون
30
ثلاثون
31
وأحد ثلاثون
32
أثنان و ثلاثون
33
ثلاثة و ثلاثون
34
أربعة و ثلاثون
35
خمسة و ثلاثون
36
ستة و ثلاثون
37
تسعة و ثلاثون
38
ثمانية و ثلاثون
39
تسعة و ثلاثون
40
أربعون
41
وأحد و أربعون
42
أثنان و أربعون
43
ثلاثة و أربعون
44
أربعة و أربعون
45
خمسة و أربعون
46
ستة و أربعون
47
تسعة و أربعون
48
ثمانية و أربعون
49
تسعة وأربعون
50
خمسون
51
وأحد و خمسون
52
أثنان و خمسون
53
ثلاثة و خمسون
54
أربعة و وخمسون
55
خمسة و خمسون
56
ستة و خمسون
57
سبعة و خمسون
58
ثمانية و خمسون

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!